"Menunggu kepastian selama dua hari itu rasanya lama dan nggak enak banget. Rasanya pengin tidur, lalu bangun-bangun sudah dua hari dari sekarang dan aku mendapati namaku ada di salah satu nama-nama itu." Batin Delima sambil menatap langit-langit kamar asmaranya, sesaat kemudian dia terlelap.
Dua hari berlalu dengan "mengerikan", mungkin tidak ada malam yang Delima lalui dengan nyenyak. Kepalanya menunggu-nunggu dan dipenuhi prasangka juga kekhawatiran.
*****
Hari ini adalah hari yang Delima nanti-nantikan. Hari dimana Delima bisa melihat nama-nama yang dinyatakan lolos di kampus Universitas Hasanuddin (UNHAS).
"Semoga saja hasilnya sesuai ekspektasiku, Aamiin."
Jantung Delima dag dig dug serrr.
Dengan keberanian yang mati-matian Delima kumpulkan. Akhirnya dia buka pengumuman tersebut...
Dan...
Kata yang pertama kali Delima baca adalah...
“DELIMA MAYANG SARI.”
Delima langsung tersenyum, Tapi karena Delima masih belum percaya, dia mengambil kartu pendaftarannya dan mencocok no. Pendaftarannya siapa tahu saja ada orang yang sama dengan namanya, pikir Delima.
"Memang betul itu adalah namaku. Sungguh Tuhan Maha baik!" Delima mengucapkan syukur pada Tuhan tiada hentinya.
Delima lekas memberitahu Ayah-Ibu nya, yang di kampung. mereka bener-bener, senang bangat, parah!
Di waktu yang hampir bersamaan, Tasya juga menghubungi Delima.
"Del, kamu sudah liat kan pengumumannya?"
"Udah, selamat ya, sya kamu lolos juga."
"Kamu juga selamat."
Andai cerita ini berakhir di sini saja. Mungkin nggak akan ada bab-bab selanjutnya yang author update di platform ini, tentang perjalanan hidup Delima. Hehehe...
Karena nyatanya tidak demikian.
Delima harus menerima kenyataan pahit, bahwa uang masuk dan uang pangkal kampus itu. Biayanya sangat mahal sekali, orang tua Delima pasti tidak akan mampu untuk membayarnya, karena ekonomi keluarga mereka sangatlah morat-marit.
Delima mencoba menghubungi pihak kampus Universitas Hasanuddin (UNHAS) untuk menanyakan apakah masih mungkin dia mendapatkan beasiswa mengingatkan kondisi perekonomian keluarga yang sangat terbatas, tapi jawabannya tidak.
“Pihak kampus Universitas Hasanuddin tidak membuka jalur beasiswa di Seleksi ujian Mandiri.”
Jawaban itu membuat Delima hancur. Impiannya dari sejak SMP untuk bisa masuk fakultas Psikolog harus berhenti di sini.
"Apa iya, sungguhan, Tuhan punya rencana yang lebih baik dan terbaik daripada rencanaku? Mungkinkah Roma yang kutuju bukan Roma yang Tuhan sediakan bagiku?"
Dengan berat hati Delima melepasnya begitu saja, gadis itu tidak ingin membenani orang tuanya, dia memilih untuk tidak melanjutkan ke proses selanjutnya.
Hanya orang-orang tegarlah yang bisa tetap bertahan dalam himpitan beban hidup. Orang-orang yang tidak mudah mengatakan, kata menyerah. Tidak ada satu hal pun ditimpahkan pada manusia, apabila itu diluar batas kesanggupannya.
Setelah menerima kenyataan pahit itu, Delima sudah membulatkan tekad untuk menunda kuliahnya selama satu tahun. Dengan waktu satu tahun itu Delima akan belajar banyak hal, dan mencari pekerja paruh waktu agar kelak dia bisa daftar di jalur seleksi mana pun tanpa harus memikirkan finansial lagi, dan mencari informasi seputar beasiswa agar dia bisa meraih kembali cita-citanya tanpa harus merepotkan orang tuanya.
*****
Bersambung...
PESAN AUTHOR
Jika orang lain lebih baik, lebih unggul, lebih dari apa pun dibanding kamu mengenai sesuatu hal, sepertinya itu karena dia telah mengalami kegagalan dan rasa sakit lebih banyak daripada kamu. Begitu pun sebaliknya jika orang lain lebih buruk dibanding kamu, itu karena dia belum mengalami semua pengalaman belajar yang menyakitkan seperti yang kamu rasakan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments