Matteo menghela nafas. Kalian ini seperti tidak tahu Bos saja. Tidak ada masalah saja bisa jadi ada masalah. Yang kecil bisa dibesar-besarkan.
pundak para karyawan-karyawati merosot dan lemas. Mereka bukannya takut pada uji kemampuan itu.
Akan tetapi sang atasan, terkenal suka merendahkan dan mampu mengeluarkan kata-kata yang dapat menyakitkan hati. Kalau bukan karena gaji besar, dan jenjang karir yang menjanjikan, pasti tidak akan ada yang bertahan bekerja di sini. ALC group memang menyempurnakan seluruh karyawan karyawannya, memberikan gaji yang cukup fantastis. Gaji di perusahaan ini, jauh lebih besar dibandingkan perusahaan-perusahaan lainnya.
Bos muncul di ruangan. Dan semua orang mendadak sok sibuk, seperti biasa semua menghindari pria itu dan berusaha fokus pada komputer masing-masing.
"Yang dipanggil oleh Matteo masuk ke ruangan saya. Ditanya terdengar dan para karyawan bergidik ngeri. Sebuah nama pun mulai dipanggil. Mischa memperhatikan karyawan yang berjalan masuk dan keluar dari ruang Bos. Wajah mereka tidak menunjukkan rasa lega, justru tampak semakin tertekuk dan berkeringat meskipun ada pendingin ruangan.
Mischa kemudian melihat sekeliling.Tidak ada satupun yang bisa fokus bekerja. Banyak yang tampak gelisah, bahkan Andika berkali-kali minum air. Valen juga terlihat mondar-mandir ke toilet
"Kamu kayaknya tenang banget?
Mischa melihat ke arah Irma yang sudah duduk di sebelahnya. Wanita itu juga tampak tenang pikirnya.
"Aku beneran ngak ngerti Ada apa Ate. Jawab Mischa jujur.
Irma mengangkat tangan. Dan Matteo mempersilahkannya untuk bicara.
"Karyawan baru kena juga pak?" tanyanya
Matteo menganggukkan kepalanya. Justru karena dia baru, makanya bos mau tes langsung.
Irma mengangguk paham. Dan kembali menghadap Mischa."Jarang-jarang ngelakuin hal kayak gini. Itu artinya, kalau udah begini bisa berabe urusan. Dia itu orangnya Arogant jadi kamu salah sedikit aja, bisa bikin dia kesal." jelasnya. Makanya yang keluar dari ruangannya, pada masa muka dua belas pas.
Mischa menelan ludah.
Pokoknya, nanti kamu lakuin aja yang terbaik mudah-mudahan ini cuman uji coba. Biasa Ngak pakai hasil-hasil segala. Tambah Irma.
"Maksud hasil bagaimana Ate? tanya Mischa tak mengerti.
"Bos suka mencet orang tiba-tiba. Semoga aja tes hari ini nggak berujung ke pemecatan.
Mendadak wajah Mischa pucat pasi. Pantas saja para karyawan yang keluar dari ruangan Bos, tampak cemas. Mereka sudah bekerja lebih lama saja merasakan kekhawatiran apalagi dirinya yang baru dua hari.
"Irma."
Aku duluan ya." pamit Irma karna namanya sudah di panggil ke ruang kerja bos.
Kini Mischa pun ikut merasa cemas. Seperti yang lainnya, Apalagi setelah Irma keluar wajahnya, memang tidak terlalu bertekuk. Tapi tampaknya dia pun mengalami hal yang kurang menyenangkan.
Akhirnya nama Mischa pun dipanggil. Hawa dingin segera menerpa tubuhnya saat membuka pintu. Dia melirik angka yang tertera di suhunya 23 derajat Celcius. Namun dinginnya ruangan ini, seakan berada di Kutub Utara. Atau mungkin karena Aura yang dipancarkan, oleh pria yang duduk di bersilang kaki di kursinya.
Mischa masuk, lalu duduk pada kursi yang di depan yang disediakan sebuah laptop.
"Siapa yang menyuruhmu duduk?
"Spontan Mischa berdiri dan tak sengaja menggeser kursi, cukup jauh dari tempatnya. Gavin Menzies memang tidak membentak.
suaranya yang datar saja. Tetapi mampu membuat takut Mischa ingin sekali mengucap Maaf. Tetapi mulutnya terkunci rapat. Karena ia tidak memiliki keberanian untuk menjawabnya.
Kerjakan ini. Gavin melemparkan sebuah map
Mischa mengambilnya dan melihat isinya sejujurnya. Permintaan desain yang tertulis dalam berkas tersebut cukup mudah untuk dibuat. Namun tangan Mischa seakan tak mau berkompromi. Jari-jarinya gemetaran tak bisa sama sekali dikendalikan. Apalagi dia harus mengerjakannya dalam keadaan berdiri.
"Tidak bisa?"
"Bisa Bos."Akhirnya ada kata-kata yang keluar dari mulut Mischa meskipun begitu desain. Yang dibuat jadi berantakan, tak tentu arah. tangannya benar-benar tak bisa bergerak sesuai kemauannya. Karena nervous yang ia rasakan. Di samping dirinya ketakutan, dia kurang percaya diri. Karena Mischa merupakan karyawan baru, butuh adaptasi di sini.
Mischa sampai tidak sadar kalau Gavin sudah bangkit dari duduknya dan menghampirinya. Setetes keringat mengalir di pelipis saat Gavin, Tiba-tiba menutup laptop yang hampir saja menjepit jari jarinya Gadis itu. Mischa terkejut Bukan main, dan spontan menatap Gavin.
"Bodoh atau malas?
Mischa tak berkutik.
"Maaf Bos."
"Keluar!"
Mischa ingin sekali menangis saat itu juga. Tetapi dia tahu pasti bosnya tidak akan suka melihatnya.
Percuma lulusan RTU mending merekrut grafik designer, yang hobi rebahan. Pasti lebih bagus kerjaannya, daripada kamu. Udah jelek, baju kampungan. Tidak bisa kerja pula." sindir Gavin.
Kemudian terasa sebuah dorongan di lengan kiri. Membuat Mischa hampir tersungkur. kalau tidak segera menyeimbangkan tubuhnya.
"Keluar!"
Gavin Menzies mendorong tubuh Mischa. Pria itu sepertinya kesal luar biasa padanya. Gadis itu pun cepat-cepat keluar, sebelum terjadi hal yang lain. Sesampainya di luar, dia berusaha menutupi kesedihan dan berlagak seakan tidak terjadi apa-apa.
Barulah di saat jam makan siang, setelah Gavin Menzies keluar kantor. Mischa menangis sesungguhkan. Irma yang terkejut melihat sang junior segera menghampirinya
"Ada apa mis, Kamu kenapa nangis? tanya Irma. Irma memang wanita yang cantik berbadan baik hati. Mulai dari Mischa bekerja di kantor ALC GROUP. Irma yang selalu memberikan perhatian terhadap Mischa
Bukannya menjawab, tangis Mischa justru semakin kencang. Hal itu pun menarik perhatian karyawan yang masih berada di kantor.
"Kayaknya aku bakalan dipecat Ate." Jawab Mischa di antara tangisnya.
"Loh kenapa gitu, awalnya Irma tidak mengerti kemudian teringat pada tes yang diberikan Gavin pagi tadi. Kamu nggak bisa ngerjainnya yang disuruh bos?
Mischa mengangguk dan tangisnya kembali pecah. Wajahnya di tankupkan pada kedua tangannya. Karyawan yang lain merasa prihatin pasti tidak mudah berhadapan langsung dengan Gavin. Di hari kedua bekerja, mereka saja tidak pernah.
"Tapi kan, belum ada pengumuman apa-apa dari Pak Matteo. Jadi belum tahu bos mau pecat kamu apa Ngak." jelas Andika.
Meski Begitu, kelegaan Tetap tak menghampiri hati Mischa. Irma, Andika, Valen dan beberapa karyawan lain mencoba menghiburnya. Mereka bahkan tidak pergi ke luar kantor, untuk makan siang dan memesan makanan melalui aplikasi ojek online.
Irma memesan makanan untuk mereka. Tetapi gadis itu tak menyentuh makanannya. wajahnya terlihat sebab, dan sesekali masih terdengar suara tarikan ingus dan isakan.
Matteo kembali dari makan siang di luar kantor. Dan Irma segera mencegatnya.
"Apa kata bos tentang Mischa. tanya Irma tanpa basa-basi. Karena ia sangat kasihan melihat Mischa.
Matteo menghela nafas panjang. Wajahnya menunjukkan sesuatu sedang dalam keadaan tidak baik baik saja. " Bos marah besar sama dia, bukan lagi marah tapi murka.
"Terus bagaimana?
"Ngak tahu bagaimana nasibnya. Soalnya udah lama banget aku ngak lihat Gavin semurka itu. Terakhir kali waktu bendahara menggelapkan uang kas kantor. Ya dia emang tetap nyebelin sih. Tapi nggak pernah marah sampai segitunya.
Bersambung....
hai hai semua redears emak. Emak bawa karya baru untuk bacan mengisi waktu luang kalian. Jangan lupa Ikuti terus ceritanya dan tinggalkan jejak Yach besty Besty ku yang kece badai. Dengan beri like, Comment, Vote dan hadiahnya ya..
Trimakasih.....
🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
Heny Indarti
lanjut
2023-02-07
4
Siti Orange
Sabar Mischa Ya ,Cobaan Tuk Karyawan Baru
2023-01-19
1