Matahari pagi masuk ke dalam kamar hotel yang ditiduri oleh Jasmine, sehingga gadis itu langsung bangun. Perlahan dia membuka matanya dan melihat ia ada di dalam selimut.
"Semalam sangat aneh, kenapa? Aku seperti mendengar suara ayah pada laki-laki itu, mungkin karena aku sangat takut pada ayah," ucap Jasmine.
Jasmine hendak melangkahkan kaki tetapi, ia tahan karena terasa sangat sakit di bagian sensitifnya.
"Sakit sekali, bagaimana? Cara agar aku bisa segera pulang? Karena aku tahu pagi ini pasti ayah mencari keberadaan ku, yang tidak membawakannya sarapan," ucap Jasmine.
Jasmine memaksakan dirinya untuk berjalan masuk ke dalam kamar mandi, dengan rasa sakit yang luar biasa.
Saat di dalam kamar mandi ia melihat dirinya lewat cermin, terlihat di sekujur tubuhnya terdapat tanda merah kepemilikan laki-laki tadi malam. Ia juga melihat jika seluruh lehernya dipenuhi oleh tanda tersebut.
"Aku benar-benar tidak percaya, jika saat ini aku sudah tidak virgin lagi. Aku sudah akan terbebas dari ayah. Aku mulai hidup bahagia selamanya hanya sendirian saja," ucap Jasmine yang memulai ritual mandi.
Setelah selesai mandi, Jasmine keluar kamar mandi mengunakan handuk kimono, lalu ia memunguti bajunya yang berserakan di lantai. Kemudian mata gadis itu tidak sengaja melirik jam tangan yang hanya serpihannya saja
"Aku ingat, semalam aku menarik tangannya sehingga jam ini putus dan sebelahnya lagi mungkin saja sudah bawa olehnya," ucap Jasmine yang memasukan serpihan jam tangan tersebut kedalam tasnya.
Setelah selesai memakai baju ia melihat ada setumpuk uang di meja, kemudian Jasmine langsung mengambilnya dan memasukkan ke dalam tas. Kemudian ia mulai berjalan perlahan keluar dari kamar hotel tersebut.
*
*
Mansion Aldalin Kusnaedi.
Keributan di pagi hari ini terjadi saat, Aldalin tidak mendapatkan sarapannya dari Jasmine, sehingga ia mengamuk karena juga tidak melihat keberadaan gadis tersebut di mansion.
"Dimana, dia!" teriak Aldalin sambil melemparkan benda yang ada dihadapannya.
"Kami tidak tahu Tuan, karena dari semalam Jasmine tidak pulang," ungkap Kumar.
"Aaahhhkkk, Johni! Cari gadis sialan itu!" teriak Aldalin dengan sangat mengerikan, sehingga anak buahnya langsung bergegas pergi.
"Ayah, hentikan!" teriak Samudra yang baru sampai dan langsung membawa ayahnya duduk di sofa.
"Sam, anak sialan itu kabur!" ucap Aldalin sambil mengepalkan tangannya.
Aldalin sangat kesal, karena Jasmine sudah berulangkali kabur mansionnya.
"Ayah, dia itu anak Ayah dan dia juga kakaknya Sam." Samudra tidak terima jika Jasmine dimaki-maki oleh ayahnya.
"Tutup mulutmu! Jangan bicara lagi sebaiknya jika kamu tidak mendukung ayah, diam saja!" seru Aldalin.
Aldalin mencoba untuk menahan emosinya, karena sangat menyayangi Samudra sehingga ia takut akan kelewatan.
"Apa? Ayah mencari ku?" tanya Jasmine yang berada di depan pintu.
Sontak saja penghuni mansion langsung menatapnya, terutama Aldalin yang langsung menghampiri Jasmine.
"Berani sekali, kau kabur dari sini!" bentak Aldalin.
Kemudian ia menatap ke arah leher Jasmine, yang terlihat banyak sekali tanda merah kepemilikan laki-laki. Aldalin langsung menarik tangan gadis itu.
"Tanda apa, itu?" tanya Aldalin sambil menggosok-gosok leher Jasmine.
Seisi mansion menatap ke arah Jasmine yang sangat berani kali ini.
"Oh, itu tanda merah dari laki-laki semalam," jawab Jasmine dengan sangat santai.
Parah pelayan langsung bergegas pergi karena mereka tidak ingin mendapatkan masalah. Samudra membuka mulutnya lebar-lebar saat mendengar ucapan dari
kakaknya.
Plak!
Aldalin langsung menampar pipi Jasmine dengan sangat kuat sehingga gadis itu terjatuh.
"Aaahhhkkk!" jerit Jasmine.
Aldalin terdiam dan membulatkan matanya, saat mendengar jeritan dari Jasmine.
'Jeritan itu, seperti wanita semalam, apa? Aku hanya salah dengar saja?' batin Aldalin.
"Katakan padaku! Apa yang sudah kau lakukan!" bentak Aldalin sambil menarik tangan Jasmine bangun.
"Jasmin sudah menjual diri," ungkap Jasmine.
Samudra tidak mau lagi mendengar ucapan mereka dan langsung bergegas pergi, ia tidak berani mendengar hal seperti itu karena umurnya yang masih sangat mudah.
Plak!
Aldalin menampar pipi Jasmine dengan sangat kuat sekali lagi, sehingga pipi gadis itu memar dan memerah.
"Kau! Sama saja, dengan ibumu sama-sama ja-lang!" teriak Aldalin.
Kemudian ia menarik tangan Jasmine menuju taman belakang.
Jasmine merasakan sakit yang luar biasa di bagaian sensitifnya, karena yang semalam saja belum sembuh. Ditambah kali ini ia harus berjalan dengan cepat membuatnya mengeluarkan darah.
Aldalin mendorong tubuh Jasmine ke lantai dengan sangat kuat, sehingga gadis itu terbentur ke tembok dan membuatnya mengalami luka di bagian lengan.
"Kau anak ja-lang, akan selalu seperti ja-lang!" teriak Aldalin dengan sangat kesal.
Kemudian matan Aldalin melirik ke arah kaki Jasmine, yang terlihat mengeluarkan darah yang lumayan banyak.
"Apa salahku, Ayah? Sebaiknya usir saja aku dari sini," ucap Jasmine sambil mengisi hidupnya.
"Kau kira, semuda itu aku melepaskanmu! Dengar baik-baik sebelum ibumu datang bersujud dan mencium kakiku, aku tidak akan melepaskan dan tidak akan berhenti menyiksa mu!" Aldalin berlalu pergi dari sana tanpa memperdulikan ke adaan Jasmine yang sudah sangat buruk.
"Non, baik-baik saja?" tanya Bik Sinta sambil menghampiri Jasmine, kemudian ia melihat darah. Dan langsung berteriak-teriak sehingga para pelayan membantu gadis itu.
Sedangkan Jasmine sudah pingsan karena sakit yang ia rasakan di bagian sensitifnya, ditambah lagi dengan luka pada wajah dan juga lengan.
Para pelayan membawa Jasmine ke rumah sakit atas perintah dari Samudra, karena dia tidak bisa ikut. Sebab jika dirinya ikut maka sang ayah akan menghukum kakaknya lagi.
"Aku harus mencari keberadaan ibu, hanya ibu yang akan menyelamatkan, kak Jasmine dari ayah. Aku sudah tidak sanggup lagi melihatnya selalu disiksa seperti tadi," ucap Samudra sambil meneteskan air matanya.
*
*
Aldalin duduk di ruangan kerja sambil menghisap rokok, kemudian ia mencoba untuk menelpon mami Sairin. Karena ingin mendapat informasi tentang wanita yang selama yang di tidurinya.
[Katakan, siapa wanita itu?]
[Maaf, dia mengatakan jika dia tidak mau ada yang tahu siapa dirinya.]
[Baik, jika kau ingin merasakan penderitaan dariku maka kau akan mendapatkannya!]
[Ampun Tuan, sebenarnya dia itu wanita yang datang karena ingin hidupnya menderita dan saya juga tidak mengenalnya.]
Aldalin langsung membanting ponselnya kemudian menatap ke arah anting wanita yang ia tiduri semalam. Aldalin mengambil anting itu sebelum pergi dari hotel.
"Jhoni, dapatkan informasi tentang wanita yang aku tiduri semalam di hotel dan jangan sampai gagal," pinta Aldalin pada anak buahnya tersebut.
Jhoni langsung bergegas pergi karena ia takut akan amukan tuannya lagi, jika tidak langsung menuruti keinginan sang majikan.
"Wanita itu, siapa?" ucap Aldalin.
Aldalin sangat penasaran, karena tanda merah yang ia buat semalam sama seperti persis yang ada di leher Jasmine. Entah memang kebetulan saja atau memang sama.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Shopia Asmodeus
waduh.. jahat bgt si.. main tampar..
2023-02-03
1
Shopia Asmodeus
handuk merek Gucci kak wkwkwkn
2023-02-03
1
apiii
gimna? jangan bilang ouhh no masa ihhhh kan ngga boleh
2023-01-27
1