2. Keseharian

Nada memasuki ruang kerjanya dengan wajah kusutnya, Andini salah satu sahabat Nada yang bekerja ditempat yang sama pun bingung melihat wajah kusut sahabatnya. Ia menghampiri meja Nada dan menepuk bahu wanita itu, Nada yang pada dasarnya pikirannya entah melayang kemanapun tersentak kaget.

"L-lo ngagetin gue aja."

"Ya habisnya lo ngelamun gak jelas gitu, emang apa sih yang lo pikirin?" Andini mendudukan dirinya disamping Nada.

"Enggak apa-apa, gue cuma pusing aja mikirin kerjaan yang gak ada kelar-kelarnya." Andini tak percaya dengan ucapan Nada namun ia hanya mengangguk mengiyakan, ia tau kalau Nada pun butuh privasi.

"Nada.." Nada dan Andini menoleh kearah sumber suara, terlihat Erik salah satu temannya yang berada didivisi yang sama dengan mereka.

"Kenapa Rik?"

"Lo dipanggil Pak Wira tuh." Helaan nafas Nada nampak gusar, ia mengangguk tak semangat lalu beranjak untuk memasuki ruangan Pak Wira.

'Tok..Tok..Tok..'

"Masuk!"

Nada mendorong pelan pintu ruangan berwarna coklat itu, ia langsung menghampiri meja yang terdapat seorang pria dewasa dengan wajah tampan dan rahang tegas tengah menatap beberapa berkas ditangannya.

"Bapak manggil saya? Ada apa Pak?" Pak Wira menatap Nada sekilas.

"Laporan yang saya minta kemarin mana?" Tanya Pak Wira tanpa menatap Nada.

Tubuh Nada gelisah seketika, oh ya ampun dia belum menyelesaikan laporan yang diminta Pak Wira. Kenapa ia bisa selupa itu sih? Ini semua gara-gara kejadian tak terduga kemarin hingga ia lupa akan pesan yang Pak Wira kirimkan agar segera menyelesaikan laporan yang atasannya itu minta.

"Belum Pak." Cicit Nada, Pak Wira menaruh berkasnya lalu menatap Nada.

"Belum?" Suara dingin itu menyentak Nada.

"Sudah berapa kali saya ingatkan agar kamu menyelesaikan laporan yang saya minta, apakah kamu tidak mendengarkannya? Sekarang kamu malah bilang belum menyelesaikan laporannya? Kalau memang ada urusan pribadi yang mengganggumu tolong dipending dulu karena disini kita sama-sama bekerja bukan malah sibuk memikirkan segala urusan pribadi di rumah!!"

"Maaf Pak, saya-.."

"Sudahlah silahkan kamu keluar, dan ingat selesaikan laporan kamu hari ini juga. Saya tunggu." Nada mengangguk lesu.

"Baik Pak."

Nada keluar ruangan dengan wajah lesunya, membuat beberapa teman divisinya menatap Nada heran. Ada apa dengan Nada? Tumben sekali wajahnya kusut begitu setelah keluar dari ruangan Pak Wira, apa jangan-jangan dia kena semprot Pak Wira ya? Ah tidak mungkin karena diantara mereka hanya Nada yang tidak pernah kena semprot karena pekerjaan Nada selalu saja benar dan tepat waktu sekali.

"Kenapa tuh muka kusut banget?" Tanya Andini setelah Nada duduk dibangkunya.

"Gue habis kena semprot Pak Wira nih, soalnya gue lupa belum bikin laporan yang dia minta." Lesu Nada.

"Wow seorang Nada lupa bikin laporan? Tumben amat lo." Nada mendengus mendengarnya.

"Maklum aja sih, gue juga cuma manusia biasa yang gak bisa luput dari rasa lupa dan salah."

"Iya juga sih, tapikan tumbenan amat."

"Udah.. Udah.. daripada gue ngeladenin lo mending gue ngerjain laporan yang diminta Pak Wira. Husss sana lo balik ke meja lo aja, gak usah ganggu gue." Usir Nada membuat Andini mendengus dan langsung menuju kubikelnya.

Nada mengetik laporannya sesekali memijit kepalanya yang pusing, sebenarnya ia merasa kurang enak badan namun ia harus memaksakan mengerjakan laporan yang diminta Pak Wira agar atasannya itu tak lagi memarahinya.

"Huuuuh, akhirnya..." Nada tersenyum puas melihat laporan yang telah ia ketik, tinggal diprint terus ia akan memberikannya kepada Pak Wira.

'Tok..Tok..Tok..'

"Masuk."

"Pak ini laporan yang Bapak minta." Nada menyerahkan laporan yang beberapa jam ia kerjakan, Pak Wira menerima laporan itu dan menatap wajah Nada yang terlihat sedikit pucat.

"Kamu sakit?" Nada mengerjap.

"Oh? Eh saya gak apa-apa kok Pak, saya cuma merasa kurang enak badan aja hari ini."

"Ya sudah, kamu boleh keluar. Tapi kalau badan kamu semakin kurang sehat lebih baik kamu izin saja, saya tidak mau karyawan saya kenapa-napa." Nada mengangguk, tumben sekali Pak Wira memperhatikan karyawannya.

"Ya sudah kalau begitu saya permisi Pak." Belum sempat Nada memegang kenop pintu, Pak Wira kembali bersuara.

"Ehm Nada.."

"Iya Pak?"

"Malam ini kamu ada acara?" Meskipun bingung Nada tetap menjawab dengan gelengan kepalanya.

"Gak ada, ada apa ya Pak?"

"Nanti malam bisa temani saya?" Nada mengernyit.

"Kemana ya Pak?"

"Ke pernikahan teman saya."

"Kenapa harus saya ya Pak?" Tanya Nada bingung.

"Kamu tidak mau menemani saya?"

"Bukan gitu Pak, saya mau kok hanya-.."

"Ya sudah kamu boleh keluar, nanti saya jemput kamu jam 7 malam." Potong Pak Wira cepat.

"Baik Pak." Nada beranjak keluar.

Sebenarnya ia merasa heran kenapa tiba-tiba Pak Wira mengajaknya menemani pria itu ke pernikahan salah satu teman pria itu, namun ia sebagai karyawan hanya bisa apa jika tidak menuruti. Walaupun sebenarnya jika mereka diluar mereka bukan lagi sebagai atasan dan bawahan, namun ia juga harus menghormatinya meskipun diluar jam kantor.

Jujur saja sebenarnya Nada memiliki perasaan kepada Pak Wira, siapa coba yang tak akan menyukai seorang pria tampan dengan tubuh atletis dan juga pria itu menjabat sebagai bagian penting dalam perusahaan. Mengingat usia pria itu baru menginjak usia 30 tahun ditambah status lajangnya. Mungkin semua wanita lain akan dengan terang-terangan menyerahkan tubuhnya kepada pria itu kecuali Nada tentunya, karena Nada hanya bisa menyukai atasannya itu dalam diam. Waktu Pak Wira tiba-tiba menanyakan apakah malam ini dia ada acara atau tidak Nada rasanya sangat senang, ditambah ia tau bahwa pria itu akan mengajaknya datang ke acara pernikahan salah satu temannya. Rasanya Nada ingin jingrak-jingkrak kesenangan saja saking senangnya.

Nada keluar dari ruangan Pak Wira dengan senyum yang mengembang, membuat Andini yang melihat ekpresi Nada dibuat heran. Tadi saja wajahnya kusut, tapi lihatlah sekarang wajah sahabatnya itu sangat cerah secerah sinar mentari.

"Kayaknya lagi seneng nih ya? Ada apa sih? Dapet bonus dari bos?" Nada menghampiri Andini dan mendudukan dirinya disamping wanita itu.

"Lo tau gak kalau nanti malem Pak Wira ngajakin gue ke pernikahan temannya coba, mimpi apa gue semalem? Ini tuh lebih wow daripada dapet bonus." Mata Andini melebar.

"Hah!? Serius lo!!?" Tanpa sadar Andini berteriak membuat semua yang berada diruangan itu menatap Nada dan Andini heran.

"Jangan kenceng-kenceng bisa kali, gue ngomongnya berbisik lo malah teriak ngalahin toa di masjid."

"sorry, habisnya gue kaget." Ringis Andini.

"Seneng banget deh gue."

"Gue ikut seneng dengernya, lo udah seneng sama doi sejak lama dan baru sekarang si doi ngajakin lo jalan."

"Bukan jalan, tapi nemenin dia."

"Iya.. Iya, sama aja sih. Good luck ya, semoga dia cepet nembak lo. Gue tunggu pajak makannya." Nada mengangguk ceria.

Terpopuler

Comments

flower garden

flower garden

Nada bukannya orang kaya? bokapnya punya perusahaan? kenapa kerja ditempat lain?

2020-09-06

4

AndiniSuli🌻💫

AndiniSuli🌻💫

Hoy Nama gue tu....Andini 😂😂

2020-09-06

1

Al Firda

Al Firda

trusin dong thorrrr....

2019-12-10

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 1. Kesalahan
3 2. Keseharian
4 3. Tanggung Jawab
5 4. Hari Itu Tiba
6 5. First Night
7 6. Sekolah?
8 7. Good Bye Cinta
9 8. Suami Berondong
10 9. Bocah
11 10. Ngehalu Dikit Boleh?
12 11. Istri Rasa Emak
13 12. Jalan
14 13. Cemburu
15 14. Nasib-Nasib
16 15. Kesialan Yang Hakiki
17 16. Sisi Lain
18 17. Sayang
19 18. Pengen Nyakar Muka Lo
20 19. Berubah
21 20. Power Rangers
22 21. Gentlechild
23 22. Tidak Peduli
24 23. Sakit
25 24. Tidak Suka
26 25. Kemanjaan Danu
27 26. Gay?
28 27. Menyebalkan
29 28. Mau Liburan
30 29. Bujukan Cinta Suami Bocah
31 30. Akhirnya Liburan
32 31. Gue Cemburu? Oh No!
33 32. Tempramental
34 33. Posesif
35 34. Cari Masalah
36 35. Hukuman
37 36. Menjalani Hukuman
38 37. Hukuman Selesai
39 38. Rencana Kuliah
40 39. Haruskah?
41 40. Kita Beneran LDR
42 41. Hampir
43 42. Ngapain?
44 43. Jangan Galak-galak
45 44. Anak Kuliahan
46 45. Pulang Bersama
47 46. Berbeda
48 47. Gosip
49 48. Sebenarnya Ada Apa?
50 49. Hampa
51 50. Kapan Akur?
52 51. Menginap
53 52. Sebuah Panggilan
54 53. Siapa Dia?
55 54. Dia
56 55. Sembunyi-Sembunyi
57 56. Gagal
58 57. Sisi Lain
59 58. Mau Baby
60 59. Ketahuan
61 60. Dua Pasang
62 61. Bimbang
63 62. Membutuhkan
64 63. Berat
65 64. Ikhlaskan
66 65. Penurut
67 66. Jangan Lagi
68 67. Sadar
69 68. Suka
70 69. Tetap
71 70. Masih Peduli
72 71. Amnesia
73 72. Mengerti
74 73. Bayi besar
75 74. Hadiah
76 75. Pesta
77 76. Maaf
78 77. Harus Bersyukur
79 78. Tidak Ada yang Salah
80 79. Manja
81 80. Perhatian
82 81. Bucin Sejati
83 82. Susu Lagi
84 83. Masa Lalu yang Belum Selesai
85 84. Yang Selama ini Ditutupi Akhirnya Terungkap
86 85. Salah Paham
87 86. Saling Percaya
88 87. Penjelasan
89 88. Ngidam
90 89. Tempat Ternyaman
91 90. Jalan Pulang
92 91. Alasan
93 92. Istri Pengertian
94 93. Kabar Menggembirakan
95 94. Kamar Danu
96 95. Berat
97 96. Tegas
98 97. Jauh-jauh
99 98. The Power Of Jabang Bayi
100 99. Hallo Mantan
101 100. Poor You Danu
102 101. Bumil
103 102. Bosan
104 103. Capek
105 104. Culik
106 105. Aku Suka Kamu Cemburu
107 106. Suami Baik
108 107. Ketakutan
109 108. Jalan Pagi
110 109. Keluarga
111 110. Malaikat Kecil
112 111. Siuman
113 112. Rasa Bahagia
114 113. Bilang Cinta
Episodes

Updated 114 Episodes

1
Prolog
2
1. Kesalahan
3
2. Keseharian
4
3. Tanggung Jawab
5
4. Hari Itu Tiba
6
5. First Night
7
6. Sekolah?
8
7. Good Bye Cinta
9
8. Suami Berondong
10
9. Bocah
11
10. Ngehalu Dikit Boleh?
12
11. Istri Rasa Emak
13
12. Jalan
14
13. Cemburu
15
14. Nasib-Nasib
16
15. Kesialan Yang Hakiki
17
16. Sisi Lain
18
17. Sayang
19
18. Pengen Nyakar Muka Lo
20
19. Berubah
21
20. Power Rangers
22
21. Gentlechild
23
22. Tidak Peduli
24
23. Sakit
25
24. Tidak Suka
26
25. Kemanjaan Danu
27
26. Gay?
28
27. Menyebalkan
29
28. Mau Liburan
30
29. Bujukan Cinta Suami Bocah
31
30. Akhirnya Liburan
32
31. Gue Cemburu? Oh No!
33
32. Tempramental
34
33. Posesif
35
34. Cari Masalah
36
35. Hukuman
37
36. Menjalani Hukuman
38
37. Hukuman Selesai
39
38. Rencana Kuliah
40
39. Haruskah?
41
40. Kita Beneran LDR
42
41. Hampir
43
42. Ngapain?
44
43. Jangan Galak-galak
45
44. Anak Kuliahan
46
45. Pulang Bersama
47
46. Berbeda
48
47. Gosip
49
48. Sebenarnya Ada Apa?
50
49. Hampa
51
50. Kapan Akur?
52
51. Menginap
53
52. Sebuah Panggilan
54
53. Siapa Dia?
55
54. Dia
56
55. Sembunyi-Sembunyi
57
56. Gagal
58
57. Sisi Lain
59
58. Mau Baby
60
59. Ketahuan
61
60. Dua Pasang
62
61. Bimbang
63
62. Membutuhkan
64
63. Berat
65
64. Ikhlaskan
66
65. Penurut
67
66. Jangan Lagi
68
67. Sadar
69
68. Suka
70
69. Tetap
71
70. Masih Peduli
72
71. Amnesia
73
72. Mengerti
74
73. Bayi besar
75
74. Hadiah
76
75. Pesta
77
76. Maaf
78
77. Harus Bersyukur
79
78. Tidak Ada yang Salah
80
79. Manja
81
80. Perhatian
82
81. Bucin Sejati
83
82. Susu Lagi
84
83. Masa Lalu yang Belum Selesai
85
84. Yang Selama ini Ditutupi Akhirnya Terungkap
86
85. Salah Paham
87
86. Saling Percaya
88
87. Penjelasan
89
88. Ngidam
90
89. Tempat Ternyaman
91
90. Jalan Pulang
92
91. Alasan
93
92. Istri Pengertian
94
93. Kabar Menggembirakan
95
94. Kamar Danu
96
95. Berat
97
96. Tegas
98
97. Jauh-jauh
99
98. The Power Of Jabang Bayi
100
99. Hallo Mantan
101
100. Poor You Danu
102
101. Bumil
103
102. Bosan
104
103. Capek
105
104. Culik
106
105. Aku Suka Kamu Cemburu
107
106. Suami Baik
108
107. Ketakutan
109
108. Jalan Pagi
110
109. Keluarga
111
110. Malaikat Kecil
112
111. Siuman
113
112. Rasa Bahagia
114
113. Bilang Cinta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!