tidak menghargai..

Bianca berjalan menyusuri rumah besar itu, air mata nya jatuh mengingat perlakuan Zaki terhadap nya.

Ini belum seberapa, Ia baru satu hari menikah dengan Zaki bagaimana jika sudah berhari-hari.

Bianca yakin semua tidak akan mudah karena Zaki begitu membenci nya, Bianca sadar bahwa perlakuan nya dulu terhadap Zaki sangat keterlaluan dan kini Ia tengah menuai apa yang dulu ia tanam.

Bianca mengambil peralatan untuk membersihkan rumah itu, benda yang tidak pernah ia lirik sedikit pun bila di rumah, Ia bahkan lupa kapan terakhir memegang sapu.

tangan nya yang mulus tidak pernah mengerjakan pekerjaan rumah.

Dari Rumah belakang seorang pembantu mengintip Bianca yang tengah menyapu sambil mencuci pakaian.

"kasihan ya perempuan itu, entah kenapa pak Zaki bersikap seperti itu pada Istri nya sendiri, Padahal yang kita tahu pak Zaki itu sangat baik...."

ujar salah pembantu memperhatikan Bianca yang tengah membersihkan lantai.

Bianca menghela nafas panjang lalu menghempaskan tubuh nya di sofa menghadap ke arah tanam, terlihat tukang kebun tengah membersihkan halaman depan.

Bianca bersandar pada sofa, ia menoleh ke arah wastafel terdapat beberapa cucian bekas nya memasak, pekerjaan yang tidak pernah sekalipun ia kerjakan di rumah.

Bianca beranjak dari duduknya, ia berpikir untuk mengepel semua lantai terlebih dahulu dan membiarkan cucian tersebut.

Rumah dengan tiga lantai terdapat beberapa ruangan, benarkah ia harus membersihkan nya seorang diri.

karena waktu sudah siang, Dengan cepat Bianca mengerjakan pekerjaan nya.

karena Ia juga belum menyetrika pakaian dan membersihkan kamar Zaki.

Tangan nya yang putih mulus, menyapu membersihkan rumah besar itu. Bianca akan tunjukkan pada Zaki bahwa ia bukan perempuan manja yang cuma bisa dandan seperti tuduhan nya.

Bianca menyetrika semua pakaian yang sudah kering, kemudian memasak untuk makan malam. ia tinggal menghangat kan nya nanti.

Sore...

Bianca mendarat kan tubuh nya yang lelah di kursi, peluh keringat membasahi pelipis nya yang terdapat rambut halus, Bianca memang begitu cantik.

pantas ia menjadi primadona di sekolah.

Alis nya yang tebal dengan bulu matanya yang lentik membuat Bianca sejuk di pandang mata, namun tidak dengan Zaki. Bianca memang cantik tapi kelakuan nya jauh dari wajah cantik nya.

Bianca kembali melangkah ke arah wastafel dimana cucian menumpuk, Bianca berpikir untuk segera menyelesaikan pekerjaan nya agar ia bisa beristirahat.

Bianca terperangah saat tiba tiba keran nya lepas hingga air memuncratkan ke arah nya.

Bianca tertegun mendapati dirinya yang basah.

"kekacauan apa yang tengah kamu buat Bianca?"

tanya Zaki yang baru sampai di rumah, melihat dapur dalam keadaan basah.

"aku.....!"

Bianca menghadap ke arah Zaki, perlahan menghampiri nya yang basah kuyup.

Zaki memindai tubuh Bianca yang basah, tercetak dengan jelas dada nya yang berukuran sedang.

Zaki memalingkan wajahnya lalu melihat keadaan keran yang terlepas, air terus keluar tanpa hambatan.

Zaki menyilang kan tangan nya menatap wajah Bianca lekat lekat.

"aku tidak tahu kenapa keran nya tiba tiba terlepas...!"

ujar Bianca melangkah kaki nya namun karena lantai nya licin ia tergelincir hingga membuat nya terhempas ke bawah.

"AW....!"

rintih Bianca merasakan nyeri pada bokong nya, sementara Zaki diam membiarkan Bianca terjatuh.

"kenapa kamu diam saja Ki..!"

tanya Bianca memindai wajah Zaki biasa saja.

"Seharusnya dulu juga aku membiarkan mu terjatuh, bukannya kau jijik pada ku...!"

jawab Zaki lalu pergi meninggalkan Bianca sendiri dengan keadaan yang menyedihkan kan.

"jadi kamu tidak pernah melupakan kejadian itu ?"

gumam Bianca lalu beranjak dari lantai sambil berpegangan pada meja.

Bianca berdiri mematung menatap Zaki yang menaiki tangga tanpa mempedulikan nya sedikit pun.

Saat tiba di atas Zaki sedikit menoleh ke arah Bianca yang berdiri dengan keadaan mengiba, namun Zaki tak peduli dengan keadaan perempuan itu.

Misi Zaki adalah membuat Bianca merasakan apa yang dulu ia rasakan.

malam....

Zaki Memperhatikan Bianca yang tengah menata makanan di atas meja, gegas ia turun menghampiri istri Nya itu.

"Zaki, aku sudah memasak untuk mu...!"

ujar Bianca senyum kecil.

"aku tidak mau makan masakan mu, lebih baik aku makan di luar !"

Bianca langsung terpaku mendengar apa yang Zaki utarakan.

"aku sudah bersusah payah memasak untuk mu, tapi sedikit pun kau tidak menghargainya ?!"

Zaki terkekeh geli mendengar keluhan Bianca.

"Menghargai, apa kau juga tahu bagaimana cara menghargai..... aku rasa kau juga tidak lupa bagaimana sikap mu dulu pada teman teman ku....!"

Bianca bukan hanya sombong tapi ia juga sering kali menyuruh mereka untuk membeli kan nya makanan meski dengan uang nya, saat mereka salah membelikan makanan tanpa sungkan Bianca memarahi serta melemparkan makanan tersebut ke sampah.

"Itu dulu Zaki, kenapa kamu terus menerus mengungkit masa lalu.."

"agar kamu sadar bahwa betapa sombong dan jahat nya kamu saat itu...."

Jawab Zaki lalu pergi meninggalkan Bianca sendirian.

Zaki melesatkan mobil mewah nya meninggal rumah besar itu, Ia sengaja melakukan hal itu pada Bianca, Ia juga dulu sangat keterlaluan pada nya dan teman teman nya.

Bianca duduk di kursi menghadap meja makan sendirian, Apapun yang ia lakukan akan berkaitan dengan masa lalu.

Zaki benar benar menaruh dendam pada nya, semua perlakuan buruk nya di masa lalu membawa dampak buruk bagi rumah tangga nya.

Bianca memperhatikan makanan yang sudah ia sajikan, terpaksa ia memakan nya sendiri karena sayang jika di buang.

Bianca teringat pada ibunya yang saat ini di rumah sakit menunggu ayah nya, Bianca berpikir untuk membawa makanan ini ke rumah sakit, kasihan ibunya pasti belum makan.

Gegas Bianca membungkus makanan tersebut untuk di bawa ke rumah sakit.

waktu menunjukkan pukul delapan malam, Bianca memesan taksi online untuk pergi ke rumah sakit.

Zaki juga tidak ada di rumah, lebih baik ia pergi menemui ayah dan ibu nya di rumah sakit.

Seseorang memperhatikan Bianca yang keluar dari rumah seorang diri, gegas ia memberitahu Zaki tentang itu.

Zaki mengeratkan gigi nya saat membaca pesan tersebut, ia baru Saja sampai di restoran, teman teman nya sudah menunggu namun ia melangkah kan kaki nya keluar dari restoran itu, Zaki meminta seseorang mengikuti Bianca.

Bianca berjalan di koridor rumah sakit, Ia membawa paper bag yang berisi makanan.

sang ibu pasti senang jika mengetahui bahwa makanan itu ia sendiri yang memasak nya.

"assalamualaikum...ibu...!"

Bianca senyum saat melihat sang ayah sudah jauh lebih baik.

"walaikumsalam... Bianca !"

Lina sang ibu langsung memeluk Putri nya itu.

"kamu datang dengan siapa ? Zaki ?"

tanya sang ibu membuat Bianca tertegun.

"mana Zaki ?"

tanya lagi Lina namun Bianca tetap bungkam.

bersambung...

Terpopuler

Comments

Uthie

Uthie

Pembelajaran banget emang...
bahwa jangan pernah menanam hal yg tidak baik.. dan harus selalu menjaga sikap dan ucapan kita pada orang lain..
karena hal itu bisa menuai dikemudian hari 👍

2023-07-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!