Iko yang merasa bisa melakukan apapun pada Inez, saat gadis ini benar-benar tidak berdaya, iapun mencoba membuka cadar Inez.
Malang tak dapat di tolak, untung tak dapat di raih, tiba-tiba, tubuh Iko terpental hingga jatuh dari ranjang Inez.
"Auhhght...! Iko memegang bokongnya yang terasa sangat sakit. Ia seperti merasa ada yang menendang ulu hatinya sekencang mungkin.
"Siapa gadis ini..? Bagaimana mungkin dia punya kekuatan hebat seperti itu padahal ia dalam keadaan tidur." Batin Iko yang tidak ingin lagi berurusan dengan Inez.
"Cukup dengan permainanmu ini! Aku akan membuat perhitungan denganmu dan melihat sampai di mana kekuatan mu itu."
Maki Iko lalu meninggalkan kamar Inez. Ia memanggil pelayannya untuk menghubungi dokter dan mengurusi Inez.
"Apakah aku sedang membawa malapetaka dalam rumahku? Mana mungkin orang punya kekuatan bisa menghentikan niat buruk orang lain disaat mereka tertidur?"
Antara marah dan penasaran dua kata yang tidak terlepas dari hati Iko saat ini. Hatinya tetap menginginkan Inez dan perasaan itu sangat kuat, tapi mengingat ada yang aneh dengan sikap Inez membuat ia juga harus waspada.
Tidak lama dokter Salbiah datang untuk memeriksa keadaan Inez. Melihat kondisi perempuan bercadar itu sangat lemah membuat dokter Salbiah harus membuka cadar dan juga jilbabnya agar bisa memeriksa tubuh Inez dengan seksama.
Hanya Erika yang bisa menyaksikan bagaimana kecantikan seorang Inez saat hijab itu tidak lagi menempel di kepalanya. Wajah cantik nan pucat namun terlihat berkeringat dengan bibir kering seakan sedang menahan kedinginan.
"Nona! Apakah kamu mendengarkan aku?"
Tanya dokter Salbiah saat melihat inez mulai siuman dari pingsannya.
Dokter Salbiah memasang infus pada punggung tangan Inez. Ia meminta pelayan untuk membawakan bubur gandum untuk Inez agar gadis ini kembali pulih.
"Siapa gadis ini? Kenapa dia bisa berada di sini?" Tanya dokter Salbiah.
"Namanya Inez dan dia adalah calon istrinya tuan Iko."
"Apakah mereka masih ada hubungan kerabat?"
"Sepertinya tidak ada dokter."
"Semoga Iko tidak mempermainkan gadis ini. Dia akan menyesal jika melakukan itu." Ucap dokter Salbiah.
Dokter Salbiah menuliskan copy resep untuk ditebus oleh pelayan. Ia pamit dan meninggalkan Inez yang terlihat kembali tidur setelah di berikan obat penenang.
Iko yang menunggu di depan kamar Inez, langsung menanyakan keadaan Inez.
"Apakah sakitnya parah dokter?"
"Apakah Anda sedang menyiksanya?
"Tidak dokter! Dia hanya mogok makan." Ucap Iko memberi alasan.
"Calon istrimu itu adalah gadis yang paling sholehah jika dilihat dari aura wajahnya. Dia memperlakukan tubuhnya dengan baik dan tidak mungkin tidur dalam keadaan lapar.
Seorang yang beriman tahu bagaimana memperlakukan tubuhnya. Pasti anda tidak memberinya makan hingga tubuhnya benar-benar drop." Ucap dokter Salbiah yang tidak bisa dibohongi oleh Iko.
Merasa dokter Salbiah adalah dokter yang sangat taat dalam beribadah, Iko nekat menanyakan hal yang berkaitan dengan Inez.
"Apakah seorang wanita yang menjaga kesuciannya bisa bertindak aneh pada orang yang ingin mencelakainya?"
"Apakah kamu ingin berbuat buruk pada gadis itu tanpa ingin menghalalkan dirinya?"
Tebak dokter Salbiah tanpa ingin menjawab pertanyaan Iko.
"Aku hanya ingin melihat wajahnya saja dokter, tapi entah mengapa tubuhku selalu saja dibuat kaku oleh Inez. Aku jadi merasa ngeri mendekati gadis itu. Aku ingin memulangkan dirinya dari pada dia akan membahayakan nyawaku." Gerutu Iko geram.
"Apakah kamu tidak menyesal ingin memulangkan dirinya?"
"Apa maksud anda Dokter?"
"Dia seperti titisan dari langit. Dia sangat cantik tiga kali lipat dari kecantikan wanita bumi."
"Tapi dia wanita berbahaya dokter."
"Kamu yang telah berbuat kurangajar padanya. Gadis secantik Inez telah dibekali oleh ilmu agama yang kuat.
Jika kamu tahu kisah ibunda Sarah istrinya nabi Ibrahim yang ingin dilecehkan oleh raja Tutis. Seorang raja yang sangat zalim pada masa itu yang selalu memaksakan wanita cantik mana saja yang ia inginkan tidak peduli wanita itu sudah bersuami atau tidak.
Ia akan membunuh suami si gadis hanya untuk mendapatkan istri orang lain untuk memuaskan syahwatnya. Doa ibunda Sarah itulah yang menjadi pegangan calon istrimu itu saat ini. Dia ingin didekati dengan cara yang halal jika kamu menginginkannya."
Ucap dokter Salbiah membuat Iko baru sadar atas kesalahannya yang telah menuduh Inez tanpa jelas dasar hukumnya.
"Terimakasih dokter atas penjelasannya. Aku akan segera menikahinya."
Ucap Iko lalu mengantar dokter Salbiah ke mobilnya yang merupakan dokter keluarga dan juga sahabat ibunya dulu.
Iko kembali ke kamarnya dan memanggil Erika untuk mengetahui keadaan Inez.
"Apakah dia sudah baikan?"
"Nona Inez sudah menghabiskan makanannya dan saat ini sudah tidur lagi Tuan."
"Apakah dia tidur dengan hijabnya?"
"Tubuhnya tadi demam dan dokter Salbiah membukanya. Saat ini dia tidur tanpa hijab."
"Apakah dia benar-benar cantik tanpa memakai hijab?"
"Tak tertandingi Tuan!"
"Baiklah. Persiapkan dia karena aku ingin menikahinya malam ini." Titah Iko.
"Tapi dia masih sakit Tuan."
"Lakukan saja karena aku sendiri ingin merawatnya."
"Baik Tuan."
Erika buru-buru kembali ke kamarnya Inez. Ia harus menunggu Inez bangun tidur agar bisa mempersiapkan gadis itu untuk menikah.
Iko meminta asistennya Zian untuk memanggil penghulu dan saksi untuk menikahkan dirinya dan Inez nanti malam.
Beberapa jam kemudian, Inez merasa sudah baikan dan tidak pusing lagi. Demamnya juga sudah turun tapi tubuh itu masih sangat lemah dengan lidahnya sedikit terasa pahit.
"Nona! Bagaimana keadaan anda?"
"Aku sudah baikan hanya saja tubuhku sangat lemah, Erika."
"Tapi nona, aku...aku....-"
"Ada apa Erika? Kenapa kamu terlihat cemas?"
"Maafkan aku nona Inez. Aku hanya menjalankan perintah tuan Iko. Aku tidak bermaksud menyakiti nona. Tapi aku juga sangat takut kalau tidak menjalankan perintah tuan Iko." Ucap Erika sambil mengatupkan kedua tangannya.
"Katakan saja! Apa yang diinginkan bajingan itu padaku? Apa dia menyuruhmu untuk mengusir aku dari sini?
Aku justru menginginkan hal itu karena aku juga tidak sudi tinggal di rumah ini dengan manusia lebah itu." Maki Inez dendam dengan perbuatan Iko padanya.
"Begini nona! Tuan Iko ingin aku mempersiapkan Nona untuk menikah dengannya malam ini."
Deggggg...
"Apaaaa...? Apa tuan mu itu sudah gila memaksa aku menikah dengannya dengan kondisi tubuhku seperti ini?" Pekik Inez histeris.
"Aku sudah menyampaikan keberatan yang sama seperti nona katakan barusan, tapi dia bilang dia ingin mengurus anda sendiri selama masih sakit."
"Tapi, aku..Sial! Kenapa di saat aku seperti ini dia baru mau menikahi ku, bagaimana aku bisa melayaninya dengan tubuh selemah ini." Batin Inez.
Erika menatap wajah Inez yang terlihat mempertimbangkan permintaan Iko kepadanya. Ia juga tidak tega melihat wajah memelas Erika yang takut mendapatkan hukuman dari Iko.
"Baiklah Erika. Aku siap menikah dengannya." Ucap Inez pasrah.
"Alhamdulillah. Terimakasih non. Aku akan merias anda secantik mungkin."
Ucap Erika dengan wajah berbinar ceria.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Issey Miyake
maaf ..gadis soleha itu menjaga tutur kata nya ya...jgn merosakkan nma gadis soleha ya..
2023-05-27
1
Zidni Wayau
Gadi Sholeha kok mulutnya pedas sekali Thor🤭🤭🤭
2023-02-08
2
Mila Azah
masak gadis Sholeh kesal mengumpat harusnya kan istiqfar.perbaiki bahasa tulisannya thor
2023-02-04
2