"Duh, masa iya gak ada satupun angkot yang kosong. Kalau lama gini, pasti mama nyariin. Mana mau nganter buket pesanan orang lagi. Huffft.." Ririn menghela nafas.
Tidak jauh ke belakang, tiba-tiba Ririn mendengar suara motor mendekati dirinya.
"Kenapa kamu belum pulang?" tanya Ilham. Ririn yang dari tadi gelisah berubah menjadi seperti tidak bisa bergerak. Dia merasa tubuhnya membatu.
"Eh mm, iya. Belum ada angkot yang lewat soalnya," jawab Ririn dengan perasaan tak karuan.
"Yuk, naik. Aku akan mengantarmu pulang. Roni sudah pulang tadi bersama Rian jadi aku sendirian," kata Ilham.
Tapi Ririn tidak menjawab. Ia hanya mematung seperti patung Pancoran. Dia merasa malu karena ini kali pertama ia diajak pulang bareng teman cowok. Dan itu adalah Ilham. Cowok cool yang diminati cewek-cewek di sekolah SMA 3 Taman Ria.
"Kenapa bengong? Yuk naik. Aku gak ngapa-ngapain kamu kok. Nih, tas ku. Aku taruh di tengah supaya kamu tidak berpikir macam-macam," kata Ilham lagi.
"Eh, i...i...iya.."
Dengan perasaan yang campur aduk, Ririn pun naik ke atas motor Ilham. Ia senang sekaligus takut. Senang karena akhirnya Ilham bisa mencair di hadapannya. Selama ini ia memperhatikan Ilham hanyalah sosok laki-laki yang sangat dingin.
Dia tidak menyangka akan satu motor dengan Ilham. Tapi disisi lain, ia juga takut kalau Nisa melihat ini semua, maka tamatlah riwayatnya. Dia pasti akan marah kepada Ririn dan mengancam akan mencabut beasiswa Ririn.
"Kenapa diam?" Tanya Ilham membuyarkan khayalan Ririn.
"Eh, gak ada yang mau di omongin juga kan," jawabnya dengan cepat.
"Oh, kamu kalau udah lulus mau lanjut dimana?" Tanya Ilham lagi.
"Kemungkinan besar sih aku tidak melanjutkan pendidikan ku. Karena aku harus membantu ibuku mengantarkan pesanannya. Lagian juga biaya kuliah mahal. Mana mampu aku sekolah tinggi-tinggi," jawab Ririn dengan senyum di wajahnya.
"Oh gitu," jawab Ilham dengan nada datar.
"Ish, nyebelin banget, masa aku sudah cerita panjang lebar tapi jawabannya oh doang," ucap Ririn dalam hati.
15 menit kemudian ..
Mereka pun tiba di toko buket milik ibu Ririn.
"Terima kasih ya udah nganter pulang," kata Ririn kepada Ilham sambil menentang tasnya di tangan.
"Iya," jawab Ilham dengan senyum manisnya.
Ilham pun melajukan motornya dan pergi meninggalkan Ririn. Ririn yang masih stay di depan kaca, tersenyum lebar lalu kemudian masuk ke dalam toko sang ibu.
"Eh, ini ada apa nih. Masuk gak beri salam, main senyam-senyum aja," kata ibu Ririn dengan penuh keheranan.
"Hehe, assalamualaikum Ma. Iya iya maaf Ririn lupa. Abisnya Ririn seneng banget Mah," jawabnya dengan senyum masih menempel di wajahnya.
"Ada apa nih, seneng begitu anak Mama, coba deh ceritain. Ngobrol sini sama Mama."
"Aaaa, Mama kepo yah. Hihiii, tadi Ma. Aku kan lagi nungguin angkot tapi gak ada yang lewat. Kalaupun ada, pasti penuh. Jadi Ririn nunggu deh depan gerbang sekolah Ririn. Eh, taunya ada yang nyamperin Ririn. Tahu gak mah, siapa? Itu mah, yang idolanya cewek-cewek SMA 3. Aku seneng banget mah. Aku kira dia bakal dingin eh nyatanya nawarin Ririn pulang. Gimana gak bahagia Aku Maaah, hihiii," jawab Ririn dengan nada senang sambil memikirkan kejadian yang tadi.
"Oh gitu, suka itu wajar nak. Itu memang hak setiap orang. Namanya manusia kita punya perasaan. Tapi jangan berlebihan yah, ingat. Kamu masih kecil. Sebentar lagi kan ujian. Jadi harus fokus dulu yah," Mama menerangkan sambil berjalan ke arah Ririn.
"Iya mah, Ririn paham. Ririn kan dulu di ajarin sama Ayah, kalau punya mimpi itu harus fokus dulu. Jangan terpengaruh oleh hal-hal yang bisa menghambat mimpi kita," ucap Ririn sambil mengingat kembali masa-masa saat ia selalu dinasihati oleh Ayahnya dulu.
*Flashback lima tahun lalu*
Ayah, Ririn nanti mau jadi pengusaha. Ririn mau mempekerjakan orang-orang yah, kan bagus kalau Ririn punya usaha besar, nanti orang-orang akan terbantu dengan Ririn. Mereka bisa menghidupi keluarga mereka," kata Ririn kepada Ayahnya.
"Cita-cita kamu bagus Nak. Tapi ingat, kalau kita ingin menggapai sesuatu kita harus bersungguh-sungguh dan jangan terlena pada apa yang bisa menghambat cita-cita kita. Misalnya nih yah, kalau tadi Ririn mau jadi pengusaha, terus Ririn main hp nya siang dan malam tapi gak pernah mau belajar, kira-kira itu bisa menghambat cita-cita Ririn gak," tanya Ayah kepada Ririn.
"Yah, ayah. Masak gitu aja gak bisa jawab sih. Yaaa menghambat banget lah yah. Kalau kerjaannya cuma main hp doang kapan belajarnya? Nanti kalau seperti itu, yang ada cita-cita itu tidak akan tercapai yah."
"Nah, itu contoh kecil aja sayang. Jadi kalau Ririn mau jadi pengusaha, mau mempekerjakan orang lain, Ririn harus mulai dari sekarang ya. Rajin belajar dan rajin berdoa juga sama Allah. Allah kan maha tahu yang terbaik buat Ririn. Jadi Ririn harus banyak-banyak doa yah. Kalau Ririn sudah usaha dan sudah berdoa biarlah nanti Allah yang akan memberikan yang terbaik buat Ririn. Dan ingat, jadi pengusaha itu tidak mudah sayang. Kita harus siap untung dan juga siap rugi. Intinya Ririn harus mulai belajarnya dari sekarang. Supaya nanti cita-cita Ririn bisa tercapai."
"Oke siappp ayah bos. Hihiiii," jawab Ririn sambil tertawa kecil.
"Iya dong. Anak ayah harus jadi anak yang berbakti juga yah sama Ayah sama Mama juga. Ririn kan anak satu-satunya nih. Jadi Ririn harus bisa jagain Mama kalau Ayah sudah gak ada," kata Ayah Ririn sambil terbatuk-batuk.
"Ish, Ayah. Kok ngomong nya gitu sih. Kita akan sama-sama terus Ayah. Sama Ayah sama Mama. Kita akan seperti ini terus sampai Ririn tua. Sampai Ririn nikah, sampai Ririn punya anak," Ririn menjawab dengan nada agak kesal. Ia tidak suka kalau Ayahnya berbicara seperti itu.
"Iya Nak. Tapi, umur itu gak ada yang tahu sayang. Intinya kamu harus selalu jagain Mama yah Nak. Sayangi dia selalu. Jangan suka menentang perkataan Mama." Pria itu tersenyum lembut.
"Iya Ayah. Tapi Ayah jangan ngomong seperti itu. Ayah harus sama kita terus. Yah. Janji," Ririn menaikkan jari kelingkingnya dan diikuti oleh Ayahnya sambil memeluk Ririn.
⭐⭐⭐
*Bersambung.
Hai readers tersayangnya othor mohon dukungannya untuk karya receh ini ya gaess dengan cara klik like ketik komentar dan kirim hadiahnya yang super banyak agar othor semangat updatenya okey?
Nikmati alurnya dan happy reading 😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
Mammeng
sedih jadix...😭😭
2023-02-08
0
Susilawati Rela
ayah-ansk so sweet.....😍
2023-01-18
1
Isss
betul tuh kata Ayah
2023-01-17
1