SUARA ITU, SUARA SIAPA?

Adinda menatap Keysa dengan tatapan ngeri. Bagaimana tidak, jika Kakaknya itu terus memelototinya tanpa henti.

Keysa terlihat masih kesal sekali karena pagi tadi Adinda menjepitkan jepitan pakaian di bibirnya. Membuyarkan mimpi indah yang sedang ia nikmati.

Padahal sedikit lagi ia akan merasakan ciuman pertamanya.

Ya, walaupun hanya di dalam mimpi, tetap saja ciuman itu sangat ia nantikan.

Adinda membuang muka. Walaupun dirinya merasa takut, tetapi tidak sedikit pun ia merasa bersalah akan tindakan yang telah ia lakukan.

Adinda Kanaya adalah adik Keysa yang baru berusia sepuluh tahun. Gadis kecil berambut ikal itu merupakan anak yang jahil dan periang. Sama seperti Keysa yang juga memiliki sikap periang dan sedikit jahil. Sehingga saat sang adik menjahili Keysa, ibunya selalu mengatakan, "Jangan marah, itu adalah karma buatmu!"

Jika Adinda memiliki rambut ikal yang panjang dan mata sipit, tidak dengan Keysa yang memiliki rambut lurus dan bermata besar. Secara keseluruhan mereka berdua memang cantik.

Keysa dan Adinda hanya tinggal dengan ibu mereka di sebuah rumah kecil peninggalan ayah mereka di pinggiran kota. Ayah mereka telah tiada sejak bertahun-tahun yang lalu. Bukan karena meninggal, tetapi lebih menyedihkan daripada itu--tidak mengetahui kabar dari orang yang disayangi adalah sesuatu yang sangat menyedihkan, bukan?

Mario--Ayah Keysa--menghilang tanpa jejak di sebuah perkebunan bunga mawar tempatnya bekerja. Mario merupakan seorang pekerja di sebuah perkebunan bunga mawar yang terletak tidak jauh dari kediaman mereka.

Setiap hari Mario bertugas untuk merawat kebun bunga mawar tersebut, lalu memanennya dan membawanya ke sebuah toko bunga yang berada di kota.

Dulu, saat sang ayah masih ada, Keysa dan juga Adinda senang sekali jika saatnya tiba untuk memanen dan membawa mawar-mawar itu ke kota.

Keysa yang saat itu masih berusia lima belas tahun tidak merasa malu untuk duduk di bagian belakang mobil pick up yang mengangkut bunga-bunga itu ke kota, sementara ayah, ibu dan Adinda yang saat itu masih kecil duduk di bagian depan mobil.

Keysa menyukai bunga, karena berada di antara bunga-bunga membuatnya merasa dekat dengan sang ayah. Terkadang Keysa masih berharap suatu saat nanti dapat menemukan ayahnya tengah bersembunyi di balik semak mawar sambil tersenyum kepadanya dan mengatakan 'Baiklah, aku menyerah. Kamu menemukanku, Key!'

Akan tetapi, Keysa sadar itu semua tidak mungkin. Walaupun begitu, ia tetap memilih untuk meneruskan pekerjaan sang Ayah di perkebunan itu. Jika sedang tidak ada mata kuliah, ia akan menghabiskan waktu seharian di perkebunan mawar untuk bekerja dan tentu saja untuk mencari dan menemukan keberadaan sang ayah.

"Jangan sinis-sinis sama adik sendiri. Tidak baik!" Rosalyn menyentuh pundak keysa dengan lembut, membuatnya mengalihkan pandangan dari Adinda.

"Iya, Ma. Kak Key daritadi pelototin Dinda terus. Dinda takut tahu!" ujar Adinda dengan wajah memelas yang bisa membuat siapa saja luluh saat melihatnya.

"Siapa suruh tadi pagi Dinda jepit mulut Kak Key pakai jepitan jemuran, hah?!" Keysa menggebrak meja yang ada di hadapannya.

"Aaaw, Ma, sakit!" Keysa menyentuh pipinya yang baru saja mendapat cubitan gemas dari sang ibu.

"Sudah mama bilang, jangan jahat-jahat sama adik sendiri. Lagi pula, Dinda bilang sama mama kalau kamu mimpi jorok. Apa betul?" tembak Rosalyn.

"Aah, tidak! Dinda bohong, Ma!" kilah Keysa.

"Tidak, kok. Kak Key yang bohong. Dinda lihat sendiri Kak Key mulutnya monyong begini, nih!" Adinda kemudian memonyongkan bibirnya, memperagakan di depan sang ibu bagaimana posisi bibir Keysa pagi tadi.

"Iiih, Adinda!" Keysa segera berlari mengejar adiknya yang tiba-tiba saja bangkit dari duduknya dan melarikan diri ke halaman depan rumah.

Rosalyn tertawa melihat tingkah kedua putrinya. "Hai, Key. Kamu itu sudah berusia dua puluh tahun. Apa tidak malu lari-larian di luar begitu!" teriaknya, yang sudah pasti tidak dihiraukan oleh Keysa dan juga Adinda.

Mereka berdua terus berlari di sepanjang jalan setapak desa kecil itu. Orang-orang yang melihat mereka hanya bisa tersenyum dan menunjuk-nunjuk keduanya dengan gemas dan kagum. Mereka memang sangat disukai oleh warga desa, selain paras mereka yang cantik, Keysa dan Adinda terkenal ramah dan suka menolong. Itulah sebabnya, mereka sangat dicintai oleh warga desa.

Keysa dan Adinda terus berlari hingga tiba di perkebunan mawar tempat Keysa bekerja.

"Keluarlah, Adinda. Aku tahu kamu bersembunyi!" teriak Keysa, saat Adinda tak lagi nampak olehnya. "Ayolaaah, kata mama kalau main sembunyi-sembunyian di waktu senja begini, kamu bakalan disembunyiin setan!" teriak Keysa lagi.

Keysa melangkah dengan hati-hati di antara semak mawar, takut jika ia merusak bunga-bunga cantik itu dengan tidak sengaja. Tak lama kemudian ia mendengar suara gemeresik dari semak mawar putih yang berada tidak jauh dari tempatnya berdiri.

"Dind!" seru Keysa.

'Kamu sudah besar, kenapa masih main lari-larian? Tidak malu?'

Deg!

Keysa menghentikan langkahnya. Matanya membulat sempurna dan mengedar ke sana-kemari. Mencari asal suara itu.

'Kelopak bunga mawar itu bisa menari saat aku menggumamkan musik favoritmu! Saat mereka mulai menari bolehkah aku menciummu?'

"Tidak," sahut Keysa dengan suara pelan.

'Kenapa tidak? Aku tampan dan aku--'

"Daaar!"

Keysa terlonjak, ia menoleh dan melihat Adinda berdiri tepat di belakangnya dengan seringai lebar yang menyebalkan.

"Kakak melamun? Kata mama, kalau melamun di senja hari begini bisa kesambet loh!" ujar Adinda.

"Dind, kamu dengar suara tadi?" tanya Keysa.

"Suara apa? Dinda tidak dengar suara apa-apa?" jawab Dinda.

"Serius?"

"Dua rius, Kak! Yuuk pulang, Kak Key bikin Dinda merinding aja." Gadis kecil itu kemudian menarik tangan Keysa keluar dari area perkebunan mawar.

Keysa diam saja, membiarkan Dinda menuntunnya. Karena jika menuruti keinginan hatinya, jujur saja ia sama sekali tidak ingin pergi dari sana. Ia akan terus berada di sana dan mencari jawaban dari pertanyaan yang sangat mengganggu hati dan pikirannya. 'Suara itu, suara siapa?'

Bersambung.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!