Iko Neil Marco Reus lahir di Perancis memiliki darah Perancis, Indonesia dan Bahrain. Dibesarkan dari kalangan kerajaan mafia, Iko Neil tumbuh dan terlatih untuk menjadi penerus FK coorporation.
Dari kecil Neil sudah dibekali dengan ilmu agama yang cukup kuat oleh neneknya. Namun semenjak ibunya meninggal saat Iko menginjak usia 12 tahun karena perebutan kekuasaan ayahnya yang pemimpin mafia saat itu, membuat mentalnya mulai terkontaminasi dengan kekerasan.
Ibunya menjadi korban dari pertempuran itu.
Di tambah lagi neneknya yang tidak kuat menerima kematian putrinya ikut meninggalkan Iko.
Ia di kembalikan lagi ke Perancis dibawah bimbingan keluarga ayahnya yang sebelumnya ia menetap di Bahrain karena perceraian orangtuanya.
Saat itu ibunya yang ingin rujuk lagi dengan ayahnya kembali ke Perancis. Karena pengkhianatan orang dalam, yang memberitahu pertemuan Nyonya Ruby dan tuan Marco di suatu restoran, membuat musuh mendatangi tempat itu dan terjadilah tembak menembak.
Ibunya yang ingin melindungi mantan suaminya itu terpaksa harus menerima peluru yang menembus tubuhnya.
"Rubby! Sayang! Kenapa kamu lakukan ini..?"
"Aku tidak ingin kamu yang meninggalkan aku, sayang. Aku ingin kamu tetap hidup untuk putra kita Neil. Jagalah dia Untukku."
Ucap nyonya Ruby lalu menghembuskan nafas terakhirnya dalam pelukan suaminya dengan bacaan dua kalimat syahadat.
Ia tumbuh menjadi lebih dewasa daripada usianya. Iko merasa pegangan hidupnya menjadi hilang karena baginya ibu adalah segala untuknya.
Iko tidak terima ibunya pergi dengan cara yang mengenaskan. Itulah sebabnya ia berlatih keras menjadi yang terbaik agar kedudukannya tidak tergeser sebagai ketua mafia untuk mencari musuh ayahnya yang sampai saat ini belum ia temukan.
"Aku harus menemukan pria yang telah membunuh ibuku. Tapi sebelum aku membunuhnya, aku ingin menyiksanya terlebih dahulu hingga ia menyesal telah lahir ke dunia ini."
Ucap Iko yang menggantikan nama panggilan yang diberikan ibunya dari Neil menjadi Iko.
Tok... tok..
Iko membuka pintu ruang kerjanya saat asistennya Zian mengantar berkas dokumen pribadi pembunuh ibunya.
"Bacakan untukku!" Titah Iko pada asistennya Zian.
"Dalam dunia mafia ia dijuluki Zero. Ia memiliki tato burung Kolibri di sebelah lengan kanannya."
"Apakah ia mempunyai keluarga?"
"Ia mempunyai seorang putri yang dirahasiakan keberadaannya. Putrinya dibesarkan oleh kalangan orang biasa agar jejak putrinya tidak diketahui oleh kalangan mafia."
"Apakah kalian tidak melacak sama sekali keberadaan putrinya?"
"Terakhir yang kami tahu putrinya kuliah di perguruan tinggi di Maroko dan setelah itu kami tidak tahu lagi keberadaannya."
"Kalau begitu temukan gadis itu untukku dan aku ingin bersenang-senang dengannya untuk membalas kejahatan ayahnya. Aku ingin jadikan dia sebagai budak naf**suku."
Ucap Iko menyeringai licik.
"Bagaimana dengan gadis bercadar itu Tuan?"
"Gadis itu sangat menakutkan dan aku tidak mau mendekatinya."
"Kenapa tidak dilepaskan saja! kalau tidak berguna untuk tuan dan bahkan akan mengancam hidup tuan?"
"Tidak! Aku akan melepaskannya setelah aku menikahi gadis yang pernah aku temui saat aku..-
Tidak..! Kamu tidak perlu tahu siapa gadis itu. Aku ingin mendatangi sendiri rumah gadis itu untuk melamarnya sebelum ada orang lain yang datang melamarnya."
Ucap Iko dengan penuh kerinduan membayangkan kembali wajah gadis yang pernah ia lihat yang ada di desa nun jauh di sana.
"Baik Tuan!" Zian mengalah dan keluar dari ruang kerja Iko.
"Tunggu Zian...! Siapkan pesawat jet! aku mau berangkat ke luar negeri untuk menjemput calon istriku."
"Baik Tuan!"
"Siapa gadis itu? dan di mana dia berada? Berarti tuan Iko benar-benar jatuh cinta dengan gadis itu." Gumam Zian lirih.
...----------------...
Tiba di desa sang gadis impiannya, Iko datang dengan penyamarannya sebagai pemuda biasa dengan mengendarai motor.
Tidak ada kemewahan yang ia tampakkan di desa itu karena tidak ingin jadi tontonan. Rumah yang sama yang tiga bulan lalu ia berada di dalam rumah itu.
Sudah beberapa kali ia mengetuk pintu rumah itu namun pemiliknya tidak juga mau keluar. Seorang ibu yang merasa terganggu dengan ketukan itu, akhirnya keluar dan menegur Iko yang sudah menganggu tidur siang mereka.
"Hei kau! Apakah kamu tidak punya otak, hah? Bertamu di rumah orang siang-siang seperti ini." Umpat ibu itu kesal.
"Apakah penghuninya tidak ada di rumah ini, Bu?" Tanya iko dengan santun.
"Penghuninya sudah kabur. Tidak tahu entah ke mana?" Ucap ibu itu hendak masuk kembali ke rumahnya.
"Tunggu sebentar Bu! Aku ingin sekali bertemu dengan pemilik rumah ini. Apakah ibu bisa memberikan informasi tentang keberadaan mereka?"
Tanya iko sambil membuka dompetnya.
Wajah si ibu itu terlihat berbinar dengan senyum culasnya saat melihat tumpukan uang di dompet milik Iko.
Iko menutup lagi dompetnya dan menunggu ibu itu bicara.
"Apakah kamu ingin membayar setiap informasi yang akan aku berikan kepadamu, anak muda?"
Ucap ibu itu dengan suara mendayu-dayu.
Iko menahan nafasnya dan merutuki ibu itu dalam hatinya.
"Dasar penyihir! Bagaimana orang mau betah tinggal di rumah ini kalau punya tetangga penyihir sepertimu?"
"Bagaimana, apakah anda setuju dengan penawaran ku? Sepertinya anda bukan orang biasa dan aku yakin anda orang berada"
Ucap ibu itu sambil mengamati penampilan dan wajah Iko yang terlihat sangat tampan.
"Katakan sejujurnya karena aku akan membayar mahal informasi mu! dan jangan main-main denganku atau kau tidak akan bisa menikmati tidur siang lagi besok!"
Ancam Iko yang baru memperlihatkan taringnya.
"Ba.. baiklah tu.. Tuan! Aku janji akan memberikan informasi untukmu yang sebenarnya."
Ibu itu mengajak Iko duduk di sofa yang ada di teras rumahnya. Iko dengan gagah duduk di sofa itu dengan memangku kakinya bertumpuk satu sama lain. Dan terlihat sangat kharismatik.
"Kelihatannya pria ini sangat berkelas dan sedang menyamar. Apakah dia seorang polisi? Tapi wajahnya seperti blasteran."
Tebak perempuan paruh baya itu.
"Aku tidak tahu banyak kecuali ada keluarga kaya yang menjemput tuan Imron dan putrinya dan mereka membawanya ke kota. Keluarga itu melamar nona Mariam untuk putra mereka.
Dan memutuskan menikah di kota besar tempat tinggal keluarga konglomerat itu. Sepertinya pernikahan itu melalui perjodohan."
Degggg....
"Astaga! Aku terlambat menjemputnya. Aku terlalu lama mengulur waktu hingga gadis itu menjadi milik orang lain."
"Apakah Mariam lahir dan besar di sini?" Tanya Iko masih penasaran.
"Mereka baru menyewa rumah ini enam bulan lalu. Kehidupan mereka sangat misterius. Dan putrinya tidak pernah bergaul. Makanya kami memanggil gadis itu Mariam."
"Kota mana yang mereka tuju?"
"Tidak tahu Tuan! Kami tidak pernah berurusan dengan keluarga itu."
"Baiklah! Terimakasih atas informasinya."
Ucap Iko lalu memberikan satu lembar uang 500 ribu euro untuk ibu itu.
Ibu itu mengernyitkan keningnya karena merasa dipermainkan oleh Iko.
"Hei anak muda! Kamu kira aku orang gila mau terima uang mainan ini?" Omel ibu itu dengan wajah memerah.
"Aku tidak punya uang rupiah. Anda bisa menukarkan uang itu ke money changer karena itu adalah mata uang Perancis.
Kalau dirupiahkan setara dengan Rp 8.150 ribu rupiah. Dan itu uang asli dan saya jamin kamu baru memegang mata uang Perancis." Ucap Iko sinis lalu meninggalkan kediaman ibu itu.
Glekkk...
Ibu paruh baya itu hanya tercengang saat mengetahui besarnya uang itu. Tanpa sadar liurnya jatuh.
Visual INEZ
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Lia Ardilla Maharani
gadis yg kamu cari2 sdah ada di rumahmu iko
2023-02-04
1
Nyonya Gunawan
Yaaa iko kmu terlambat..
Jgn" inez putri dri mafia yg bunuh ibunya iko
2023-01-18
2
Nur Hayati
apakah mungkin wanita yg d cari Iko adalah anak dr musuh ayah nya Iko yg d sembunyikan
2023-01-18
1