...
Hari ini benkel cukup ramai, bahkan para montir harus lembur beberapa jam untuk bisa menyelesaikan pekerjaan mereka. Termasuk laki-laki berbadan tegap berkulit putih yang bisa dibilang ahli dalam bongkar pasang mesin kendaraan. Walau usianya masih muda, tapi dia cukup dihormati disini tanpa memandang latar belakangnya.
"Alhamdulillah selesai juga kerjaan" ucap lelaki itu setelah semuanya selesai
"Mau langsung pulang lo?" Tanya salah satu montir yang juga sahabatnya
"Biasa, mau ketemu Roland dulu"
"Tadi waktu lo istirahat dicariin sama bang Sukri tuh"
"Ada apaan?"
"Ga tau, katanya mau ngucapin makasih"
"Makasih apaan?"
"Ya mana gue tau Dika. Eh tapi lo mau ikut balapan malam ini?"
"Ga, tadi si Roland minta gue kesana katanya ada masalah sedikit"
"Hati-hati lo, awas jangan bikin yang dirumah khawatir nungguin lo pulang"
"Iya, Budi anaknya ibu Wati"
"Rese lo"
Laki-laki yang sehari-hari bekerja di bengkel itu memang terkadang menjadi joki balap motor dengan bayaran yang lumayan. Bahkan dia bisa membawa hadiah tambahan karena berhasil memenangkan balapan. Tapi, hasil dari itu semua tak ia nikmati sendiri tapi sering kali ia membagikannya pada orang lain juga, seperti saat ini.
"Bang nasi gorengnya 5 ya" tiba-tiba saja sebelum ia meninggalkan bengkel, ia memanggil tukang nasi goreng yang berkeliling dengan gerobak
"Siap mas"
"Nih lo makan pada makan dulu deh sebelum pulang, tenang aja udah gue bayar kok. Gue cabut dulu ya"
"Alhamdulillah, makasih Dik"
"Makasih mas Dika" ucapan itulah yang terdengar sesaat sebelum Dika menarik gas motornya.
Dia adalah Mahadika Utama.
Laki-laki dengan tubuh tegap ini adalah salah satu karyawan di bengkel yang selalu dipercaya oleh sang pemilik bengkel untuk membantu karyawan lainnya dalam memperbaiki keluhan pelanggan bengkel mereka. Dika yang terkenal ramah dan baik ini walau paling muda di bengkel tapi dia cukup dihormati oleh banyak orang.
Bahkan mereka tak pernah merasa bermasalah dengan masa lalu Dika yang kurang baik. Termasuk sang bos yang awalnya ragu menerima Dika bekerja, tapi seiring dengan berjalannya waktu dia tau jika Dika adalah orang yang bertanggung jawab. Dan masa lalu Dika hanyalah bentuk pembelaan dan rasa kasih sayangnya terhadap keluarga.
"Bro" sapa Dika saat sampai di tempat Roland berada
"Woy bro, akhirnya lu sampe juga"
"Ada apaan nih lu sampe manggil gue kesini?"
"Gue mau kasih tau lu, kalo minggu depan ada kejuaraan balap motor dan hadiahnya lumayan gede nih. Lu mau ikut gak?
"Berapa?"
"10 juta. Gimana?"
"Oke"
"Hahaha gue udah yakin lu pasti mau. Lumayan kan buat nambahin tabungan lu" tepukan dibahu Dika seolah memberi dukungan untuknya yang diberikan oleh Roland
"Tau aja lu, thanks ya"
"Yoi sama-sama. Sekarang lu mau main gak?"
"Gak deh, gue harus balik tadi gue lembur jadi kasian dia dirumah sendirian dan pasti belum makan"
"Oh yaudah kalo gitu. Hati-hati lu baliknya" mereka pun bersalaman ala laki-laki yang sering mereka lakukan
Bagi Dika, Roland adalah salah satu teman yang sudah ia anggap seperti kakak. Dika yang tak punya saudara laki-laki seolah merasa sekarang memiliki abang yang menjadi salah satu orang tau bagaimana kerasnya hidup yang dilalui oleh Dika selama ini.
"Kembaliannya ambil aja pak"
"Terimakasih banyak mas, semoga semakin lancar rejeki mas nya ya" ucap seorang kakek pedagang sate dengan gerobaknya dipinggir jalan emperan toko yang sudah tutup
"Aamiin, sama-sama pak"
Dengan senyum Dika kembali melajukan motornya menuju rumah. Setelah tadi berhenti untuk membeli makan untuk dia bawa pulang. Hari ini Dika membeli seporsi sate ayam lengkap dengan lontongnya. Tadi, saat perjalanan pulang ia melihat ada gerobak sate di emperan toko yang terlihat sepi dengan penerangan seadanya. Dika pun berhenti dan berniat membelinya yang kebetulan ia memang sedang mencari makanan untuk dibawanya pulang.
Dan ternyata penjual sate itu adalah seorang kakek kakek yang tertidur seperti orang kelelahan. Awalnya Dika tak tega membangunkannya tapi lebih tak tega melihat sang kakek yang seolah kelelahan berjualan namun dagangannya masih terlihat banyak. Dika sempat melihat gerobak sate itu yang satenya masih terlihat cukup banyak.
Setelah dibangunkan dengan tega tak tega kakek itu pun tersenyum begitu senangnya saat tau Dika berniat membeli dagangannya. Ternyata si kakek bilang jika hari ini ia baru menjual 2 porsi sate.
...
"Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumsalam, mas Dika?" ucap seorang gadis manis yang sedang duduk dikursi
"Iya, ini mas Dika. Maaf mas Dika pulang telat ya, tadi banyak kerjaan jadi mas Dika harus lembur deh"
"Iya gak apa-apa kok mas. Mas Dika pasti capek ya. Adek ambilin minum dulu ya" sang gadis berusaha bangun dari kursinya namun Dika keburu menahannya
"Udah gak usah deh. Nanti mas Dika ambil sendiri. Kamu belum makan kan, nih mas Dika bawain sate ayam buat adek mas tersayang"
"Wah sate ayam mas. Humm pasti enak banget deh"
"Iya dong pasti. Nih kamu makan dulu ya"
"Mas Dika udah makan belum"
"Udah kok tadi di kerjaan. Yaudah kamu makan dulu ya terus istirahat ini udah malem. Mas Dika mau mandi dulu"
"Iya mas, makasih ya mas Dika untuk satenya"
"Iya sama-sama adik mas yang manis"
Tak hanya mandi tapi malam ini Dika juga harus mencuci pakaiannya dan sang adik yang sudah menumpuk sejak kemarin.
"Mas Dika"
"Eh iya, ada apa dek? Udah selesai makannya ya. Sini mas Dika cuci piringnya"
"Mas Dika belum makan kan pasti. Nih sate sama lontongnya masih ada"
"Loh kok gak kamu habisin. Lagian kan mas udah bilang kalo mas udah makan tadi ditempat kerja"
"Iya, tapi pasti itu tadi siang kan. Dan malam mas Dika belum makan malam ini pasti. Mas Dika jangan bohongin aku"
"Duh yaampun adik mas ini perhatian banget sih sama mas nya"
"Mas Dika tuh udah capek kerja jadi harus di isi juga perutnya biar gak sakit"
"Iya adik mas sayang"
"Yaudah ini mas Dika makan ya. Biar nanti aku bantu jemur pakaiannya"
"Hahaha iya iya ini mas makan ya"
Suasanya didapur malam ini di isi dengan suara senda gurau adik kakak yang sedang bercerita hal-hal sederhana namun membuat hangat dihati keduanya. Dan sesuai janji adik Dika membantunya menjemur pakaian di teras depan rumahnya tentu saja ditemani oleh Dika.
Dika memang terbiasa mencuci dan menjemur pakaiannya di malam hari karena ia suka bangun pagi terlambat, jadi untuk menghemat waktu ia lebih memilih melakukannya dimalam hari. Agar besok paginya ia bisa mengerjakan tugas rumah yang lainnya.
...
"Dasar anak pembawa sial"
"Ra, jidat kamu luka lagi?"
...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments