3. Tanggung Jawab

Tubuh Nada rasanya lelah sekali ditambah tadi ada beberapa pekerjaan salah satu karyawan bimbingannya yang melakukan kesalahan dan alhasil dialah yang menyelesaikan semua kekacauan itu, ia memasuki rumahnya dengan langkah gontai tanpa memperhatikan sekitarnya. Ada tiga orang pria dan satu orang wanita berada disana tapi Nada sepertinya tak perduli, ia hari ini hanya butuh pergi ke kamarnya dan istirahat. Paling-paling mereka semua adalah rekan kerja Papanya, belum sempat kakinya menginjak anak tangga namanya pun dipanggil oleh sang Papa.

"Nada.."

"Iya ada apa Pa?"

"Kesini sebentar." Mau tak mau Nada melangkah menghampiri Papanya, ia mendudukan dirinya disamping sang Papa tanpa memperhatikan ketiga orang yang tengah menatapnya lekat-lekat.

"Sst salim dulu, Papa gak pernah ngajarin kamu gak sopan begitu." Dengan malas Nada mulai mengulurkan tangannya menyalami pasangan suami istri itu dengan senyum lelahnya.

"Nada Om, Tante." Pandangannya beralih kepada pria muda yang tengah memperhatikannya intens itu, seketika matanya membola.

"KAMU?!! NGAPAIN KAMU DISINI?!!" Tanpa sadar Nada berteriak sambil berdiri dengan tangan yang menunjuk wajah laki-laki itu.

"Nada!!! Yang sopan sama calon suami kamu!!" Pandangan Nada beralih kearah sang Papa, apa tadi ia tak salah dengar Papanya menyebut laki-laki itu calon suami?

"A-apa Pa? C-calon suami?" Tenggorokan Nada rasanya tercekat mendengar hal itu.

"Iya mereka bertiga baru saja melamar kamu menjadi menantu sekaligus menebus segala kesalahan putranya."

"Tapi Pa.."

"Mereka sudah menceritakan semuanya dan putranya ingin bertanggung jawab."

"Aku gak hamil Pa, buat apa dia tanggung jawab."

"Tapi tetap saja dia telah menodai satu-satunya putri Papa, dia harus tanggung jawab atas semua kesalahannya Nada.."

"Tapi aku gak mau nikah sama dia, lagiankan aku gak hamil jadi untuk apa semuanya dipermasalahkan begini."

"Nada siapa yang bisa menjamin kalau-kalau kamu tiba-tiba hamil? Papa mohon menikahlah dengan dia jangan buat Papa malu." Nada melirik sekilas kearah Pria yang seakan tersenyum diatas segala kepedihannya.

"Pa, aku mau ngomong sama dia 'berdua'. Kamu ikut saya ke depan." Nada berjalan terlebih dahulu diikuti Pria yang berjalan dibelakangnya.

Nada membalikkan tubuhnya seraya bersedekap dada, menatap penuh tatapan tajam kepada pria yang hanya tersenyum menyeringai itu.

"Saya gak mau basa-basi sama kamu, ngapain kamu bawa kedua orangtua kamu ke rumah saya?"

"Kan kamu sudah dengar sendiri apa yang Papa bilang, kita akan segera menikah."

"Jangan sebut Papa saya dengan sebutan itu, saya tidak akan pernah menikah dengan kamu." Tukas Nada.

"Yah sekeras apapun kamu menolak sayangnya pernikahan kita akan tetap berjalan." Mata Nada seakan keluar dari tempatnya mendengar ucapan pria didepannya, seenaknya saja menentukan pernikahan.

"Memangnya kamu siapa berani-beraninya mengatur pernikahan tanpa sepengetahuan saya?!!"

"Saya calon suami kamu dan kamu calon istri saya, apakah itu sudah cukup menjawab semua yang ada dikepalamu?" Ingin rasanya Nada membunuh pria didepannya kalau saja ia tak takut dosa dan masuk penjara, sungguh pria didepannya ini benar-benar menyebalkan tidak tau diri.

"Jangan mengumpat begitu, kasihan wajah kamu bertambah keriput." Refleks Nada memegangi kedua pipinya membuat pria itu tertawa.

"Saya hanya bercanda, kamu tetap cantik kok." Pria itu mengedipkan sebelah matanya, Astaga!! bagaimana mungkin pria ini yang akan menjadi suaminya, bisa mati mendadak Nada kalau begini caranya.

"S-saya sudah memiliki calon suami dan orangnya bukan kamu." Bohong Nada.

"Oh ya? Tapi kenapa Papamu bilang bahwa akulah orang pertama yang melamarmu sayang?" Pria itu mencoba menyentuh pipi Nada namun dengan sigap langsung ditepis olehnya.

"Kamu mencoba membohongi calon suamimu hhmm?"

Nada hanya diam, dia tak dapat berkata-kata lagi.

"Sekalipun memang kamu sudah punya pacar, aku akan bicara padanya kalau kamu hanya milikku!!"

"Saya bukan milik kamu dan selamanya tidak akan pernah menjadi milik kamu!!" Setelah mengatakan itu Nada berlari tergesa memasuki rumah menuju kamarnya tanpa peduli tatapan heran dari ketiga orang paruh baya yang masih bercengkrama.

Pria itu tersenyum miring kemudian kembali memasuki rumah Nada, menghampiri kedua orangtuanya dan calon Papa mertuanya.

"Danu ada apa? Kenapa Nada tadi terlihat marah seperti itu?" Tanya Bundanya ketika Pria bernama Danu itu mulai duduk disalah satu sofa.

"Ah tidak apa-apa Bun, hanya masalah kecil saja. Dia sudah setuju kok Bun untuk menikah dengan Danu, bahkan dia meminta pernikahannya dipercepat saja."

"Ah yang benar sayang? Syukurlah kalau begitu."

"Ya sudah kalau begitu bagaimana pernikahan Danu dan Nada kita adakan satu minggu lagi?"

"Ya saya setuju-saja."

"Masalah persiapan pernikahan biar keluarga kami saja yang mengurusnya, Bapak dan Nada tinggal terima beres saja. Kita akan mengadakan akad saja dan untuk resepsinya akan dilaksanakan setelah Danu lulus."

"Tak masalah, asalkan kita tetap mengundang para kolega-kolega."

Sedangkan didalam kamar Nada tak henti-hentinya mengumpati pria yang merupakan calon suaminya, calon suami? Ciih. Tau namanya saja tidak, bagaimana caranya membatalkan semuanya? Karena ia tau pria itu pasti benar-benar nekat menikahinya. Sial!! Sial!! Sial!!! Ini semua gara-gara malam terkutuk itu, coba saja ia tidak minum-minum dan berakhir bersama pria itu. Coba saja ia tak datang ke club, coba saja ia langsung pulang ah hanya ada kata coba saja dan kenyataannya sudah terjadi.

"Dasar pria brengsek, gue gak butuh tanggung jawab dia arrggghh!!"

'Ting'

Nada tersentak dan langsung membuka ponselnya, ada salah satu pesan dari Pak Wira yang mengatakan bahwa pria itu telah berada dijalan menuju rumahnya. Ahhh sial kenapa dia bisa lupa kalau malam ini ada janji menemani Pak Wira kepernikahan temannya? Bagaimana ini? Tidak mungkin Papanya mengizinkannya pergi sedang dirumahnya sedang ada tamu yang sebentar lagi juga akan menjadi keluarganya.

Aish persetan dengan semuanya ia tak peduli, dengan sigap ia bersiap-siap memakai pakaian terbaik miliknya tak lupa memoles make up natural namun elegan.

"Nada kamu mau kemana?"

"Ada urusan sebentar Pa, aku pamit." Dengan tergesa Nada keluar rumah tanpa memperdulikan panggilan Papanya.

Nada memasuki sebuah mobil mewah hitam milik Pak Wira, tanpa menyadari bahwa sedari tadi mata Danu menatap tajam kearahnya.

"Apakah saya perlu turun dan berpamitan kepada Papamu karena membawa aank gadisnya malam-malam?"

"Ah tidak perlu Pak, tadi saya sudah izin dan beliau memperbolehkan."

"Ya sudah kalau begitu." Nada bernafas lega karena Pak Wira tak memaksa berpamitan kepada Ayahnya, bisa gawat kalau itu sampai terjadi.

Danu menatap tajam mobil mewah yang semakin menjauh dari pandangannya dengan kedua tangan yang terkepal kuat, ia tak akan pernah membiarkan Nada dimiliki orang lain karena Nada itu hanya miliknya dan selamanya akan jadi miliknya bukan orang lain.

Terpopuler

Comments

Ayu Nuraini

Ayu Nuraini

bucin abis Danu🤪🤪

2022-11-19

0

Asmaniar Adrinov

Asmaniar Adrinov

ga mandi dulu? kan baru plg krj

2022-03-07

0

Asmaniar Adrinov

Asmaniar Adrinov

membunuh takut dosa, berzinah & minum minuman keras ga takut dosa... eeeelaaaah... yg bener aja. justru yg lo takutin itu yg dosa ny paling besar.

2022-03-07

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 1. Kesalahan
3 2. Keseharian
4 3. Tanggung Jawab
5 4. Hari Itu Tiba
6 5. First Night
7 6. Sekolah?
8 7. Good Bye Cinta
9 8. Suami Berondong
10 9. Bocah
11 10. Ngehalu Dikit Boleh?
12 11. Istri Rasa Emak
13 12. Jalan
14 13. Cemburu
15 14. Nasib-Nasib
16 15. Kesialan Yang Hakiki
17 16. Sisi Lain
18 17. Sayang
19 18. Pengen Nyakar Muka Lo
20 19. Berubah
21 20. Power Rangers
22 21. Gentlechild
23 22. Tidak Peduli
24 23. Sakit
25 24. Tidak Suka
26 25. Kemanjaan Danu
27 26. Gay?
28 27. Menyebalkan
29 28. Mau Liburan
30 29. Bujukan Cinta Suami Bocah
31 30. Akhirnya Liburan
32 31. Gue Cemburu? Oh No!
33 32. Tempramental
34 33. Posesif
35 34. Cari Masalah
36 35. Hukuman
37 36. Menjalani Hukuman
38 37. Hukuman Selesai
39 38. Rencana Kuliah
40 39. Haruskah?
41 40. Kita Beneran LDR
42 41. Hampir
43 42. Ngapain?
44 43. Jangan Galak-galak
45 44. Anak Kuliahan
46 45. Pulang Bersama
47 46. Berbeda
48 47. Gosip
49 48. Sebenarnya Ada Apa?
50 49. Hampa
51 50. Kapan Akur?
52 51. Menginap
53 52. Sebuah Panggilan
54 53. Siapa Dia?
55 54. Dia
56 55. Sembunyi-Sembunyi
57 56. Gagal
58 57. Sisi Lain
59 58. Mau Baby
60 59. Ketahuan
61 60. Dua Pasang
62 61. Bimbang
63 62. Membutuhkan
64 63. Berat
65 64. Ikhlaskan
66 65. Penurut
67 66. Jangan Lagi
68 67. Sadar
69 68. Suka
70 69. Tetap
71 70. Masih Peduli
72 71. Amnesia
73 72. Mengerti
74 73. Bayi besar
75 74. Hadiah
76 75. Pesta
77 76. Maaf
78 77. Harus Bersyukur
79 78. Tidak Ada yang Salah
80 79. Manja
81 80. Perhatian
82 81. Bucin Sejati
83 82. Susu Lagi
84 83. Masa Lalu yang Belum Selesai
85 84. Yang Selama ini Ditutupi Akhirnya Terungkap
86 85. Salah Paham
87 86. Saling Percaya
88 87. Penjelasan
89 88. Ngidam
90 89. Tempat Ternyaman
91 90. Jalan Pulang
92 91. Alasan
93 92. Istri Pengertian
94 93. Kabar Menggembirakan
95 94. Kamar Danu
96 95. Berat
97 96. Tegas
98 97. Jauh-jauh
99 98. The Power Of Jabang Bayi
100 99. Hallo Mantan
101 100. Poor You Danu
102 101. Bumil
103 102. Bosan
104 103. Capek
105 104. Culik
106 105. Aku Suka Kamu Cemburu
107 106. Suami Baik
108 107. Ketakutan
109 108. Jalan Pagi
110 109. Keluarga
111 110. Malaikat Kecil
112 111. Siuman
113 112. Rasa Bahagia
114 113. Bilang Cinta
Episodes

Updated 114 Episodes

1
Prolog
2
1. Kesalahan
3
2. Keseharian
4
3. Tanggung Jawab
5
4. Hari Itu Tiba
6
5. First Night
7
6. Sekolah?
8
7. Good Bye Cinta
9
8. Suami Berondong
10
9. Bocah
11
10. Ngehalu Dikit Boleh?
12
11. Istri Rasa Emak
13
12. Jalan
14
13. Cemburu
15
14. Nasib-Nasib
16
15. Kesialan Yang Hakiki
17
16. Sisi Lain
18
17. Sayang
19
18. Pengen Nyakar Muka Lo
20
19. Berubah
21
20. Power Rangers
22
21. Gentlechild
23
22. Tidak Peduli
24
23. Sakit
25
24. Tidak Suka
26
25. Kemanjaan Danu
27
26. Gay?
28
27. Menyebalkan
29
28. Mau Liburan
30
29. Bujukan Cinta Suami Bocah
31
30. Akhirnya Liburan
32
31. Gue Cemburu? Oh No!
33
32. Tempramental
34
33. Posesif
35
34. Cari Masalah
36
35. Hukuman
37
36. Menjalani Hukuman
38
37. Hukuman Selesai
39
38. Rencana Kuliah
40
39. Haruskah?
41
40. Kita Beneran LDR
42
41. Hampir
43
42. Ngapain?
44
43. Jangan Galak-galak
45
44. Anak Kuliahan
46
45. Pulang Bersama
47
46. Berbeda
48
47. Gosip
49
48. Sebenarnya Ada Apa?
50
49. Hampa
51
50. Kapan Akur?
52
51. Menginap
53
52. Sebuah Panggilan
54
53. Siapa Dia?
55
54. Dia
56
55. Sembunyi-Sembunyi
57
56. Gagal
58
57. Sisi Lain
59
58. Mau Baby
60
59. Ketahuan
61
60. Dua Pasang
62
61. Bimbang
63
62. Membutuhkan
64
63. Berat
65
64. Ikhlaskan
66
65. Penurut
67
66. Jangan Lagi
68
67. Sadar
69
68. Suka
70
69. Tetap
71
70. Masih Peduli
72
71. Amnesia
73
72. Mengerti
74
73. Bayi besar
75
74. Hadiah
76
75. Pesta
77
76. Maaf
78
77. Harus Bersyukur
79
78. Tidak Ada yang Salah
80
79. Manja
81
80. Perhatian
82
81. Bucin Sejati
83
82. Susu Lagi
84
83. Masa Lalu yang Belum Selesai
85
84. Yang Selama ini Ditutupi Akhirnya Terungkap
86
85. Salah Paham
87
86. Saling Percaya
88
87. Penjelasan
89
88. Ngidam
90
89. Tempat Ternyaman
91
90. Jalan Pulang
92
91. Alasan
93
92. Istri Pengertian
94
93. Kabar Menggembirakan
95
94. Kamar Danu
96
95. Berat
97
96. Tegas
98
97. Jauh-jauh
99
98. The Power Of Jabang Bayi
100
99. Hallo Mantan
101
100. Poor You Danu
102
101. Bumil
103
102. Bosan
104
103. Capek
105
104. Culik
106
105. Aku Suka Kamu Cemburu
107
106. Suami Baik
108
107. Ketakutan
109
108. Jalan Pagi
110
109. Keluarga
111
110. Malaikat Kecil
112
111. Siuman
113
112. Rasa Bahagia
114
113. Bilang Cinta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!