episode 4

...

Pagi ini, Dika sedang memasak nasi goreng untuk dirinya dan sang adik. Sebelum berangkat kerja Dika memang selalu menyempatkan untuk menyiapkan sarapan untuk adiknya itu.

"Dek, sarapan dulu sini"

"Iya mas, sebentar lagi ini selesai kok"

"Kan udah mas bilang, kamu gak usah bantu beres-beres rumah biar nanti mas aja"

"Iihh masa cuma lap kaca aja gak boleh sih"

"Nanti kamu kena debu dek. Udah sini sarapan dulu"

Pagi ini Selly sedang membantu Dika membersihkan kaca depan rumah mereka. Sebenarnya tanpa Dika tau, Selly sering sekali membersihkan rumah. Tapi, bagi Dika Selly tak boleh melakukan apapun, karena dia sangat khawatir dengan adiknya itu.

"Aduh" suara kesakitan Selly membuat Dika langsung menghampiri adiknya itu

"Kenapa dek?"

"Hehehe gak apa-apa mas, cuma aku gak sengaja nabrak meja"

"Ya ampun dek, tuh kan mas udah bilang kamu diem aja"

"Iya, maaf ya mas"

"Udah sini mas liat ada yang luka gak?"

"Gak ada kok mas"

"Tuh kan sampe lebam gini"

Dengan lembut Dika mengobati lebam di lutut adiknya itu.

"Mas, aku mau tanya deh"

"Iya, mau tanya apa dek"

"Mas selalu bilang sama Selly, kalau Selly nanti bisa melihat. Emangnya kayak Selly gini masih bisa lihat mas?"

Gerakan tangan Dika yang sedang memegang sendok pun terhenti mendengar pertanyaan adiknya itu. Menarik napas pelan seolah bersiap meyakinkan adiknya dan bahkan dirinya sendiri atas jawaban yang akan ia ucapkan.

"Mas udah pernah tanya dokter dek, tentang kondisi mata Selly sewaktu Selly masih kecil"

"Oh yang waktu itu mas Dika ajak Selly jalan-jalan setelah mas Dika jemput Selly ya?"

"Iya dek. Dan dokter bilang, kalau kondisi mata kamu itu sebenarnya bisa disembuhkan dan kamu bisa melihat seperti orang normal lainnya, seperti mas Dika"

"Beneran mas?" mata Selly berbinar mendengar jawaban sang kakak

"Iya dek. Tapi itu semua butuh waktu"

"Aku harus minum obat mas?"

"Bukan, tapi kamu bisa sembuh dengan cara cangkok kornea mata"

"Operasi mas?"

"Iya, jadi kamu baru bisa sembuh setelah mendapatkan donor kornea mata, dek"

"Yah" Selly menjadi sedih, mengingat itu adalah hal yang sulit didapatkan

"Selly tenang aja. Mas janji sama kamu, kalau kamu akan dapat donor itu dan bisa melihat dunia" dengan penuh keyakinan Dika mencoba menenangkan adiknya itu

"Tapi katanya yang namanya operasi itu mahal mas"

"Selly kata siapa?"

"Kata bu guru di panti. Waktu itu ada salah satu anak panti yang harus di operasi karena sakit. Dan ibu panti cerita katanya biayanya mahal"

"Kamu tenang aja ya. Pokoknya mas janji mau mahal sekalipun mas akan usaha buat adik mas yang cantik ini. Dan Selly juga harus percaya kalo Selly bisa sembuh. Doain mas aja supaya mas bisa secepatnya dapet pendonor dan uang yang cukup untuk operasi kamu ya"

"Maaf ya mas, kalo aku ngerepotin mas terus. Aku gak bisa bantu mas apa-apa. Dan mas Dika juga pasti capek kerja sampe malam karna aku" dengan kepala yang tertunduk setetes air mata itu jatuh dari mata Selly

"Kamu itu adiknya mas dan satu satunya keluarga yang mas punya sekarang. Mas cuma punya kamu dek. Jadi, mas akan ngelakuin apa aja demi kamu. Mas gak peduli sekalipun mas harus kerja dari pagi sampe malem. Kamu cukup doain mas aja ya, supaya mas sehat biar bisa jagain Selly terus" dengan pelan dan lembut Dika mencoba menenangkan adiknya itu

Bagi Dika, Selly adalah nyawanya. Maka benar kata Dika, dia akan melakukan apapun demi adiknya itu. Dika pun seolah ingin membayar kesalahannya yang dulu sempat meninggalkan adiknya itu. Selama ini pun, Dika sebenarnya juga sudah diam-diam mendaftar sebagai pendonor mata untuk adiknya itu.

Selain menyiapkan biaya untuk operasi, Dika juga sedang menyiapkan tabungan untuk Selly nanti. Jika, memang harus dia yang mendonorkan kornea matanya untuk Selly, maka semuanya sudah siap. Tapi, dia juga tetap berusaha mencari pendonor lain, namun pihak rumah sakit memang belum menemukan pendonor yang cocok.

"Tapi nanti kalo aku udah bisa melihat, mas tetap sama aku kan" entah kenapa kata-kata itu terucap begitu saja dari mulut Selly.

Seolah ada rasa takut yang tiba-tiba ia rasakan. Entah mengapa dia merasakan seolah akan ditinggalkan oleh kakaknya itu. Selly takut sekali jika harus hidup tanpa Dika, setelah beberapa waktu lalu Dika meninggalkannya, kini Selly tak mau lagi berpisah dengan kakaknya itu. Sekarang hanya Dika yang Selly punya. Sama seperti Dika yang hanya punya dirinya didunia ini.

"Iya, mas janji kalo Selly udah sembuh Selly tetap sama mas Dika sampai kapan pun"

Pelukan hangat pun coba diberikan oleh Dika. Seolah saling menguatkan dan saling berjanji untuk tak meninggalkan. Dika hanya bisa berharap, jika dia mendapatkan pendonor yang cocok untuk Selly, sehingga dia tak perlu mendonorkan matanya dan tetap bisa terus bersama dengan Selly. Agar mereka tetap hidup dengan baik, bahkan lebih baik dari kondisi mereka saat ini.

"Nanti kalo aku udah bisa lihat pasti seru ya mas. Apalagi nanti bisa lihat cantiknya pacar mas Dika hehehe" dengan candaan Selly mencoba mencairkan suasanya diantara keduanya

"Apa sih kamu tuh. Siapa juga yang mau sama mas kamu ini dek"

"Pasti ada dong mas, bahkan banyak tapi mas Dika aja yang gak peka"

"Ehh kamu ini siapa yang ngajarin ngomong gitu"

"Hehehe, lagian mas Dika itu ganteng jadi pasti banyak lah yang mau jadi pacarnya kakak aku ini"

"Tuh kan kamu jadi sok tau. Lagian siapa yang bilang kalo mas ganteng?"

"Mba Dila, pengurus panti sama ibu-ibu panti yang lain juga pada bilang kalo mas Dika itu ganteng. Bahkan mereka pernah bilang sama aku kalo mas Dika tuh ganteng banget"

"Kayaknya mata mereka juga sakit deh dek kayak kamu"

"Ihh mas Dika kok gitu"

"Ya lagian mereka aneh. Mereka tuh bohong dek jadi jangan percaya"

"Tapi aku jadi penasaran deh mas Dika tuh segateng apa sih sampe ibu-ibu panti suka ngomongin"

"Ihh udah ah, masa iya sih mas kamu ini jadi seleranya ibu-ibu"

"Hahahaha, gak apa-apa mas, siapa tau jodoh"

"Awas ya kamu" Dika yang mencubit pipi sang adik dengan gemasnya

"Hahahaha ampun mas ampun"

Pagi ini rasanya cukup menyenangkan bagi Dika dan Selly. Mereka memang yang jarang sekali memiliki moment berbicara berdua seperti ini. Dika yang selalu bekerja dari pagi hingga malam dan terkadang baru pulang hampir dini hari dimana Selly pasti sudah tertidur. Tapi, Dika selalu memyempatkan pulang kerumah disela-sela kegiatannya.

Dika selalu memastikan adiknya itu baik-baik saja dan sudah makan malam. Para tetangga pun tau bagaimana Dika pada adiknya itu, bahkan tetangga sebelah rumahnya dengan suka rela membantu Dika menjaga Selly ketika dia sedang bekerja. Walau awalnya Dika tak diterima dilingkungannya, tapi semakin lama mereka tau, Dika tidaklah seburuk itu. Dan entah darimana mereka mendengar cerita tentang hidup Dika dimasa lalu yang akhirnya membuat mereka merubah pandangannya pada Dika.

...

"Yang itu namanya Dika, Ra"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!