4. Hari Itu Tiba

Nada memandang datar wajahnya yang cantik semakin cantik saja karena polesan make up yang begitu pas diwajahnya, hari ini adalah hari pernikahannya dengan pria itu. Ia sudah berusaha keras menolak pernikahan itu dengan berbagai cara, namun begitupula sebaliknya pria itu dengan kerasnya tetap memaksanya agar setuju menikah dibantu dengan Papanya. Akhirnya ia dengan sangat terpaksa menerima semuanya mengingat Papanya sempat kecewa dengan apa yang terjadi padanya, pernikahan ini demi Papanya bukan untuk dirinya.

Ia bahkan sama sekali tak pernah membayangkan akan menikah diusianya yang ke-26 ini, ia pikir ia akan terus melajang hingga usia 30 yang menurutnya sangat matang untuk menikah. Tetapi gara-gara kejadian sial satu malam itu ia harus terjebak dengan pria itu mungkin untuk selamanya karena ia yakin sekali ia masuk kedalam hidup pria itu dia tidak akan melepaskan Nada.

'CKLEKKK'

Suara pintu dibuka mengalihkan perhatian Nada, ia menoleh dan mandapati Fani yang merupakan sepupunya berjalan kearahnya sambil tersenyum. Nada hanya memutar kedua bola matanya malas ketika mengerti arti senyuman itu, ia pasti akan diledek habis-habisan oleh Fani karena dulu ia sempat bercerita akan menikah diusia yang ke-30 namun lihatlah sekarang ia malah menikah lebih cepat 4 tahun dari usia yang ia perkirakan.

"Katanya mau nikah diusia ke-30 nih, ciee ujung-ujungnya gak tahan juga kan?" Nada mendengus kesal.

"Namanya juga rencana manusia, belum tentu bisa terkabul."

"Pengantin baru jangan cemberut gitu dong, gue kesini mau jemput lo. Sekarang si Danu udah jadi suami lo ketika kata sah tadi udah diucapin para saksi, ciee yang udah nikah auranya kok jadi beda-beda gimana gitu."

"Apaan sih perasaan biasa aja, kayak lo belum ngalamin aja."

Fani sudah menikah kurang lebih 2 tahun yang lalu, usia Fani lebih tua 3 tahun dari dirinya. Fani bahkan telah memiliki seorang anak laki-laki berusia 2 tahun yang membuat Nada iri ketika melihatnya karena anak Fani sangat menggemaskan baginya, ia bahkan menyebut anak Fani yang bernama Fahmi itu keponakan favouritenya.

"Ya kan beda aja sama lo, kalau guekan nikah sama laki gue karena cinta sedangkan lo kan kayaknya terpaksa." Fani tertawa mengejeknya membuat Nada ingin sekali menyumpali mulut Fani dengan kaus kaki busuk.

"Lo ngejek gue lagi, gue sumpal tuh mulut lo pake kaus kaki busuk." Ancam Nada setengah kesal.

"Wo.. wo.. Santuy pengantin baru, lagiankan suami lo itu gue udah lihat dan dia ganteng banget. Gue yakin lo gak bakalan nyesel nikah sama dia dan gue akan pastiin lo cepet jatuh cinta sama dia."

"Sok tau lo." Ketus Nada.

"Hari ini kok lo bawaannya marah-marah mulu, gak baik loh pengantin baru. Harusnya kan hari ini lo happy."

"Lo kok ngeselin sih? Jadi gak kita turun?" Nada sudah tidak sabar pergi dari sini karena kebrisikan Fani yang tiada henti nyerocos itu.

"Wah ternyata mempelai wanitanya sudah tidak sabar bertemu sang suami, ayo kalau begitu." Fani membimbing Nada keluar dari kamar, sebelumnya ia mengedipkan matanya kearah Nada membuat wanita itu hanya memutar kedua bola matanya malas.

Mereka tiba dihadapan semua orang, Nada menatap datar seorang pria yang rapi dengan jas hitam dan peci hitamnya. Walaupun sebenarnya pria itu terlihat sangat tampan hari ini namun ia tak perduli, toh untuk apa ia memperhatikan pria itu sedemikian rupa karena mereka kan menikah karena terpaksa bukan karena cinta ah tidak lebih tepatnya hanya dirinya yang terpaksa karena pria itu lebih suka memaksanya.

Danu menatap Nada dari atas hingga bawah, matanya memandang Nada tak berkedip. Nada yang cantik terlihat sangat cantik hari ini dengan balutan kebaya putih yang membungkus tubuh rampingnya, wajahnyapun dipoles make up membuat aura kecantikannya semakin terlihat.

"Suami lo mandang lo gak berkedip tuh, kayaknya dia udah gak sabar bawa lo ke kamar terus nerkam lo." Bisik Fani ditelinga Nada membuat wanita itu memandang tajam sepupunya.

Perlahan Fani membimbing Nada menuju kearah Danu yang masih memandangg Nada dengan tatapan kagumnya sedangkan Nada seakan tak perduli dengan Danu, padahal dalam hati ia sedikit risih ditatap begitu oleh Danu.

Danu menyodorkan tangannya meminta Nada untuk mencium punggung tangannya, dengan enggan dan malas Nada menerima uluran tangan itu dan mencium punggung tangan Danu. Perlahan Danu memegang belakang kepala Nada lalu menempelkan bibirnya dikening Nada, mencium kening wanita yang kini telah menjadi istrinya itu dengan lembut.

"Kamu cantik sekali." Bisik Danu setelah menjauhkan wajahnya dari kening Nada.

Danu meraih tangan Nada, memasangkan cincin dijari manis istrinya itu. Sebaliknya Nada dengan senyum tipis dan penuh keterpaksaan memasangkan cincin dijari manis Danu. Setelah bertukar cincin dan menandatangani surat nikah, mereka menghampiri kedua orang tua Danu dan Papa Nada.

Nada langsung memeluk Papanya dengan air mata yang mulai mengalir dikedua pipinya, Papanya memeluk Nada erat. Putri kesayangannya sekarang bukan lagi tanggung jawabnya melainkan telah menjadi tanggung jawab suaminya.

"Ssst jangan nangis, putri Papa udah besar ternyata. Paap gak nyangka kamu akan ninggalin Papa secepat ini, dulu perasaan Papa baru aja dengar kamu manggil Papa dan Mama tapi sekarang udah nikah aja. Sekarang tanggung jawab Papa udah beralih kesuami kamu, kamu jadi istri yang berbakti ya sama suami kamu." Papa mengusap lembut punggung Nada.

"Papa ngomong apa sih? Walaupun Nada udah nikah, Nada tetap anak Papa. Nada pasti sering-sering kesini kok jenguk Papa, kalau perlu Nada sama Danu tinggal disini aja."

"Jangan begitu, kemanapun suami kamu pergi Nada harus ikut ya? Karena dimanapun suaminya pergi istri wajib mengukuti. Papa gak mau kamu jadi istri yang membangkang hanya karena Papa, Papa mau kamu jadi istri yang shalehah untuk suamimu karena berarti Papa berhasil sebagai orangtua yang mendidik putrinya." Papa mengusap pipi Nada yang bersimbah air mata.

"Iya demi Papa Nada janji akan jadi istri yang baik, Nada bolehkan Pa sering-sering main kesini?"

"Ya boleh dong sayang, rumah ini selalu terbuka untuk kamu karena rumah ini juga rumah kamu walaupun kamu sudah menikah." Nada kembali memeluk Papanya erat.

Setelah urusan Papa dan anak itu selesai, Danu menyalami tangan Papa mertuanya dan tersenyum penuh keramahan. Papa menepuk bahu Danu dan memberikan tatapan tajam penuh peringatan.

"Jaga anak saya, jangan sampai kamu menyakitinya. Sedikit saja kamu membuat putri saya terluka, saya akan langsung membawanya pergi dari hidup kamu bahkan saya akan pastikan kamu tidak akan pernah bertemu dengannya lagi.

"Saya memang tidak bisa berjanji tapi saya akan pastikan dan usahakan Nada hidup bahagia dengan saya." Danu tersenyum meyakinkan membuat Papa melengkungkan bibirnya membentuk senyuman.

"Saya percaya kepadamu Danu, bahagiakanlah putri saya."

Terpopuler

Comments

Dewi Tarra

Dewi Tarra

nada nadaa ....bukanya bagus yahh si danu mau tanggung jawab,,blom tentu laki" lain bisa nerima keadaan kamu nada

2022-12-13

0

Borahe 🍉🧡

Borahe 🍉🧡

Danu tipe cowo sat set sat set

2022-08-26

0

Windy Artika

Windy Artika

aq juga sama brondong 😀beda 3 th 🤭

2022-01-20

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 1. Kesalahan
3 2. Keseharian
4 3. Tanggung Jawab
5 4. Hari Itu Tiba
6 5. First Night
7 6. Sekolah?
8 7. Good Bye Cinta
9 8. Suami Berondong
10 9. Bocah
11 10. Ngehalu Dikit Boleh?
12 11. Istri Rasa Emak
13 12. Jalan
14 13. Cemburu
15 14. Nasib-Nasib
16 15. Kesialan Yang Hakiki
17 16. Sisi Lain
18 17. Sayang
19 18. Pengen Nyakar Muka Lo
20 19. Berubah
21 20. Power Rangers
22 21. Gentlechild
23 22. Tidak Peduli
24 23. Sakit
25 24. Tidak Suka
26 25. Kemanjaan Danu
27 26. Gay?
28 27. Menyebalkan
29 28. Mau Liburan
30 29. Bujukan Cinta Suami Bocah
31 30. Akhirnya Liburan
32 31. Gue Cemburu? Oh No!
33 32. Tempramental
34 33. Posesif
35 34. Cari Masalah
36 35. Hukuman
37 36. Menjalani Hukuman
38 37. Hukuman Selesai
39 38. Rencana Kuliah
40 39. Haruskah?
41 40. Kita Beneran LDR
42 41. Hampir
43 42. Ngapain?
44 43. Jangan Galak-galak
45 44. Anak Kuliahan
46 45. Pulang Bersama
47 46. Berbeda
48 47. Gosip
49 48. Sebenarnya Ada Apa?
50 49. Hampa
51 50. Kapan Akur?
52 51. Menginap
53 52. Sebuah Panggilan
54 53. Siapa Dia?
55 54. Dia
56 55. Sembunyi-Sembunyi
57 56. Gagal
58 57. Sisi Lain
59 58. Mau Baby
60 59. Ketahuan
61 60. Dua Pasang
62 61. Bimbang
63 62. Membutuhkan
64 63. Berat
65 64. Ikhlaskan
66 65. Penurut
67 66. Jangan Lagi
68 67. Sadar
69 68. Suka
70 69. Tetap
71 70. Masih Peduli
72 71. Amnesia
73 72. Mengerti
74 73. Bayi besar
75 74. Hadiah
76 75. Pesta
77 76. Maaf
78 77. Harus Bersyukur
79 78. Tidak Ada yang Salah
80 79. Manja
81 80. Perhatian
82 81. Bucin Sejati
83 82. Susu Lagi
84 83. Masa Lalu yang Belum Selesai
85 84. Yang Selama ini Ditutupi Akhirnya Terungkap
86 85. Salah Paham
87 86. Saling Percaya
88 87. Penjelasan
89 88. Ngidam
90 89. Tempat Ternyaman
91 90. Jalan Pulang
92 91. Alasan
93 92. Istri Pengertian
94 93. Kabar Menggembirakan
95 94. Kamar Danu
96 95. Berat
97 96. Tegas
98 97. Jauh-jauh
99 98. The Power Of Jabang Bayi
100 99. Hallo Mantan
101 100. Poor You Danu
102 101. Bumil
103 102. Bosan
104 103. Capek
105 104. Culik
106 105. Aku Suka Kamu Cemburu
107 106. Suami Baik
108 107. Ketakutan
109 108. Jalan Pagi
110 109. Keluarga
111 110. Malaikat Kecil
112 111. Siuman
113 112. Rasa Bahagia
114 113. Bilang Cinta
Episodes

Updated 114 Episodes

1
Prolog
2
1. Kesalahan
3
2. Keseharian
4
3. Tanggung Jawab
5
4. Hari Itu Tiba
6
5. First Night
7
6. Sekolah?
8
7. Good Bye Cinta
9
8. Suami Berondong
10
9. Bocah
11
10. Ngehalu Dikit Boleh?
12
11. Istri Rasa Emak
13
12. Jalan
14
13. Cemburu
15
14. Nasib-Nasib
16
15. Kesialan Yang Hakiki
17
16. Sisi Lain
18
17. Sayang
19
18. Pengen Nyakar Muka Lo
20
19. Berubah
21
20. Power Rangers
22
21. Gentlechild
23
22. Tidak Peduli
24
23. Sakit
25
24. Tidak Suka
26
25. Kemanjaan Danu
27
26. Gay?
28
27. Menyebalkan
29
28. Mau Liburan
30
29. Bujukan Cinta Suami Bocah
31
30. Akhirnya Liburan
32
31. Gue Cemburu? Oh No!
33
32. Tempramental
34
33. Posesif
35
34. Cari Masalah
36
35. Hukuman
37
36. Menjalani Hukuman
38
37. Hukuman Selesai
39
38. Rencana Kuliah
40
39. Haruskah?
41
40. Kita Beneran LDR
42
41. Hampir
43
42. Ngapain?
44
43. Jangan Galak-galak
45
44. Anak Kuliahan
46
45. Pulang Bersama
47
46. Berbeda
48
47. Gosip
49
48. Sebenarnya Ada Apa?
50
49. Hampa
51
50. Kapan Akur?
52
51. Menginap
53
52. Sebuah Panggilan
54
53. Siapa Dia?
55
54. Dia
56
55. Sembunyi-Sembunyi
57
56. Gagal
58
57. Sisi Lain
59
58. Mau Baby
60
59. Ketahuan
61
60. Dua Pasang
62
61. Bimbang
63
62. Membutuhkan
64
63. Berat
65
64. Ikhlaskan
66
65. Penurut
67
66. Jangan Lagi
68
67. Sadar
69
68. Suka
70
69. Tetap
71
70. Masih Peduli
72
71. Amnesia
73
72. Mengerti
74
73. Bayi besar
75
74. Hadiah
76
75. Pesta
77
76. Maaf
78
77. Harus Bersyukur
79
78. Tidak Ada yang Salah
80
79. Manja
81
80. Perhatian
82
81. Bucin Sejati
83
82. Susu Lagi
84
83. Masa Lalu yang Belum Selesai
85
84. Yang Selama ini Ditutupi Akhirnya Terungkap
86
85. Salah Paham
87
86. Saling Percaya
88
87. Penjelasan
89
88. Ngidam
90
89. Tempat Ternyaman
91
90. Jalan Pulang
92
91. Alasan
93
92. Istri Pengertian
94
93. Kabar Menggembirakan
95
94. Kamar Danu
96
95. Berat
97
96. Tegas
98
97. Jauh-jauh
99
98. The Power Of Jabang Bayi
100
99. Hallo Mantan
101
100. Poor You Danu
102
101. Bumil
103
102. Bosan
104
103. Capek
105
104. Culik
106
105. Aku Suka Kamu Cemburu
107
106. Suami Baik
108
107. Ketakutan
109
108. Jalan Pagi
110
109. Keluarga
111
110. Malaikat Kecil
112
111. Siuman
113
112. Rasa Bahagia
114
113. Bilang Cinta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!