Di pagi hari ini, Jasmine sudah bangun lebih dari biasanya ia langsung bergegas pergi dari kamar Samudra.
Jasmine berjalan masuk ke dalam kamarnya, mengambil baju dan mambawa masuk ke dalam kamar mandi.
Setelah selesai berganti baju, ia berjalan menuju dapur untuk membuatkan sarapan sang ayah. Di karenakan ayahnya sama sekali tidak mau makan sarapan dari pelayanan.
Yang mengharuskan Jasmine bangun di pagi hari, untuk menyiapkan sarapan sang ayah.
Setelah selesai memasak sarapan, ia meletakan makanan ke nampan dan membawanya ke dalam kamar sang ayah.
Tok.
Tok.
Jasmine mengetuk-ngetuk pintu kamar ayahnya. Namun, sang empunya tidak menjawab atau membukakan pintu untuknya sehingga ia bergegas masuk ke dalam.
"Permisi ayah," ucap Jasmine pelan.
Jasmine masuk ke dalam kamar ayahnya dan seperti biasa meletakan makanan yang ia bawa di meja.
'Sepertinya, ayah ada di dalam kamar mandi? Aku harus cepat-cepat membersikan kamar ini, sebelum ayah keluar,' batin Jasmine.
Jasmine cepat-cepat membereskan tempat tidur ayahnya, setelah selesai mengganti seprai sang ayah ia juga membersihkan debu dengan robot vacuum.
"Selesai, sebaiknya aku pergi sebelum ayah keluar dari kamar mandi," ucap Jasmine.
Jasmine hendak keluar dari kamar sang ayah belum sempat ia membuka pintu, sang ayah sudah keluar terlebih dahulu dari kamar mandi.
'Ya ampun, ayah sudah melihatku di sini? Apa yang harus aku lakukan? Keluar atau tetap di sini?' batin Jasmine sambil berfikir.
Jasmine memberanikan dirinya untuk berbalik badan lalu ia tersenyum kepada sang ayah.
"Pagi Ayah, apa? Jasmine boleh pergi?" sapa Jasmine sekaligus juga bertanya kepada sang ayah ia boleh pergi atau tidak.
Aldalin mengibaskan tangannya, Jasmine cepat-cepat keluar dari kamar sang ayah karena sudah mendapat izin.
Jasmine membawa seprai ke tempat cuci, kemudian mencuci sampai selesai. Setelah itu ia langsung bergegas pergi menuju kamarnya.
Jasmine merapikan penampilannya lalu mengambil beberapa buku dan memasukan buku kedalam tas. Kemudian ia bergegas pergi untuk segera berangkat menuju kampus.
Saat berada di depan gerbang rumah, ia membuka tas dan melihat jika uangnya hanya tersisa lima puluh ribu. Jasmine menghela nafasnya dalam-dalam karena ia harus berpuasa lagi hari ini.
'Sepertinya aku harus berpuasa lagi? Sampai mendapatkan pinjaman dari bos ku. Karena aku sudah tidak memiliki uang untuk makan dan biaya pergi bekerja,' batin Jasmine.
Jasmine berjalan sedikit jauh dari rumah untuk mencari ojek, agar bisa segera sampai di tempatnya bekerja.
Walaupun Jasmine anak konglomerat, dirinya tetap saja harus bekerja. Karena sang ayah sama sekali tidak memberikan uang jajan.
Jasmine juga tidak diperbolehkan untuk makan di rumah sang ayah, sehingga ia harus mencari nafkah sendiri.
Setelah sampai di restoran tempatnya bekerja, ia berjalan masuk ke dalam ruangan bos untuk meminta kerja tambahan.
"Jadi, kamu tidak masuk kuliah?" tanya Nathan yang menatap wajah sedih Jasmine.
"Tidak, untuk apa saya kuliah jika saya tidak memiliki biaya. Lebih baik saya bekerja saja." Jasmine menjawab sambil menundukkan wajahnya.
Nathan sangat kasihan melihat kehidupan Jasmine, ia berfikir jika gadis itu adalah anak yatim-piatu karena sama sekali tidak tahu jika Jasmine anak Aldalin sang konglomerat.
"Baiklah, kamu bekerja sampai malam gaji kerja siang kamu saya bayar saat malam hari," ucap Nathan.
Jasmine langsung mengangkat wajah dan tersenyum kepada bosnya karena sudah berbaik hati.
"Terimakasih Bos, kalau begitu saya permisi bekerja dulu," sahut Jasmine dengan sangat bahagia, gadis itu pun langsung bergegas pergi dari ruangan bosnya untuk segera bekerja.
*
*
Aldalin sudah menyelesaikan sarapan kemudian ia duduk sambil memakai sepatu.
Ponselnya berdering, dan ia langsung menjawab karena panggilan dari rekan bisnis.
[Halo, apa ada masalah?]
[Halo Pak Al, saya ingin bertemu dengan Anda di Nathan restoran.]
[Baik, siang ini saya akan datang.]
Tut ... Tut.
Panggil terputus, Aldalin langsung bergegas pergi dari kamarnya. Saat di luar ia bertemu dengan anak tersayangnya dan langsung berpelukan.
"Apa? uang yang ayah berikan sudah habis?" tanya Aldalin sambil melepaskan pelukannya.
"Ayah, jangan memberikan aku uang lagi, karena aku akan mencari sendiri seperti kak Jasmine," jawab Samudra membuat Aldalin menaikan sebelah alisnya.
"Tidak ada! Yang bisa merubah keputusan ayah!" Aldalin bergegas pergi meninggalkan anaknya.
Samudra menatap kepergian sang ayah, kemudian ia melihat ponselnya berdering ternyata notifikasi pesan masuk.
Terlihat ayahnya mengirimkan uang lagi dengan jumlah yang sangat banyak.
'Sepertinya aku beli rumah saja, karena sewaktu-waktu kami pergi dari ayah. Dia tidak menemukan kami lagi, aku akan membawa kak Jasmine ke luar negeri,' batin Samudra.
Samudra bergegas pergi menuju kampus dengan mengendarai motor matic miliknya, karena ia lebih suka jika tampil apa adanya.
Setelah sampai ia langsung disambut hangat oleh wanita-wanita cantik dan centil dimatanya.
"Sam, kami datang!" jerit manja ketiga wanita yang berlari menghampiri Samudra.
"Meraka lagi." Samudra menghela nafasnya dalam-dalam.
Samudra hendak pergi. Namun, tangannya ditarik oleh salah satu wanita itu.
"Sayang, mau kemana?" tanya Icah dengan sangat centil dan juga mengedipkan sebelah matanya.
"Cah, apa? Matamu itu ke lilipan, jika benar aku akan membantumu?" tanya Samudra dan Icah langsung tersenyum.
"Tentu saja boleh," sahut Icah dengan senang hati dan kedua sahabatnya bersorak-sorak girang.
"Aku juga mau," sambung Rina sambil berlompatan seperti seekor katak.
"Aku juga," tambah Jaswa yang tersenyum genit pada Samudra.
"Tutup matamu dulu, aku akan meniupnya," ucap Samudra.
Icah langsung menutup kedua matanya, begitu juga dengan kedua sahabat yang refleks ikut menutup mata.
Samudra tersenyum kemudian ia cepat-cepat kabur dari ketiga ulat bulu kampus itu.
"Samudra!" teriak ketiga ulat bulu tersebut.
Samudra berlari kemudian ia mencari-cari kebenaran kakaknya tetapi, sama sekali tidak melihat di manapun sehingga ia langsung melacak ponsel Jasmine.
"Kenapa, dia ada di restoran sepagi ini?" tanya Samudra pada dirinya sendiri.
Samudra berniat setelah ia kuliah akan menghampiri kakaknya yang bekerja di restoran itu.
*
*
Siang ini, Aldalin sudah berada di restoran yang di sebutkan oleh rekan bisnisnya, saat ini sudah duduk di bangku VIP sambil menunggu kedatangan rekan bisnis itu.
"Permisi Pak, mau pesan apa?" tanya Jasmine.
Aldalin langsung menoleh, karena ia mendengar suara yang sangat familiar ditelinganya.
"Jasmine!"
Jasmine langsung menatap wajah laki-laki yang ada di hadapannya, ia langsung menelan ludah dalam-dalam.
Jasmine sangat takut mendapatkan hukuman dari sang ayah, karena berada di restoran yang di kunjungi oleh ayahnya itu.
'Kenapa? Aku selalu bertemu dengan ayah?' batin Jasmine sambil bertanya.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Mom Dian
Kalau dikerubuti lalat mah diam bae
tapi kalau dikerubutin cewek malah kabur, kaburnya gak salah arah Samudra 🤭✌️
2023-03-26
1
A̳̿y̳̿y̳̿a̳̿ C̳̿a̳̿h̳̿y̳̿a̳̿
sngt sensitif kalau mengenai seorang ayah, aku tidak mengalami kekejaman seorang ayah, aku hny ditinggalkan dari kcl, bahkan sampai skrng ngga tau keberadaannya,, eelleeehh jadi curcol👀😅🙏 semangat kka, ceritanya menarik
2023-02-19
2
lovely
kyanya g adil mungkin Sam Yasmine bukan saudra kandung ya dasar ayah kejam
2023-02-09
1