Pagi-pagi sekali Vania sudah rapi dengan baju kantornya dan dia sudah turun kebawah untuk sarapan, padahal Mama nya baru saja mau memasak. Mama dan Papa sangat senang saat tau kalau Vania diterima kerja dan mempunya kesibukan sendiri, agar tidak membuat dia bosan seharian dirumah.
Mama terlihat sangat cepat menyiapakan roti isi untuk Vania, tidak lupa juga dengan satu gelas susu. Sebenarnya dia ingin memasak bubur atau yang lainya tapi tidak sempat lagi.
"Tumben kamu bangun pagi sekali, apa kamu akan pergi kekantor sepagi ini?" tanya Mama sambil mengaduk satu gelas susu.
"Iya Ma, Vania kan baru masuk dan karyawan baru jadi harus rajin. Mana susu nya Ma" jawabnya dan Mama buru-buru meletakanya didekat Vania.
"Ini sayang, makanya pelan-pelan nanti kamu tersedak. Santai saja ini baru jam setengah 7 pagi kamu tidak akan telat" ucap Mama dan Vania masih terus makan sambil menganggukan kepala nya.
"Wah anak Papa udah siap aja pagi-pagi begini" sahut Papa yang baru datang dan dia juga sudah rapi dengan pakaian kantornya.
"Tentu saja Pa, dia sangat bersemangat. Bahkan dari jam 6 pagi tadi dia sudah ada disini" Mama tersenyum sambil menggelangkan kepalanya.
"Bagus dong, semoga kerja nya lancar ya" Papa mengelus kepala Vania.
"Iya terima kasih Papa, kalau begitu Vania pergi dulu" jawab Vania ingin pergi setelah menyelesaikan sarapannya.
"Hati-hati ya sayang, ini bekal kamu. Siapa tau kamu lapar nanti" Mama memberikan Vania bekal untuk dia bawah kantor.
"Iya terima kasih banyak Mama" jawabnya lalu dia benar-benar pergi.
Vania pergi menggunakan mobilnya, dalam perjalanan dia menerima pesan dari sahabatnya. Kayra dan dia bilang kalau saat ini dia juga pindah ke jakarta dan bekerja disini, tentu saja Vania sangat senang.
Setidaknya dia bisa menghabiskan banyak waktu bersama sahabatnya, mereka berteman sejak sekolah menengah pertema. Bahkan beberapa orang mengatakan kami seperti kembar, karena selalu memakai barang yang sama walaupun muka kamu tidak sama.
Akhrinya Vania mengajak Kayra untuk bertemu minggu depan, saat dia libur kantor. Dia juga ingin cerita banyak pada Kayra, dia juga ingin minta maaf karena tidak berpamitan secara langsung saat mereka mau pindah kemarin.
.
.
Beberapa menit kemudian Vania sudah sampai dan dia langsung memarkirkan mobilnya lalu masuk kedalam perusahan, dia bertanya pada resepsionis dimana ruangan divisi keuangan. Dengan semangat dia menuju kesana dan banyak para karyawan lainnya juga, Vania tersenyum sopan pada semuanya.
Saat memasuki ruangan hanya ada dua orang dan Vania langsung menyapanya, tidak lama setelah itu Lauren masuk dan melihat Vania ada disana. Tentu saja dia sangat senang dan langsung menghampiri Vania.
"Selamat pagi semuanya" sapa Vania dan dua orang perempuan itu pun melihat kearahnya.
"Selamat pagi, mau cari siapa ya?" tanyanya pada Vania dan Vania langsung menggelengkan kepalanya.
"Bukan...Emm perkenalkan nama saya Vania, saya anak baru di divisi ini. Mohon bimbinganya" jawab Vania sambil menundukan kepala nya.
"Oh ini anak baru ternyata, mana dua teman kamu?" dia balik bertanya pada Vania.
"Maaf saya datang sendirian, saya..." belum sempat Vania melanjutkan ucapnya Lauren datang.
"Selamat pagi semuanya!!" sapa Lauren dan mereka bertiga pun langsung melihat kearah pintu masuk.
"Kamu anak baru juga?" tanya perempuan itu lagi dan Lauren pun langsung menganggukan kepalanya.
"Vania kamu lolos juga, aku sangat senang" Sapa Lauren sambil tersenyum pada Vania.
"Hemmm" salah satu dari mereka berdehem dan Lauren langsung terdiam.
"Saya Ririn dan ini Aza, kami adalah karyawan senior disini. Seharunya kalian datang lebih dulu dari pada kami" Vania dan Lauren pun hanya menganggukan kepalanya.
"Ada apa ini? kenapa ribut-ribut?" tanya Pak Lion yang baru saja datang bersama seorang laki-laki yang mengikutinya di belakang.
"Tidak ada Pak, kami hanya menyapa karyawan yang baru masuk ini" tujuk Ririn pada Vania dan Lauren.
"Baiklah karena kalian sudah datang semua, saya perkenalkan dulu anggota divisi kita. Ini Tomi dan Vania serta Lauren akan bergabung dengan kita, saya harap kita bisa bekerja sama dengan baik" ucap Pak Lion kepala mereka semua.
"Iya selamat datang semuanya" Aza yang berusaha ramah pada mereka.
"Kalian bertiga sudah boleh bekerja, tugas kalian bisa tanya dengan Bu Ririn dan Aza. Saya akan kembali keruangan saya" sambung Pak Lion lagi.
"Baik Pak, terima kasih" jawab mereka bertiga bersamaa.
Setelah Pak Lion keluar, Bu Ririn menjelaskan semuanya. Termasuk memberitahu meje kerja mereka, hanya Aza yang terlihat tidak suka pada Vania dan Lauren tapi mereka berusaha cuek saja. Vania juga baru tau kalau Pak Lion adalah kepala divisi mereka, pantasan saja dia sangat berkarisma pikir Vania dalam hatinya.
Tugas mereka hari ini hanya membantu pekerjaan Bu Ririn dan Aza, Vania sedikit kesal dengan Aza karena dia terlihat seperti memerintah padahal mereka kan sama-sama karyawan disini.
"Hey Vania ayo ikut aku, kamu bantu poto copy semua laporan ini" tujuknya dan Vania pun langsung berdiri dan mengambil tumpukan laporan itu lalu mengikuti Aza pergi.
"Di mana tempat poto copy nya Mbak?" tanya Vania yang keberatan karena laporanya hampir menutupi mukanya.
"Tidak jauh lagi, ada diruangan sana" tujuknya asala dan Vania hanya bisa diam sambil berjalan mengikuti Aza.
Benar saja disana ada beberapa mesin poto copy yang kebetulan berada didekat pantry, Vania mengerjakan nya seorang diri sedangkan Aza sudah kembali duluan setelah mengambil air mineral.
Vania sampai bosan karena laporanya sangat banyak, apa Aza sengaja mengejainya pikirnya dalam hati. Dengan lesu dia menyusun lembaran poto copyan nya tadi, Vania terdiam sejenak saat mendengar beberapa orang di pantry sedang membicarakan CEO perusahan mereka.
"Apa kamu tau aku tadi melihat Pak Daniel, dia sangat tampan sekali" ucap salah satu wanita itu.
"Benarkah? kenapa aku tidak seberuntung kamu hari ini. Dia adalah laki-laki yang sempurna, sudah tampan mana kaya dan CEO perusahan lagi" jawabnya.
"Iya aku iri dengan wanita yang bisa dekat dengan dia" ucap wanita itu lagi.
"Kamu benar, apa daya kita hanya seutil debu yang tidak berdaya. Ayo kita kembali kerja nanti Bu Lalita marah-marah lagi" mereka berdua memutuskan untuk pergi setelah itu.
"Memang setampan apa CEO perusahan ini?" tanya Vania dengan nada mengejek.
"Kerasa dua wanita tadi terlalu lebay" sambungnya lagi sambil melanjtkan pekerjaan nya.
Tidak lama setelah itu Tomi datang dan membantu Vania membawa laporan, tidak lupa dia mengajak Vania untuk berkenalan dan ternyata Tomi orang nya asik juga.
"Apa masih lama, katanya laporannya mau dikasih sama Pak Lion?" tanya Tomi yang baru ssja masuk kedalam ruangan itu dan melihat Vania yang masih sibuk menyusun laporan nya.
"Kamu...bikin aku kaget saja" Vania meletakan tanganya didepan dada.
"Sebentar lagi ini aku tinggal menyusun nya" jawab Vania dan Tomi pun mendekat.
"Sini biar aku bantu, oh iya aku Tomi" jawabnya sambil membantu Vania.
"Vania, terima kasih karena sudah membantu. Apa Mbak Aza yang menyuruh kamu datang?" tanya Vania sambil melihat kearah Tomi.
"Bukan, Lauren yang menyuruh ku. Nah ini udah kan? ayo kembali keruangan" jawab Tomi sambil tersenyum.
Mereka pun berjalan bersama, sesekali mereka tertawa karena perkataan Tomi yang lucu. Sampai disana Vania dimarahi karena kerjanya sangat lambat, dia hanya diam saja saat Aza memarahinya.
.
.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments