Gadis kampungan

Ashoka seketika terhipnotis dalam pemilihan lagu yang di pilih Ayu yang berjudul You Are The Reason yang dipopulerkan oleh Calum Scott. Ingatan Ashoka seakan di tarik mundur ke sembilan tahun lalu. Dimana Ashoka untuk pertama kalinya bertemu dengan seorang gadis yatim-piatu yang saat itu sedang bermain biola di taman samping rumah sakit untuk menghibur para pasien yang membutuhkan semangat untuk bertahan hidup.

Gadis yang kemudian dikenal dan dijadikannya istri. Namun, sayang seribu sayang. Maut telah memisahkannya dan Rose Cantika.

Tatapan Ashoka terus fokus menatap Ayu sedang bermain piano yang ditemani Ayna, gadis kecilnya itu terlihat sangat bahagia dan berseri-seri, sesekali tangan Ayna menari-nari di udara. Ashoka kembali melihat Ayu, lamat-lamat Ayu seolah menjelma sebagai Rose yang duduk bersama putri kecilnya.

"Rose!" desah Ashoka, matanya berkaca-kaca melihat Rose dalam diri Ayu. Ketika kakinya akan mendekati Ayu dan Ayna, suara seseorang membuat Ashoka mengurungkan niatnya.

"Tuan Ashoka!" seorang pria berhidung mancung memanggil CEO dari perusahaan Bratacorp.

Ashoka mengalihkan perhatiannya kini pada seorang pria setengah baya yang menjadi rekan bisnisnya di Saudi Arabia. "Tuan Darwish Basalamah," Ashoka mengulurkan tangannya kehadapan rekan bisnisnya itu.

"Apa kabar tuan, kapan anda sampai di Indonesia?" tanyanya tidak menyangka kedatangan tamu Agung, tuan Darwish merupakan keponakan Raja Salman.

"Alhamdulillah bi Khoir, tuan Ashoka. Tadi pagi saya sampai di Indonesia," jawab tuan Darwish lalu menjabat tangan Ashoka. "kenapa kau menikah tidak bilang pada saya, apakah saya tidak lagi penting bagimu tuan Ashoka?"

"Akh bukan seperti itu tuan," Ashoka tersenyum kecut. "Maafkan saya tuan, pernikahan ini sebelumnya tidak direncanakan."

"Tidak apa-apa, tuan Ashoka. Saya memakluminya," kata tuan Darwish, maniknya beralih melihat seorang wanita yang memakai gaun pengantin sedang memainkan piano dan disebelahnya seorang anak kecil yang dia tahu itu adalah anak Ashoka. "Meskipun pernikahan anda tidak di rencanakan, tapi anda pasti sudah menyeleksinya calon istri anda sebelum anda benar-benar move on dari mendiang istri anda, tuan Ashoka. Terlihat betapa dia dekat dengan putri anda,"

Entah mengapa Ashoka jadi ingin tersenyum mendengar pujian dari keponakan Raja Salman tentang istri yang dijadikan tumbal keserakahan orang tua karena merasa tidak mampu membayar hutang padanya. Akan tetapi sesaat kemudian, Ashoka menyadari ketika tanpa sengaja melihat Tarjo yang sedang menatapnya sembari tersenyum lebar.

Ashoka sontak saja mendelikkan matanya menatap Tarjo yang sedang berjaga di pintu masuk ruangan yang dijadikan resepsi pernikahannya. Seketika itu, Tarjo mengedarkan pandangannya dan senyuman di wajah Tarjo pun lenyap.

Ashoka kembali tersenyum pada tuan Darwish. "Terimakasih atas pujiannya tuan Darwish. Saya tidak mencari keuntungan untuk menjadikan dia istri saya, tapi saya mencarikan Ibu untuk anak saya."

Tuan Darwish menatap Ashoka sendu, "Padahal keponakan saya menyukai anda tuan Ashoka, yah tapi barangkali kalian belum jodoh. Dan semoga istri anda menjadi Ibu yang baik untuk putri kecil anda."

Ashoka mengangguk, ingin mengamini tapi lidahnya seakan kelu untuk menjawab. Jadi dia terlihat seperti orang ambigu, dan kembali dihampiri oleh seorang wanita yang telah lama dikenalnya, siapa lagi jika bukan Jamila.

"Hay Ashoka.." sapa Jamila.

Sebenarnya bukan hanya Jamila yang ingin menghampiri Ashoka. Akan tetapi juga banyak wanita-wanita yang ingin menghampiri pria yang telah melepaskan status dudanya.

"Saya permisi tuan Ashoka, saya akan bertegur sapa dengan tuan Miko." kata Darwish pada Ashoka.

"Baik tuan Darwish." jawab Ashoka, melihat tuan Darwish menghampiri sang petinggi partai politik yaitu Miko Prasetyo.

Sebenarnya meriahnya resepsi pernikahan ini. Bisa diartikan, hanyalah pertemuan Bisnis. Ada rencana Ashoka di balik menggelarnya pesta ini. Itulah sebabnya, Ashoka tidak mengilhami kala Ayu ingin mengundang teman-temannya hadir. Dan juga bertujuan untuk memperkenalkan jika dia sudah menikah lagi dan tidak pula diejek oleh para kolega bisnisnya, sebagai bad duda.

Di sisi lain para tamu undangan. Meskipun Mama Mega sibuk berbincang dengan para tamu undangan, namun mata Mama Mega terus mengamati Ayu yang kini sudah berstatuskan istri dari anak tirinya. Tiada kejelasan dari Ashoka siapa sebenarnya wanita itu. Membuat Mama Mega bertanya-tanya, dia tahu bahwa Ashoka sangat menutup diri.

"Siapa sebenarnya gadis itu, kenapa Ashoka tiba-tiba saja mau menikahinya. Apa jangan-jangan gadis itu sudah hamil?" gumam Mama Mega menerka-nerka jikalau Ayu sudah hamil duluan.

Sementara itu, di sisi lain. Gading sedang merayu beberapa tamu wanita. Playboy cap kadal ini biasanya merayu setiap wanita yang terlihat cantik dan seksi di matanya. Namun, ia tertarik untuk melihat istri muda Kakaknya. Ternyata berbeda pada saat Ashoka membawanya ke rumah, gadis yang kemarin nampak kampungan kini seolah di sulap bak Cinderella dalam dongeng.

"Aku rasa dia bukanlah sembarang wanita. Setiap wanita yang dipilih Kak Ashoka pasti di bandrol sangat mahal, hingga tiada seorang pun yang dapat menyentuhnya. Aku penasaran, apa dia sama seperti Rose?"

Gading menatap istri muda Ashoka tanpa berkedip.

Kini Ayu telah usai mengalunkan tuts piano. Tentu saja banyak pasang mata yang terbuai, banyak pasang telinga yang menikmati alunan musik, banyak tangan yang bertepuk, seolah baru saja melihat pertunjukan musik artis papan atas. Kecuali Mama mertuanya yaitu Mama Mega Mega, serta beberapa dari tamu undangan wanita. Mereka menatapnya tidak suka.

Ayu menggandeng Ayna turun dari panggung orkestra. Pada saat menghampiri suaminya, pria itu sedang berbincang dengan seorang wanita yang berpakaian elegan, seperti dari keluarga terpandang.

Ayna sontak lari-lari kecil menghampiri Dady-nya. "Dady.."

Hap! Ashoka mengangkat tubuh mungil gadis kecilnya. "Bagaimana perasaan mu?"

"Syangat-syangat senang, Dady. Bu gulu Ayu cantik yah Dad, sepelti plinces?" Ayna tersenyum sumringah.

Ashoka diam tidak menjawab maupun mengimbuhi racauan Ayna. Ia hanya sekilas melirik Ayu. Dan bermonolog dalam hati.

Ayu mengulum senyum mendengar pujian gadis kecil itu, tidak di sekolah maupun di sini, Ayna memang murid yang menggemaskan sama seperti murid-muridnya yang lain.

"Paling tidak, meskipun hatiku sedih, ada yang menghibur ku." sendu Ayu dalam hati, maniknya berkaca-kaca menatap Ayna.

"Masih cantikan Tante dong, Na." ucap Jamila, tapi gadis kecil itu sama sekali tidak meresponnya.

"Bu gulu Ayu pintal sekali main piano, nanti Ayna mau diajalin main piano bial bisa main piano sepelti Bu gulu Ayu, boleh kan Dad?" kata Ayna setelahnya turun dari panggung orkestra dan kini membaur dengan Dady-nya.

"Pasti." Ashoka tersenyum lebar. Apapun akan ia lakukan asalkan anaknya bahagia.

Jamila tak tinggal diam, meskipun Ashoka sudah menikah lagi, bukan berarti dia akan pasrah untuk mendapatkan hati Ashoka, dan satu caranya adalah Ayna.

"Princess, mau main sama Tante Jamila tidak?" Jamila mencolek pipi Ayna.

Namun respon Ayna menghapus bekas colekan wanita bernama Jamila. "Tante Jamila jangan mencolek-colek pipiku, nanti-nanti pipi ku gak gembul lagi, kata Bu gulu Ayu pipi Ayna lucu, hehe..." Ayna memegangi pipinya yang chubby.

"Oh oke baiklah." Jamila tersenyum kecut menatap gadis kecil itu selalu saja tidak bersahabat atas sambutannya. Jamila tersenyum menatap Ayu. "Selamat sudah menjadi istri dari pria hebat seperti Ashoka."

"Terimakasih nona." Ayu tersenyum lebar, seakan memperlihatkan rasa bangganya seperti yang di ucapkan wanita yang kalau tidak salah bernama Jamila.

"Jangan sungkan panggil saja aku Jamila." ucap Jamila.

"Baik nona Jamila." Ayu masih menunjukkan senyum termanis nya.

"Lalu sudahkah kamu ajarkan Ayna untuk memanggilmu Mama? Kalau tidak salah dengar, tadi Ayna menyebut mu dengan sebutan Bu guru, itu berarti Ashoka menikahi guru putrinya, sama halnya dengan Ashoka hanya sekedar membutuhkan baby sitter?" Jamila berkata sinis dengan menyindir Ayu.

Ashoka menatap Jamila tajam. "Jamila jaga bicaramu!"

Jamila mendengar suara Ashoka membuatnya terkesiap. Tidak biasanya Ashoka akan berkata seperti itu, apa hanya karena di depan istrinya.

"Saya rasa tidak baik memaksakan kehendak Ayna, lebih baik biar kami menyesuaikan diri." jawab Ayu, tidak keberatan dan tidak menjadi masalah mau apapun Ayna memanggilnya. Baginya memaksa anak kecil seusia Ayna hanya akan membuat mental Ayna tertekan.

Ashoka merasa tidak perlu mengimbuhi lagi, toh Ayu nampak tidak keberatan dengan panggilan apapun yang disematkan putri kecilnya, yang penting bukan nenek sihir kan?

Ayna menepuk-nepuk pipi Ashoka, "Dady, Ayna mau ke sana Dad." Ayna menunjuk objek kue yang ada di bagian ruangan ini.

"Baiklah, Dady akan mengajakmu ke sana." Ashoka meninggalkan Ayu dan Jamila.

Saat tengah mengajak Ayna untuk melihat kue bertingkat, seorang produser musik menghampiri Ashoka.

"Permainan piano istri anda sangat bagus tuan Ashoka, saya rasa istri anda bisa bergabung dengan saya sebagai seorang pianis berbakat." kata seorang produser musik pada Ashoka sebut saja dia Dewa.

"Terimakasih, tapi dia akan lebih fokus untuk keluarga." Ashoka melihat Ayu, yah paling tidak wanita itu tidak mempermalukannya.

Sementara itu, Ayu lagi-lagi harus mendengarkan celotehan Jamila.

"Aku masih yakin, gadis kampungan seperti mu pasti memakai pelet untuk menggaet Ashoka, hm apa mungkin kamu hamil dan menjebak Ashoka?" ucap Jamila sinis.

"Meskipun aku memakai pelet, tapi setidaknya usahaku untuk menikah dengan Ashoka tidak sia-sia!" jawab Ayu berusaha untuk santai dan rileks.

"Kau!" geram Jamila, bila ini bukan di tempat keramaian dan bukan di tempat tamu-tamu dari kalangan para petinggi, pastilah Jamila akan menarik rambut Ayu. "Yah, sudah pasti aku akan menarik rambut si jal*ng ini?!"

Pak Bahar dan Bu Tumirah mendekati Ayu, dan hingga membuat Jamila mengurungkan niatnya untuk lebih lagi memakai Ayu.

...*****...

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!