Aku dan Gladis naik dan duduk paling depan. Dengan tangan gemetaran ku pasangkan seatbelt ke dada bidangku, Gladis melihat kearahku dengan raut muka seperti meledek.
" tanang aja Purba, Kondisikan ekspresi mukamu! hihihi"
"ini baru pertama bagiku Dis, maklum di Kampung aku cuma bisa main lumpur di sawah, paling paling main komedi putar kalo ada pasar malam"
"Purba ayo kita hitung sama-sama, berteriak saja sekencangnya, ini akan sangat menyenangkan " pinta gadis, berusaha menengkanku, sebelum halilintar melaju
1...2...3...aaaaaaaaaa
Halilintar mulai melaju, awalnya hanya melaju pelan tapi lama kelamaan, lajunya semakin kencang, aku teriak sekencang-kencangnya. Saking takutnya kata-kata kotor keluar dari mulut ku.
"An.....g"
"Kon...."
"ini seru kan Purba,aaaaaaaa.... " Kata Gladis sambil berteriak
Sekarang halilintar ada di bagian paling atas, ini adalah bagian yang paling menegangkan, karena setelah ini halilintar akan melaju sangat kencang menurun dan menukik. Saking kencangnya kancing baju cat woman Gladis lepas, sehingga sebagian payudara Gladis menonjol keluar dan melewati batas bra dan bajunya.
Aku yang tadinya teriak teriak seperti dikejar induk ayam yang sedang mengasuh anaknya, kini terdiam melongo tak mau melewatkan kesempatan melihat keajaiban yang jarang terjadi.
Gladis yang belum sempat membetulkan benteng akibat erupsi gunung tersebut, terlihat memegang era seatbelt teriak dengan mata keadaan tertutup.
Akupun pura pura teriak menikmati erupsi gunung yang bergerak keatas kebawah. aku berharap halilintar terus melaju sampai satu jam, agar aku tau bagaimana kelanjutan erupsi tersebut.
Halilintar pun berhenti, hatiku merasa sangat kacau. Aku berpura pura memejamkan mata, sesekali melek ketika Gladis membetulkan tali penyangga kedua gunung melar.
" kamu daritadi gak lihat kan Purba??
" lihat apaan Dish?? Daritadi melaju, aku memejamkan mata karena takut Dish
" syukurlah"
Aku beranjak dari tempat duduk, lalu berjalan keluar sempoyongan seperti dewa mabuk di film Yoko dan Bibi Lung.
Masih dalam keadaan kaget sekaligusbsenang, Gladis mengajaku kewahana yang memacu adrenalin lainnya, Gladis dan aku berjalan menuju wahana Hysteria. Wahana yang tidak kalah horor dengan halilintar.
Sambil menunggu giliran, aku memperhatikan pengunjung yang naik duluan, terlihat dari gerakan hysteria tersebut, otaku kembali traveling. Ini pasti ada erupsi gunun jilid dua, kali ini rasa takut pun hilang entah kemana, yang ada hanya semangat juang menunggu erupsi gunung kembali.
Tiba kini giliran aku dan Gladis.
" Purba apa kamu siap??"
" aku sangat siap dan bersemangat Dish!!
" terimakasih yaa Dish, kamu udah bantu aku melawan ketakutanku selama ini"
" santai aja kali, gak usah berlebihan Purba"
" nikmati aja setiap wahana yang membuatmu takut, lawan teruuuuuuus"
" oke.... Siaaappppp lanjutttt........ serangg
Dengan semangat aku mendahului Gladis naik dan duduk diatas kursi dengan memeasangkan seatbelt. Diikuti Gladis yang baru duduk disampingku.
Aku siap, aku siap, aku siap
Tiga.... Dua.... Satu
Wahanapun naik keatas perlahan lahan, terlihat gladis memejamkan matanya. Aku alihkan fokus kearah tempat yang akan terjadinya erupsi jilid dua, harap harap cemas menghinggapiku.
Dan wahanapun melesat ketas dengan sangat cepat, akhirnya moment yang kutunggu tunggu terjadi lagi, kali ini erupsinya makin parah. Benteng yang sudah Gladis bangun ulang dengan sangat teliti dan penuh kehati hatian, kini hancur karena dua kancingnya terlepas akibat letusan yang menyered dari dalam keluar.
Kali ini aku melewatkan kesempatan, karena dilain sisi Gladis ada pengunjung lelaki, akuoun replek memegang gunung tersebut, Gladispun sontak membuka kedua matanya, dan memegang kudua gunung yang sudah aku pegang duluan.
Dengan gerakan keatas dan kebawah sesekali berhenti, dan kencang kembali, kemudian turun perlahan sampai akhirnya benar benar berhenti. Aku dan Gladis saling memandang, aku mengira Gladis bakal marah dan menamparku ketika kami selesai. Namun diluar dugaan gadis malah memelukndan berterima kasih.
" untung saja kamu tadi langsung pegang Purba, kalo enggak, aku bakalan sangat malu oleh lelaki yang berada disampingku".
" maafin tingkah aku juga ya dish, tadi itu murni replek "
" udah gak apa apa, jangan dibahas lagi yaaa, aku malu!!"
Terdengar suara adzan dzuhur, aku dan Gladis segera mencari Mushola disekitaran Dufan, akhirnya aku dan Gladis beroisah. Gladis kebagian toilet dan Mushola bagian perempuan sedangkan aku dibagian laki laki.
Aku berjalan menuju toilet, aku pun mengingat kejadian tadi, disisi lain aku senang dan bahagia, di lain sisi hatiku menangis. Tak selayaknya aku berbuat seperti itu, aku merasa sangat berdosa. Maafkan aku Tuhan, maafkan juga aku Gladis, ucapaku didalam hati.
Akupun berwudhu, dan melaksanakan sholat. Didalam sholat, kejadian tadi terekam jelas dipikiranku, sehingga membuatku lupa rakaat sholat. Akupun menyesal dengan kejadian tersebut. Didalam raakat terakhirku, aku melakukan sujud syahwi.
Aku menunggu Gladis diluar Mushola, terdengar suara dari perutku para cacing sudah berdemo meminta agar segera diturunkan makanan. Terlihat banyak pengunjung seusia denganku, mereka berpasang pasangan. Terdengar dari pembicaraan mereka, mereka berbagi cerita ketika menaiki wahana yang memacu adrenalin. aku jadi teringat kembali kejadian erupsi gunung, astaghfirullaah. Tak lama Gladispun datang menghampiriku.
" Purba sekarang kita makan dulu yaa, aku lapar banget nich
Bak gayung bersambut, akupun mengiyakan ajakannya. Gladis membawaku ke Restauran Yoshinoya, Gladis mengatakan Restoran Jepang ini terletak di dekat wahana Ice Age. Yoshinoya merupakan salah satu Restauran khas Jepang yang namanya sudah sangat terkenal di kancah perkulineran dan dikenal orang banyak.
Setiba di Yoshinoya, aroma jepang mulai terasa, dimulai dari suasana ruangan yang banyak didominasi kayu mirip rumah Nobita Doraemon di film kartun. Gladis mengambil menu dan memilih duduk dipaling pojok dekat kolam ikan koi.
" Purba kamu mau pesan apa?? Sambil memberikan menu makanan"
" aku mau memesa Beef Bowl Ekstra, menu andalan disini! Klo kamu??" dan minumnya aku mau jus strawberry.
" aku juga sama dish, tapi di tambah sayur sama goreng udang boleh yaa hihihih.. Kalo minumnya aku mau teh manis jeruk lemon.
Gladis pun tersenyum manja, dan berlalu pergi memesan makanan. Gladispun bertanya setelah ini mau naik wahana apalagi, aku jawab mau ke wahana Rama Sinta, Gladis pun mengiyakanya.
Pelayan menghampiri meja kami, menyuguhkan pesanaan yang kami pesan. Tercium aroma dari daging sapi suir yang menumpuk penuh dimangkuk dengan garnish telur ayam setengah mateng serta wortel, tak lupa si kriuk kesukaanku gorengan udang menemani.
Gladis mengeluarkan I Phone, dan memfoto makanan yang baru dihidangkan, tak lupa Gladis mengajaku berfoto selfie. Jantungku berdegub kencang ketika Gladis menyandarkan kepala di bahuku, dengan replek aku menaruh tanganku di bahunya.
Gladis terlihat menikmati suguhan makanan, hingga pada suatu momen, aku replek membersihkan sisa makanan yang menempel di bibir Gladis dengan tisu.
Terlihat pipi Gladis memerah.
" maaf ya Dish aku gak bilang dulu, aku replek"
" gak apa apa purba,,, terimakasih yaa.
Kemudian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Capricorn
Hihihi... Namanya juga laki laki, selalu ada maksud terselubung 😁
2023-02-03
0
Lea_Rouzza
mampir y toor#enak ny y s purba blaga polos ternyta mnikmati luuh achh
2023-02-03
0