Bab 5

Aubriella menggeliat dari tidurnya karna merasakan hangatnya sinar matahari yang menerpa wajah cantiknya.

Baxter mengusap pipi halus istrinya karna merasakan Aubriella bangun.

"Selamat pagi tukang tidur," kata Baxter sambil mengecup pipi istrinya.

Aubriella melenguh dan membuka mata indahnya.

"Dimana kita?" tanya Aubriella dengan nada suara yang serak khas bangun tidur dan itu malah terdengar seksi bagi Baxter.

"Masih di yacht," jawab Baxter.

"Dan sudah di dermaga," lanjutnya.

Aubriella langsung terbangun dari tidurnya dan menatap suaminya.

"Kenapa tidak membangunkan aku kalau kita sudah di dermaga," ujar Aubriella.

"Karna aku tidak mau menggangu waktu tidur cantikmu," sahut Baxter.

"Kau menyebalkan," kata Aubriella.

"Dimana pakaianku?" tanya-nya.

"Disana," tunjuk Baxter pada sebuah paper bag yang berada di ujung ranjang.

"Aku membelikan pakaian baru, aku tidak ingin kau keluar dengan pakaian semalam," ucap Baxter.

Aubriella hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya melihat sikap posesif suaminya.

Aubriella bangun dari ranjang dengan selimut yang menutupi tubuh polosnya dan mengambil paper bag yang sudah di siapkan oleh suaminya.

Aubriella berjalan kearah kamar mandi yang berada di dalam kamar itu, sambil membawa selimut itu masuk kedalam.

Sementara Baxter, pria itu bahkan sudah rapi dengan pakaian lengkapnya dan sedari tadi hanya memandangi istrinya yang sedang tertidur.

Sudah 15 menit Baxter menunggu istrinya keluar dari kamar mandi dan akhir Aubriella keluar dari dalam kamar mandi dengan dress yang melekat sempurna di tubuhnya, rambut panjangnya dia biarkan tergerai begitu saja.

"Kapan kita kembali ke Kanada?" tanya Aubriella.

Baxter tak langsung menjawab, pria itu berjalan menghampiri sang istri dan memeluknya.

"Siang ini," jawab Baxter.

"Apa kau ingin jalan-jalan dulu sebelum kita kembali? Atau apa kau ingin membeli sesuatu lagi?" tanya Baxter mamastikan.

"Tidak ada, semuanya sudah aku beli kemarin," jawab Aubriella.

"Kita pulang sekarang saja, aku ingin cepat-cepat pulang," pintanya.

"Apa kau tidak lelah honey? Semalam bahkan aku sudah menggempur mu habis-habisan," goda Baxter.

Aubriella mencubit pinggang suaminya karna perkataanya yang selalu vulgar.

Baxter terkekeh melihat wajah cemberut istrinya dan mencium bibirnya.

"Baiklah, aku akan menelpon pihak bandara untuk menyiapkan pesawatku sekarang," ucap Baxter.

Baxter mengambil ponselnya yanga ada di atas ranjang dan menghubungi pihak bandara serta pilot pribadinya.

"Kita harus kembali dulu ke resort untuk mengambil barang-barang kita," ujar Baxter setelah dia mengakhiri panggilan teleponnya.

"Kalau begitu, ayo!" ucap Aubriella yang begitu semangat.

"Honey, kenapa kau begitu semangat kita akan pulang?" ujar Baxter.

"Aku tidak tahu, entah kenapa aku hanya ingin kita cepat-cepat pulang. Mungkin karna, kita terlalu lama pergi," jawab Aubriella.

"Kita hanya baru pergi selama seminggu honey, dan bukan berbulan-bulan," sahut Baxter.

Baxter tidak tahu saja jika sejak kemarin jantung Aubriella selalu berdetak lebih cepat, seolah-olah akan ada sesuatu yang begitu menakutkan yang sedang menunggu mereka di Kanada.

Aubriella memegang dadanya saat Baxter tidak menyadarinya.

'Ada apa ini? Kenapa sejak kemarin aku merasa akan ada sesuatu yang terjadi,' batin Aubriella bertanya-tanya.

"Apa kita sarapan dulu sebelum kembali ke resort?" tanya Baxter menyadarkan keterdiaman istrinya.

"Ki-kita sarapan di jalan saja," ujar Aubriella sedikit terkejut.

"Honey, ada apa?" tanya Baxter yang melihat istrinya terkejut.

"Tidak ada," jawab Aubriella.

"Ayo, aku sudah lapar," Aubriella menarik tangan Baxter untuk keluar dari yacht.

Baxter mambantu Aubriella melangkahkan kakinya menuju dermaga sambil memegang tangannya.

Mobil Baxter sudah di siapkan oleh salah satu orang kepercayaannya dan sudah ada di hadapan Baxter.

Baxter membukakan pintu mobil untuk istri tercintanya.

"Thanks," ucap Aubriella memberikan senyuman cantiknya.

Karna tak tahan akhirnya Baxter mencium bibir ranum sang istri.

"Senyumanmu mengartikan bahwa dia ingin di cium," ujar Baxter memberikan senyuman tengilnya.

"Bax! Cepatlah," gemas Aubriella pada suaminya.

Setelah menutup pintu mobilnya, Baxter mengitari mobilnya dan mendudukan dirinya di kursi kemudi.

"Kau ingin sarapan apa?" tanya Baxter.

Aubriella terlihat sedang berpikir sambil mengetuk-ngetuk dagunya menggunakan jari telunjuk.

"Burger dan pizza?" ucap Aubriella.

"Are you serious honey?" ujar Baxter yang tidak percaya jik istrinya akan sarapan dengan junk food.

"Mm ..." gumam Aubriella sambil menganggukkan kepalanya.

"Tapi itu--"

"Tapi aku ingin makan itu! Lagi pula aku jarang memakannya dan tidak setiap hari," potong Aubriella saat Baxter akan protes.

"Baiklah, hanya kali ini saja ... Oke?" pasrah Baxter.

Aubriella menyunggingkan senyumnya dan mengecup pipi Baxter.

"Thank honey, i love you ..." ucap Aubriella.

"Mm, i love you too," balas Baxter.

Dan akhirnya Baxter pun mengikuti keinginan sang istri, dia mencari salah satu tempat makan terkenal yang menyajikan makanan junk food.

"Jangan terlalu banyak, oke?" ucap Baxter mamastikan agar istrinya tidak terlalu banyak memesan makanan junk food.

"Iya honey, kau sudah mengatakan itu beberapa kali," ujar Aubriella yang merasa jengah dengan Baxter yang selalu mengatakan hal yang sama sejak mereka di dalam mobil.

Baxter menggenggam tangan sang istri untuk memasuki tempat makan tersebut.

"Biar aku saja yang memesannya," ujar Baxter karna takut Aubriella akan kalap saat memesannya.

"Baiklah," ucap Aubriella dan menunggu Baxter yang pergi memesankan makanannya.

Sambil menunggu, Aubriella membalas pesan dari Meggy, yang merupakan sahabatnya sekaligus adik dari Baxter.

Setelah memesan pesanan mereka, Baxter kembali dan mendudukan dirinya di depan sang istri.

Baxter melihat istrinya yang fokus dengan ponselnya sambil senyum-senyum sendiri.

"Sedang berkirim pesan dengan siapa?" tanya Baxter.

"Meggy," jawab Aubriella sambil memperlihatkan chat dirinya dengan Meggy.

Baxter mengangguk-anggukkan kepalanya setelah tahu dengan siapa dia berkirim pesan.

Tidak lama kemudian pesanan mereka pun datang.

"Terima kasih," ucap Aubriella pada pegawai yang mengantarkan pesanan mereka.

Pegawai itu pun tersenyum guna membalas senyuman Aubriella.

"Silahkan dinikmati," ucap pegawai tersebut dengan ramah dan sopan.

Pegawai itu pun pergi meninggalkan dua pasangan suami istri tersebut.

Aubriella melihat makanan yang ada di hadapannya dengan sorot mata yang berbinar.

"Sepertinya kau sangat senang," ucap Baxter.

"Mm ... Aku sangat jarang memakan ini, karna kakak selalu melarangku. Aku bahkan sembunyi-sembunyi saat memakan ini waktu sekolah dengan temanku," ucap Aubriella setelah menelan makanannya.

"Dan sekarang kau ingin ini?" ucap Baxter terkekeh.

"Entah kenapa aku ingin memakan ini. Mungkin, karna sudah lama tidak memakan makanan junk food," ujarnya.

"Dulu waktu ada mommy, mommy sering membuatnya sendiri di rumah, agar aku tidak jajan diluar sembarangan," ucap Aubriella yang tiba-tiba mengingat sang ibu.

Dan tanpa dia sadari, air matanya meleleh begitu saja.

Baxter dengan sigap mengusap air mata sang istri yang mengalir di pipi halusnya.

"Maaf, aku selalu seperti ini jika mengingat tentang mommy," ucap Aubriella.

"Dan entah kenapa aku jadi merindukan mommy," ucapnya lagi.

"Mungkin kau hanya sedang rindu padanya, setelah kita sampai di Kanada, kita akan mengunjungi makan mommy dan daddy," ujar Baxter.

"Thanks," sahut Aubriella.

"Apapun untukmu honey," ujar Baxter.

Terpopuler

Comments

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus berkarya

2023-07-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!