Episode 4

Assalamu' alaikum Warohmatullahi Wabarrokatu semoga kalian suka dengan ceritanya dan jangan lupa setelah baca tinggalkan jejak kalian dengan cara like, tekan gambar love, komen dan vote.

----------

" Kamu saja yang tinggal di kampung ini, aku mau pergi dan jangan sok mengatuh kehidupan aku. Apa lagi sok mengatur kehidupan pribadiku, mending kamu urus saja kehidupan pribadimu sendiri. " Ucap Mutia menatap balik dr. Nando dengan tatapan tajam.

" Aku tidak akan membiarkanmu pergi tanpa ada aku disampingmu, dimanapun kamu berada harus ada aku." Ucap dr. Nando begitu posesifnya.

" jadi laki-laki jangan terlalu posesif, buat aku ilfil sama kamu. Kamu harus ingat aku tidak suka diatur sama orang, apa lagi orang asing kayak kamu yang sudah berani merenggut harta paling berharga dari diriku." Ucap Mutia marah belum bisa menerima bahwa laki-laki yang telah dia nikahi dengan kesepakatan kemarin berani mengambil kesuciannya.

" Iya aku memang terlalu posesif, aku akui itu, aku seperti ini juga hanya karena kamu, aku takut kehilangan kamu lagi seperti 17 tahun yang lalu. Kamu pergi begitu saja tanpa ada jejak sama sekali, kamu gak tau aku mencari keberadaanmu selama ini. Aku selalu berdoa semoga Allah mengabulkan doaku untuk mempertemukan kita agar aku bisa menjalankan janjiku kepadamu malaikat kecilku." Ucap dr. Nando yang sudah mulai frustrasi takut kehilangan orang yang selama ini dia cari.

flasback on.

Seorang anak kecil berusia 3 setengah tahun sedang bermain sepeda dengan kakak laki-lakinya yang berusia 7 tahun.

" Kak lepasin sepedanya Tia sudah bisa bawa." Ucap Mutia kecil.

" Dek kamu kan baru belajar kalau jatuh bagaimana, entar kakak dimarahin sama papah lagi kalau sampai kamu jatuh." Ucap sang kakak khawatir.

" Iya kalau kakak terus pegangin sepedanya kayak gini Tia gak bisa belajar." Ucap Mutia kecil mulai kesel.

" Yaudah kakak lepas, tapi kamu harus janji tidak boleh laju-laju bawanya." Ucap sang kakak tidak tega dan saat sang kakak lenggah Mutia kecil mengayuhkan sepedanya dengan cepat.

" Dek jangan laju-laju." Teriak sang kakak berlari mengejar Mutia yang bersepeda sudah menjauh darinya.

Mutia kecil bersembunyi di perkarangan rumah orang dengan sepedanya cukup lama dan dirasa kakaknya sudah ada dia keluar dengan sepedanya.

" Ini ada dimana? mama papa kak Ardan, tia takut." Ucap Mutia kecil ketakutan, tapi dia tetap berjalan menuntun sepedanya sampai dia melihat seseorang, dia menghentikan langkahnya.

" Kakak itu ganteng." Ucap Mutia kecil yang melihat laki-laki memakai baju seragam SMP sedang berjalan, beberapa menit kemudian ada mobil yang melintas melaju dengan kecepatan penuh.

" Kakak ganteng awas." Teriak Mutia kecil berlari meninggalkan sepedanya, teriakkan Mutia memancing laki-laki berseragam SMP itu menatap ke arahnya.

" Kakak ganteng awas. " Teriak Mutia kecil lagi dan Mutia lari ke arah laki-laki itu,lalu mendorongnya.

Bruk...

Suara yang begitu keras membuat orang yang berada di sekitar situ mencari asal suara dan mereka melihat seorang gadis kecil berusia 3 setengah tahun tertabrak oleh mobil Avanza dengan seorang anak laki-laki yang memakai seragam SMP-nya.

" Dek.... bangun dek bangun..... " Ucap anak laki-laki itu menangis memeluk tubuh kecil Mutia yang sudah berlumuran darah dan orang yang melihatnya segera memangil ambulan lalu membawanya ke rumah sakit.

Dokter sudah melakukan tindakan pertolongan pertama kepada Mutia kecil untuk menyelamatkan nyawanya.

" Apa disini ada keluarga dari anak kecil tadi?. " Tanya dokter.

" Emang ada apa sama adek itu?." Tanya anak laki-laki berseragam SMP yang bajunya sudah dilumuri darah.

" Ada yang perlu saya sampaikan kepada kedua orang tuanya, apa kamu kakaknya?," Tanya dokter.

" Bukan." Jawab anak laki-laki itu.

" Yasudah kita lebih baik menunggu kedua orang tuanya datang." Ucap dokter.

" Tunggu dok, apa saya boleh masuk untuk melihatnya?." Tanya anak laki-laki itu. melihat dokter ingin pergi

" Maaf untuk sekarang tidak bisa adek." Jawab dokter.

" Sebentar aja dok, saya ingin melihatnya." Ucap anak laki-laki itu dengan tatapan memohon dan dokter yang melihat itu tidak tega.

" Baiklah, tapi jangan menggangunya." Ucap dokter menjelaskan dan anak itu hanya mengangguk, lalu masuk ke dalam ruangan Mutia dirawat.

" Dek kenapa kamu menyelamatkan aku, seharusnya kamu biarkan saja aku yang tertabrak." Ucap anak laki-laki itu menangis melihat kondisi Mutia kecil dengan kepala dan tangan kanannya diperban, dahi, pipi dan bibirnya ada luka jahitan.

" Dek kenapa kenapa kamu lakuin itu kita bahkan belum kenal." Ucap anak laki-laki itu lagi dengan air matanya yang sudah membasahi wahahnya.

" he... he... ka kak gan teng ken napa nang gis, a a ku ga k ke na pa na pa." Ucap Mutia kecil terputus-putus karena menahan rasa sakitnya.

" Kenapa kamu bodoh sekali sih dek malah menyelamatkan orang yang tidak kamu kenal." Ucap anak laki-laki itu.

" ya udah se ka rang ki ta ke na lan na ma ak ku Mu tia ra ar ri fin." Ucap Mutia kecil memperkenalkan namanya.

" Aku Dodo." Ucap anak laki-laki itu.

" Yaudah Fifi sekarang kamu istirahat biar cepat sembuh." Ucap Dodo ingin melangkahkan kakinya untuk keluar.

" Aaww sakit." Ringkis Mutia sudah tidak tahan menahan rasa sakitnya dan Dodo yang mendengarmya segera menghampirinya.

" Mana yang sakit Fifi?." Tanya Dodo khawatir.

" Ke pa la dan tang gan ku sa kit." Jawab Mutia mengeluarkan air matanya menahan rasa sakitnya dan Dodo membuka kalung yang dia pakai, lalu memberikannya kepada Mutia.

" Dek Fifi ambil kalung ini, kamu harus janji sana kakak untuk bertahan hidup. Kalau kamu sudah gedek kakak akan menikahimu dan kakak akan menjadi dokter yang hebat, yang akan selalu merawat malaikat kecil penyelamatku.

Mutia terus merasakan kesakitan, Dodo yang melihatnya segera memangil dokter. Dodo disuruh pulang dulu oleh suster karena melihat baju yang digunakannya banyak terdapat noda darah, sehingga dengan terpaksa dia menurutinya.

Keesokan harinya dia datang kembali ke rumah sakit, sebenarnya kemarin setelah membersihkan dirinya dia ingin balik ke rumah sakit untuk menemui Mutia. Orang tuanya menanyakan kenapa baju seragam sekolahnya terdapat banyak noda darah dan melihat penampilan anaknya yang sudah rapi, lalu dia menceritakan apa yang terjadi kepada kedua orang tuanya dan terkejut mendengar apa yang menimpa anaknya.

Pastinya anak mereka merasa bersalah dan kedua orang tuanya melarangnya untuk tidak kembali pergi ke rumah sakit agar anaknya bisa menenangkan dirinya terlebih dahulu sekarang dan mengingat hari sudah malam, dengan perasaan kesel bercampur sedih tidak bisa melihat malaikat kecil yang telah menyelamatkan.

Ketika memasuki ruangan rawat malaikat kecilnya, dia melihat tempat tidur yang sedang dirapikan.

Suster dimana anak kecil yang dirawat disini?. " Tanya Dodo kepada suster yang membersihkan tempat tidur.

Sudah dibawa sama keluarganya mas, mas gak tau." Ucap suster dan Dodo mengeleng pelan.

Kapan?." Tanya Dodo.

Tadi sekitar 1 jaman." Jawab suster.

Terima kasih sus." Ucap Dodo, lalu berlari mencoba mencari malaikat kecilnya.

Dek Fifi malaikat penyelamatku kenapa kamu pergi meninggalkan aku, tanpa satu katapun. Aku akan menunggu dan mencarimu dimanapun kamu berada, aku akan menepati janjiku kepadamu untuk menjadi dokter menikahimu. Gak akan aku biarkan siapapun yang ingin merebutmu dariku dan tidak ada wanita lain yang akan menjadi istriku selain kamu." Gumam Dodo dalam hati sedih.

flasback off.

Terpopuler

Comments

Anjani

Anjani

jng terlalu bnyk flesback

2021-04-21

0

mbak naa

mbak naa

hadeh, ank usia 3 stengah tahun mah blom ngerti cowok ganteng😂

2021-04-21

2

Pita

Pita

lanjut thor

2020-06-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!