Malam ini hujan, aku melihat ke arah luar jendela dari dalam kamar sambil rebahan di atas sofa. entah kenapa, hujan membuat ku merasa lebih baik, lebih tenang, mendengarkan suara percikan air yang rindu pada bumi dan angin yang mengantarkan pesan dengan sangat lembut pada debu, hingga awan pun ikut berbahagia setelah itu.
Tring... Suara notifikasi pesan masuk, aku membuka hp ku yang ku letakkan diatas laci kecil diantara kasir dan sofa yang saat ini ku tempati.
Itu pesan dari hannah
"Daniel, maaf ya tadi aku emosi"
"Lagi kamu kenapa masih berhubungan dengan wanita lain? Emangnya aku saja tak cukup?"
"Atau aku emang gak menarik dan bahan permainan mu saja?"
"Aku benar-benar suka sama kamu daniel, entah kenapa, saat dekat kamu aku merasa nyaman"
Sampai disini, saat masih mengetik, aku menekan tombol telpon pada kontak hannah
"Hai masih marah?" Aku membuka percakapan.
"Coba pikir sendiri" jawabnya dengar suara masih ngambek.
"aku lagi enggak bisa mikir, pikiran ku sedang hilang, terkalahkan oleh perasaan ku saat ini, dag dig dug" jawab ku, mencoba menangkan dia.
"aku ambil lama-lama jantung kamu untuk memastikan kamu tidak bohong"
"di hati aku aja udah ada kamu, harusnya kamu udah bisa merasakan tanpa harus mencuri" aku mulai khawatir, dia adalah psikopat ahaha.
"iya di hati kamu emang ada aku, tapi aku hanya salah satunya kan?" tanya hannah.
"jika jujur iya, tapi kamu yang paling dekat dengan jantung aku, kamu yang paling bisa ngerasain detak jantung aku"
"jawaban kamu bikin aku gak bisa berkata-kata tau gak?"
"biar kamu nya bahagia" jawabku sambil menatap langit-langit kamar ku dan memikirkan apa yang harus ku jawab selanjutnya.
"Kamu masih bisa-bisanya gombal ya saat ini, aku masih marah sama kamu" hannah dengan nada suaranya yang manja seperti anak kecil meminta mainan pada ayahnya.
"Marah kamu itu lucu, pipi kamu jadi merah merona, dan aku tau, sekarang kamu sedang tersenyum" aku berpikir orang-orang akan tersenyum jika orang lain menganggap dirinya sedang tersenyum, begitulah sikap manusia, walaupun aku bukan anak psikologi, aku adalah anak kedokteran.
"Kamu bisa saja, itu sebabnya aku suka kamu yang mampu mencairkan segala suasana"
"Hmm, itu kebaikan yang tuhan berikan padaku untuk membahagiakan mu" aku lagi-lagi seperti membuat wanita nyaman denganku, walaupun sebenarnya aku tidak mau melakukan ini.
"tapi aku mau tanya sama kamu, apa dengan aku saja tidak cukup? Apa kamu harus memperdulikan wanita lainnya juga?" Hannah bertanya "Aku cemburu daniel" dan melanjutkannya penuh isak dan pelan.
"Iya maaf kalo kamu cemburu, kurangin cemburunya ya, sekarang kamu lebih baik tenangin diri kamu, cuci muka, cuci kaki, habis itu kamu tidur, kamu istirahat dan semoga besok pagi lebih cerah"
"Iya, kamu juga" hannah masih dengan nada manjanya.
"Iya, sampai jumpa"
"Sampai juga"
Aku mematikan telponnya
"Huftt" aku terbangun dari baring, meletakkan hp di atas laci dan berbaring di tempat tidurku. rasanya ingin ku sudahi hubunganku dengan wanita yang saat ini masih dekat dengan ku. Tapi, apakah mereka bisa menerima itu?, lebih baik aku tidur dan memikirkan itu nanti.
deringg.... deringg... deringgg... handphone ku berbunyi, zayeen menelphone, aku melihat ke arah jam dinding, masih jam 5 lewat 15 pagi buta.
"apa zay? masih pagi ini?" aku mengangkat telpon dengan suara masih lemah dan mata terpejam serta masih memeluk guling.
"lo udah denger berita belum?" zayeen bertanya.
"berita apaan emangnya? gua masih ngantuk banget ini, entar aja ah, gua mau tidur" balas ku dan langsung mematikan telpon.
dering.. hp ku berbunyi lagi dan dari orang yang sama, aku angkat saja
"ica bunuh diri tadi malam di kamarnya" zayeen langsung nyeletuk saja setelah ku angkat teleponnya. mataku langsung terbuka lebar.
"serius lo zay? gak bercanda kan lo? masih pagi buta ini" aku kaget dan mengira mungkin saja zayeen sedang bercanda.
"bercanda gua gak lucu kalo begini tau gak" jawab zayeen. aku berpikir, baru saja aku bertemu dengannya kemarin dan mengobrol panjang dengannya, dan aku tidak pernah berpikir dia akan mengambil jalan ini.
"daniel? lu masih disitu kan? lu gak tidur lagi kan?" zayeen memastikan.
"ya, gua masih disini zay, lo tau dari mana?" tanya ku masih tidak percaya.
"dari teman-teman dekatnya ica dan dari mantannya" pikirku langsung tertuju pada kata mantan yang diucapkan zayeen, apa mantannya itu yang membuatnya hamil?.
emang kenapa ceritanya dia bunuh diri zay?" aku berpura-pura tidak tahu.
"gua juga belum tau termasuk teman-temannya, keluarganya, mereka semua kaget, sekarang polisi lagi mencari tau alasan kenapa dia bunuh diri"
"terus polisi udah tau kenapa dia bunuh diri?" aku berpikir, apakah jika mayatnya di otopsi akan ketauan jika ica sedang hamil?.
"belum jasadnya baru di bawa polisi untuk diperiksa lebih lanjut, juga kata keluarganya, saat ditemukan jasad ica sudah kaku niel, akibat banyaknya darah yang keluar dari nadinya, dia memotong nadinya sendiri di tangan kanan dan kirinya, kamarnya juga penuh dengan darah"
"ica kok lo bisa-bisanya mengambil pikiran seperti itu" aku berbicara dengan diri ku dengan suara nyesal, bukan nyesal karena tidak menikahinya, tapi tidak menemaninya dan memberinya solusi terbaik.
"lo tau permasalahan ica niel?" tanya zayeen.
"enggak zay, gua cuma gak nyangka aja, ica bisa berpikir untuk melakukan hal itu, padahal setiap masalah pasti ada solusinya" aku berbohong, aku tidak tau jika jujur, harus bagaimana cara menjelaskannya pada zayeen, pada semuanya, selain itu aku juga belum tau siapa pelakunya.
"iya, gua juga gak nyangka. yaudah nanti setelah pulang kuliah kita nyelawat ke rumahnya kalo jenazahnya sudah dipulangkan, semoga masalah ini cepet selesai"
"aamiin" jawab ku "yaudah zay kalo gitu, sampai bertemu nanti ya".
"iya sampai bertemu lagi nanti". zayeen mematikan telpon.
sekarang apa yang harus kulakukan? jujur atau merahasiakan hal ini yang cepat atau lambat juga akan terbongkar, tapi lebih baik nanti akan terbongkar dengan sendirinya, lagi pula aku juga masih belum mengetahui siapa pria yang bermain dengan ica itu, apakah aku harus mencari tahunya? tapi untuk apa? tidak ada urusannya dengan ku, lagi pula ica juga sudah tiada. jika benar akan ditemukan lalu untuk apa?. pertanyaan-pertanyaan itu melelahkan, aku kembali melihat jam dinding jam 5 lewat 30 menit, berangkat kuliah jam 8, lebih baik sekarang aku tidur lagi, untuk healing setelah setelah semua kejadian beruntun ini yang membuat ku hampir sedikit gila.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
verachipuuu
jadi Daniel merepotkan juga. siapa sih yang udah ngehamilin Ica... uh jahat banget, semoga aja dia dapet balasan nya... dari author...
2023-02-05
0
verachipuuu
bang gak lucu, ica tiba tiba aja bunuh diri....
2023-02-05
0