Belum sempat Jasmine menjawab, rekan bisnis Aldalin datang sehingga gadis itu aman untuk kali ini.
"Maaf, Tuan ingin pesan apa?" tanya Jasmine.
Aldalin hanya diam sambil menatap wajah Jasmine, ia tidak menjawab sehingga Robert yang menjawab.
"Ini, dan di samakan saja!" jawab Robert.
"Baik, mohon di tunggu pesanannya segera sampai." Jasmine langsung bergegas pergi dari sana.
'Untuk apa, dia bekerja di sini? Aku akan membuatnya tidak bisa bekerja di mana pun,' batin Aldalin.
Lima menit kemudian, akhirnya Jasmine membawakan pesanan mereka, ia hendak meletakkan makanan di meja tetapi kakinya di jegal oleh Aldalin. Sehingga makanan yang di bawa tumpah mengenai berkas-berkas di meja.
Jasmine membulatkan mata, kemudian ia ingin membantu membereskan berkas-berkas yang rusak. Namun, Aldalin melarangnya.
"Jangan mendekat! Kau bisa memperburuk keadaan!" bentak Aldalin sehingga Jasmine hanya diam saja.
"Panggilkan! Pemilik restoran ini!" teriak Robert yang sudah naik pitam, karena berkas-berkas penting miliknya habis basah dan hancur.
"Tu-tuan, maafkan saya tidak sengaja," ucap Jasmine terbata-bata, sambil melirik ke arah Robert.
"Kita panggil bos dia! Karena aku yakin dia sengaja melakukannya," sambung Aldalin yang mencoba untuk memperkeruh suasana.
"Ti-dak, saya tidak sengaja melakukannya tadi," ucap Jasmine terbata-bata karena merasa sangat takut saat ini.
"Tidak! Sekarang juga kita temui bosmu, karena kau uang lima ratus miliyar ku lenyap!" bentak Robert, membuat Jasmine gemetar mendengar nominal uang tersebut dan ia langsung menangis.
Nathan memang sangat kasihan akan kehidupan Jasmine tapi, kali ini ia tidak bisa memaafkan perbuatan gadis itu sehingga harus memecatnya.
"Saya memecat mu, karena saya juga harus ganti rugi karena ulah mu!" ucap Nathan.
Jasmine menatap wajah Aldalin dengan tatapan sedihnya.
'Kali ini, aku sangat kecewa pada ayah. Aku terima semua perlakuannya padaku, aku benar-benar sakit atas apa yang dia tuduhkan,' batin Jasmine.
"Sekali lagi saya minta maaf, dan saya permisi dulu." Jasmine bergegas pergi dari sana, dengan air mata yang berjatuhan dengan sangat deras.
Robert dan Aldalin bergegas pergi dari sana karena mereka sudah mendapat ganti rugi dari Nathan. Aldalin tersenyum puas melihat kehancuran Jasmine tadi.
'Ini baru permulaan, kita lihat saja nanti,' batin Aldalin.
*
*
Jasmine berjalan sambil membawa tas dan buku yang ada di tangannya, kemudian duduk di halte bus sambil menangis tersedu.
"Apa salahku? Kenapa selalu aku saja yang di perlakukan seperti ini pada ayah?" tanya Jasmine sambil mengisi nasibnya.
Yang sangat pahit dan kelam seperti saat ini sehingga ia berfikir akan mengakhiri hidupnya.
"Sepertinya, aku harus mengakhiri saja kehidupan ku ini," ucap Jasmine sambil menatap ke arah jalanan, yang sangat ramai mobil berlalu lalang.
Perlahan Jasmine melangkahkan kaki menuju jalanan. Namun, ketika sedikit lagi ia berada di tengah, tiba-tiba tangannya ditarik oleh seseorang. Hal itu membuat dirinya jatuh ke atas trotoar bersama orang tersebut.
"Apa, yang kamu lakukan?" tanya Sairin sambil menatap wajah Jasmine yang sangat putus asah.
"Rin, kenapa? Kamu menyelamatkan aku! Seharusnya biar saja aku mati karena untuk apa aku hidup lagi!" teriak Jasmine.
Jasmine mengisi kehidupannya, saat ia mengingat kembali kejadian di restoran tadi.
"Jasmine, kamu sadar seharusnya terima kehidupanmu saat ini, karena kehidupanku lebih kelam. Saat diri ini dijual oleh ibuku sendiri," ucap Sairin dengan lirih.
Jasmine tersenyum saat mendengar ucapan Sairin, bukan dia bahagia atas menderita sahabatnya itu. Yang membuatnya tersenyum kata-kata Sairin.
"Aku ingin bertemu dengan ibumu, aku ingin kehidupanku lebih hancur dari yang sekarang ini," ucap Jasmine dengan lirih.
"Jangan! Jika kamu sudah masuk ke dalam dunia malam jangan harap kamu bisa kembali seperti saat ini," sahut Sairin.
Jasmine sudah tidak peduli lagi akan kehidupannya, karena ia merasa sangat sedih dan hancur sehingga tidak bisa berfikir jernih.
Sairin tidak bisa berbuat apa-apa, lalu menuruti keinginan sang sahabat untuk menemui ibunya di rumah.
Setelah sampai mereka langsung masuk ke dalam rumah dan duduk di sofa bersama dengan ibunya Sairin.
"Kamu serius?" tanya ibunya Sairin yang mendengar jika Jasmine akan menjual diri dan juga masih virgin.
"Saya serius, Tante bisa secepatnya mencari konglomerat yang akan membeli diri saya ini," jawab Jasmine.
"Baiklah, sekarang kamu pulang jika sudah ada tante kabarin kamu," sahut ibunya Sairin. Jasmine langsung bergegas pergi dari rumah Sairin.
Saat Jasmine sampai di rumah, ia melihat jika sang ayah tengah berbicara dengan seseorang dari telepon kemudian ia memperlambat gerakannya.
"Malam ini saja, ada barang baru mana mungkin aku tidak bisa. Siapkan saja dia di hotel biasa dan jangan lupa untuk tidak menyalakan lampu," ucap Aldalin.
Jasmine tidak tahu dengan siapa ayahnya itu berbicara, sehingga ia tidak mengerti apa yang di bicarakan oleh sang ayah.
'Aku sudah tidak peduli lagi saat ini, karena kehidupan ku hanya menyakiti hati ayah saja, bahkan. Lebih baik lagi jika aku mati,' batin Jasmine.
Jasmine masuk ke dalam kamarnya, dan menidurkan tubuh di atas tikar usang lalu ia menerima pesan masuk dari ponsel.
[Malam ini, di hotel kamar 111 datanglah ada yang menunggu mu dia seorang konglomerat di kota kita ini.]
Jasmine menghela napas panjang setelah membaca pesan dari ibunya Sairin. Sesunggunya, ia juga masih ragu-ragu akan keputusannya itu.
"Aku akan terus melakukannya, setelah itu pasti ayah akan mengusirku dari mansion ini," ucap Jasmine lirih.
Jasmine terkejut saat pintu kamar tiba-tiba terbuka, sehingga ia membuka kedua matanya kembali.
"Kak Jasmine, aku tadi mencari mu di restoran biasa dan katanya kamu sudah tidak bekerja lagi?" tanya Samudra.
Setelah bertanya Samudra menatap wajah Jasmine, terlihat jika mata kakaknya itu bengkak dan memerah terlihat jelas jika habis menangis.
"Ada masalah? Katakan padaku kak?" tanya Samudra.
"Tidak ada, hanya masalah sepele saja dan sebentar lagi juga akan selesai," jawab Jasmine bohong.
Mana mungkin Jasmine bercerita jika dirinya sedih dan kecewa akan sikap ayah mereka, karena ia tahu betul Samudra itu seperti apa.
"Benar, jika ada masalah yang terpenting beritahu Sam, jika kakak butuh uang katakan saja padaku dan langsung memberikan semuanya," ucap Samudra sambil tersenyum manis kepada Jasmine.
"Tentu saja, mana mungkin kakak tidak bercerita padamu," sahut Jasmine.
Samudra langsung bergegas pergi dari kamar Jasmine, karena dia sudah mendapatkan apa yang ia ingin tanyakan.
'Sepertinya, ini adalah rencana yang sangat bagus, agar aku bisa pergi dari rumah ini. Jika ayah tahu aku menjual diri. Aku yakin dia akan mengusir ku dari sini,' batin Jasmine.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Faradita
janga" ayah nya sndiri yg mmbeli jadmin
2024-01-25
0
Mom Dian
Gimana kalau yang beli bukan konglomerat? Jual lemper saja Jas, kalau lapar, bisa dimakan satu🤭✌️
2023-03-26
0
mis FDR
semangat kk 💪, makasih ya udah mmpir
2023-03-05
1