Gagal kedua kalinya

Renita Tasya adalah wanita yang gagal di nilai oleh Zahran Kusuma. Reni memang memilih mundur dari pernikahannya setelah tau siapa yang di cintai oleh Zahran Kusuma.

Reni dan Zahran butuh waktu setahun untuk bertemu jodohnya masing-masing. Zahran menikah dengan Kaylin sedangkan Reni mengenal Riki.

Reni dan Riki saling mencintai. Karena hampir berumur 30 tahun, akhirnya Reni memutuskan untuk serius.

Dia sudah tidak ingin berpacaran terlalu lama lagi. Pernikahan mereka sudah tinggal sebulan lagi.

Reni sengaja menikah setelah Zahran, karena bagaimanapun Zahran adalah keponakan istri dari omnya Alan Adha.

"Semua sudah siap, kita akan menikah di hotel termewah milik keluarga Adha." ucap lelaki itu kepada Reni.

"Ya, untuk undangan masih di cetak ya?"

"Iya, mungkin seminggu lagi udah siap."

"Baik."

"Untuk cincin besok kita pesan, dan baju pengantin bagaimana?" tanya Riki.

"Nanti aku hubungi, semoga pas fiting terakhir udah pas."

"Baiklah, aku akan ada meeting siang ini, kamu pulang naik taksi aja ya."

"Baik."

begitulah Reni dan Riki yang memang sama-sama pekerja sibuk. Reni sudah terbiasa pulang tanpa di antar. Dia bukan gadis muda yang manja yang harus di antar - antar.

Riki begitu senang karena Reni memang wnaita yang sangat pengertian. Dia sangat mencintai wanita itu walaupun nampak terkadang seolah tak peduli.

Mereka sudah merencanakan pernikahan dengan matang. Kedua keluarga telah menyetujui pernikahan mereka.

Hari berganti hari lalu berganti bulan. Dan tidak terasa hari pernikahan mereka telah tiba.

Hari ini semua tampak sibuk dengan urusan masing-masing. Dinda sudah menunggu tamu yang datang. Dia nampak bahagia karena hari ini adalah hari pernikahan anaknya.

Jika tahun lalu dia agak kecewa karena anaknya sendiri memilih mundur dari pernikahannya. Namun ia tidak bisa memaksa anaknya karena ini menyangkut kebahagiaan anaknya satu - satunya.

"Cantik banget ibu satu ini, wajar pak Rudi tergila-gila dengannya." ucap wanita memakai kebaya yang sama dengannya.

Wanita itu adalah Bela istrinya Alan Adha. Dinda hanya tersenyum karena ia tidak bisa menyembunyikan binar kebahagiaan di wajahnya.

"Aku senang akhirnya Reni menikah juga, aku berharap dia bahagia."

"Aamiin."

Bella memang sangat menyayangi Reni seperti anaknya sendiri. Bahkan dulu ia pernah berpikiran untuk menjodohkan anaknya dengan Reni.

Yuk kita jemput Reni, nggak sabar liat Reni." ucap Bella bersemangat untuk menjemput Reni ke kamar khusus pengantin.

Mereka berjalan ke kamar yang memang di sediakan khusus untuk MUA menghias pengantin.

Dinda membuat pintu kamar tersebut. Reni tampak duduk di meja rias. Dia tampak cantik dan anggun memakai kebaya putih tulang.

"Haduw cantik banget pengantinnya." ucap Bela berjalan mendekati Reni.

"Ah Tante bisa aja, Tante juga cantik banget."

"Tentulah tantemu cantik, jika nggak mana mungkin om kamu mau sama Tante Bella." jawab mamanya Reni.

"Hahahaha iya juga."

"Udah, kalian berlebihan, apakah pengantin pria udah datang nggak ya?" tanya Bella.

"Kita tunggu aja di sini." ujar Mama Reni.

Mereka berbincang-bincang di sana. Untuk kali ini mereka tetap memakai jasa MUA dari Beby organizer.

Tidak lama kemudian pintu kamar di ketok. Setelah di buka oleh mama Reni nampak sosok seorang lelaki. Lelaki itu adalah papanya Reni.

"Ada apa pa?" tanya Mama Reni kepada papanya.

"Ini papanya Reni nggak jadi datang?" tanya lelaki itu setengah berbisik kepada istrinya.

"Memang belum datang juga?" tanya Dinda.

"Belum, bahkan dia tidak bisa di hubungi, apa aku datangi aja dia ke kantor polisi?"

"Kan pakai wali hakim pa, biarkan saja dia nggak datang." ucap mama Reni.

Reni curiga dengan apa yang di bicarakan mama dan papanya. Reni tau bahwa lelaki yang berdiri bersama mamanya adalah papa sambungnya.

Dia juga tidak kaget ketika mengetahui papa kandungnya ketika di tahan polisi atas perencanaan pembunuhan kepada keluarga Alan Adha.

"Ada apa ma?"

"Ini papa kamu ada - ada aja, masa karena ayah kamu nggak datang mau jemput."

"Papa hanya ingin ayah kamu melihat kamu hari pernikahan kamu, bukannya itu yang kamu mau dulu?" ucap papanya.

Reni memang dulu sempat ingin seperti itu. Dia memang sudah tau bahwa dirinya adalah anak yang di lahirkan di luar nikah.

"Terserah papa mana baiknya, namun jika ayah nggak bisa datang, ya sudah pa." ucap Reni.

"Ia, lebih. aku begitu Ren, mm kemaren nggak senang kamu mengundang ayahmu, ayahmu kan di penjara, bisa malu nanti kamu jika semua orang tahu jika ayah narapidana."

"Nggak apa-apa ma, aku siap dengan segala risiko,lagian aku dah biasa di ejek seperti itu sejak dulu."

"Terserahlah."

Tidak lama kemudian datang Azzura yang mengabarkan bahwa mempelai lelaki sudah datang. Mereka memang berangkat dari rumah berbarengan keluarga Riki.

"Ayo turun." ajak Dinda.

Reni merasa jantungnya deg - degan ketika berjalan menuju ruang akad nikah. Dia bahkan tidak melihat kearah mempelai lelaki.

"Cantiknya pengantinnya." bisik tamu yang hadir.

Reni duduk agak jauh dari pengantin pria. Wali hakim dan bapak penghulu sedang duduk di meja akad nikah.

"Bisa di mulai?" tanya bapak penghulu.

"Kok yang nikahin wali hakim, kenapa nggak papanya?" tanya para tamu berbisik.

"Pada nggak tau ya, dia kan bernasab Dinda, dia nggak ada nasab dari ayahnya karena dia anak hasil Zina."jawab tamu yang lain.

"Benaran? Bukannya dulu buk Dinda menikah, dan itu anak suami pertamanya?" tanya yang lain.

"Nggak, itu aja Dinda menjebak suami pertamanya, sebelum menikah dia sudah hamil kabarnya."

"Parah ya si Dinda."

"Kan memang si Reni sejak dulu di ejek sama teman-teman anak haram."

Semua tau semakin heboh bergosip. Sampai gosip itu sampai ke telinga keluarga Riki.

"Nah lihat itu, lelaki itu kabarnya ayahnya, Narapidana." tunjuk salah seorang tamu.

Semua mata tertuju kepada lelaki yang baru saja sampai. Lelaki itu memakai baju kemeja bangun dikawal oleh beberapa lelaki.

"Itu dia di kawal polisi."

"Yah gila, masih berani datang ke pesta anaknya, nggak ada urat malunya."

Nenek Riki geram mendengar semua bisik - bisik tetangga. Sedangkan mama Riki mulai gelisah karena malu dengan keluarganya yang lain.

Mama Riki memang sudah tau tentang semuanya. Reni dan Riki sudah menceritakan kepadanya.

"kamu ini bagaimana cari menantu, nggak di liat bibir bobot dan asal usulnya." ucap nenek Riki yang merasa marah kepada mama Riki.

"Bukan gitu ma, tapi....."

"Udah, jangan mencoreng arang di wajah, jangan mencoret nama keluarga besar, batalkan pernikahan ini." ucap Nenek Lansung berdiri dari duduknya.

Semua orang kaget melihat nenek Ricky berdiri sambil marah. Dia juga menarik tangan mama Riki. Keluarga lain juga ikut bangkit dari duduknya.

"Maaf pernikahan ini di batalkan, saya tidak mau menikahkan cucu saya dengan wanita yang tidak jelas asal usulnya, ayo Riki pulang."

Dinda lansung panik mendengar ucapan nenek Riki. Dia mengira semua keluarga Riki sudah tau tentang masalah ini.

"Jangan begitu buk." ucap Dinda mencoba menahan nenek Riki.

"Tidak ada, tidak ada pernikahan hari ini, Ayo Riki."

Riki berdiri dari duduknya. Dia sangat paham keinginan orang tua Riki. Jika keluarganya tidak setuju maka dia tidak bisa menikah dengan Reni. Riki adalah anak yang patuh.

"Jangan batalkan pernikahan ini Ki." ucap Dinda menangis.

"Ma sudah, biarkan saja." ucap Reni mencoba menenangkan mamanya.

Suasana semakin kacau karena keluarga mempelai lelaki meninggalkan ruangan. Keluarga Adha tidak tinggal diam, akan tetapi semua tidak membuahkan hasil

Dinda dan Reni hanya menangis. Sementara Rudi masih mengejar keluarga Riki sampai ke lobi hotel. Namun keluarga besar Riki tetap ada pendiriannya untuk tidak melanjutkan pernikahan tersebut.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!