Hari hari berlalu dengan damai seperti biasanya. Su Qionglin menikmati teh yang diseduh oleh dirinya sendiri.
Ayahnya berulang kali memastikan apakah dia membutuhkan pelayan atau tidak tapi Su Qionglin dengan tegas mengatakan tidak , dia terbiasa untuk hidup sendiri.
Jika ada Pelayan, maka dia akan menjadi manja dan tidak melakukan apapun. Pada saat itu, maka tidak ada gunanya lagi dia terus bertahan.
Dia ingin merasakan semua hal di dunia ini, bahagia dan sedih, marah dan senang, semuanya ingin dia rasakan.
Walaupun dia tidak bisa melihat tapi dia bisa merasakan dunia di sekitarnya, dia bisa menyentuh benda di sekitarnya, dia bisa menghirup harum bunga yang ada di sekitarnya.
Telinganya bisa mendengarkan suara gerakan yang kecil, seseorang yang lahir dengan kekurangan tidak mungkin tidak mendapatkan kelebihan.
Hal yang sama terjadi pada Su Qionglin, walaupun dia buta tapi indera pendengarannya lebih baik dari kebanyakan orang.
Su Qionglin duduk dan berjemur di halaman kediamannya dalam damai, walaupun Ayahnya sangat menyayanginya tapi masih ada putra dan putrinya yang lain untuk menantikan kehadirannya.
Su Qionglin tentu saja tidak dapat memaksa Ayahnya untuk menemaninya terus menerus, bagaimanapun itu adalah Ayah mereka bersama.
Menjadi orang pertama yang diingat oleh Ayahnya saja sudah membuatnya sangat bersyukur.
Belum lagi, Ayahnya harus bolak balik pergi ke Istana untuk mendapatkan penobatan dari Yang Mulia Kaisar.
Kaisar saat ini memberikan banyak penghargaan kepada Jenderal Su, karena mereka adalah tekan ketika muda.
Su Qionglin menikmati udara pagi hari yang nyaman sebelum akhirnya mendengar suara derap kaki seseorang yang dikenalnya.
Dia langsung berdiri dan menunggu di depan gerbang dan benar saja, tidak lama kemudian ada Ayahnya yang datang untuk menghampirinya.
"Qionglin, Ayah membawakan hadiah untukmu. Coba kamu buka kotak ini !" Seru Su Bei dengan antusias.
"Benarkah ?" Tanya Su Qionglin dengan senyum cerahnya dan membuka kotak itu dengan hati hati.
Takut bahwa itu akan merusak hadiah yang diberikan oleh Ayahnya. Ketika dia membuka isinya, dia terkejut karena itu adalah tongkat.
Tingkat dengan beberapa ukiran, ukiran kupu kupu. Dia tahu bagaimana bentuk hewan dan bunga sebagaimana ketik kecil, Ayahnya akan menggambar di pasir bagaimana bentuknya sementara dia meraba nya dan memiliki gambarannya sendiri di dalam pikirannya.
"Apakah ini tongkat baru untukku ? Dengan ukiran kupu kupu ?" Tanya Su Qionglin dengan sangat senang.
"Ya, itu benar. Tidak hanya sampai disana, jika kamu menggenggam gagangnya seperti ini lalu menariknya maka ada pedang di dalamnya. " Jawab Su Bei dengan antusias dan mengajarkan putrinya bagaimana untuk menarik pedang.
Pedang itu sangat tipis dan ringan tapi memiliki kekuatan yang tidak terkatakan, pedang itu elegan dan cantik untuk dilihat tapi ketajamannya dapat dilihat dari sudutnya.
Jika menyentuh tubuh sedikit saja maka tidak di ragukan lagi bahwa orang yang terkena itu akan terbelah menjadi dua.
Bentuk pedang ini sangat sesuai dengan postur tubuh Su Qionglin, seperti yang diharapkan dari pedang yang ditempa sendiri oleh Jenderal Su yang Agung, Su Bei.
Dari seluruh putra dan putrinya, tidak ada yang mendapat pedang hasil tempaannya sendiri, hanya Su Qionglin yang beruntung untuk mendapatkan itu.
"Ayah akan mengajarkanmu , begini. " Ucap Su Bei dengan pelan pelan karena takut kalau Su Qionglin tidak dapat menyesuaikan langkahnya.
Su Bei memegang tangan putrinya dari belakang dan mulai menggerakkan tangan Su Qionglin sebagai contoh.
Lalu, Su Qionglin mengikuti, siapa yang menyangka bahwa ingatan Su Qionglin sangat baik terhadap detail detail kecil yang membuatnya mampu untuk mempelajari setiap gerakan dengan hati hati.
Su Qionglin tanpa diduga duga, mampu menyeimbangkan dirinya sendiri dengan berbagai serangan.
Su Bei tersenyum dengan bangga seolah olah ingin menunjukkan bahwa inilah putrinya, tidak ada satupun orang yang boleh merendahkan putrinya.
Di masa depan, putrinya harus menikah dengan orang yang baik dan dengan orang yang bertanggung jawab agar bisa menjamin kehidupannya.
Keduanya berlatih sampai sore hari sebelum akhirnya Su Qionglin kelelahan dan tertidur di teras depan.
Su Bei tersenyum tipis dan menggendong putrinya masuk ke dalam kediamannya lalu menyelimuti tubuh putrinya agar tidak kedinginan.
"Ru Lin, kamu harus melihat putri kita. Dia tumbuh sebagai gadis yang kuat dan pemberani , walaupun ada sedikit kekurangan di dalam dirinya tapi dia berani untuk menghadapi itu. Dia tidak takut akan celaan , dia berani untuk menerima dirinya sendiri. Aku sendiri berada di medan perang terus menerus, tidak tahu apakah bisa menjaganya untuk beberapa tahun lagi. Seandainya tidak bisa, maka aku ingin kamu menjaganya dari atas Surga, agar kamu memberkatinya dan menyayanginya. " Ucap Su Bei dengan senyum sedih.
"Sayang sekali, jika aku meninggal maka yang menungguku hanyalah Neraka dan tidak bisa bergabung di Surga bersama denganmu. Tanganku telah ternodai oleh banyak darah, sejak aku memilih jalan ini maka tidak ada jalan kembali. Aku harap putri kita bisa mendapatkan pria yang baik, pria yang mencintainya dan menjaganya sepenuh hati. " Lanjut Su Bei lalu menyeka matanya dan pergi dari sana.
Tanpa disadari oleh Su Bei, sebenarnya Su Qionglin belum sepenuhnya tertidur. Mendengarkan pidato Ayahnya yang menyayat hati membuat Su Qionglin menangis.
Air matanya mulai mengalir dari kedua iris matanya yang indah, mata bulatnya yang berair menambah kecantikannya yang tiada bandingnya.
Dia seperti porselen kaca ditengah hujan, saat dia menangis seperti ini menambah kecantikannya yang rapuh.
Membuat orang akan merasa menjadi pelindung baginya. Siapapun akan memiliki jiwa pahlawan ketika melihat kecantikannya yang rapuh seperti ini.
Tapi, ditengah kegelapan ini hanya dia sendirian yang menangis tanpa suara. Ayahnya pasti akan kembali setelah peperangan, pasti akan kembali......
Setelah menangis sampai puas, Su Qionglin tidak bisa menahan kantuknya lagi dan perlahan lahan terlelap dengan nyenyak.
Dia bahkan tidak bisa mengingat apapun lagi karena terlalu khawatir akan kondisi Ayahnya. Pidato Ayahnya selalu menyentuh kedalaman hatinya, terutama ketika menyangkut pautkan terhadap Ibunya, Ru Lin.
Sedikit cerita dari kisah cinta antara Ayahnya dan Ibunya adalah, Su Bei dan Ru Lin bertemu satu sama lain ketika Ru Lin sedang menyelamatkan sebuah Desa yang diserang oleh bandit.
Su Bei pada saat itu masih muda dan impulsif, jadi dia terluka parah setelah memusnahkan para bandit itu.
Lalu datanglah seorang anak gadis yang pemalu, berterima kasih kepada Su Bei karena telah membantu desa mereka.
Gadis itu membawa Su Bei ke rumahnya dan mengobatinya, lalu mereka jatuh cinta pada pandangan pertama.
Sayangnya, Su Bei adalah seseorang dengan status bangsawan yang besar, Ru Lin tidak akan pernah bisa menjadi Istri Sah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Kinay naluw
status dan kasta pasti jadi dinding terjal.
2023-03-30
1