Bab 3 Bertemu Krisan

Alea berkeliling menjajakan jamunya kesebuah komplek yang sedang banyak para buruh yang bekerja dari luar kota.

Mereka menjadi bagian dari pembangunan komplek perumahan itu. Dan disinilah Alea mendapatkan banyak uang karena mereka selalu membeli minuman jamu padanya.

"Neng! Satu neng,"

"Pakai telur ngga kang?"

"Pakai neng. Biar kuat!" ucapnya terkekeh.

Alea terkejut, namun tidak menanggapi candaan mereka, dia lalu dengan sabar membuatkan jamu untuk para pelanggannya.

Mereka sudah lama berlangganan dengan Alea dan jika ada orang lain yang menawarkan jamunya, maka mereka tetap menunggu Alea datang, lalu beli padanya.

"Neng! Kemarin ngga datang kenapa?"

"Oh, anak saya sakit, jadi saya ngga jualan," sahut Alea.

"Kelihatan nya masih gadis, tapi ternyata sudah punya anak," celetuk yang lainnya.

"Eh, iya...ya...."

"Baru juga si John mau deketin Eneng. Eh, ngga tahunya malah sudah punya anak, terlambat lo John!"

"Sudah ada yang punya dia!" celetuk salah satu temannya.

"Woiii siapa tahu dia janda..."

"Sssssttttt....lo ngomong asal njeplak aja!" kepalanya di tonyol sama temannya yang duduk disebelahnya.

"Ngga papa kan ya neng! Bercanda!"

"Eh,iya...yang penting, larisin jamunya bang! Biar bisa buat beli pempers untuk anak saya," gurau Alea.

"Si Eneng....luwes pisan jualannya," ucap salah satu dari mereka yang baru datang.

"Satu neng! Ngga pakai telur ya. Masih bujang!" ucapnya.

"Ah lo. Emang apa bedanya masih bujang sama yang punya istri?"

"Hahahaha...ngga tahu dia...udahlah Lo masih belasan. Lo kagak ngerti begituan. Mendingan cepat kesana sebelum mandor datang!"

"Iya...bubar-bubar! Gantian yang lain!"

Mereka pun bubar dan bekerja kembali, sekarang ada beberapa pria yang juga membeli jamu pada Alea.

Dua jam mangkal di proyek ini, jamunya langsung habis. Alea pulang lebih cepat hari ini.

"Ahh... syukurlah...jamunya sudah habis. Aku bisa langsung pulang dan bertemu dengan Andrew, putranya.

Ketika akan pulang dia berpapasan dengan Krisan yang baru hari ini jualan es krim ngegantiin Bosnya.

Dan jualannya hanya laku sedikit karena dia tidak tahu harus keliling dimana. Diapun asal saja, jalan kesan kemari ngga tentu arah, alhasil jualan es krimnya tidak begitu laris.

Begitu berpapasan dengan Alea, dia terheran-heran melihat dagangannya sudah habis di tengah hari.

"Sudah habis neng?" tanyanya dengan menggelengkan kepalanya seakan terheran-heran lalu berpaling dan melihat dagangannya yang masih banyak.

"Iya bang. Habis di komplek," sahut Alea sambil tersenyum kecil.

"Wah, ajarin aku dong neng. Aku baru sehari jualan, ajarin ilmu dan caranya gimana?"

"Mudah kok bang. Banyakin senyum aja. Nanti pembeli akan datang sendiri," ucap Alea asal saja.

"Ohh gitu ya neng!"

"Iya bang. Dah ya bang. Aku mau pulang dulu,"

"Eh iya neng. Oh ya neng, pernah lihat gadis ini ngga?" Krisan segera teringat akan tujuannya jualan. Yaitu untuk mencari gadis bernama Alea.

Alea melihat gambar itu dan terkejut karena itu adalah gambar dirinya.

"Ohh...." Sesaat dia terpana dan menatap Krisan.

Syukurlah dia tidak mengenaliku berkat bantuan make up ku ini.

"Nggak bang. Aku belum pernah melihatnya,"

"Dah ya bang...."

Alea buru-buru pergi dan meninggalkan pemuda itu.

"Siapa dia? Apakah Mommy atau Daddy menyuruh orang untuk menjadi mata-mata, aku harus hati-hati mulai sekarang," batin Alea sambil mengayuh sepedanya.

"Sudah ku bilang, mencari satu orang gadis yang melarikan diri itu tidak mudah. Apakah aku harus keliling satu kota ini demi bisa menemukan nya? Ahh, Bos ada-ada saja. Bukannya menyewa detektif, biar semuanya mudah. Dia kan orang kaya. Kenapa ada cara yang mudah malah cari cara yang susah. Orang kelewat kaya memang sulit di mengerti! Coba aku jadi dia, aku jamin, satu hari langsung menemukan dirinya....." kesal Krisan sambil ngoceh sendiri.

Drttttt....

Telepon dari Jack.

"Gimana? Sudah ketemu?"

"Ketemu apaan? Kota ini sangat besar Bos. Mencari satu orang gadis ibarat mencari satu jarum di antara tumpukan jerami. Sangat sulit!"

"Ahh lo. Baru juga sehari sudah ngeluh. Lo perhatiin setiap gadis yang lo temui. Lalu kasih tahu gue jika sudah ketemu dengan ciri-ciri gadis yang ada di foto itu"

"Ada sih!"

"Dimana?"

"Ya barusan ada yang agak mirip gitu. Tapi dia pakai make up sangat norak. Lagian dia itu penjual jamu. Mana mungkin kekasih bos penjual jamu. Itu tidak mungkin kan?"

"Ohh, si mbak-mbak itu ya. Itu sih gue juga tahu. Yang kalau pakai lipstik sampai belepotan dan mukanya mirip dengan topeng?"

"Nah. itu dia. Baru saja aku ketemu dia bos, dia sedikit mi...."

"Ahh, lo yang bener aja. Masa pacar gue di samain dengan penjual jamu yang dandannya norak itu. Ngga mungkin lah. Cari orang yang mirip tapi yang masuk akal. Coba sekali-kali Lo nongkrong di dekat orang kantoran. Nah mungkin disana Lo bisa ketemu gadis yang gue cari,"

"Ahh iya. Kenapa ngga kepikiran ya..."

"Oke deh San. Gue mau istirahat. Kaki gue nyut-nyutan!".

"Ya bos...!"

Krisan lalu menuruti apa yang bosnya katakan. Dia sekarang berkeliling di dekat perkantoran.

Dia menunggu disana dan sesekali ada juga yang membeli es krim padanya sambil menggodanya.

"Lihat tuh, ganteng-ganteng jualan es krim. Kita kesana yuk! Kasian abangnya. Mending kita beli eskrim sama dia!"

"Ahh, selera lo yang begituan!"

"Siapa tahu dia orang kaya yang sedang menyamar untuk mencari gadis yang benar-benar tulus dan bisa dijadikan istri. Kan sekarang banyak tuh yang begitu,"

"Ahh, itu cuma ada dalam sinetron. Ngga bakalan ada didunia nyata!"

"Udah ah! Yuk kita kesana ....aku tiba-tiba merasa sangat haus..."

Merekapun mendekati Krisan dan membeli es krim yang dia jual sambil sesekali menggodanya.

"Bang. Kan abang ganteng dan masih muda. Emang abang ngga malu jualan es krim keliling?"

"Kenapa harus malu neng...kan selama pekerjaan itu halal, ya jalanin saja. Sekarang cari pekerjaan juga sulit. Jadi kerja apa saja yang penting halal,"

"Ohh....gitu ya bang!"

"Nih dengerin kata abangnya! Jangan gengsi!"

"Kok Lo ngomongnya sambil liatin gue sih?"

"hehe....."

Mereka pada tertawa dan sesekali melihat Krisan yang malu-malu.

Ah sial! Malu banget gue!

Tiba-tiba dia melihat seorang gadis di seberang jalan baru saja keluar dari supermarket dan menggendong bayi mirip dengan yang ada di foto itu.

"Aishh....itu kan gadis yang di cari sama bos!"

"Wooiiii...tunggu......"

Krisan pun berlari akan menyebrang jalan dan meninggalkan sepeda jualannya.

"Bang! Bang! Sepedanya bang!"

"Idih! Si abang, main di tinggal saja jualannya!"

"Ahh sial! Gue kehilangan jejaknya....!" Keluh Krisan dan menatap para gadis yang sedang makan es krim itu dengan senyum kecut.

"Kalau gue lapor, Bos pasti marah. Ahh gue bingung harus apa!?"

Bang!

Krisan menendang sepedanya sendiri hingga hampir saja dia jatuh bersama dagangan.

"Eh.... hati-hati dong bang...." teriak seorang gadis yang hampir saja kejatuhan gerobak es krimnya.

"Ohh.....maaf maaf!"

Aduh! Malu deh gue! Nasib nasib!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!