Pagi menjelang riani sudah bangun tidur dari sebelum azan subuh berkumandang.
Dengan semangat dia sudah disibukkan dengan urusan dapur. Semua masakan sudah tertata rapi dimeja makan, ada tempe mendoan, tumis kangkung, ayam goreng, dan sayur bening bayam buat anaknya.
Setatus boleh menjadi janda akan tetapi kehidupan tetap berlanjut dan riani tidak ingin lama - lama terpuruk dengan kegagalannya dalam berumah tangga.
Sudah cukup dia terpuruk diawal - awal perpisahannya dengan aldi beberapa bulan lalu, sebelum mengajukan cerai riani sempat takut bagaimana nanti menjalani kehidupan dengan setatus janda punya anak.
Sekarang saatnya riani menunjukkan dia mampu dan bisa menjalani harinya tanpa seorang suami yang medampinginya.
Setelah menata semua makanan di atas meja riani bergegas membangunkan putri kecilnya.
"sayang bangun, sudah siang ni, ayo mandi sayang"
" biar mamak saja yang mandikan dini ndok, kamu cepat lah bersiap, nanti telat sampai sekolahnya"
" iya mak"
Tanpa banyak berkata Ariani pun segera bersiap untuk pergi ke sekolah tempatnya mengajar selama ini.
Ariani merupakan seorang tenaga pengajar honorer di sebuah Sekolah Dasar di desa tempatnya tinggal.
Setelah selesai bersiap dan sarapan ariani mengeluarkan motornya dari dalam rumah.
"Ria berangkat dulu mak, untuk sarapan sudah ria siapkan di meja makan, dan bekal untuk bapak ke kebun juga sudah ria siapkan, jadi nanti bapak tinggal bawa saja" pamit riani ke ibunya.
" iya, nanti bapak biar ibu kasih tau, kamu hati - hati bawa motornya".
" iya mak, Assalamualaikum"
" walaikum salam"
Begitu riani keluar dari rumahnya, dapat dilihat beberapa ibu - ibu sedang berkumpul di depan rumahnya, ada yang menyuapi anaknya sarapan, ada yang yang pegang sapu, ada juga yang hanya ingin ikut - ikutan berkump ala ibu - ibu
" selamat pagi mbak riani, mau berangkat sekolah ya" sapa bu minah salah satu tetangga riani yang hobi bergosip
Meskipun seorang guru, akan tetapi ketika berada di lingkungan rumahnya riani lebih nyaman dipanggil mbak oleh para tetangganya, dari pada di langgil ibu.
" iya bik, mari"
"eh sebentar mbak, buru - buru banget, masih pagi ini"
" ada apa ya bik, kayaknya ada yang mau di sampaikan"
" iya nih mbak, saya itu penasaran dari pada nanti saya berasumsi macam - macam, malah jadi fitnah, jadi saya tanya langsung ke mbak riani"
" oh ya sudah apa pertanyaam bibik, kalau ria bisa jawab akan ria jawab"
" e..ee..ee, aduh gimana ya ya mbak ngongnya, takutnya malah meyinggung perasaan mbak ria"
" tanyakan saja mbak mina, kan tadi mbak minah yang paling penasaran, ya nggak ibu - ibu"
Sella bu diah ibu - ibi di sebelah bik minah.
" ada apa sih bik ? Kayaknya sulit banget menyampaikan pertayaannya, bisa agak dipercepat tidak, saya takut kesiangan sampai sekolah"
" tapi mbak riani jangan sampai tersinggung ya atas pertanyaan saya nanti"
"iya bik, riani janji tidak akan tersinggung apa pu pertanyaan bibik"
" eee.. maaf sebelumnya, bibik dengar dari berita dari beberapa tetangga apa benar riani dan aldi bercerai".
" iya bik, bener semua itu" jawab riani dengan jujur, tidak ada lagi yang perlu di tutup - tutup i soal percerainnya dengan aldi toh semuanya juga bakal tau akan kabar kebenerannya soal perceraiannya cepat atau lambat.
"kok bisa, kenapa?".
"soal penyebab perceraian kami biarlah kami yang tau bik"
"apa ada hubungannya dengan sikap mertuamu selama ini"
" tidak bik, kedua mantan mertua riani sangat baik sama riani bik, memang jodoh kami cuma cukup di sini" jawab ariani dengan tersenyum.
" itu saja bik pertanyaanya, kalau tidak ada lagi yang akan ditanyakan riani berangkatal sekolah dulu ya, assalamualaikum, mari ibu - ibu"
"iya mbak riani, mari"
Riani segera berlalu, dia tau tidak akan mudah menjalani hari dengan setatusnya sebagai janda denan seorang anak, tetapi inilah jalan yang dia pilih,dia pun harus bisa menerima segala sekuensi yang harus dia hadapi nantinya. Seemampunya semua akan dijalani dengan iklas.
" apa sih kurangnya mas aldi kok sampai diceraikan dengan mbak riani, sudah baik, pekerja keras" masih terdengar ditinga riani ibu - ibu memnerikan komentar atas perceraiannya dengan aldi.
" yang tau pasti soal perceraian mereka cuma mbak riani sama mas aldi sendiri, karena mereka yang merasakan bukan kita, sudah - sudah nanti di dengar sama mbak riani jadi nggak enak lo".
" aku masih penasaran lo, kan dulu mereka pacarannya lama banget sampai bertahun - tahun kok menikah baru tiga tahun sudah cerai, kan kasian".
" jangan tanya ke saya, lagian kenapa tadi tidak tanya langsung kepada mbak riani".
Riani tidak mau ambil pusing soal gosipan para ibu - ibu tetangganya, toh kehidupannya ini dia sendiri yang menjalaninya.
" ternyata benar apa kata bapak semalam, tidak mudah menjalani kehidupan menjadi janda pasti jadi bahan omongan para tetangga".
Lingkungan tinggal riani masih menganggap bahwa setatus janda adalah hal yang dipandang sebelah mata, meraka tidak mau melihat bagaimana seseorang itu mengambil keputusan bercerai karena apa.
" apa salahnya menjadi janda yang penting tidak pernah mengagngu kehidupan orang lain dan juga tidak memggoda suami orang apa lagi merebutnya, amit - amit deh".
Riani tetap menerusknan perjalanannya tanpa memperdulikan perkataan para ibu - ibu tadi.
Hari ini suasana hati riani terasa tenang, tidak akan ada lagi yang marah ketika riani pulang dari sekolah telat, tidak ada lagi yang acuh dengan semua kesibukan riani, tidak ada lagi yang menuntut begini an begitu kepada dirinya.
Riani merasa mearsa kembali menjadi dirinya sendiri, dan akan lebih fokus membesarkan anaknya .
Sesampai riani di sekolah terlihat belum ada guru yang datang, bahkan anak - anak masih belum banyak yang datang, riani memilih masuk ke dalam kelasnya untuk melihat dan mengarahkan anak - anak yang sedang piket.
" Di sini rupanya jamu kita, mbak cariin di mana - mana tidak ada". tiba - tiba mbak tiya kawan dekat sekaligus teman mengajar riani muncul di dalam kelas riani.
" Jamu apa, mbak" tanya riani bingung, soalnya dia juga tidak sedang memegang atau mbawa apa pun kok mbak tiya bilang jamu.
" Janda muda, giti aja nggak tau".
" apaan sih mbak malu kalau anak - anak dengat".
" kenapa harus malu, tapi tetap cantik kan".
" apa sih udah tua tau aku ini muda apa an".
" kenapa sembunyi di kelas, takut diolok - olok yang lain ya, tadi sudah pada ribut tuh, soalnya motornya ada kok pengendaranya hilang, ayuk ke ruang guru dulu ada banyak hal yang mau mbak bahas".
" ayo mana mungkin bisa menang aku kalau dengan mbak tiya".
" na itu tau, kamu mana mungkin bisa menang dari senior sekaligus mbak nu ini, ayi cepetan".
" iya - iya".
Dengan beriringan mereka menuju ke ruang guru
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments