Krisan mencari gadis itu disekitar tempat tadi dia melihatnya dengan sepeda es krimnya.
"Ah gue sudah keliling disini lebih dari tiga kali. Sepertinya dia tidak tinggal disini," ucap Krisan lalu menelpon Jack.
"Ada apa? Apa ada kabar baik?" kata Jack dari sambungan telepon.
"Ada Bos," ucapnya bersemangat.
"Cepat katakan!"
"Itu Bos. Aku melihat gadis yang bos cari ada didepan supermarket di depan kantor Surya Mukti,"
"Terus....kamu berhasil bicara dengannya?"
"Nah itu dia bos. Aku akan mengejarnya dan dia keburu menghilang,"
"Ya sudah! Gue segera kesana!" Jack lalu bangun dari tempat tidurnya dan saat itu Nyonya Vera berdiri di pintu.
"Kau mau kemana?"
"Itu mam, aku mau ketemu sama Krisan. Dia sudah menemukan Alea,"
"Kau masih mencarinya?"
"Sudahlah Mam. Jangan bahas ini lagi. Mami sudah tahu alasannya bukan?"
"Ya sudah, terserah kau saja...."
Kali ini Nyonya Vera tidak akan terlalu keras menghalangi putranya, kendati dia merasa kecewa.
Krisan segera meluncur ke kantor Surya Mukti dan berharap Alea adalah salah satu karyawan disana.
Dia melihat Krisan sedang berteduh disebuah pohon besar.
"Hai, gimana? Apakah gadis itu mirip dengan ciri-ciri ini?"
"Sangat mirip Bos! Dia juga menggendong seorang bayi,"
"Oke. Aku yakin itu pasti Alea. Aku akan disini dan siapa tahu dia akan lewat lagi,"
"Lo boleh pergi..." ucap Jack pada Krisan.
"Pergi ke mana Bos?"
"Ya keliling lah. Gue tunggu disini dan Lo keliling sambil jualan es krim. Pasti tidak lama lagi akan ketemu, aku merasa firasatku benar," ucap Jack.
"Ya udah deh Bos. Aku keliling dulu...."
Jack duduk diatas motornya dan matanya awas melihat ke empat penjuru mata angin secara bergantian.
Sementara Krisan jualan keliling lagi dan kali ini dia melihat seorang gadis di sebuah gang sempit sedang belanja sayur.
Dari jauh Krisan akan mendekat karena dia hanya nampak dari belakang tubuhnya.
Dia ingin memastikan jika wajah gadis itu adalah yang sedang dia cari selama ini.
"Neng...."
Gadis itu menoleh, dan Krisan sangat terkejut melihatnya.
Ternyata aku salah lihat!
"Ehh si Eneng! Eneng yang jualan jamu kan?"
"Ohh ya...saya jualan jamu. Kok Abang ada disini? Keliling daerah sini ya bang?" tanya Alea yang sudah sadar jika dia di ikuti oleh mata-mata dari Mommynya.
Sejak wajahnya tidak aman tampil polos saat keluar rumah, maka dia terpaksa menggunakan make up yang tebal meskipun sedang tidak jualan.
Dan benar dugaannya, ada yang sedang memata matai dirinya dengan menyamar sebagai penjual es krim keliling.
"Eh iya. Neng rumahnya disini?"
"Iya bang. Aku tinggal disini,"
"Nama ku Krisan. Neng namanya siapa? Kan sering ketemu, jadi sekalian kenalan aja,"
"Ehm aku....Lila....."
"Ohh, neng Lila, ya sudah ya neng, abang mau keliling lagi..."
"Ya bang...semoga laris jualannya..." ucap Alea dan segera masuk kedalam.
Keesokan harinya.
Krisan ditelp oleh Nyonya Vera yang mencari Jack karena dia tidak pulang dan di telp tidak di angkat.
"Apa?! Jadi Jack tidak bersama dengan mu?"
"Iya Bu. Saya kira Tuan Jack mungkin tidur di apartemen..." ucap Krisan.
"Ya sudah...."
Telepon ditutup.
Krisan lalu menelpon Jack. Dan Jack yang ketiduran di pos ojek, terbangun.
"Ahh, gue ketiduran...."
"Halo...."
"Bos, kamu dimana? Kau di cari ibumu. Apakah Bos ada di apartemen?"
"Tidak. Aku di pos ojek. Aku ketiduran disini..."
"Ya elah Bos. Sampai segitunya demi seorang gadis...."
"Apa Lo bilang!" ucapnya kesal.
"Ohh ngga Bos. Aku mau mandi. Terus mau mencari gadis itu lagi!"
"Ya sudah buruan....."
Jack menutup teleponnya dan matanya awas melihat setiap pegawai yang baru datang untuk masuk ke kantor pagi-pagi sekali.
Matanya awas menatap setiap yang baru datang, dalam hati berharap Alea bekerja disini dan mereka bertemu.
Aku ingin sekali melihat anakku. Apakah dia laki-laki atau perempuan? Dan apakah dia mirip denganku?
Gumam Jack dalam hati.
Sementara ditempat lain, Alea sedang menjual jamunya seperti biasanya. Dia berkeliling dan sesekali melemparkan senyum pada beberapa anak kecil yang sedang main.
Aku menjadi seorang ibu sekarang, dan aku sangat bahagia, meskipun keluargaku tidak lengkap, tapi aku berjanji untuk membuatmu bahagia nak.... bisik Alea ketika melihat anak-anak balita sedang berlarian di posyandu.
Alea lalu akan ke Area kompleks yang sedang di bangun. Ketika itu dia akan menyeberang jalan, namun tiba-tiba, sebuah motor melaju dengan sangat kencang dan menyenggol ujung sepedanya.
Gubrakkkk!
"Wooiiii jangan kabur! Wooiii! Teriak Krisan saat melihat apa yang terjadi.
Alea terjatuh dan sepeda itu tetap melaju seakan tak peduli jika dia sudah membuat orang lain celaka karena ugal-ugalan.
Dari seberang, Krisan melihat jika Lila terjatuh nama samaran dari Alea.
Diapun segera menyandarkan sepedanya dan menolong Lila.
"Bagaimana keadaan mu?" Krisan merangkul Lila ke pinggir dan memberinya minum.
"Minumlah...."
"Ehm... terimakasih..."
Krisan lalu memunguti beberapa uang yang tercecer dan juga jamu sachet yang berserakan.
Dia lalu membawa sepeda Lila ke pinggir.
"Aku tidak papa. Hanya lecet sedikit...." ucap Lila.
"Aku akan membeli plester untukmu. Kamu tunggu disini," ucap Krisan lalu berlari kecil dan pergi ke warung terdekat untuk membeli plester.
Krisan kembali dengan plester ditangannya.
Perlahan Krisan lalu menempelkan plester di siku dan lutut Lila atau Alea.
Sesaat Lila merasa jika pria yang baru belajar berjualan itu ternyata memiliki sisi baik dan kepedulian pada sesama. Sementara orang lain berkutat pada kesibukannya dan memilih untuk mengabaikannya ketika dia jatuh.
Tapi, Krisan dia tidak memikirkan daganganya dan
langsung berlari menolongnya.
"Ada lagi?"
Tanya Krisan setelah menempelkan plester pada luka lecet uang terlihat olehnya.
"Ehm, tidak. Sudah di plester semua. Dan terimakasih..."
"Kau langsung pulang saja, ngga usah jualan. Pasti kau masih syok...." ucap Krisan.
"Jika aku tidak jualan. Lalu bagaimana kami akan makan?"
"Memangnya dimana keluargamu?"
"Aku merantau disini. Keluargaku dikampung...." ucap Alea asal jawab saja.
"Aku ada uang sedikit. Pakailah, tapi kau pulang saja. Lukanya pasti nyeri kalau dipaksa keliling mengayuh sepeda..." kata Krisan sambil mengeluarkan beberapa uang miliknya.
"Tapi...."
"Tenang saja. Jangan pikirkan kapan kau akan mengembalikannya. Jika ada kau boleh cicil. Jika tidak ada, maka anggap ini hadiah dari temanmu..."
"Tidak...aku pasti akan mengembalikannya... kita baru ketemu. Aku sudah merepotkan mu..."
"Jangan bilang begitu. Ini wajar sebagai teman. Kita harus saling tolong menolong bukan. Ambillah. Kau pulang saja, besok kau bisa jualan lagi..."
Lila mengambil uang itu karena memang besok dia harus membayar sewa dan uangnya masih kurang.
Dia berencana jika hari ini akan jualan lembur hingga sore hari. Tapi, dia tertabrak tadi dan malah dia mengalami lecet-lecet.
Memang terasa nyeri jika langsung dipakai untuk keliling mengayuh sepeda.
Mereka beradu pandang lagi, dan Lila tersenyum sambil berjalan ke sepeda miliknya yang sudah di rapikan oleh Krisan.
"Biarpun norak, tapi senyumnya manis juga...." batin Krisan ketika Lila atau Alea pulang dan tidak jadi jualan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments