KISAH INI HANYALAH KHAYALAN BELAKA, AKAN ADA ADEGAN - ADEGAN YANG MEMBUAT EMOSI DAN MENAMBAH TENSI, JADI MOHON TINGKAT KESABARANNYA DI TAMBAH YA GENGS 🌊❤️🌹
💐 HAPPY READING 💐
Selepas kejadian tadi, Elina,Jessi dan Lexa, kini dipanggil ke ruang kepala sekolah, tak lupa pak Setiono juga menghubungi orang tua mereka masing-masing.
"Ini bukan pertama kalinya kalian melakukan pembullyan di sekolah ini ya, kalian itu baru di sekolah ini, tapi sudah 18 anak yang melaporkan tindakan kalian," cerca pak Tio.
Elina,Jessi dan Lexa, hanya bisa menundukan kepala mereka terdiam takut, karena mereka tidak ingin kelakuaan mereka diketahui lagi oleh orang tua mereka.
Dan tidak lama kemudian, di saat pak Tio masih mencermahi mereka, terlihat beberapa orang yang masuk ke dalam ruangan pak Tio yang diketahui adalah orang tua dari ketiganya.
"Maaf permisi pak, saya adalah mami dari Elina, ini ada masalah apa ya pak? Kenapa kami semua ini sampai dipanggil ke sekolah?" tanya Nisa ibu dari Elina.
Pak Tio menghela nafasnya kasar, sebenarnya dia tidak ingin sembarangan mengambil keputusan, namun semua ini terasa berat jika Mafa sudah melaporkan semua pada papahnya, dan pak Kasim sudah mengambil keputusan.
Sangat sulit dicegah, karena Jingga adalah keponakaan tersayang mereka, dan sekarang Jingga berada di rumah sakit itu semua karena ulah ke tiga anak ini. Tentu saja keluarga Jingga tidak terima.
Dan lagi-lagi di saat pak Tio baru mau mengatakan keputusaanya, terlihat Dara yang menerobos masuk ke dalam ruang kepala sekolah.
Ya, di saat Dara tadi memaksa Mafa untuk mengatakan semua siapa yang membully dan apa yang sudah dilakukan pada Jingga, Dara seketika langsung naik pitam dan nekad untuk melabrak orang tua si pembully. Sedangkan Mafa tidak bisa ikut mengejar Dara, karena harus ada yang menjaga Jingga di sisinya.
"Ohhh jadi kalian orang tua anak-anak ini ha?" bentak Dara tanpa ada rasa takut.
Pak Tio langsung menghubungi bu Esti dan staf guru perempuan lainya, untuk menahan gerakan Dara, karena dia takut untuk menyentuh seorang wanita.
"Eh-eh, apa-apaan Anda datang-datang langsung main bentak-bentak," sahut Linda, ibu dari Jessi.
"Eh, anak kalian ini yang sudah buat anak saya masuk ke dalam rumah sakit, tau gak," bentak Dara lagi, dan sontak membuat semua orang tua terkejut mendengarnya.
"Tolong ya, punya anak itu dijaga, dididik dengan baik, biar gak minus kaya anak kalian."
"Anak saya, tidak pernah menggangu siapapun, termasuk mereka, sudah cukup dari masa SMP saya diam, dan saya tidak menuntut anak-anak kalian, tapi ini semakin menjadi," teriak Dara lepas kendali.
Pak Tio melihat ke arah luar, berharap bu Esti untuk segera datang, "sabar bu Dara, sabar, ini juga sedang dibicarakan bu," seru pak Tio yang merasa terjepit di antara para ibu-ibu.
"Ehh--eeehhh enak aja kamu kalau bicara, anak saya bukan orang gila yang akan menganggu orang lain kalau anak kamu yang gak ganguin mereka duluan," bantah Yanto, ayah dari Lexa.
"Iya benar pah, anak kita ini adalah anak pintar, jadi tidak mungkin menggangu anak wanita seperti dia," sahut Wanti, mama Lexa.
"Oohh jadi kalian tidak percaya kalau anak-anak kalian itu tidak memiliki otak dan attitude sama sekali," tantang Dara, yang merasa muak ketika melihat orang tua membela seoarang anak yang salah.
Di saat perdebataan semakin memanas, terlihat Gerald yang tidak sengaja lewat di belakang ruangan kepala sekolah, karena ingin bolos, dan melihat Dara yang sedang dikeroyok oleh beberapa ibu-ibu dan 1 bapak-bapak.
"Woyyy,adaa apaan ini," teriak Gerald meneriaki mereka.
"Ini lagi anak kecil, sok-sok mau jadi jagoaan kamu pake belain orang ini segala," sahut Nisa.
"Diammm kalian semua," bentak pak Tio yang sedari tadi cukup menahan kesabaraan.
"Maaf ya pak bu, tapi dengan berat hati, Elina,Jessi dan Lexa HARUS DIKELUARKAN DARI SEKOLAH, dan kalian mungkin lebih bangga jika anak-anak kalian ini masuk di sekolah yang khusus pembullyan," tegas pak Tio.
Sontak saja seluruh yang berada di ruangan itu terkejut dengan apa yang sedang disampaikan oleh pak Tio.
"Pak, Anda jangan macam-macam loh ya pak, sekolah ini bisa saya tuntut loh," sahut Yanto, papah Lexa.
Sedangkan Elina,Lexa dan Jessi saat ini hanya bisa menangis dan memohon di kaki pak Tyo agar tidak dikeluarkan dari sekolah.
"Pak,,kami mohon jangan keluarkan kami dari sekolah pak, kami janji tidak akan melakukan pembullyan lagi pak, kami minta tolong," mohon mereka bertiga.
Pak Tio sebenarnya juga kasihan terhadap mereka, namun jika pemilik Yayasan yaitu pak Kasim papahnya Mafa sudah mengambil keputusan, maka dia sebagai kepala sekolah hanya bisa diam dan mematuhinya saja.
"Silahkan saja kalau kalian ingin menuntut, yang jelas saya tekankan sekali lagi pada kalian, bahwa sekolah ini adalah sekolah bertaraf Internasioanal, dan kami tidak mau nama sekolah ini tercemar hanya karena kalian bertiga saja," tantang pak Tio pada Yanto.
Ketika pak Tio sedang menjelaskan, terlihat Gerald yang sedari tadi hanya berdiri saja, kini mulai menarik tangan Dara untuk segera pergi dari ruangan itu.
"Tante kita keluar saja ya, Tantekan sudah dengar sendiri hukuman apa yang diberikan oleh pak Tio pada mereka bertiga, dan sekarang tante tenanglah," seru Gerald menenangkan perasaan Dara yang sedang naik darah saat ini.
*To Be Continue. **
**Note : teman-teman, kalau bisa babnya jangan di tabung ya, karena itu akan berpengaruh dengan Level yang akan Mimin dapatkan nanti ***🙏🏻🙏🏻* dan Akan mimin pastikan bahwa karya ini bukanlah promosi, dan akan selalu ada di sini sampai tamat.
*Dan Jangan lupa yah, dukunganya🥰 jangan Sinder.*
*Woy sedekah woy!!!! Jempolnya itu di goyangk'an jempolnya**😎*
Jangan pelit! Mimin, jangan jadi pembaca gelap woy, legal **😭Like,Komen,Hadiah,Dukungan dan Votenya ya semua para pembaca yang terhormat, jangan lupa biar Mimin lebih rajin lagi Updatenya****😘😘
**Kalo malas-malasan entar Mimin juga malas-malasan loh ***😭😭😭*
*Terima kasih**🙏🏻🙏🏻*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments