Cinta Tulus Sang Ceo

Cinta Tulus Sang Ceo

gagal (part 1)

...     “Sedih boleh, hilang harapan jangan sampai!”...

...*****...

Semua berawal dari SNMPTN, Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri, begitulah kepanjangannya.

Delima adalah siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) tingkat akhir di sebuah sekolah swasta di Makassar. Tepatnya di SMA Muhammadiyah A. Dia hanya pendatang di kota besar ini. Hampir tiga tahun Delima mengarungi masa putih abu-abunya. Sekarang saatnya bagi Delima untuk beralih tempat ke jenjang yang lebih tinggi.

Delima berniat masuk kuliah lewat jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Dengan pilihan pertama masuk Universitas Indonesia (UI) dan pilihan kedua Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan jurusan yang sama yakni Psikolog.  Delima sering sekali di kasih tahu untuk tidak terlalu berharap pada Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), tapi Delima saat itu sangat berharap untuk bisa masuk lewat jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) sampai berleha-leha dalam belajar untuk menghadapi Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) kelak. Itu adalah kesalahan yang fatal yang Delima lakukan dalam hidupnya.

Mungkin sebagian besar dari kalian yang membaca tulisan ini pasti juga pernah berharap lebih untuk lolos di jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Hingga lupa mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian masuk perguruan tinggi lainnya. kalian satu sama dengan Delima. Hehehe.

...Pengumuman!!...

...Pendaftaran Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri atau SNMPTN 2019 telah dibuka mulai hari ini, Senin, 4 Februari 2019. "Untuk pendaftaran SNMPTN kami mulai pukul 15.00 tanggal 4 sampai tanggal 14 Februari pukul 22.00....

Momen inilah yang di nanti-nanti oleh siswa-siswi kelas dua belas. Pendaftaran Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) sudah mulai dibuka.

Di sekolah Delima semua siswa-siswi begitu antusias untuk mendaftarkan diri mereka lewat jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) ini. Mulai dari mengumpulkan rapor, menentukan pilihan program studi hingga universitas yang ingin mereka tuju.

Tapi masih banyak dari siswa-siswi kelas dua belas dan itu termasuk Delima juga salah satunya. Kalian semua  pasti suka ke pikiran macam-macam kayak gini kan? Ayo, ngaku! hahaha!

Bingung milih jurusan, Bingung milih kampus, Perguruan Tinggi Negeri (PTN) atau Perguruan Tinggi Swasta (PTS), enggak tahu passionnya, mikirin karier, dan mikirin biaya. Nah, untuk poin nomor terakhir ini Delima bangat ya teman-teman, itu adalah poin penting baginya. Kenapa? karena kondisi perekonomian keluarga yang sangat terbatas, jangankan kuliah, untuk membeli bahan makanan saja sulit ampun-ampunan.

Jumlah seluruh angkatan Delima tidak terlalu banyak, sekitar dua puluh satu orang. Dari semua angkatan, bisa dibilang angkatan Delima yang paling sedikit. Hm... Maklum sekolah Delima hanya sekolah swasta kecil, tapi sekolah itu mampu mengubah pandangannya tentang arti kehidupan yang sesungguhnya.

Tidak semua siswa-siswi dapat mendaftar Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), karena terdapat ketentuan dan persyaratan yang harus aku dan teman-temanku penuhi. Pertama, siswa SMA/MA/SMK kelas terakhir (kelas 12) pada tahun 2019 yang memiliki prestasi unggul. Kedua, memiliki NISN yang terdaftar di PDSS. Ketiga, memiliki nilai rapor semester 1 s.d. 5 yang telah diisikan oleh sekolah di PDSS dan keempat memiliki prestasi akademik dan memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh masing-masing PTN.

Puji tuhan angkatan Delima terdaftar semua tanpa terkecuali dan siswa pendaftar tidak dipungut biaya apa pun. Biaya penyelenggaraan Seleksi Nasional  Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) sepenuhnya ditanggung Pemerintah.

Alhamdulillah, kekhawatiran Delima selama ini akan uang pendaftarannya hanyalah sekedar rasa khawatir saja, maklum Delima terlahir dari keluarga kurang mampu. gadis itu pernah membaca sebuah kata bijak yang menarik. Kurang lebih kata bijaknya menyebutkan,

“Kita tidak bisa memilih dilahirkan di keluarga mana, namun kita bisa memilih ingin menciptakan keluarga yang seperti apa kelak.” 

 

Delima berharap dengan ikut serta Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) ini, bisa meringankan beban kedua orang tuanya soal biaya kuliah nanti. Dia juga sangat berharap lebih untuk bisa lolos Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Tapi kembali lagi, jangan lupa akan satu hal, semua harapan tidak akan terwujud tanpa campur tangan Tuhan. Oleh karena itu Delima sadar, dia akan berusaha dan berdoa semampunya, sisanya biar Tuhan yang atur. Manusia hanya bisa merencanakan tapi tetap Tuhan yang menentukan.

Tapi entah kenapa, walaupun Delima sudah menyatakan itu semua dengan lantang dan penuh percaya diri, tetap saja dalam lubuk hatiku yang paling dalam, Delima berharapnya lolos si. Hehehe...

Pengisian Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS). Sepenuhnya diserahkan ke sekolah mulai dari pengecekan NPSN beserta data tentang Sekolah sudah benar dan terverifikasi di PDSPK Kemdikbud.

 Yang mengambil alih urusan ini adalah guru fisikanya, sebut saja Bu Rini. Tidak bisa kita bahayakan betapa lelah payahnya beliau ini, hanya untuk menyaksikan bahagia yang bertaut di bibir-bibir para muridnya ketika sebagian dari mereka dinyatakan lolos Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

...****...

Hari berlalu berganti minggu. Pada saat itu angkatan Delima sedang melakukan simulasi hari kedua tahap pertama. Mereka di bagi dalam dua sesi, sesi pertama untuk kelas IPA dan sesi selanjutnya di ikuti kelas IPS.

Ruangannya tidak terlalu besar tapi bisa menampung setengah dari jumlah angkatannya. Di dalam ruangan tidak ada suara sedikit pun, Senyap. Bak rumah tak berpenghuni. Semua fokus pada satu titik yaitu layar komputer yang sudah ada soalnya dengar tingkat kesulitan yang berbeda-beda.

Beberapa jam telah dilalui, simulasi UNBK telah berakhir. Mereka semua di instruksikan untuk tidak meninggalkan ruangan ujian karena akan ada pemberitahuan dari salah satu guru.

Guru itu adalah Bu Rini,  pembawa kabar duka yang mengiris hati Delima dan hati teman-temannya juga, bagai sembilu.

Setelah beberapa menit berkomunikasi dengan guru yang ada di dalam ruangan tersebut, sebut saja pak Budi. Pak Budi adalah Proktor sekaligus Teknisi Handal Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di sekolahku.

Bu Rini mengambil alih dan beliau  menyampaikan maksud dan tujuannya datang ke ruangan laboratorium komputer.

"Baiklah. Cepat atau lambat ibu tetap harus menyampaikan kabar buruk ini. Maka lebih cepat lebih baik, biarlah seperti sembilu, mengiris hati. Pasti perih saat mendengarnya pertama kali.” Semua saling padang memandang satu sama lain, langit-langit laboratorium komputer dipenuhi atmosfer menegangkan.

“Dengan berat hati ibu sampaikan ini kepada kalian semua bahwa sekolah kita batal mengikuti Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) tahun ini. Pengisian Data PDSS belum sempat ibu finalisasi. Ibu sudah melakukan sedemikian cara agar kalian bisa terdaftar di Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) namun Tuhan berkata lain, malam itu ibu mencoba menghubungi panitia pelaksana dan di bantu oleh guru yang lain tapi tetap saja telepon kami tidak di respon sama sekali. Tepat pukul 01:00 WIB anak ibu merengek minta pulang mungkin karena sudah terlalu malam bagi bocah mungil yang mengemaskan itu.”

 Kenyataan itu membuat hati Delima berkecambuk. Semuanya bercampur menjadi satu dalam sebuah kesedihan. Mungkin begitu juga dengan hati teman-teman Delima yang begitu bersemangat untuk bisa ikut serta jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) ini. Tapi apalah daya itu semua tidak bisa Delima dan teman-temannya ungkiri. Gadis itu hanya bisa mengelus dada mungkin ini belum rezekinya serta teman-teman satu angkatannya.

Mungkin Delima dan teman-temannya yang terlalu berharap banyak dan hingga lupa Allah adalah pemegang semuanya. Allah timpakan rasa pedihnya di garis awal sebelum kita merasakan perasaan yang amat pedih nantinya.

 Setelah menyampaikan berita itu Bu Rini pamit undur diri di ruangan laboratorium komputer itu, dengan wajah yang tertunduk amat dalam. Delima tidak tahu apa yang beliau alami hanya dengan melihat wajahnya. beliau berjuang beberapa minggu itu dan hingga semalaman suntuk demi kami semua agar bisa mendaftar di jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). 

Bagaimana bocah mungil nan mengemaskan itu merengek meminta pulang kepada sang ibu? Delima tidak bisa membayangkannya lagi. Hatinya bagai diiris-iris oleh sembilu dan pada akhirnya, orang yang terlalu berharap hanya akan menerima kekecewaan saat jawaban yang diharapkan tidak sesuai  dengan harapannya.

 *****

Bersambung....

...PESAN AUTHOR...

...Siapa pun kamu, yang mungkin tahun depan atau kapan pun tidak ditakdirkan untuk berhasil dalam SNMPTN. Siapa pun kamu yang setelah berjuang begitu lama belum juga dipertemukan dengan rezekimu. Terus semangat dan kejar mimpimu, sebab Allah akan memeluk mimpi-mimpi itu. ...

Terpopuler

Comments

🙃 ketik nama 💝🎀🌈🌴

🙃 ketik nama 💝🎀🌈🌴

mampir kak,,, smngat yaa

2023-01-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!