Assalamu' alaikum Warohmatullahi Wabarrokatu semoga kalian suka dengan ceritanya dan jangan lupa setelah baca tinggalkan jejak kalian dengan cara like, tekan gambar love, komen dan vote.
----------
Pagi harinya.
Mutia sudah terbangun, dia merasakan ada yang menimpa perut seketika dia membuka matanya dan terkejut ternyata disebelahnya ada dr. Nando yang memeluknya dengan erat.
" Aaaaa... " Teriak Mutia mengelegar membuat dr. Nando bangun dan panik.
" Ada apa sayang?." Tanya dr. Nando khawatir.
" Ngapain kamu ada disini?." Tanya Mutia menatap tajam ke arah dr. Nando.
" Ini kan kamar aku, eh salah sekarang akan jadi kamar kita." Jawab dr. Nando dan Mutia menatap sekeliling kamar dan mengingat kejadian yang mengharuskan dia menikah dengan cowok dihadapannya ini, lalu dia membuka selimut yang menutupi tubuhmya dan betapa kaget dia melihat dirinya tidak memakai sehelai benang pun.
" Aaakkhhh.... kenapa aku tidak memakai baju? apa yang sudah kamu lakuin ke aku?." Tanya Mutia dengan raut wajah syoknya.
" Ya gimana kan tadi malam kita melakukan malam pertama dan bagaimana kita bisa melakukannya, jika kamu memakai baju." Jawab dr. Nando santai.
" Apaa?? jadi kamu menjebakku, jangan-jangan teh yang kamu kasih ke aku itu sudah kamu campur dengan sesuatu??." Tanya Mutia dengan marahnya.
" Iya apa yang kamu katakan benar, teh yang ku buatkan untuk kamu itu sudah ku taruh obat tidur." Jawab dr. Nando menjelaskan.
" Bagaimana kalau aku sampai hamil?. " Tanya Mutia dengan polosnya, dia panik sendiri.
" Hahaha... " Ketawa dr. Nando setelah mendengarkan ucapan Mutia.
" kenapa kamu malah ketawa bukannya menjawab?." Tanya Mutia kesel.
" Ya kamu yang buat aku ketawa, ternyata kamu lucu juga sayang. Biasanya kamu selalu berbicara santai, ini kenapa malah panik." Jawab dr. Nando semakin ketawa melihat wajah kesel Mutia yang dimatanya sangat lucu.
" Jadi kamu menganggap ucapanku ini hanya bercanda." Ucap Mutia geram melihat dr. Nando yang menganggapnya cuma candaan, dr. Nando yang mendengar Mutia marah kepadanya menghentikan tawanya dan memasang wajah serius.
" Sayang kalau kamu hamil bukannya bagus, kamu tidak perlu khawatir, kalau kamu hamil kan sudah ada suami. Apa kamu lupa sudah menikah kemarin dan atas tuduhanmu tadi aku tidak menjebakmu sama sekali, aku hanya mengambil apa yang sudah menjadi hakku sebagai seorang suami." Jawab dr. Nando menjelaskan dengan begitu serius agar Mutia mengerti dengan apa yang diucapkannya.
" Mengambil hak sebagai suami katamu, kamu harus ingat kita sudah membuat kesempatan sebelum menikah. Kalau kita menikah hanya untuk status dan setelah keluar dari kampung ini akan bercerai, apa kamu lupa. Kamu telah membuat hidup aku hancur, apa yang telah aku jaga selama ini telah kau tengut." Ucap Mutia marah dengan suara setengah berteriak.
" Aku selalu ingat apa yang telah kita sepakati, tapi kita tidak pernah mensepakati tentang hubungan suami istri dan kamu harus tau pernikahan kita ini adalah takdir dari Allah untuk menyatukan hambanya, jadi aku harap kamu tidak lagi memikirkan soal perceraian kita karena aku tidak akan menceraikanmu sampai kapan pun." Ucap dr. Nando mulai kesel mendengar kata cerai.
flasback on.
" Sial kenapa para warga disini gak mau meminjamkan motor mereka, jadi aku harus berjalan kaki untuk mengambil koperku di mobil dan sekarang kakiku menjadi bengkak karena terlalu lama berjalan." Gumam Mutia dalam hati merasa kesel dengan menghentakkan kakinya dilantai rumah dinas dr. Nando, dr. Nando yang melihat itu mengelengkan kepalanya.
"Jangan mengumpat orang itu tidak baik, mau aku bikin kan minum." Ucap dr. Nando menawarkan diri.
" Seharusnya dari tadi kamu membuatkanku minum, ini malah baru menawarinku untuk membuatkan minum, gak tau apa dari tadi tenggorokanku sudah kering." Ucap Mutia kesel dia melampiaskan amarahnya kepada dr. Nando dan dr. Nando pun langsung pergi tanpa menjawab ucapan Mutia.
" Maaf ya sayang aku harus melakukan ini, walaupun kamu tidak suka dengan caraku untuk mendapatkan kamu." Gumam dr. Nando menaruh obat tidur di dalam teh dan memberikan teh buatannya itu kepada Mutia.
" Ini diminum dulu tehnya katanya tenggorokannya sudah kering." Ucap dr. Nando menaruh tehnya diatas tikar.
" Hem." Dehem Mutia, lalu meminum tehnya sampai habis. Beberapa menit kemudian dia merasa mengantuk dan menuju kamu, lalu membaringkan tubuhnya di tempat tidur. Tidak butuh waktu yang lama dia tertidur, dan dr. Nando masuk melakukan sesuai dengan rencananya.
flasback off.
" kamu aawww." Ucap Mutia mencoba menahan emosinya dan dia ingin turun dari tempat tidur, tapi dia merasakan sakit diarea sensitifnya, dr. Nando yang mendengar ringkisan Mutia segera membopong tubuh Mutia ke kamar mandi.
" Tu turun akuu... dokter mesum." Ucap Mutia terkejut dan dia mengucapkannya berulang kali, dia juga memberontak. Tapi tidak di hiraukan sama sekali oleh dr. Nando, dia terus berjalan ke arah kamar mandi dan menurunkan Mutia.
" Ayo cepat mandi kita sholat subuh berjama'ah." Ucap dr. Nando yang melihat tidak ada pergerakan sama sekali dari Mutia.
" Aku bisa mandi sendiri, lebih baik kamu keluar dari sini." Ucap Mutia baru menyadari bahwa dr. Nando sama seperti dirinya tidak memakai sehelai benangpun dan dia merasa malu dengan kondisinya sekarang.
" Tidak kita mandi sama-sama, aku akan membantumu untuk mandi." Tolak dr. Nando dengan tatapan mata yang aneh dan hal itu dilihat oleh Mutia.
" Tidak, aku bisa mandi sendiri." Ucap Mutia tidak mau kalah.
" Aku tidak menerima penolakan." Ucap dr. Nando dan mereka mandi selama 2 jam, kalian pasti tau mereka bukan hanya mandi saja karena dr. Nando terus memaksa melakukannya lagi.
Dr. Nando yang melihat tubuh Mutia yang sudah mengigil kedinginan segara mengambil handuk, lalu mengeringkan badan mereka dan membopong tubuh Mutia keluar dari kamar mandi mendudukkannya ke tempat tidur.
" Pakai bajumu, setelah kita sholat." Ucap dr. Nando setelah mengambilkan baju istrinya didalam kopernya, Mutia hanya terdiam.
" Apa kau ingin mengodaku lagi dengan tidak menakai pakaianmu atau kau ingin kita mengulanginya lagi sekarang kalau kau tidak memakainya." Ucap dr. Nando mengancam dan Mutia langsung memakai pakaiannya.
Mereka berdua sholat subuh berjama'ah dan setelah sholat dr. Nando mengulurkan tangannya kepada Mutia, sedangkan Mutia mengenyit kening bingung dengan apa yang dilakukan oleh dr. Nando.
" Salim." Ucap dr. Nando mengerti kalau perempuan yang baru dinikahinya itu bingung.
" Buat apa, kayak mau pergi sekolah aja." Jawab Mutia tidak mau menyalim tangan dr. Nando dan dia berdiri membuka mukenanya, ketika dia ingin melangkah pergi langsung di tahan oleh dr. Nando.
" Mau kemana kamu? kenapa tidak mau menyalim tangan suami?." Tanya dr. Nando lama-lama mulai kesel dengan kelakuan Mutia.
" Aku mau kemanapun itu bukan urusan kamu dan ingat kamu cuma suami sementara aku, sampai kita keluar dari kampung ini." Jawab Mutia marah merasa dirinya ingin diatur oleh laki-laki yang berada dihadapannya.
" Oh, jadi itu mau kamu. Ok, kita tidak akan meninggalkan kampung ini dan kita akan tinggal di kampung ini untuk selama-selamanya." Ucap dr. Nando tegas menatap tajam ke arah Mutia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments