KISAH INI HANYALAH KHAYALAN BELAKA, AKAN ADA ADEGAN - ADEGAN YANG MEMBUAT EMOSI DAN MENAMBAH TENSI, JADI MOHON TINGKAT KESABARANNYA DI TAMBAH YA GENGS 🌊❤️🌹
💐 HAPPY READING 💐
Setelah menyelesaikan pelajaran pertama dan sesi pekenalan, saat ini Jingga sedang melangkahkan kakinya mamasuki kantin dengan membawa kotak bekal di tanganya.
Setiap harinya Dara memang selalu membawakan bekal untuk putrinya itu, karena dia sangat khawatir ketika Jingga memakan-makanan sembarangan.
Sesampainya di kantin, Jingga melihat ke sekelilingnya mencari kursi kosong, "ahh aku duduk di ujung saja," gumamnya lalu melangkahkan kakinya.
Bugghhhh, lagi-lagi Jingga mendapatkan kesialan karena temannya yang mengahalau jalannya dengan menjulurkan kakinya, sehingga Jingga terjatuh dengan kotak nasinya yang ikut terjatuh.
Beruntung kotak nasi itu sangat kuat, hingga ketika jatuh, dia tidak berhamburan keluar.
"Hahahhahahaha," tawa semua teman-temannnya yang merasa bahagia ketika Jingga terjatuh.
Jingga terdiam menarik nafasnya dalam, "sabar Jingga, sabar," batinnya menyemangati dirinya sendiri.
"Heyy teman-teman lihatlah anak ini, dari dulu dia itu adalah anak yang paling lemah, dan jangan lupakan dirinya yang tidak mempunyai Ayah, wkwkwkkw," seru Elina, yang merupakan teman yang selalu membullynya dari masa SMP.
Trrrriiittt,,trrriiittt suara alarm jam tangan Jingga berbunyi.
Elina menatap ke arah Jingga yang sedang berusaha mengambil kotak makannya.
"Ettsss tunggu dulu, elo mau makan, makanan sampah ini," ujar Elina.
"Jangan Elina kembalikan," mohon Jingga pada temannya itu.
"Aelah El, loe kok mau aja sih sentuh tempat makan siswi kamseupay kaya dia, ih kalau gue mah jijik," sahut Lexa, teman satu geng Elina.
"Iyah ih, loe jorok banget sih El," sahut Jessi.
Elina tersenyum tipis kepada teman-temannya itu, dan kembali menatap ke arah Jingga lagi.
"Elina kembalikan bekalku," pinta Jingga lagi.
Dia merasa sudah lemas saat ini, karena sudah lebih dari 30 menit dia telat untuk makan dan meminum obatnya.
"Jadi loe mau makan bekal ini?" tanya Elina sedikit menyindir. Lalu Jingga menganggukan kepalanya pelan.
"Ambil nih," ucap Elina dengan melemparkan bekal itu masuk ke dalam tempat sampah.
"Jangaaannnn," teriak Jingga dengan sisa-sia tenaganya.
Tritttt,,trrrittt alarm di tanganya terus berbunyi menandakan bahwa dirinya sudah telat 45 menit untuk meminum obatnya.
Wajah Jingga berubah pucat, dengan nafasnya yang tersenggal, Karena merasa makanan itu sudah tidak mungkin dimakan.
Jingga berusaha berdiri dengan sisa tenaganya, namun dirinya sudah tidak mampu.
"Liat deh, nih anak kenapa lagi? Baru jatuh seperti itu saja udah gak bisa bangun," sindir Jessi.
Jingga merangkakan dirinya bersandar di dinding, dia berusaha mendekati tempat sampah itu untuk mengambil obatnya. Berharap obat yang terbungkus di dalam bekal itu masih utuh.
"Hahahahah anak sampah ya sampah aja, makanan di tempat sampah aja masih dipungut dong," seru Elina menatap remeh kepada Jingga.
Karena sudah tidak mampu, akhirnya Jingga terdiam, dan terus bersandar di dinding.
"Apaa-aapaaan kalian ini," teriak salah satu siswa yang diketahui adalah ketua osis di sekolah itu.
"Apaan sih kak Mafa," sahut Elina dengan santai, seperti tidak merasakan bersalah sama sekali.
Mafa menatap Elina dengan lekat, "apa begini kelakukaan kalian untuk mencemarkan nama baik sekolah?" bentak Mafa pada Elina the gengs.
"Jingga kamu tidak apa-apa?" tanya Mafa, ketika melihat Jingga yang sudah ingin memejamkan matanya.
"Obat,,obatku," lirih Jingga pelan.
"Di mana?" tanya Mafa.
"Di dalam bekal makanan, di tempat sampah," ujar Jingga.
Mafa lagi-lagi menatap Elina dengan tajam, "gue gak mau kasar sama cewek ya, tapi akan gue pastikan kalau elo bakal dikeluarkan dari sekolah ini," ancam Mafa yang di ketahui adalah anak pemilik yayasan.
Sontak saja Elina menjadi panik, "kak jangan gitu dong kak, kita-kita tadi tuh gak sengaja kak," elak Elina.
"Gak sengaja loe bilang, elo sampai membuang bekal makanan orang di tempat sampah, loe masih bilang gak sengaja?" bentak Mafa lagi.
"Kalian semua juga, lihat teman kesusahaan bahkan pucat seperti ini kalian hanya diam saja dan malah mentertawakaanya," tunjuk Mafa pada Jingga dan semua teman-teman yang berada di kantin.
"Kenapa diam? Apa kalian tiba-tiba mendadak bisu? Kelakuan kalian semua itu sangat cacat moral, minus, dan terutama elo," tunjuknya lagi pada Elina.
"Kelakuaan elo kaya binatang," hardiknya pada Elina.
*To Be Continue. **
**Note : teman-teman, kalau bisa babnya jangan di tabung ya, karena itu akan berpengaruh dengan Level yang akan Mimin dapatkan nanti ***🙏🏻🙏🏻* dan Akan mimin pastikan bahwa karya ini bukanlah promosi, dan akan selalu ada di sini sampai tamat.
*Dan Jangan lupa yah, dukunganya🥰 jangan Sinder.*
*Woy sedekah woy!!!! Jempolnya itu di goyangk'an jempolnya**😎*
Jangan pelit! Mimin, jangan jadi pembaca gelap woy, legal **😭Like,Komen,Hadiah,Dukungan dan Votenya ya semua para pembaca yang terhormat, jangan lupa biar Mimin lebih rajin lagi Updatenya****😘😘
**Kalo malas-malasan entar Mimin juga malas-malasan loh ***😭😭😭*
*Terima kasih**🙏🏻🙏🏻*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments