Istri Yang Terzolimi

Istri Yang Terzolimi

ternyata aku dibohongi oleh suamiku

Pagi ini aku masih sibuk di belakang aku menyiapkan sarapan untuk keluarga kecilku.

Seperti biasa aku selalu mengerjakan semua pekerjaan rumah dengan kedua tanganku ini tanpa sedikit ku aku pernah mengeluh, Aku sudah biasa bangun pagi-pagi disaat semua penghuni rumah masih terlelap.

Begitu pun pagi ini aku bangun di saat jam masih menunjuk angka 03:30 langka pertama aku menuju kamar mandi untuk membersih kan diri lansung berwuduk, Keluar dari kamar mandi seperti biasa aku melaksanakan sholat malam dua rokaat seleai sohat aku menyempatkan diri untuk membaca alquran dan berzikir sebentar, Sehabis baca alquran aku mulai disibuk kan dengan pekerjaan untuk persiapan kantinku.

Tidak terasa waktu terus berjalan di mesjid yang tidak jauh dari rumahku azan subuh bekumandang dengan sangat merdu membuat yang mendengarnya terlena dan sejuk dihati. Aku menghentikan sejenak kesibukanku dan lansung menunaikan shalat subuh dua rokaat.

Setelah melaksanakan sholat subuh aku memebangun kan suamiku

"mas" aku membangunkan suamiku sambil mengoyangkan sedikit badan nya

"hmm" dia mengeliat has orang bangun tidur, Aku menunggu 2 menit tidak ada gerakan menunjukkan kalau dia sudah bangun.

"Mas" aku mengulagi membangunkan suamiku lagi

"hmm kenapa to dek mas masih ngantuk" jawab nya dengan suara has orang bangun tidur

"bangun sholat subuh" ujarku lagi.

Suamiku duduk dengan mata masih terpejam aku tersenyum melihat tingkah suamiku

"mas" aku memanggil suamiku lagi, sepertinya dia masih berada di alam mimpi

"hah".. Jawabnya seperti tekejut dan mulai membuka matanya

"Ada apa dek?" tanyanya lagi

"subuh" jawabku

"ya bentar lagi lima menit lagi" ucap nya sambil bersiap mau merebahkan tubuhnya lagi. Dengan sigap aku tangkap tangan nya

"nggak ada.. Nggak ada lima menit lima menitan.." Jawab ku sambil menarik tangannya untuk bangun. Setelah bangun aku dorang dengan lembut badannya tarik untuk pergi kekamar mandi.

Dan aku beranjak menuju kedapur untuk melanjutkan pekerjaan yang sempat tertunda, Sekalian membuat sarapan dan beres-beres.

Jam sudah menunjuk angka 06:30 sarapan sudah siap dimeja makan dengan menu seadanya nasi goreng telor mata sapi kesukaan gadis kecilku kami sarapan bersama.

"maam yang banyak ya supaya anak ayah cepet besar" ujar usamiku kepada anak semata wayang kami yang baru berumur 5 tahun

"ya ayah.. Ayah juga maam nya yang bangak supaya semangat kerjanya cari uang" ucar raisya. Aku hanya tersenyum melihat kelakuan anak dan suamiku.

Aku membawa semua barang-barang yang akan ku jual ke kantin di depan rumah.

Setelah anak dan suami sarapan aku membawa bekas piring kotor kebelakang sementara suamiku kekamar mungkin mengambil tas kerjanya yang telah aku siapkan tadi setelah aku sholat subuh.

"dek uang bulanan mas tarok di meja rias, ya. Mas berangkat kerja dulu" pamit suamiku yang sudah siap berangkat kerja

"ya mas.. Sekalian antar raisya kesekolah ya.." jawabku.

Aku yang sedang menyucipirng bekas sarapan tadi menoleh , lalu tersenyum dan mengangguk.

"mas hati-hati ya" ucapku lagi

"itu sudah mas lebihin tuk beli lipstik untukmu" dia berkata sambil memainkan alisnya kebiasan menggodaku, aku hanya tersenyum melihat kelakuan suamiku

"jangan lupa belinya yang merah merona, mas paling suka liat kamu pake yang warna itu telihat seksi" sambungnya lagi sebelum melangkah keluar

"Jangan lupa pintunya di tutup"ucapku sambil memonyongkan bibir , tanda mengejek nya. Tidak berapalama terdengar deruan motornya meninggalkan halaman rumah menuju kantor tempat dia kerja sambil mengantar raisya kesekolah.

Setelah mencuci piring aku bernjak menuju kamar mandi menambil cucian yang aku cuci sore kemaran untuk menjemurnya. Aku mencuci denan kedua tanganku, secara manual.

Setelah menjemur cucian aku melangkah masuk kerumah, langkah kaki terayun menuju kamar tidur. Kuamabil amplop yang berisi uang bulana dari suamiku. Kubuka amplop tersebut didalamnya terdapat enam lembar uang seratusan dan satu lembar uang lima puluhan. Aku tersenym kecut. Aku mengingat permintaannya sebalum berangkat untu membeli lipstik berwarna merah cabe.

Memang dia melibihi lima puluh ribu karna biasanya di hanya memberi uang untuk kebutuhan sehari-hari hanya dua puluh ribu. Dia memberkan jatah belanja dua puluh ribu. Untuk uang jajan anakku termasuk dalam uang belanja sehari-hari. Uang dari mas satria tidaklah cukup.

Untung nya orang tuaku memberi sepetak sawah dan halaman belakang rumah ku bisa ku manfatkan untuk menanam cabe dan syuran, seperti daun singkong bayam dan kangkung. Sehingga untuk kebutuh sehari-hari tidak perlu di beli selain minyak sayur dan garam.

Aku nggak pernah tau berap gaji suamiku perbulan, dimana dia bekerja, dan apa propesinya. Yang aku tau suamiku punya cicilan di bank sebelum kami menikah dan setelah kami menikah dia memperpanjang pinjamannya untuk membli satu hektar lahan di dekat rumah orang tuanya. Aku nggak pernah tau pakah cicilan itu sudah lunas apa belum dia tidak pernah menerangkan dan aku tidak pernah bertanya.

Sedangkan uang bonus dari perusahan tempat dia bekerja kami sepakat untuk menyimpannya di bank, untuk jaga-jaga siapa tau suatu saat butuh duit mendadak. Untuk memenuhi kebutuhan sehari hari aku membuat kue-kue,gorengan,bronis,dan bermacam ragam makanan ringan lain nya aku titip di warung-warung. Alhamdulilah, hasilnya aku tukar sama keperluan dapur dan aku juga membuka sejenis kantin kebetulan di depan rumahku ada SD jadi aku bisa buka kantin jualan dari pagi sampai anak-anak pulang sekolah.

Kujalan semua dengan penuh rasa ikhlas sekali pun berat aku rasa. Karna aku percaya, Suami ku telah berbuat yang terbaik untuk keluarga kecil kami. Mungkin tuhan hanya memberi rizki kepadanya hanya sebatas ini.

"Gaji mas cuma satu juta dek dua rastu mas berikan sama ibu. sisanya buat ongkos mas buat beli bensin, ya? Makanya mas sering nginap dirumah ibu biar irit bensin kalau dari sini kan jauh. Mas yakin kamu bisa mengatur keuangan di rumah kita dengan baik."

Begitulah kira-kira yang selalu di ucapkan di saat aku berkeluh kesah, dan aku selalu percaya padanya. Karna aku yakin dia adalah laki-laki yang baik taat beribadah serta memiliku jiwa sosial yang tingi, dan dia juga termasuk orang yang terpelajar.

Selama ini keluarga mas satria menganggap aku bahagia memiliki suami yang terpelajar dan punya pekerjaan tetap sebelum menikah. Semua kebutuhanku tercukupi dengan gaji mas satria. Aku tak pernah menjelaskan apa pun kepda mereka.

Karna kewajiban istiri menjaga marwah suaminya biarlah apa yang terjadi di dalam rumah kami hanya kami yang tau. Tak sepatutnya menceritakan urusan rumah tangga kepada orang lain. Sekali pun itu adalah keluarga kita sendiri. Berat ringannya cobaan hidup cukup kita saja yang tau. Aku tidak ingin harga diri suamiku jatuh di hadapan keluarga besarnya.

***

Pada suatu siang, setelah dagangan ku habis aku berniat membersih kan ruang kerja suamiku. Kubereskan buku yang berserakan di atas meja kerjanya kertas-kertas yang berserakan di lantai ku masuk kan kedalam tong sampah berkas-berkas aku susun di atas meja. tiba-tiba rekening gaji tejatuh dari dalam sebuah map, entah terdorong apa, pelan-pelan aku buka buku rekening tesebut. Telihat rentetan tertera angka nominal gaji yang diterima oleh suamiku setiap bulan berjumlah lima belas juta.

Badan ku tiba-tiba lemas seketika dadaku bergemuruh hebat. Dari sudut netra ini mulai memanas. aku teliti angka yang tertera di buku rekening tersebut gaji suamiku setiap bulan kalau-kalau tadi aku salah lihat. Aku mulai gugup lalu terjatuh lemas di atas lantai. Isak tangisku mulai keluar dari bibirku ini. Sekali lagi kulihat tansaksi uang tiap bulan yang masuk kerekening tersebut. Untuk memastikan lagi kalau aku salah lihat. Deretan angka tersebut tak berubah dari yang pertama aku liaht. Sukses membuat dada ini sesak ternyata selama ini aku di bohongi oleh suamiku.

Dalam sekejap, luluh lantah semua kepercayaan yang aku berikan kepadanya. Dia selalu mengatakan sisa gajinya hanya satu juta. Tapi ternyata selama 6 tahun pernikahan selalu hidup dalam kebohongan. Aku di bohongi di paksa berjuang sendiri demi terpenuhi kebutuhan keluarga kecil kami. Dan dengan itu aku tahu, hanya seper delapn uang bonus dia berika padaku untuk di tabung.

Mengapa dia begutu tega membohongi aku mentah-mentah. Membiarkan aku berjuang sendiri. Kemana dia hamburkan uang gajinya selama ini? Dada ini sungguh sesak tak percaya kalau dia setega itu kepada ku.

Kuhapus air mataku, kulanjut beres-beres di ruang kerjanya. Setelah semua rapi aku melangkahkan kaki keluar dari ruang tersebut dan membakar semua kertas-kertas yang ada di tong sampah.

Untuk menghilangkan rasa kecewa aku melangkah mengambil sapu lidi untuk membersih kan sekitar rumah ku yang sudah banyak daun yang berguguran kemudian membakarnya.

Setelah semua sampak daun sudah habis dimakan api aku melangkah menuju keteras rumah. Tidak terasa air mata ini pun mengalir tanpa bisa dicegah.

Aku masuk kedalam rumah nggak enak dilihat tetangga kalau aku menangis di teras rumah. Aku duduk di karpet di depan tv. Aku masih terisak dengan segala kepedihan yang mendera.

Memoriku berputar kembalim mengingat kejadian-kejadian yang telah berlalu. Batapa berat perjuangan yang kani lalui bersama.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Fitri

Fitri

Assalamualaikum... nyesek banget bacanya,

2023-01-25

1

lihat semua
Episodes
1 ternyata aku dibohongi oleh suamiku
2 suamiku pergi dari rumah
3 awal kebangkittan
4 akan ku tunjukkan kalau aku juga bisa sukses
5 raisya nggak mau ayah pergi lagi bu
6 kubujuk putriku dengan ice cream
7 kakung, uti raisya punya ice cream
8 cerita raisya
9 memberi kejutan untuk raisya
10 bertemu ibu mas satria
11 ayam upin ipin
12 bertamasya
13 ATM ku semakin gemuk
14 akanku permalukanmu dengan cara elegan
15 uang bukan segalanya
16 santi, kamu juga berhak bahagia
17 berusaha untuk tetap membahagiakan raisya
18 bertemu gita
19 kedatangan tamu tak di undang.
20 tenyata oh ternyata
21 mengakui kesalahan
22 membeli ayam goreng
23 dasar tak tau malu
24 memikir baik buruknya
25 dapat undangan dari pak Andi
26 memeriksa pesan di hp Satria
27 reseler produk kecantikan
28 jalan-jalan ke bali
29 nonton orkes
30 sikap dingin Raisya
31 tuduhan satria.
32 mengurus perceraian
33 aku siram mas Satria dengan es teh
34 mengambil surat nikah yang berada ditangan Satria
35 mas Satria tertangkap basah.
36 hanya membuat aku menjadi gila
37 meeka tetap bermohon.
38 mengusir dengan cara halus
39 pak aripin mendampingi mengajukan gugatan perceraian.
40 mereka datang meminta uang
41 mas Satria masih bersikukuh tidak mau bercerai.
42 kesabaran tingkat dewa.
43 Raisya bertemu Anisa di rumah sakitt
44 serendah itukah aku si mat keluarga mas Satria.
45 menghindari fitnah
46 teror dari mas Satria.
47 aku suka dengan sikapamu hari ini.
48 Antara permata dan batu selokan
49 keisya
Episodes

Updated 49 Episodes

1
ternyata aku dibohongi oleh suamiku
2
suamiku pergi dari rumah
3
awal kebangkittan
4
akan ku tunjukkan kalau aku juga bisa sukses
5
raisya nggak mau ayah pergi lagi bu
6
kubujuk putriku dengan ice cream
7
kakung, uti raisya punya ice cream
8
cerita raisya
9
memberi kejutan untuk raisya
10
bertemu ibu mas satria
11
ayam upin ipin
12
bertamasya
13
ATM ku semakin gemuk
14
akanku permalukanmu dengan cara elegan
15
uang bukan segalanya
16
santi, kamu juga berhak bahagia
17
berusaha untuk tetap membahagiakan raisya
18
bertemu gita
19
kedatangan tamu tak di undang.
20
tenyata oh ternyata
21
mengakui kesalahan
22
membeli ayam goreng
23
dasar tak tau malu
24
memikir baik buruknya
25
dapat undangan dari pak Andi
26
memeriksa pesan di hp Satria
27
reseler produk kecantikan
28
jalan-jalan ke bali
29
nonton orkes
30
sikap dingin Raisya
31
tuduhan satria.
32
mengurus perceraian
33
aku siram mas Satria dengan es teh
34
mengambil surat nikah yang berada ditangan Satria
35
mas Satria tertangkap basah.
36
hanya membuat aku menjadi gila
37
meeka tetap bermohon.
38
mengusir dengan cara halus
39
pak aripin mendampingi mengajukan gugatan perceraian.
40
mereka datang meminta uang
41
mas Satria masih bersikukuh tidak mau bercerai.
42
kesabaran tingkat dewa.
43
Raisya bertemu Anisa di rumah sakitt
44
serendah itukah aku si mat keluarga mas Satria.
45
menghindari fitnah
46
teror dari mas Satria.
47
aku suka dengan sikapamu hari ini.
48
Antara permata dan batu selokan
49
keisya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!