Sinar matahari menyembul malu-malu melalui celah gorden sebuah kamar yang terdapat dua insan yang masih terlelap akibat pergulatan beberapa jam lalu. Seorang wanita menguap lebar sambil mengerjapkan matanya berkali-kali mencoba menyesuaikan penglihatannya terhadap sinar mentari yang menyapa.
Ia mengernyit memperhatikan setiap sudut ruangan yang nampak asing baginya, pandangannya beralih kesamping tepatnya kearah seorang pria muda yang masih bergelung nyamannya. Wajahnya terlihat begitu polos dan damai, entah mengapa hatinya merasa tenang melihat wajah polos itu.
Tapi tunggu dulu...
Ia hampir saja memekik saat menyadari bahwa tubuhnya polos tanpa sehelai benangpun yang melekat ditubuhnya, begitupun pria yang ada disampingnya itu. Ia memperhatikan sprei putih yang terdapat noda darah, area intimnya pun terasa sangat perih.
Dengan pelan-pelan ia beranjak memunguti pakaiannya dan memakainya cepat, ia menoleh sekilas melihat pria itu lagi. Dengan cepat ia bergeges keluar dari kamar, ia mencoba membuka pintu apartemen namun sialnya pintu itu menggunakan kode dan sidik jari.
Bagaimana caranya ia bisa keluar jika begini? Ia mencoba mengutak-atik kode pintu ini namun lagi dan lagi sial yang menyapanya karena semua kode yang ia coba salah semua, ia menggeram kesal.
"Mau kemana?" Sebuah suara mengintrupsi kekesalannya.
"Buka pintunya gue mau keluar." Tanpa memandang lawan bicaranya ia berucap.
Pria itu mendekat membuat ia memundurkan langkahnya, pria itu terkekeh melihat tingkah wanita didepannya.
"Jangan takut begitu, bukankah semalam kamu yang bersikap agresif eh?"
"Apa yang lo inginkan dari gue? belumkah lo puas sudah memperkosa gue semalam?" Ucapan wanita itu membuat pria didepannya terkekeh.
"Memperkosa ya? Bukankah kamu yang memintaku menolongmu dari gairahmu yang menggebu-gebu itu, kenapa sekarang kamu malah menyalahkanku bahwa aku memperkosamu? Kucing mana yang tak akan tergiur jika disodorkan sepiring ikan asin. Begitupun juga aku yang akan tergoda waktu kamu membuka bajumu dengan gaya sensual." Wanita itu menutup telinganya, ia enggan mendengarkan ucapan pria didepannya.
"Sudah cukup!!! Lo tidak perlu banyak bicara, buka saja pintunya dan gue akan melupakan kejadian ini." Pria itu semakin mendekat membuat wanita itu memundurkan langkahnya hingga punggungnya terbentur pintu.
"Sayangnya aku tidak akan mungkin melupakan kejadian panas kita beberapa jam yang lalu." pria itu menunjukan smirknya.
"Buka atau gue akan melaporkan lo ke kantor polisi karena telah memperosa gue!!"
"Silahkan saja jika kamu mau disangka orang gila, karena pasti itu akan mempermalukan dirimu sendiri." Wanita itu geram, ia memejamkan matanya sejenak kemudian kembali menatap pria didepannya.
"Oke, apa mau lo?"
"Menikahlah denganku, aku akan bertanggung jawab atas apa yang sudah kuperbuat malam itu." Mata wanita itu membola mendengarnya.
"Untuk apa lo bertanggung jawab? gue sama sekali tidak hamil."
"Tidak ada yang menjamin bahwa kamu nantinya tidak akan hamil karena semalam aku tidak memakai apapun itu, kita bersentuhan secara langsung tanpa pengaman."
"gue tidak perduli akan hal itu, gue tidak mengenal lo. Jadi untuk apa lo bertanggung jawab? Sekarang begini saja, lo bukakan gue pintu ini. Gue akan pergi dan lo tidak perlu bertanggung jawab, urusan selesai. Bagaimana?" Pria itu berdehem pelan, ia mengulurkan tangannya membuat wanita itu mengernyitkan dahinya.
"Fardanu Satya Aji, sudah mengenal bukan? Jadi biarkan aku bertanggung jawab." Wanita itu mendesah kesal, ia mencoba menahan amarah yang akan meledak saat ini juga. Mengapa pria ini sangat keras kepala sekali sih?
"Oh ayolah kenapa lo keras kepala sekali? Lepaskan saja gue dan lo akan terbebas akan semua tanggung jawab itu!"
"Aku tidak mau akan hal itu, justru aku ingin mengikatmu dalam sebuah hubungan pernikahan."
"Sudah cukup bicaramu, saya tidak berniat menikah dengan kamu. Sekarang lepaskan saja saya." Ia mulai jengah dengan kekeras kepalaan pria didepannya.
"Aku akan membiarkanmu pergi setelah kamu menyetujui apa yang aku inginkan."
"Tolong bukakan saja pintu itu, gue tidak mau menikah dengan lo. Mengertilah akan hal itu!!"
"Aku juga tak mau tau, kamu harus menikah denganku." Oke baiklah, sepertinya ia harus bermain drama terlebih dahulu.
"Oke.. oke .. gue mau, sekarang bukakan pintunya." Ia mempunyai rencana bahwa ia tidak akan pernah muncul lagi dihadapan pria ini supaya ia tidak harus menikah dengan pria asing dihadapannya ini.
"Aku antar kamu pulang." what the...hell...
"Tidak perlu, gue bisa pulang sendiri."
"Kamu tidak berniat kabur bukan?" Pria itu memicingkan matanya
"Oke cepatlah."
Mereka keluar dari apartemen dengan jalan bersisian, wanita itu menjaga jarak dari pria disampingnya.
"Ngomong-ngomong aku belum tau namamu, siapa namamu?
"Nada." Singkatnya.
"Nama yang bagus." Nada tak menggubris ucapan pria itu.
Mereka keluar dari lift menuju parkiran apartemen, seketika Nada tercengang kagum ketika pria disampingnya ini mengajaknya masuk ke dalam sebuah mobil mewah. Oke cukup Nada, tak usah terpukau karena kau juga orang kaya.
"Butuh bantuan?" Pria itu bersuara ketika Nada kelihatan kesusahan memakai selt belt nya.
"Tidak per-.." Ucapan Nada terhenti ketika pria disampingnya mendekatkan wajahnya untuk memasangkannya selt belt, sejenak Nada menahan nafasnya karena jarak wajah mereka berdua sangatlah dekat.
cup
Nada mengerjap, barusan tadi itu apa? Pria ini menciumnya tanpa bilang-bilang terlebih dahulu padanya. Belum sempat Nada melayangkan protesannya, pria itu membuka suaranya.
"Mulutmu terbuka lebar jadi aku hanya membantumu menutupnya saja." Ucap pria itu santai.
Brengsek!! Umpat Nada, namun sayangnya itu hanya bisa ia lakukan didalam hatinya saja.
Mereka tiba disebuah rumah mewah milik Nada, Pak Barjo selaku satpam di rumah Nada langsung membukakan pintu gerbang ketika Nada membuka sedikit kaca mobilnya, Nada langsung turun dan memasuki rumahnya tanpa menunggu pria itu yang baru saja keluar dari mobilnya.
"Hei tunggu!!"
"Lebih baik lo pulanglah, gue sedang tidak ingin diganggu."
"O-oke baiklah, tapi ingat perjanjian kita tadi."
"Ya gue tidak akan lupa, sekarang pergilah!!" Usir Nada.
Pria itu menghela nafasnya dan memasuki mobillnya lalu menjalankan kendaraan mewahnya meninggalkan rumah Nada.
Nada memasuki rumahnya sambil mengacak-acak rambutnya kasar, umpatan demi umpatan keluar begitu saja di bibir sexy-nya. Sial sekali hidupnya ini, jika tau ia akan tidur bersama pria gila tadi dan malah mengajaknya menikah lebih baik sekalian ia ditiduri pria berhidung belang yang tak akan mungkin bertanggung jawab akan hilangnya mahkotanya yang selama ini telah ia jaga sebaik-baiknya.
"ARGGGHHH SIAAALLLLL!!!"
"Nada ada apa?" Seorang pria paruh baya muncul menghampiri Nada.
"Oh? Nada hanya kesal Pa, kerjaan Nada akhir-akhir ini lagi banyak. Maaf ya Nada tadi malam harus lembur jadi gak sempet pulang." Bohong Nada, tidak mungkinkan jika dia berkata jujur tentang malam penuh kesalahan itu?
"Iya tidak apa-apa, sekarang sana masuk ke kamarmu dan istirahatlah. Kamu perlu istirahat yang banyak."
"Iya Pa, oh iya Papa mau kemana?" Nada meneliti penampilan Papanya yang pagi ini begitu rapi.
"Papa akan meeting dengan klien, kamu tunggu di rumah saja. Jangan keluyuran lagi, Papa akan segera kembali."
"Nada gak keluyuran Pa."
"Iya.. Iya.. Ya sudah, Papa pamit dulu.'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
💞N⃟ʲᵃᵃ࿐yENni💖
biasanya yg mnt pertanggung jawaban itu yg cwek ini kenapa yg ngotot mau bertanggung jawab malah yg cwoknya ya😄😄😄😄😄
2023-02-07
0
Dilla Ptr
maaf ya thor . bukannya mau nge hate .. cuma bahasanya itu knp campur aduk .. ada yg lo gue ada yg aku kamu bingung jadinya hehe ✌️😄
2022-01-11
0
Ayuning Tyas
nyimak dulu gaes
2021-09-10
2