Satu Bulan berlalu sejak kembalinya Su Bei ke Ibukota, setiap hari pasti ada Bangsawan yang datang untuk memberikan selamat dan rumah mereka menjadi penuh dengan kebahagiaan kecuali sebuah sudut kediaman, itu adalah halaman Su Qionglin.
Orang orang tahu bahwa dia hidup tapi lebih memilih untuk tidak mengetahui apakah dia hidup atau tidak.
Terutama karena dia adalah gadis yang buta, tidak terpelajar dan tidak memiliki kemampuan terlebih lagi Ibunya adalah anak yatim piatu yang miskin dan hanya selir tanpa gelar.
Tidak ada orang yang repot repot untuk mendatangi halamannya, Su Qionglin juga mengerti hal tersebut dan bersikap santai saja.
Siapa yang perduli dengan itu ? Kedatangan mereka, orang orang yang tidak dikenal juga menganggu kedamaiannya.
Su Qionglin lebih senang disini sendirian dan tidak terganggu oleh orang lain. Dia hanya membutuhkan Ayahnya saja yang datang kemari dan mengajarkannya bermain pedang.
Su Qionglin tidak membutuhkan orang lain untuk itu, dia berlatih sendirian sambil bersenandung kecil.
Lalu tidak lama kemudian, dia mendengar suara langkah kaki yang pastinya adalah milik Su Bei. Su Bei tampak sangat semangat berlari ke halamannya.
"Qionglin ! Lihat apa yang Ayah bawa ! Dari salah satu tamu yang tinggal di luar Kota, mereka mengatakan bahwa ada sebuah penemuan bahwa memungkinkan untuk membuat buku timbul yang bisa diraba. " Ucap Su Bei dengan sangat semangat.
"Baguslah, Ayah. Tapi, buku pada umumnya juga memiliki bentuknya. Kuas memberikan kesan yang lebih kasar pada kata kata yang ditulis. Aku sudah mulai bisa membaca beberapa jenis kata yang sederhana. " Ucap Su Qionglin menjelaskan.
"Benarkah ? Bagaimana, ayo coba Ayah tes sejauh mana kemampuan mu !" Seru Su Bei dan mengajak Su Qionglin untuk belajar.
Su Qionglin mulai membuka kamus kata kata dasar dan mulai membacakannya untuk Su Bei, dia benar benar memiliki sensitivitas yang tinggi.
Dimana dia bisa merasakan huruf apa yang tertulis di sana secara detail, walaupun tidak bisa melakukannya secara cepat.
Hanya saja, bisa membaca sampai ke tahap ini saja sudah membuat Su Bei bangga. Ini dilakukan tanpa ada siapapun yang menemani.
Tidak lama kemudian, terdengar ada suara seorang pria dari halaman depan.
"Ayah ada orang yang datang. " Ucap Su Qionglin dengan kerutan di dahi.
Tidak nyaman baginya untuk menerima orang baru yang datang, Su Bei tampak bingung karena tidak melihat seorangpun sebelum akhirnya dua orang prajurit datang untuk memberikan surat padanya.
"Tuanku, maaf menganggu waktumu. Yang Mulia mengirimkan undangan kepada Tuan untuk mengundang Tuan agar ikut ke perjamuan makan yang di adakan oleh Yang Mulia. " Ucap kedua prajurit itu sambil memberikan sebuah gulungan kertas yang dihiasi dengan emas disekitarnya.
"Baik , kalian berdua bisa pergi. " Ucap Su Bei menerima kertas itu.
"Ayah, apakah aku boleh membacakannya kepada Ayah ?" Tanya Su Qionglin dengan antusias.
"Tentu saja, boleh. Ini, bukalah dan bacalah. " Jawab Su Bei dengan lembut.
Su Qionglin meraba kertas yang diberikan oleh Kaisar dan menebak isinya dengan ekspresi tenang.
"Kepada Saudaraku Su, aku ingin mengundangmu ke perjamuan makan Istana yang akan di adakan pada besok malam untuk menyambut kepulanganmu dan kepulangan adikku, Jin Wang dari medan perang. Kalian berdua adalah orang yang ku kasihi dan orang yang menjadi tulang punggung bagi Kekaisaran ini, aku ingin kamu datang besok malam. Aku juga berniat untuk memperat hubungan kita sebagai keluarga, terutama ketika Putra Mahkota sudah waktunya untuk berkeluarga, bawalah seluruh putra putrimu ke Istana tanpa terkecuali, Kaisarmu. " Baca Su Qionglin tanpa keraguan.
Sementara Su Bei sendiri terkejut karena surat yang luar biasa panjang itu benar benar dibaca tanpa ada kesalahan sedikitpun.
"Bagus, bagus, bagus sekali ! Apa yang kamu inginkan, Ayah akan mengabulkannya untukmu !" Seru Su Bei.
"Ayah, apakah itu artinya aku harus ikut besok ?" Tanya Su Qionglin dengan cemas.
"Ehm, sepertinya. Bagaimanapun, Yang Mulia telah menekankannya di akhir kalimat. Jangan khawatir, besok adalah acara besar seharusnya tidak ada yang berani untuk menindasmu. " Jawab Su Bei sambil mengelus kepala putrinya.
"Kalau begitu, apakah Ayah ingin menemaniku untuk memilih gaun untuk besok ?" Tanya Su Qionglin.
"Apapun untukmu." Jawab Su Bei tanpa ragu.
Keduanya berjalan keluar dan Su Qionglin membawa Tongkat Kupu Kupu miliknya untuk berjalan, dia mendengarkan keramaian dan hiruk pikuk kerumunan di sekitarnya yang tidak biasa.
Su Bei memegang tangannya guna menuntun jalannya , lalu dia dibantu untuk naik ke atas kereta kuda, selain dia ada dua orang lain.
Satu adalah kakak tertuanya, Su Yun itu adalah satu satunya laki laki di kediaman mereka selain Su Bei.
Sementara yang lain adalah Su Lian, adiknya yang merupakan adik kandung Su Yun. Mereka duduk dengan canggung, Su Qionglin yang meminta Ayahnya untuk membawa dua saudaranya juga untuk pergi.
Karena mereka pasti membutuhkan pakaian baru juga.
"Saudara Yun, Saudari Lian, maafkan aku jika membuat kalian tidak nyaman. " Ucap Su Qionglin sambil menundukkan kepalanya.
Karena udara disini sangat canggung dan tertahan, mereka juga tidak pernah saling meninsas hanya hampir tidak pernah berinteraksi saja.
"Saudari Qionglin, Ayah mengatakan bahwa kamu yang mengajak kami untuk berjalan jalan bersama, kami seharusnya yang berterima kasih padamu. " Ucap Su Yun.
"Tidak apa apa, aku hanya ingin lebih dekat dengan kalian tapi tidak memiliki keberanian. " Gumam Su Qionglin dengan lembut.
"Kakak Qionglin, kita harus lebih sering bermain di masa depan. Kami sebelumnya takut untuk bertemu denganmu sebenarnya..... " Gumam Su Lian dengan ragu ragu sebelum akhirnya di sentil oleh kakaknya.
"Jangan sembarangan bicara, kamu menyinggung orang lain !" Keluh Su Yun.
"Santai saja, tidak apa apa. Aku senang karena aku tidak sendirian, selama lima belas tahun ini aku mengumpulkan segenap keberanianku untuk memanggil kalian. Aku takut bahwa kalian akan menolakku, bagaimanapun aku sedikit berbeda.... " Ucap Su Qionglin.
"Ayah sangat menyayangi Saudari Qionglin, pastilah orang yang baik. Kami juga tahu, bahwa beberapa mainan kayu yang dikirimkan hari itu juga diberikan oleh Saudari Qionglin , bukan ?" Tanya Su Yun.
Su Qionglin tampak terkejut ketika hadiahnya ketahuan oleh kedua kakak beradik ini.
"Ya, aku yang memberikannya kepada kalian. Ketika mendengar bahwa kalian menyukainya, hatiku ikut senang. "
"Sebagai gantinya, aku akan mengajak Kak Qionglin untuk memilih gaun gaun yang indah. Aku juga akan menjelaskan kepada Ibu bahwa Kak Qionglin tidak seperti yang dikatakan oleh orang orang, Kak Qionglin sangat cantik dan manis !" Seru Su Lian dengan antusias.
"Kamu berlebihan, saudari Lian. "Balas Su Qionglin dengan malu dan wajahnya memerah.
Su Qionglin tidak menyangka bahwa dirinya akan sangat diterima pada pertemuan pertama, dia sengaja menunggu Ayahnya pulang agar jika terjadi sesuatu maka Ayahnya akan bisa melindunginya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Alaric Atharbatha
tinggalkan jejak 👣
2023-12-30
0