"Hai Win apa kabar lama kita gak ketemu kamu apa kabar". Ucap Rahma sambil berjalan ke arah Wina, mertua serta suaminya di ruang tamu.
Setelah menetralkan perasaannya Rahma mulai menata hatinya agar terlihat baik baik saja.
"Hai Ra... Iya aku kangen banget sama kamu makanya aku sengaja kesini main". Ucap Wina kemudian.
"Kangen aku atau suamiku sahabat durjana". Ucap Rahma dalam hati.
"Kebetulan Rahma hari ini masak banyak bagaimana kalau kita makan bareng aja". Ucap bu Lia kemudian.
"Boleh tuh Yank, ajak temen kamu makan". Andhika pun menimpali ucapan ibunya.
"Boleh banget yuk langsung aja ke meja makan". Dengan hati yang membara Rahma menahan semua rasa sakit yang ia rasakan.
Saat di meja makan, tatapan Rahma tak lepas dari kedua insan yang sedang di mabuk cinta itu, dengan saling tatap dan sesekali Andhika mengerlingkan sebelah matanya pada Wina, tanpa mereka sadari bahwa Rahma melihat itu semua.
"Keterlaluan kalian.." Ucap Rahma dalam hati dan sebisa mungkin ia menahan air matanya agar tidak luruh membasahi pipinya, sesakit apapun ia harus bisa tahan dan membalas pengkhiantan yang di lakukan suami dan sahabatnya.
Setelah makan siang, Rahma membereskan bekas makan dan kemudian mencucinya sendirian di dapur.
"Kalian kalau di lihat cocok banget Dhik". Ucap Bu Lia sambil tersenyum ke arah Andhika juga Wina.
"Tante bisa aja, mana mungkin kita bisa bersatu sedangkan mas Andhika sudah nikah". Jawab Wina tanpa rasa malu.
"Maksud kalian..?" Tatap bu Lia bergantian pada Andhika dan Wina.
"Udahlah mas jujur aja sih, aku udah gak kuat kita sembunyi sembunyi terus dan kaya nya Tante Lia gak begitu menyukai istrimu itu". Ucap Wina dengan bersungut.
"Maksud mbak Lia, kalian selingkuh.?" jawab Rina tanpa ekspresi.
"Apa bener Dhika yang di ucapkam adikmu, jika pun benar itu tidak masalah Wina bisa jadi adik madu bagi Rahma, bukan begitu Wina, kamu mau kan nikah sama Andhika". Ucap bu Lia tanpa jeda dan itu membuat Wina bahagia karna ini momen yang ia tunggu tunggu.
"Bagaimana dengan Rahma bu, belum tentu Rahma bisa menerima Wina sebagai istri kedua ku". Ucap Andhika dengan nada sedikit bingung.
"Biar ibu yang atur, kalau dia tidak menerima Wina sebagai istri kedua mu, ceraikan saja dan usir dia dari rumah kamu yang besar ini".
Tanpa bu Lia tau bahwa rumah yang ia tinggali tersebut mutlak milik Rahma dan atas nama Rahma pula, rumah itu peninggalan kedua orang tua nya.
"Tapu bu, rumah ini". Ucap Andhika sedikit bingung, yang ibunya kira itu rumahnya Andhika selama ia nikah sama Rahma, bu Lia tidak tau mengenai rumah tersebut karna ia tidak menyukai Rahma, maka dari itu ia ogah bertanya latar belakang menantunya tersebut, kalau karna bukan almarhum sang suami yang menikahkan mereka. Tentu bu Lia tidak akan merestui kedua nya menikah. Tapi apalah daya nasi sudah menjadi bubur.
"Biar nanti ibu yang ngomong sama Rahma, kamu diam aja oke". Ucap bu Lia tanpa ingin di bantah lagi.
"Aku punya usul Tan". Ucap Wina kemudian dengan mata yang berbinar.
"Apa itu cepat katakan".
"Gimana kalau kita nikah diam diam dulu tanpa sepengetahuan Rahma, nanti setelah beberapa bulan pernikahan baru kasih tau Rahma, dia tidak mungkin bisa menolaknya kan". Ucap Wina dengan antusias.
"Ide bagus". Ucap Bu Lia sambil menjentikan jempolnya.
"Gimana sayang, kamu setuju". Ucap Wina menatap ke arah Andhika.
"Terserah kamu aja sayang, yang penting kamu bahagia". Ucap Andhika, dan itu membuat sang ibu tersenyum bahagia.
Ia akan segera menghempaskan Rahma dari rumahnya dan menjadikan Wina satu satunya menantu di rumah yang tak lain milik Rahma.
-Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments