04. Undangan Istana

Satu Bulan berlalu sejak kembalinya Su Bei ke Ibukota, setiap hari pasti ada Bangsawan yang datang untuk memberikan selamat dan rumah mereka menjadi penuh dengan kebahagiaan kecuali sebuah sudut kediaman, itu adalah halaman Su Qionglin.

Orang orang tahu bahwa dia hidup tapi lebih memilih untuk tidak mengetahui apakah dia hidup atau tidak.

Terutama karena dia adalah gadis yang buta, tidak terpelajar dan tidak memiliki kemampuan terlebih lagi Ibunya adalah anak yatim piatu yang miskin dan hanya selir tanpa gelar.

Tidak ada orang yang repot repot untuk mendatangi halamannya, Su Qionglin juga mengerti hal tersebut dan bersikap santai saja.

Siapa yang perduli dengan itu ? Kedatangan mereka, orang orang yang tidak dikenal juga menganggu kedamaiannya.

Su Qionglin lebih senang disini sendirian dan tidak terganggu oleh orang lain. Dia hanya membutuhkan Ayahnya saja yang datang kemari dan mengajarkannya bermain pedang.

Su Qionglin tidak membutuhkan orang lain untuk itu, dia berlatih sendirian sambil bersenandung kecil.

Lalu tidak lama kemudian, dia mendengar suara langkah kaki yang pastinya adalah milik Su Bei. Su Bei tampak sangat semangat berlari ke halamannya.

"Qionglin ! Lihat apa yang Ayah bawa ! Dari salah satu tamu yang tinggal di luar Kota, mereka mengatakan bahwa ada sebuah penemuan bahwa memungkinkan untuk membuat buku timbul yang bisa diraba. " Ucap Su Bei dengan sangat semangat.

"Baguslah, Ayah. Tapi, buku pada umumnya juga memiliki bentuknya. Kuas memberikan kesan yang lebih kasar pada kata kata yang ditulis. Aku sudah mulai bisa membaca beberapa jenis kata yang sederhana. " Ucap Su Qionglin menjelaskan.

"Benarkah ? Bagaimana, ayo coba Ayah tes sejauh mana kemampuan mu !" Seru Su Bei dan mengajak Su Qionglin untuk belajar.

Su Qionglin mulai membuka kamus kata kata dasar dan mulai membacakannya untuk Su Bei, dia benar benar memiliki sensitivitas yang tinggi.

Dimana dia bisa merasakan huruf apa yang tertulis di sana secara detail, walaupun tidak bisa melakukannya secara cepat.

Hanya saja, bisa membaca sampai ke tahap ini saja sudah membuat Su Bei bangga. Ini dilakukan tanpa ada siapapun yang menemani.

Tidak lama kemudian, terdengar ada suara seorang pria dari halaman depan.

"Ayah ada orang yang datang. " Ucap Su Qionglin dengan kerutan di dahi.

Tidak nyaman baginya untuk menerima orang baru yang datang, Su Bei tampak bingung karena tidak melihat seorangpun sebelum akhirnya dua orang prajurit datang untuk memberikan surat padanya.

"Tuanku, maaf menganggu waktumu. Yang Mulia mengirimkan undangan kepada Tuan untuk mengundang Tuan agar ikut ke perjamuan makan yang di adakan oleh Yang Mulia. " Ucap kedua prajurit itu sambil memberikan sebuah gulungan kertas yang dihiasi dengan emas disekitarnya.

"Baik , kalian berdua bisa pergi. " Ucap Su Bei menerima kertas itu.

"Ayah, apakah aku boleh membacakannya kepada Ayah ?" Tanya Su Qionglin dengan antusias.

"Tentu saja, boleh. Ini, bukalah dan bacalah. " Jawab Su Bei dengan lembut.

Su Qionglin meraba kertas yang diberikan oleh Kaisar dan menebak isinya dengan ekspresi tenang.

"Kepada Saudaraku Su, aku ingin mengundangmu ke perjamuan makan Istana yang akan di adakan pada besok malam untuk menyambut kepulanganmu dan kepulangan adikku, Jin Wang dari medan perang. Kalian berdua adalah orang yang ku kasihi dan orang yang menjadi tulang punggung bagi Kekaisaran ini, aku ingin kamu datang besok malam. Aku juga berniat untuk memperat hubungan kita sebagai keluarga, terutama ketika Putra Mahkota sudah waktunya untuk berkeluarga, bawalah seluruh putra putrimu ke Istana tanpa terkecuali, Kaisarmu. " Baca Su Qionglin tanpa keraguan.

Sementara Su Bei sendiri terkejut karena surat yang luar biasa panjang itu benar benar dibaca tanpa ada kesalahan sedikitpun.

"Bagus, bagus, bagus sekali ! Apa yang kamu inginkan, Ayah akan mengabulkannya untukmu !" Seru Su Bei.

"Ayah, apakah itu artinya aku harus ikut besok ?" Tanya Su Qionglin dengan cemas.

"Ehm, sepertinya. Bagaimanapun, Yang Mulia telah menekankannya di akhir kalimat. Jangan khawatir, besok adalah acara besar seharusnya tidak ada yang berani untuk menindasmu. " Jawab Su Bei sambil mengelus kepala putrinya.

"Kalau begitu, apakah Ayah ingin menemaniku untuk memilih gaun untuk besok ?" Tanya Su Qionglin.

"Apapun untukmu." Jawab Su Bei tanpa ragu.

Keduanya berjalan keluar dan Su Qionglin membawa Tongkat Kupu Kupu miliknya untuk berjalan, dia mendengarkan keramaian dan hiruk pikuk kerumunan di sekitarnya yang tidak biasa.

Su Bei memegang tangannya guna menuntun jalannya , lalu dia dibantu untuk naik ke atas kereta kuda, selain dia ada dua orang lain.

Satu adalah kakak tertuanya, Su Yun itu adalah satu satunya laki laki di kediaman mereka selain Su Bei.

Sementara yang lain adalah Su Lian, adiknya yang merupakan adik kandung Su Yun. Mereka duduk dengan canggung, Su Qionglin yang meminta Ayahnya untuk membawa dua saudaranya juga untuk pergi.

Karena mereka pasti membutuhkan pakaian baru juga.

"Saudara Yun, Saudari Lian, maafkan aku jika membuat kalian tidak nyaman. " Ucap Su Qionglin sambil menundukkan kepalanya.

Karena udara disini sangat canggung dan tertahan, mereka juga tidak pernah saling meninsas hanya hampir tidak pernah berinteraksi saja.

"Saudari Qionglin, Ayah mengatakan bahwa kamu yang mengajak kami untuk berjalan jalan bersama, kami seharusnya yang berterima kasih padamu. " Ucap Su Yun.

"Tidak apa apa, aku hanya ingin lebih dekat dengan kalian tapi tidak memiliki keberanian. " Gumam Su Qionglin dengan lembut.

"Kakak Qionglin, kita harus lebih sering bermain di masa depan. Kami sebelumnya takut untuk bertemu denganmu sebenarnya..... " Gumam Su Lian dengan ragu ragu sebelum akhirnya di sentil oleh kakaknya.

"Jangan sembarangan bicara, kamu menyinggung orang lain !" Keluh Su Yun.

"Santai saja, tidak apa apa. Aku senang karena aku tidak sendirian, selama lima belas tahun ini aku mengumpulkan segenap keberanianku untuk memanggil kalian. Aku takut bahwa kalian akan menolakku, bagaimanapun aku sedikit berbeda.... " Ucap Su Qionglin.

"Ayah sangat menyayangi Saudari Qionglin, pastilah orang yang baik. Kami juga tahu, bahwa beberapa mainan kayu yang dikirimkan hari itu juga diberikan oleh Saudari Qionglin , bukan ?" Tanya Su Yun.

Su Qionglin tampak terkejut ketika hadiahnya ketahuan oleh kedua kakak beradik ini.

"Ya, aku yang memberikannya kepada kalian. Ketika mendengar bahwa kalian menyukainya, hatiku ikut senang. "

"Sebagai gantinya, aku akan mengajak Kak Qionglin untuk memilih gaun gaun yang indah. Aku juga akan menjelaskan kepada Ibu bahwa Kak Qionglin tidak seperti yang dikatakan oleh orang orang, Kak Qionglin sangat cantik dan manis !" Seru Su Lian dengan antusias.

"Kamu berlebihan, saudari Lian. "Balas Su Qionglin dengan malu dan wajahnya memerah.

Su Qionglin tidak menyangka bahwa dirinya akan sangat diterima pada pertemuan pertama, dia sengaja menunggu Ayahnya pulang agar jika terjadi sesuatu maka Ayahnya akan bisa melindunginya.

Terpopuler

Comments

Alaric Atharbatha

Alaric Atharbatha

tinggalkan jejak 👣

2023-12-30

0

lihat semua
Episodes
1 01. Su Qionglin
2 02. Hadiah
3 03. Kisah Cinta Tragis
4 04. Undangan Istana
5 05. Memilih Gaun
6 06. Persiapan
7 07. Ditindas
8 08. Pria Itu
9 09. Perjamuan Malam
10 10. Perjamuan Malam II
11 11. Prestasi Palsu
12 12. Berbohong
13 13. Zhuang Qingyi
14 14. Zhuang Zhiqi
15 15. Permainan Catur
16 16. Hadiah Kecil
17 17. Kunjungan
18 18. Kunjungan II
19 19. Peperangan Mendadak
20 20. Gerbang Selatan dan Gerbang Utara
21 21. Tidak Ada Kabar
22 22. Medan Perang
23 23. Penyelamat
24 24. Selamat Tinggal, Jenderal Su
25 25. Penghormatan Terakhir
26 26. "Aku akan !"
27 27. Masa Berkabung
28 28. Perjodohan
29 29. Menerima
30 30. Nyawa
31 31. Pernikahan
32 32. Pernikahan II
33 33. Pernikahan III
34 34. Kedatangan Ling Yi
35 35. Ciuman Pertama
36 36. Menghadap Kaisar
37 37. Ditindas
38 38. Dipaksa Berlutut
39 39. Tangisan Ling Yuwen
40 40. Latihan
41 41. Latihan II
42 42. Malam Pertama
43 43. Kunjungan Kediaman Su
44 44. Kemarahan Ling Yi
45 45. Sedikit Masa Lalu
46 46. Hukuman
47 47. Selir Jiu
48 48. Su Qionglin Sadar
49 49. Kehilangan
50 50. Sakit
51 51. Sakit II
52 52. Pingsan
53 53. Kabur Dari Istana
54 54. Yi Lian
55 55. Perjalanan
56 56. Xian Wenjun
57 57. Keluarga Baru
58 58. Keluarga Baru II
59 59. Dampak Pengobatan
60 60. Dewi Muda Gunung Yi
61 61. Dewi Muda Gunung Yi II
62 62. Keluarga Zhuang
63 63. Turun Gunung
64 64. Peringatan
65 65. Balas Budi
66 66. Hutang Darah
67 67. Sedih
68 68. Penyerahan
69 69. Menerjang Istana
70 70. Menerjang Istana II
71 71. Menerjang Istana III
72 72. Masa Lalu Ling Yi
73 73. Melepaskan
74 74. Melepaskan II
75 75. Ling Yuan
76 76. Ling Yuwen
77 77. Ling Yuwen II
78 78. Utusan Langit
79 79. Hukuman Langit II
80 80. Koma
81 81. Segel Iblis
82 82. Iblis Mo Yin
83 83. Penyelamat
84 84. Satu Kamar
85 85. Bertemu Pasukan Gunung Yi
86 86. Rumor Buruk
87 87. Tahanan Penjara Langit
88 88. Tahanan Penjara Langit II
89 89. Masa Lalu Mo Yin
90 90. Masa Lalu Mo Yin II
91 91. Serangan
92 92. Serangan II
93 93. Pengorbanan Su Qionglin
94 94. Reinkarnasi
Episodes

Updated 94 Episodes

1
01. Su Qionglin
2
02. Hadiah
3
03. Kisah Cinta Tragis
4
04. Undangan Istana
5
05. Memilih Gaun
6
06. Persiapan
7
07. Ditindas
8
08. Pria Itu
9
09. Perjamuan Malam
10
10. Perjamuan Malam II
11
11. Prestasi Palsu
12
12. Berbohong
13
13. Zhuang Qingyi
14
14. Zhuang Zhiqi
15
15. Permainan Catur
16
16. Hadiah Kecil
17
17. Kunjungan
18
18. Kunjungan II
19
19. Peperangan Mendadak
20
20. Gerbang Selatan dan Gerbang Utara
21
21. Tidak Ada Kabar
22
22. Medan Perang
23
23. Penyelamat
24
24. Selamat Tinggal, Jenderal Su
25
25. Penghormatan Terakhir
26
26. "Aku akan !"
27
27. Masa Berkabung
28
28. Perjodohan
29
29. Menerima
30
30. Nyawa
31
31. Pernikahan
32
32. Pernikahan II
33
33. Pernikahan III
34
34. Kedatangan Ling Yi
35
35. Ciuman Pertama
36
36. Menghadap Kaisar
37
37. Ditindas
38
38. Dipaksa Berlutut
39
39. Tangisan Ling Yuwen
40
40. Latihan
41
41. Latihan II
42
42. Malam Pertama
43
43. Kunjungan Kediaman Su
44
44. Kemarahan Ling Yi
45
45. Sedikit Masa Lalu
46
46. Hukuman
47
47. Selir Jiu
48
48. Su Qionglin Sadar
49
49. Kehilangan
50
50. Sakit
51
51. Sakit II
52
52. Pingsan
53
53. Kabur Dari Istana
54
54. Yi Lian
55
55. Perjalanan
56
56. Xian Wenjun
57
57. Keluarga Baru
58
58. Keluarga Baru II
59
59. Dampak Pengobatan
60
60. Dewi Muda Gunung Yi
61
61. Dewi Muda Gunung Yi II
62
62. Keluarga Zhuang
63
63. Turun Gunung
64
64. Peringatan
65
65. Balas Budi
66
66. Hutang Darah
67
67. Sedih
68
68. Penyerahan
69
69. Menerjang Istana
70
70. Menerjang Istana II
71
71. Menerjang Istana III
72
72. Masa Lalu Ling Yi
73
73. Melepaskan
74
74. Melepaskan II
75
75. Ling Yuan
76
76. Ling Yuwen
77
77. Ling Yuwen II
78
78. Utusan Langit
79
79. Hukuman Langit II
80
80. Koma
81
81. Segel Iblis
82
82. Iblis Mo Yin
83
83. Penyelamat
84
84. Satu Kamar
85
85. Bertemu Pasukan Gunung Yi
86
86. Rumor Buruk
87
87. Tahanan Penjara Langit
88
88. Tahanan Penjara Langit II
89
89. Masa Lalu Mo Yin
90
90. Masa Lalu Mo Yin II
91
91. Serangan
92
92. Serangan II
93
93. Pengorbanan Su Qionglin
94
94. Reinkarnasi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!