Bella hanya menangis ketika Dinda berbicara dengan sendu.Dinda yang sejak tadi berbicara mengeluarkan apa yang menjadi sebuah keinginannya.
Bella paham apa yang diinginkan oleh sahabatnya itu. Dia menjanjikan kepada sahabatnya untuk menjaga Reni.
Setelah berbicara dengan Bella, Dinda juga memanggil anaknya Reni. Di sana Reni di temani oleh papa sambungnya.
"ma, mama pasti sembuh, jangan berbicara yang aneh-aneh." ucap sang suami mencoba menenangkan istrinya.
"Maafkan mama Reni, kamu tidak akan merasakan malu jika mama tidak melakukan kesalahan di masa lalu, semua salah mama, mama hanya ingin melihat kamu menikah."
"Ma, mama nggak salah apa-apa, ini memang belum ketemu jodoh yang tepat." ucap Reni membujuk mamanya yang sejak tadi berbicara sambil menangis.
"Jika ada yang mau melamar mu dalam waktu dekat,jangan trauma ya, mama berharap kamu benar-benar menikah."
"Iya ma, Reni tidak akan pernah trauma menikah dengan siapapun, Mama tidak usah takut, Mama harus janji bahwa mama akan sembuh."
"Baik ma, Reni janji tapi mama juga harus janji untuk sembuh."
Dinda tersenyum mendengar ucapan anaknya. Tubuhnya merasa lemas. Dia mencoba memejamkan matanya agar lelahnya hilang.
Ketika Dinda sudah tertidur, Reni beranjak dari kursinya. Dia membiarkan papanya menemani mamanya.
Reni beranjak dari kamar perawatan mamanya. Dia berpamitan untuk pulang ke rumah.
Langkah kakinya terasa berat saat meninggalkan rumah sakit. Namun ia tidak bisa menjaga mamanya di sana karena hanya bisa di jaga oleh papanya.
Reni berjalan dengan wajah lesu. Bekas air mata masih ada di pipinya.
Di pintu luar tadi, Reni sudah tidak menemukan keberadaan tante Bella dan yang lainnya. Namun ia malah bertemu dengan buk Mini, Bu Elsa dan Bu Rasti.
"Gimana kabar mama kamu?" tanya Bu mini langsung nyamperin Reni.
"Masih belum bisa di jenguk Bu."
"Ini mungkin karma bagi jeng Dinda jeng, habis dulu kelakuannya berzina sehingga lahir anak." ucap Bu Rasti juga mendekat.
Dari raut wajahnya nampak Reni sangat marah kepada kedua wanita yang seumuran dengan mamanya itu. Jika bukan karena menghormati wanita itu maka ini sudah labrak kedua wanita itu.
"Nah kamu tuh liat kan, makanya jangan jadi wanita murahan juga, jangan di contoh mama kamu, apalagi ayah kamu itu Narapidana juga." kali ini yang berbicara adalah Bu Elsa.
Reni semakin kesal dengan pernyataan Bu Elsa. Dia yakin bahwa ketika wanita tua ini mulutnya sama tajamnya.
"Ibu - ibu mana yang mau kamu jadi menantunya ya? saya nggak yakin kamu bisa dapat suami." ucap Bu Mini lagi.
Reni tidak bisa diam lagi. Mamanya memang pernah salah, tapi bukan berarti harga diri mamanya dan dirinya di perlakukan seperti itu.
"Apakah ibu - ibu Tuhan? Tuhan aja maha pemaaf, Allah saja menutup aib - aib ibu, jika tidak bisa jadi saya sudah tahu aib ibu, maka dari itu buk nggak usah membuka aib lama orang lain lagi." jawab Reni.
"Eh kamu tahu apa? Kamu itu masih muda, kami ini hanya mengingatkan kamu agar kamu tidak terjerumusku pada pergaulan sesat seperti mamanya." jawab buk Rasti.
"Ohw terima kasih atas perhatiannya ibu - ibu, tapi saya akan lebih senang jika ibu tidak usah ikut campur urusan saya."
"Sombong kamu Reni, kamu suatu saat nanti pasti akan perlu dengan kami." ucap Bu Elsa.
"Saya tidak akan merepotkan ibu - ibu, jadi sebaiknya ibu - ibu dipersilahkan pulang, Tolong jangan ganggu kami sekeluarga." jawab Reni masih anggun namun ia masih bisa membuat ketiga ibu-ibu itu kesel.
"Liat aja kamu nanti, jika kamu dapat kesulitan, awas aja cari kami, dan saya yakin bahwa tidak akan ada lelaki yang mau sama kamu." ancam Bu Mini.
"Semoga saya tidak mencari ibu - ibu." jawab Reni elegan.
"Anak sama mamanya sama aja, sama - sama keras kepala." ucap salah satu wanita itu.
"Iya, jika ada lelaki yang mau, saya akan yakin akan ada ibu yang menolak kamu jadi menantu, pegang omongan saya dengan baik, sampai matipun mama kamu, kamu tidak akan mendapatkan jodoh."
Reni benar - benar kesal dengan ucapan ibu Mini. Jauh di dalam lubuk hatinya ada ketakutan seperti ucapan bu Mini.
Gala Sky yang berdiri menyaksikan tontonan menghibur baginya. Dia melihat bagaimana Reni menghadapi ketiga ibu - ibu tadi.
Walaupun terlihat lembut cara menjawabnya, namun membuat ketika ibu tadi seperti cacing kepanasan mendengar jawaban Reni.
Gala Sky sedikit salut dan kasihan terhadap wanita yang selama ini baik. Dia tidak tahu bahwa hidup perjalanan wanita ini cukup menyedihkan.
Gala memang tahu bahwa Rini hampir menikah dengan sepupunya. Dia dengan Reni juga sering bertemu jika ada kumpulan keluarga.
Gala teringat kepada permintaan tantenya kepadanya. Tantenya menyuruhnya untuk berpura-pura mencintai Reni sejak lama.
Jujur Gala Sky tidak ada rasa sama sekali dengan Reni. Dia di sini hanya ingin menjalankan pesan Tante dan mamanya. Namun ia tidak ingin terlihat jelas bahwa ini rasa kasihan dan di suruh sama keluarganya.
Gala berjalan mendekati Reni yang masih saja berdiri di depan kamar VIP. Reni nampak agak tertegun melihat Gala juga sudah ada di sana.
"Ren, bisa kita bicara?" tanya Gala dengan hati - hati.
"Ada apa bang?" tanya Reni dengan lembut.
"Bisa kita bicara di kantin terlebih dahulu?" tanya Gala yang sopan.
"Baik, ayo."
Reni dan Gala berjalan meluncur kantin rumah sakit. Gala sudah merancang apa yang akan ia bicarakan.
Setelah sampai di kantin, Gala memesan beberapa makanan. Gala tau bahwa wanita pasti dalam keadaan lapar. Dia tau wanita itu belum makan apa-apa tadi.
"Ada apa bang?"
"Sebelumnya Abang minta maaf, mungkin cara abang kurang sopan, tapi Abang sangat mencintai Reni, Abang suka Reni sejak lama, namun dulu Reni adalah pasangan Zahran makannya Abang ngalah, tapi ternyata setelah itu Abang juga lambat karena kamu telah lebih dulu menemukan pendamping."
Reni agak kaget mendengar ucapan Gala. Dia tidak menyangka bahwa sepupu Zahran itu akan menyukainya.
"Maukan Reni menikah dengan Abang?" tanya Gala Sky dengan hati - hati.
Reni semakin kaget mendengar pertanyaan dari Gala sky sepupu Zahran yang mengajaknya menikah. Jika dulu Zahran tergila-gila kepadanya, namun seiring waktu akhirnya lelaki itu memilih cinta pertamanya.
"Abang tau kamu ragu, tapi abang benaran, Abang berharap kamu percaya sama Abang."
"Tapi kenapa waktu aku gagal menikah dengan Zahran, Abang tidak lansung melamar aku?"
"Abang hanya tidak enak hati terlalu cepat, Abang menunggu waktu yang pas waktu itu."
Reni mencoba mempertimbangkan keinginan Gala. Baginya ini adalah kesempatan untuk menyenangkan mamanya.
Gala Sky melihat ada keraguan di diri Reni. Tapi ia berusaha meyakinkan wanita itu agar bisa mengabulkan permintaan terakhir mama wanita itu.
"Baik bang, Reni setuju menikah dengan Abang, dengan syarat menikah secepatnya, paling lambat besok." ucap Reni dengan suara lantang.
Gala agak terkejut mendengar ucapan Reni. Dia tidak pernah berpikir bahwa wanita ini akan membuat pernikahan secepat itu.
"Gimana bang?" tanya Reni.
"Bang sih setuju aja, tapi bagaimana dengan kedua keluarga kita?"
"Jika Abang nggak bisa nggak usah bang, aku sedang tidak ingin bermain-main lagi." ucap Reni yakin dengan pengorbanan yang ia lakukan.
Gala tidak punya pilihan lagi.
"Karena mama sedang sakit, maka dari itu aku hanya mau menikah tanpa peresmian apapun, apakah kamu setuju dengan persyaratan ini?" tanya Reni ingin menguji Gala.
Gala siap menikah dengan Reni. Dia padahal anak pertama namun tidak mau egois. Dan ini juga permintaan keluarganya juga
Gala rela memaksakan hatinya agar bisa mengikuti alur Tante Bella. Ia sangat kagum hati Reni yang rela menukar kebahagiaan untuk mamanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments