Di Fb Ku Temukan Jodoh Ku
Riani duduk terpekur sendirian di ruang tunggu pengadilan agama yang ada di kota kabupaten dia tinggal. Hari ini merupakan sidang keputusan gugatan cerai yang dia layangkan kedapada sang calon mantan suami Aldi.
Pernikahan yang baru berjalan tiga tahun ini harus berakhir karena riani sudah tidak bisa lagi hidup dengan laki - laki ringan tangan juga tidak punya pendirian, cukup bagi riani mengalah selama ini.
Egois memang riani harus mengorbankan anaknya, akam tetapi mau bagaimana lagi,talak sudah ditajuhkan Aldi padanya.
ingin bertahan sudah tidak mungkin lagi karena aldi pun menginginkan perceraian ini, riani pun takut psikis anaknya akan terganggu dan dini anaknya mengalami trauma karena melihat pertengkaran demi pertengkaran kedua orang tuanya.
Dia sengaja datang sendirian ke pengadilan agama hari ini karena, disamping tempat pengadilan agama sangat jauh dari tempatnya tinggal juga karena kedua orang tuanya yang mengasuh anaknya yang bersusia dua tahun di rumah.
"benarkah keputusan bercerai ini yang saya ambil" monolok riani dalam hati.
" bagaimana dengan anak ku nantinya, tapi kalau pun di lanjutkan pernikahan ini akan banyak hal - hal yang menyakitkan yang akan aku alami" lamunnya.
" Mampukah aku menjadi ibu sekaligus ayah untuk anak ku, bisakah aku membesarkan anak ku tanpa adanya suami disisi ku"
Fikiran - fikiran yang bermunculan di otak riani membuat suasana hatinya semakin tidak karuan, antara kebimbangan dan keyakinan semakin mengganggu fikiranya.
" sendirian saja dek ?". Tanya seorang ibu - ibu yang baru datang dan duduk disamping riani.
" iya bu".
" mau sidang atau nunggui siapa dek".
" Lagi menunggu giliran sidang bu".
" Antrian nomer berapa dek".
" Nomer lima bu,kalau ibu mau ngapain ?".
" Kalau saya mengantar anak mau sidang perceraian juga dek, nomer antrian tujuh, kalau boleh adek sidang yang keberapa ?".
" sidang ke tiga bu, InsyAllah yang terakhi".
"antrian sidang nomer 5" terdengar suara dari dalam ruangan sidang. Dengan menghela nafas senbentar dan dengan kepala tertunduk riani memasuki ruangan sidang.
" Permisi saya masuk dulu bu"
"silahkan yang sabar ya dek".
"iya bu, terima kasih,mari".
Ini merupakan sidang yang ke tiga kasus perceraian riani dengan aldi seperti sidang yang pertama dan yang ke dua aldi tidak pernah datang ke pesidangan hal itu mempermudah riani dalam proses persidangan perceraiannya. Apalagi bermodalkan surat pernytaan persetujuan cerai dari pihak sang suami memudahkan jalannya proses percerain mereka.
Riani tidak menuntut pembagian harta gono gini yang diperoleh selama dua tahun pernikahan mereka yang riani tuntut cuma hak asuh Dini sang anak agar jatuh padanya.
Riani pun tidak menuntut soal berapa jumlah nafkah yang harus aldi berikan kepada anaknya dini , terserah aldi mau dikasih syukur tidak juga tidak apa - apa.
Bukannya sok kaya atau apa pun itu, riani sudaj cukup malas berurusan dengan aldi, soal biaya hidup dini riani yakin akan ada rizekinya sendiri buat dini.
Setelah sidang kedua dua minggu yang lalu menghadirkan dua orang saksi, yaitu petuga P3N tempat riani dan aldi menikah dulu, dan juga pakde riani. Seharusnya aldi datang dipersidangan kali ini untuk membacakan talak untuk riani, akan tetapi aldi tetap tidak datang di persidangan kali ini.
Riani tidak tau harus bersikap bagaimana ketika mendengar keputusan hakim, bahwa mulai hari ini dia dan Aldi resmi bercerai, dan akta cerai akan terbit besok pagi oleh karena itu Riani memutuskan untuk pulang besok setelah mengambil akta cerai miliknya.
Perlahan riani berjalan keluar dari ruangan sidang perceraiannya, berhenti sejenak di halaman bangunan itu di tatapnya nanar bangunan itu, dia berharal tidak akan mau lagi berurusan dengan orang - orang yang ada di dalam bangunan itu.
Keluar dari ruangan sidang Riani mencari penginapan guna tempatnya menginap malam ini, setelah mendapatkan penginapan tersebut Riani lalu mandi dan melaksanakan sholat duhur terlebih dahulu baru akan mengabari orang tuanya di rumah.
Soal makan siang sudah dilupakan oleh riani.
" halo mak, giman dini rewel tidak?" tanya riani lewat telfon kepada ibunya.
" Alhamdulilah tidak ndok, giman hasil sidangnya?" tanya sang ibu.
" Alhamdulilah lancar mak, tapi akta cerainya baru keluar besok, jadi riani mau ambil sekalian mak, biar tidak kesini lagi".
" iya, yang penting hati - hati ya, sudah makan siang belum?"
" belum mak belum lapar"
" sudah siang lo ndok, cari makan dulu" duitnya masih cukupkan?.
"Insyallah masih mak, dini kemana mak, riani kangen dua hari bakal nggak ketemu".
"lagi ke rumah pakde mu sama mbah kakongnya".
"ndok kamu nggak apa - apa kan" tanya sang ibu khawatir terhadap anak petempuannya.
"nggak mak, ini mungkin memang jalan yang terbaik buat riani dan dini, do'ain riani kuat ya mak".
" iya ndok, mamak akan selalu berdo'a yang terbaik buat kamu dan anak mu, jadika semua ini sebagai pembelajaran hidup ya".
"ya sudah mak nanti kalau dini sama bapak sudah pulang riani telfon lagi ya".
" iya jangan lupa cepat makan".
" nggeh" jawab riani.
Klunting ada chat masuk dari tina
" gimana ri sidangnya sudah selesai belum, lancar kan?".
" Alhmamdulilah, sidang sudah selesai, dan lancar" balas riani.
" wiuzz, setatus baru dong✌️".
"ya janda beranak satu" tulis riani.
"sabar nanti akan indah pada waktunya".
"Amiin, makasih ya".
"sama - sama".
Riani meletakkan gawainya, lalu terseyum miris memandang pantulan dirinya di cermin kamar penginapannya, hemz diusia 23 tahun dia menyandang jadi janda dengan anak satu,sebuah setatus yang tidak pernah dia impikam sebelumnya.
Selama menjalani pernikahan dua tahun sudah terlalu sering aldi melakukam KDRT terhadap riani, oleh karen itu riani sudah tidak bis lagi mempertahankan rumah tangganya bersama aldi.
Meskipun kedua mertua dan adik aldi sangat menyayanginya akan tetapi sikap aldi membuat riani memilih jalan ini.
Bahkan adik aldi masih sering berkirim pesan kepada ariani seperti saat ini, liana kembali mengirimkan sms kepada riani.
"Assalamualaiku mbak ria".
" waalikum salam dek".
" bagaimana hasil sidangnya mbak ria?".
"berjalan lancar dek maaf ya, meskipun mbak sama mas mu sudah berpisah akan tetapi kamu tetap adik mbak, jangan pernah sungkan menghubungi mbak kalau ada apa - apa".
" iya mbak, mungkin ini memang sudah jalan takdir mbak sama mas, jangan lupakan kami ya mbak, maaf atas perkataan kasar bapak waktu itu, sungguh bapak hanya tidak ingin kehilangan mbak dan dini".
" iya dek mbak ngerti kok, salma maaf mbak buat mbah anang, dan mbah dok ya ".
" iya mbak nanti lian sampaikan, mbak kapan pulangnya ?".
" besok baru keluar akta cerainya dek, jadi mbak ambil sekaliam dari pada bolak - balik".
" dini gimana mbak rewel tidak mbak tinggal?".
" Alhamdulilah tidak".
" baguslah anak pintar, cukup bapaknya saja yang bodoh dini jangan".
" tidak boleh seperti itu, mas aldi adalah mas mu wajib kamu menghormatinya".
" iya maaf, sudah dulu ya mbak".
" ok".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments