Bab 2 Misbuk

Ilham yang baru keluar dari kamarnya mendengar kakaknya berbicara sendiri.

"Kak ada apa sih, kayaknya lagi ada masalah ya? hahaha," tanya Ilham dengan gaya meledek.

"Heh, tahu gak. Aku tadi abis ketemu bidadari."

"Hahahaha, mana ada bidadari di siang bolong begini." Ilham tertawa semakin meledek kakaknya itu.

"Ih, gak percaya kamu. Kalau kamu lihat juga pasti kamu langsung naksir tauk?"

"Hahaha buat kakak aja deh," jawab Ilham sambil melempar bantal kepada Yusuf. Ia pun lari menuju ke dapur untuk mengambil minum.

"Ah, pokoknya Kamu harus nyari tahu siapa dia. Yah, harussss!" tekad Yusuf dengan nada tegas.

⭐⭐⭐

Di Sekolah.

"Anak-anak hari ini kita kedatangan murid baru. Ayo nak masuk dan perkenalkan dirimu," kata Bu Ratu seraya memanggil seorang siswa yang masih berdiri di depan pintu.

Rianti masuk menuju kelas dan memperkenalkan diri.

"Assalamualaikum teman-teman. Perkenalkan namaku Rianti. Pindahan dari sekolah SMA 1 Taman Ria,..." Tiba-tiba Ririn memotong pembicaraan Rianti

"Rianti!" seru Ririn dengan wajah kagetnya.

"Ririn, kamu juga sekolah disini?"

"Rupanya kalian saling kenal ya?" tanya Bu Ratu.

"Iya Bu, Ririn dulu teman sekelas saya. Kami pun sahabatan dari SD."

"Kalau gitu, kamu duduk dekat Ririn saja nak. Kebetulan ia duduk sendiri."

"Siap Bu. Terimakasih," Rianti menjawab dengan senyum diwajahnya.

"Aku seneng banget akhirnya kita satu sekolah lagi," kata Ririn sembari menggenggam tangan Rianti.

"Iya Rin, Aku juga seneng banget. Kita bisa sama-sama lagi. Untung papa ku ngambil proyek disini. Jadi kita bisa bareng-bareng gini."

"Iya, Alhamdulillah."

Tring... Tring... Bel pun berbunyi tanda istirahat tiba.

"Ke kantin yuk Ana."

"Ha? Ana? Emang disini ada yah yang namanya Ana?" tanya Mikaila.

"Hahahaha, iya Mik, Rianti tuh sering dipanggil Ana dulu," jawab Ririn sambil tertawa kecil. Lalu diikuti juga oleh Rianti.

"Haaaa? Rianti, Ana, Rianti, Ana, lah apa hubungannya coba? Gak nyambung Ririnnnnn," lanjut Mikaila dengan tawa diwajahnya.

"Hahahaha gak penting itu mah, yuk ke kantin dah lapar nih." Ririn menarik tangan Rianti dan Mikaila bersamaan menuju ke kantin.

Ririn, Rianti, dan Mikaila pun memesan makanan. Di Kantin sekolah terdapat beberapa menu makanan. Ada nasi, ayam goreng, ayam bakar, ayam crispy, ikan pallu'mara, ikan pallu ce'la, perkedel jagung, perkedel kentang, tahu dan juga tempe. Menu sayuran pun ada bermacam-macam. Ada sayur santan, sayur asam, dan cah kangkung.

"Nah Ana, di kantin kita ini, kamu bisa memilih apa saja yang kamu suka. Pilihan menunya banyak loh. Tuh, kalau mau makan ikan, ada. Mau ayam juga ada," kata Ririn menjelaskan.

"Eh iya Rin. Aku mau ayam goreng saja deh. Seperti kesukaan Upin dan Ipin hahahaha," jawab Ana sambil tertawa.

"Hahahaha, ada-ada saja kamu."

"Oh, rupanya kalian disini juga yah!" seru Nisa yang berada dari dibelakang. Nisa masih belum bisa melupakan kejadian tempo hari. Ia masih kesal dengan perlakuan Mikaila dan Ririn karena mereka merasa malu diperlakukan di depan teman-temannya.

Nisa and the gang lalu melangkah semakin dekat ke arah mereka. Rianti yang melihat Nisa semakin mendekat langsung mengambil posisi paling depan ingin membela kedua sahabatnya itu.

"Jangan mentang-mentang kamu orang kaya dan banyak uang, bisa seenaknya sama Ririn dan Mikaila yah."

"He? Tahu apa Lo anak baru?"

"Saya memang anak baru di sekolah ini. Tapi kalau kamu berbuat seperti itu, saya tidak takut. Selama saya berada di jalan yang benar, saya akan lawan kamu"

"An, sudah. Gak usah diladenin" Ririn buru-buru menggandeng tangan Rianti dengan maksud ingin menjauh dari Nisa and the gang. Ia tidak mau sahabatnya itu harus masuk BK karena berhadapan dengan Nisa. Ririn tahu Nisa bisa melakukan apa saja di sekolah ini. Termasuk mencabut beasiswa yang diberikan papa Nisa kepadanya.

"Tapi Rin, dia....."

"Sudahlah, yuk. Kita cari tempat duduk aja"

"Ish, kesel. Kenapa sih Rin, kamu harus ngalah Mulu. Dia itu emangnya siapa?" Tanya rianti dengan muka yang masih kesal mengingat kejadian yang tadi.

"Tahu gak, papanya Nisa yang punya yayasan ini. Kalau kita buat keributan sama dia, bisa-bisa beasiswa ku dicabut" Ririn menjelaskan dengan nada sedih sambil menunduk.

"Oh gitu, hmm.. gimana ya? Tapi perlakuan dia tadi tuh gak bener Rin"

"Aku tahu. Tapi kita hanyalah orang kecil. Mana berani melawan orang kayak dia"

"Awas Luh ya Nisa" seru Rianti dalam hati.

"sorry, sorry, aku gak sengaja" Ririn menundukkan pandangannya.

"Lain kali, kalau jalan hati-hati ya" jawab laki-laki itu sambil tersenyum dan mengambil buku Ririn yang jatuh ke lantai.

"Eh, Ilham. Abis darimana? Pulang bareng yuk" Nisa yang berlagak sok cantik itu menawarkan Ilham untuk pulang dengannya.

"Maaf Nis, Aku sudah ada janji dengan Roni."

"Oh gitu, ya udah deh. Lain kali aja," jawab Nisa.

Tringggg...

Bel pulang sekolah berbunyi. Satu per satu siswa meninggalkan kelasnya masing-masing. Tetapi Ririn masih di kelas karena ia mencari pulpennya yang belum ia temukan.

"Kalau gitu aku duluan yah Rin" kata Mikaila dan Rianti sembari berjalan menuju pintu kelas.

"Oke deh"

Sementara Nisa and the gang yang melihat Ririn tinggal sendirian, masuk ke kelas XII MIPA 5 menghampiri Ririn.

"Hey Ririn, ngapain Luh sok minta dikasihani sama temen Luh si, siapa tuh namanya."

"Rianti bosss" jawab salah satu anggota geng Nisa. Nisa tahu betul siapa Rianti itu. Dia adalah anak dari keluarga terpandang yang memiliki bisnis yang terkenal dimana-mana. Ia tidak mau anak sekelas Rianti bergaul dengan Ririn yang cupu itu.

Akan tetapi, Ririn tidak menggubris perkataan Nisa. Ia tidak mau terlibat masalah dengan Nisa. Ririn berjalan menuju pintu kelas, namun tiba-tiba ia bertabrakan dengan seseorang.

"Kamu gak apa-apa?" Tanya Ilham kepada Ririn.

"Eh iya gak kok. Lagian aku yang salah," jawab Ririn dengan senyum diwajahnya.

Nisa yang menyaksikan percakapan kedua orang itu terlihat sangat kesal. Ingin rasanya ia menjambak rambut Ririn. Tapi Ilham kan ada disitu. Nisa tidak mau di cap sebagai gadis jahat.

"Kalau gitu, Aku duluan yah." Ririn langsung berlari menuju gerbang sekolah. Ia tahu persis bagaimana perasaan Nisa kepada Ilham. Ia tidak mau mendapatkan masalah lagi. Walaupun ia tahu Ilham tidak suka dengan Nisa.

Ririn pun berjalan menuju gerbang sekolah sambil menunggu angkot.

Sepuluh menit... Lima belas menit... Namun semua angkot yang lewat di depan sekolah Ririn sudah terisi penuh oleh siswa-siswi yang lain.

⭐⭐⭐

*Bersambung.

Hai readers tersayangnya othor mohon dukungannya untuk karya receh ini ya gaess dengan cara klik like ketik komentar dan kirim hadiahnya yang super banyak agar othor semangat updatenya okey?

Nikmati alurnya dan happy reading 😍

Terpopuler

Comments

Mammeng

Mammeng

ada telur asin, ikan teri kering sm raca'2 taipa yg mnggugah selera....😎

2023-02-08

0

Langit Biru

Langit Biru

lanjut semangat

2023-01-25

1

Susilawati Rela

Susilawati Rela

wah....bisa remaja labil kek nya.... ckckck...

2023-01-18

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!