The Story Of Miss Buket

The Story Of Miss Buket

Bab 1 Misbuk

SMA 3 Taman Ria

Hari ini hari Senin. Semua siswa melaksanakan upacara bendera. Satu per satu siswa siswi menuju ke lapangan sekolah. Tak terkecuali Ilham Ariansyah. Ia dikenal sebagai murid pandai di kelas unggulan XII MIPA 1. Siapa yang tidak kenal dengan dia? Ketika kamu menyebutkan namanya, semua orang pasti tahu.

07.30 Upacara bendera dimulai. Tapi lain halnya dengan Ririn Maharani. Ririn adalah gadis pemalas dan sangat berantakan. Setiap pagi ia harus dibangunkan oleh Mamanya. Bahkan terkadang, harus disiram dulu baru bangun.

"Ririn, ayo bangun. Ini sudah jam berapa? Kamu tuh yah abis shalat tidur lagi. Gimana mau jadi anak yang membanggakan kalau kayak gini," panggil

Mamanya disertai kata-kata mutiara yang cukup menggangu kuping.

"Iya Ma, iyaaa. Tiap hari mama ngomongnya gitu mulu. Ririn bosan Mah. Harusnya kan Mama doain Ririn biar jadi orang sukses. Yah kalau gak jadi orang sukses, setidaknya jodoh Ririn nanti orang kaya Mah, hahahaha," balas Ririn sambil tertawa kecil.

"Kamu tuh ya, udah telat bangun, mimpi mau jodoh orang kaya. Mana ada yang mau sama orang malas kayak kamu." Mamanya mendengus pura-pura kesal.

"Ih Mama, gini-gini juga Aku ada yang suka loh mah. Banyak tahu, Ma" jawab Ririn lagi.

"Sudah Sudah. Sana mandi, tuh kamu sudah telat. Ini sudah jam berapa Ririn."

"Iya Mamaku sayang. Ummach" . Ririn pun berlari menuju kamar mandi.

⭐⭐⭐

"Jam berapa ini? Apa di rumah kamu jam nya rusak?" tanya pak satpam kepada Ririn. Yah, hampir tiap Senin ketika upacara bendera Ririn suka langganan terlambat. Pak satpam sampai kewalahan dengan sikap Ririn yang seperti itu.

"Iya pak maaf, Ririn janji gak akan gini lagi"

"Ini janji kamu udah kesekian kalinya Ririn. Gak bisa dihitung. Udah banyak melebihi bintang di langit," kata pak satpam lagi dengan wajah malas.

"Ih bapak, kan Ririn udah minta maaf. Plis lah pak. Biarin Ririn masuk."

"Yaudah iyya, masuk gih."

"Nah gitu dong pak, makasih yah pak," jawab Ririn dengan senyum di wajahnya.

Tanpa Ririn sadari, dari arah lapangan seseorang sepertinya sedang memperhatikannya. Ia pun terus melangkah. Tapi kemudian ia benar-benar merasakan sesuatu yang berbeda.

"Ah, perasaan aku aja kali. Gak mungkin Rin, kamu sadar diri dong," ujarnya pelan memberitahu dirinya sendiri.

Tring... Tring....

Waktu pergantian jam.

Hari ini kelas XII MIPA 5 belajar tentang seni budaya. Mereka semua diajarkan untuk melukis menggunakan serpihan kertas. Semua murid antusias mengerjakannya.

Triiiiing..

Bel panjang telah berbunyi. Itu tandanya waktu pulang telah tiba. Ririn dan teman-temannya berjalan kaki menuju gerbang sekolah. Tidak jauh dari tempat mereka berdiri, sekumpulan murid berkumpul menyaksikan sesuatu.

"Eh, ada apa tuh? Kok jadi banyak orang begitu?" tanya Mikaila dengan wajah yang nampak sangat penasaran.

"Gak tahu, yuk yuk kita lihat," jawab yg lain sambil berlari menuju arah kerumunan. Sesampainya mereka di sana. Ternyata, ada kejadian adu mulut antara Nisa dan Ralin. Mereka adu mulut karena Nisa cemburu

Mereka adu mulut karena Nisa cemburu Ralin dekat-dekat sama Ilham.

"Hey, kalian berdua tuh ya. Geer. Diantara kalian, gak ada tuh yg dipilih sama Ilham. Dia tuh naksir sama Ririn," kata Mikaila.

"Hust, apaan sih Mik. Kalau ngomong jangan asal," jawab Ririn sambil menutup mulut Mikaila.

"Ups, maaf deng," ujar Mikaila lagi.

"Ha?? Ririn?? Eh mana mau Ilham sama gadis kampung kayak kamu, dilihat aja gak bikin selera," kata Nisa sambil tertawa mengucilkan Ririn.

"Iya ih. Iyyyuh, gak banget deh hahahhaha." Ralin menambahkan seolah dia orang paling sempurna.

" Heh, jaga mulut kamu." Mikaila langsung menjambak rambut Nisa dan Ralin.

"Heeee, Mik. Ayo pergi. Gak usah pikirin kata mereka," panggil Ririn sambil meninggalkan mereka semua.

Ririn memang hanya anak desa yang bercita-cita tinggi. Ia bersekolah di SMA Taman Ria karena mendapat beasiswa. Dan yang memberikan mereka beasiswa adalah ketua Yayasan yang ada di sekolah. Beliau adalah orang tua dari Nisa.

Nisa merupakan personil "The judes" yang merupakan geng yang ada di sekolahnya. Dan dialah ketua gengnya. Sedangkan Ralin dan Mila adalah anggotanya. Karena hal tersebut Nisa suka semena-mena dan bertindak semaunya. Karena itulah banyak siswa yang takut dan tak berani melawan pada dirinya.

⭐⭐⭐

"Assalamualaikum Ma, aku pulang!" teriak Ririn ketika ia hendak memasuki Tokonya. Ririn merupakan anak dari penjual buket. Setiap hari ia mengantarkan orderan dari pelanggan mamanya. Habis pulang sekolah begini, ia tidak langsung ke rumahnya melainkan ke toko buket sederhana milik ibunya.

"Wa'alaikumussalam iya Rin. Kamu udah pulang sekolah. Gimana tadi di sekolah?"

"Iya mah. Alhamdulillah lancar-lancar aja Mah." Ririn langsung memeluk ibunya. Semenjak ia ditinggal ayahnya, ia selalu seperti itu. Ia tidak ingin menyia-nyiakan kesempatannya untuk mencintai orang tua satu-satunya yang tersisa.

"Kalo gitu kamu makan dulu, terus bantuin mama nganter paket ini ke Bu Maryam."

"Siap bosss, ummach," jawab Ririn sambil mencium pipi ibunya.

Ririn pun mengganti pakaiannya dan lanjut makan siang. Setelah itu, ia pun bersiap mengantar paket milik pelanggan.

"Yang mau diantar yang mana Mah?"

"Itu yang di kantong merah Rin."

"Oke Mah, aku berangkat yahh. Assalamualaikum."

"Hati-hati sayang. Wa'alaikumussalam," teriak Bu Mirna sambil melempar senyum.

⭐⭐⭐

"Assalamualaikum Bu. Pesanan buket dari Store Sisterlillah!" teriak Ririn dengan rasa hati-hati.

Sedangkan dari dalam sana.

"Adduh, siapa sih. Ganggu banget. Gak tahu apa ini jam tidur siang," ketus Yusuf sang pemilik rumah.

"Assalamualaikum Bu Maryam" teriak Ririn lagi.

"Iya iya, tunggu bentar. Berisik amat ishh," jawab Yusuf dengan wajah kesal.

"Ada apa sih? Bu Maryam nya gak ada di rumah," ujar Yusuf sambil menggosok matanya.

Namun ia berubah menjadi baik ketika ia melihat ke arah depannya. Ternyata gadis yang teriak, berisik dan mengganggu tidurnya tadi adalah gadis cantik yang belum pernah ia temui sebelumnya.

"Eh, ia maaf kak jadi mengganggu. Ini ada pesanan Bu Maryam dari toko kami kak. Tadi pagi ia memesan buket coklat dan buket bunga," jelas Ririn dengan sedikit terbata-bata.

"Aahh, Iyya silahkan masuk" Yusuf mempersilahkan masuk.

"Gak usah Kak. Aku buru-buru soalnya mau nganter buket yang lain juga," kata Ririn berbohong. Sebenarnya ia sangat malu karena tadi ia berteriak beberapa kali. Kalau ada kekuatan untuk menghilang dari sana pada saat itu juga, mungkin ia sudah lakukan.

"Oh gitu, ya udah kalau gitu. Makasih yah, nanti saya yang akan memberitahu mama kalau pesanan buketnya sudah datang."

"Iya kak. Aku pamit dulu. Assalamualaikum."

"Wa'alaikumussalam."

"Ah, bodoh. Kenapa Aku tidak menanyakan namanya?" Yusuf berbicara sendiri kepada dirinya. Sepertinya ia sedang terbayang-bayang oleh cewek pengantar buket tadi.

"Adduh, Yusuf Yusuf. Kenapa sih gak nanya aja. Kalau tahu namanya kan gampang nyari sosmed nya, huff."

⭐⭐⭐

*Bersambung.

Hai hai hai, jumpa lagi nih sama othor kece badai, baik hati dan tidak sombong.

Rate bintang lima dong para readers tersayang. Like dan komentar juga ya...

Udah gitu aja hehehe 😅

Terpopuler

Comments

Krystal Zu

Krystal Zu

haii mampir nihhh

2023-05-17

1

Oh Dewi

Oh Dewi

Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya Caraku Menemukanmu

2023-04-25

0

Sesilia Juwita

Sesilia Juwita

baru mampir ,,jd kopi doloh dek 😁😁
minal aidzin walfaizin mohon maaf lahir dan batin 🙏🙏

2023-04-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!