Perkenalan

Gea pun keluar kamar, dan Abhimanyu pun akhirnya berbaring di tempat tidurnya, setelah Gea keluar kamar.

Keesokan harinya, tepat jam 7 pagi, pelajaran pertama pun di mulai. Seluruh murid pun sudah menggunakan pakaian olahraga. Mereka masih berada di dalam kelas, suasana kelas pun begitu rame dengan tawa, dan obrolan para murid.

Lalu 2 guru pria pun masuk, dan berdiri di hadapan para murid dab suasana pun seketika menjadi sunyi.

Ekhem.... Guru pria itu pun berdehem, seluruh murid pun duduk di tempat nya masing-masing.

"Selamat pagi anak anak," sapa guru bernama pak Iskandar.

"Pagi pak," jawab serentak.

Indira terkejut saat melihat pria si sebelah pak Iskandar. Indira mengingat pria yang berdiri kemarin dirinya tabrak, lalu terkena ceramah.

"Orang itu kan yang kemarin," ucap Indira dengan sangat pelan, namun terdengar oleh Gea yang duduk di sampingnya.

"Kenapa Dir?" tanya Gea.

"Enggak, enggak ada apa apa," jawab Indira dengan tersenyum.

Tentu saja pria itu menatap ke arah Indira, dan juga Gea. Lalu pria itu menatap kembali lurus ke depan.

"Anak anak, di sini di sebelah bapak ada pak Abhimanyu Virendra. Beliau ini nantinya akan menggantikan pak Alamsyah. Yang pastinya kalian belum tau, kalau pak Alamsyah izin cuti untuk pengobatan orang tuanya. Jadi mulai sekarang pak Abhimanyu lah yang akan mengajar olah raga kalian. Jadi bapak berharap kalian bisa belajar dengan baik, ya anak anak. Baik kalau begitu, selanjutnya agar pak Abhimanyu, yang memperkenalkan dirinya kepada kalian.

"Terimakasih pak Iskandar." Ucap pak Abhimanyu.

"Sama sama pak Abhimanyu, kalau begitu selamat mengajar." Abhimanyu pun mengangguk, dan pak Iskandar pun keluar kelas.

Dan sekarang di kelas 2 B, Abhimanyu bertatap wajah ke seluruh murid secara langsung. Tentu nya bagi murid perempuan itu adalah pemandangan sangat indah, membuat semangat di pagi hari. Saat menatap wajah guru pria, dengan postur tubuh tegap dengan wajah yang tampan.

Seluruh murid perempuan dan laki-laki pun bersemangat, apalagi gurunya masih terbilang muda, dari pak Alamsyah.

"Hallo, selamat pagi anak anak. Perkenalkan saya Abhimanyu Virendra, panggil saja saya Pak Abhi. Kalian sudah tau pasti nya saya di sini mengajar apa?Jadi saya harap kerja samanya dari kalian untuk sportif dalam melakukan kegiatan saya." Pak Abhimanyu pun duduk di kursi guru. "Baik, karena saya belum mengenal kalian, di sini saya ingin absen nama kalian satu persatu."

Sambil membuka buku absen. Abhimanyu menyebutkan namanya satu persatu murid murid yang terdapat di buku absen.

Abhimanyu menyebutkan nama murid nya berawal dari huruf A.

"Alin Maheswari," Alin pun berdiri.

"Saya pak," Abhimanyu pun melihat ke arah Alin lalu mengangguk kan kepalanya. Lalu Abhimanyu melanjutkan menyebutkan nama murid di absen. Sampai Abhimanyu menyebutkan nama teman teman Alin.

"Gea Kharisma putri," Gea pun berdiri dengan tersenyum, Abhi pun mengangguk. Lalu Gea duduk kembali. "Hanna Az-Zahra,"

"Saya pak," jawab Hanna dengan tersenyum, Abhimanyu pun juga tersenyum dan mengangguk. Hanna pun duduk kembali ke kursi nya.

"Indira Dwi Diandra," Abhimanyu menyebutkan namanya, dan Indira pun berdiri.

"Saya pak," Abhimanyu melihat ke arah Indira dan tersenyum, lalu mengangguk.

"Jadi kamu Indira,?"

"Iya pak saya Indira,"

"Yasudah kamu boleh duduk kembali," Indira pun mengangguk.

Begitu pun selanjutnya Abhimanyu mengabsen nama murid muridnya, sama nama yang terakhir. Setelah mengabsen, Abhimanyu menyuruh murid-muridnya untuk kelapangan.

"Sebentar ya anak saya ingin mengambil sesuatu,"

Saat Abhimanyu mengambil sesuatu, dan murid masih berada di lapangan. Dan ada beberapa murid mengobrol.

"Eeh liat deh, guru nya aja masih muda banget. Gak kaya pak Alamsyah sudah berumur. Ya ampun kira kira pak Abhimanyu sudah menikah belum ya?" ucap salah satu murid bernama Fika.

"Iya cute banget asli," jawab anak bernama Okta. "Ya ampun andaikan dia blm nikah gue mau jadi istrinya. Hihihi...."

Indira Alin, Hanna dan Gea, mereka semua tersenyum dan terkekeh geli mendengar percakapan Fika dan Okta yang ke centilan. Okta pun mengetahui, kalau Indira dan teman temannya menertawakan dirinya.

"Ngapain kalian tertawa, kalian menertawakan kita, ya.?" Ucap Fika dengan nada tinggi.

"Kenapa kalian sirik ya, sejak tadi pak Abhimanyu ngelirik dan tersenyum ke arah gue," Ucap Okta dengan rasa percaya diri.

Memang Indira akui, kalau Okta itu cantik. Bahkan banyak teman laki-laki, dan kakak kelas mengagumi kecantikannya.

"Sorry ya, kita bukan menertawakan kalian. Kita lagi mengingat cerita lucu kita tadi di kelas aja," kata Indira, dan memberikan kode kepada temannya untuk diam.

Fika dan Okta pun akhirnya diam, tidak memperpanjang masalahnya.

Dan kini Abhimanyu pun sudah berada kembali di hadapan murid nya. Abhi berdiri sambil memegang bola basket.

"Yuk semuanya, kita pemanasan ya. Sebelum kita memulai pelajaran, di pelajaran yang akan kita lakukan nanti. Kalian tau kan saya memegang ini," Sambil memegang bola basket. "Saya tau kalian pasti bisa untuk melakukan olahraga basket. Kalian pun juga sudah mempelajari dasar-dasar nya. Maka saya ingin melihat teknik permainan kalian semua seperti apa. Dan sebelum nya saya sempat melihat jadwal, bahwa bulan depan sekolah kita akan bertanding di sekolah SMAN ***. Jadi saya ingin lihat cara teknik kalian bermain di lapangan bagaimana, apa kalian tidak keberatan untuk memperlihatkan permainan kalian ?"

" Siap pak." Jawab serentak seluruh murid.

"Baik kalau begitu kita mulai ya dari anak perempuan dulu,"

Anak laki-laki beristirahat menunggu giliran. Dan anak perempuan pun berdiri di tengah lapangan. Mereka di bagi menjadi 2 Bagian. Yang di mana setiap 1 kelompok berisikan 10 anggota. 5 orang bermain dan 5 orang cadangan.

Di sini yang berada di lapangan grup 1 ada, Indira, Alin Gea Hanna, dan Gina. Dan di grup 2 ada Okta, Fika, Putri, Dena, dan Sila.

Abhimanyu yang menjadikan wasit, melemparkan koin ke atas. Hak itu di lakukan untuk siapa yang memegang bola di awal.

Permainan pun di mulai, Indira mendribel bola lalu di oper ke Alin. grup lawan mencoba merebut bola, Gea pun kembali mengambil bola yang di oper dari Alin. Sampai permainan pun terus berlanjut, sampai bola pun di masukkan ke dalam Ring oleh Indira. Grup Indira mendapatkan scor 1, dan Grup Okta masih 0. Sampai permainan selanjutnya pun kelompok Indira lah yang kembali memasukkan bola ke dalam Ring basket. Terlihat semangat sekali, grup Indira saat bermain. Justru grup Okta pun terlihat lelah, dan tak semangat.

Abhimanyu justru terlihat kagum saat melihat kelompok keponakan nya bermain dengan sangat semangat. Terlihat sekali cara teknik bermain basket, mereka memang mempunyai bakat.

Priiit.... Abhimanyu pun meniup Priwitan, sebagai tanda permainan habis. Dan latihan itu pun di menangkan oleh grup Indira. Gea dan temannya pun senang, akhirnya mereka menang. Walaupun hanya latihan biasa, tapi mereka begitu semangat 45 melakukan nya.

Permainan selanjutnya pun di lakukan oleh anak laki laki. Di mana Abhimanyu lah yang kembali melihat cara permainan murid murid nya. Dapat di lihat, permainan murid nya sangat bagus.

'Tidak di ragukan lagi, murid di sini sangat bagus. Cara teknik bermain nya pun sangat bagus. Pantas saja, sekolah ini tahun kemarin menjadi pemenang nya.' ucap Abhimanyu dalam hatinya.

Indira dan teman temannya pun kini beristirahat, untuk sekedar minum. Namun saat sedang duduk, Indira mendengar Okta Fika dan putri. Mereka sedang berbisik, dan tertawa. Namun dari obrolan nya terdengar menyebutkan nama Indira.

"Kalian tau gak, kemarin gue sempet jalan dengan ka Aldo. Dan kalian tau gak, Aldo dan Indira mereka lagi bertengkar,"

"Masa si, memangnya ka Aldo cerita gitu ke elo?" Tanya putri.

"Iyalah dia cerita, Aldo itu sebenarnya rumah nya gak jauh dari rumah gue. Semenjak Aldo sama Dira aja, jadinya menjauh dari gue,"

"Memangnya Aldo kenapa bisa marah sama Dira?"

"Aldo bilang, Dira selalu saja alasan setiap kali Aldo ngajak jalan. Katanya sibuk terus,"

Mendengar itu Indira merasa sedikit kesal, namun dirinya berusaha menahan rasa kesalnya.

"Udah, jangan kau dengarkan anak manusia. Dia hanyalah gangguan syaiton yang mencoba memancing amarah mu, dirimu harus lebih bersabarlah nak Dira." Bisik Gea membuat Indira kembali tersenyum.

"Dasar lo ya. Tapi benar kata lo, mereka adalah manusia yang menggangu ke tenangan seseorang aja. Hahaha ...." Ucap Indira, membuat teman nya mengangguk dan terkekeh.

Episodes
1 Perkenalan Tokoh Cerita
2 Menabrak seseorang
3 Kejahilan Adam
4 Keributan di malam hari
5 Perkenalan
6 Tertidur di perpustakaan
7 Putus
8 Bertemu kembali
9 Membayar buku buku
10 Di antar pulang
11 Ke Vila
12 Protes
13 Begal
14 Di arak warga
15 Datang nya para keluarga
16 Menjadi seorang istri
17 Sarapan pagi bersama
18 Tante kecil
19 Tak tega
20 Naluri seorang ibu
21 Kedatangan Winda
22 Menonton Film
23 Menginap
24 Kopi buatan Indira
25 Makan malam
26 Menang di pertandingan
27 Rasa cemburu
28 Isi hatinya
29 Pentas seni
30 Pemenang
31 Ember bocor
32 Indira sakit
33 Semangat
34 Mantan kamu
35 I Love You
36 Liburan ke pantai
37 Perasaan Gilang
38 Cemburu
39 Om bangga
40 Bertemu Teman Lama
41 Papah Benny bernyanyi
42 Wahana permainan
43 Mengobati Luka
44 Untuk Indira
45 Sweet Seventeen
46 Marah
47 Sedih
48 Sambal buatan Dira
49 Memulai sekarang
50 Ulah Abhimanyu
51 Perjodohan Aldo
52 Dira sakit
53 Dira berkata jujur
54 Ulang tahun Abhi
55 Istri yang menggemaskan
56 Janji seorang pria
57 Dira menangis
58 Tidak Ingin Mendengar
59 Kejujuran
60 Cerita isi hati Hanna
61 Winda dan Indira
62 Tidur Di Luar
63 Raja dan Ratu
64 Kakak dan adik ipar
65 Curhatan Faisal
66 Faisal gelisah
67 Isi hati Faisal
68 Perasaannya terbalas
69 Adik yang bawel
70 Sikap Indira yang aneh
71 Kecelakaan
72 Kehilangan
73 Apa yang sudah terjadi
74 Kondisi Indira
75 Tertangkap
76 Indira pulang ke rumah
77 Pengumuman Novel baru
78 Kedatangan Gilang
79 Ular sanca
80 Bali
81 Kebingungan
82 Kabar bahagia
83 Ke pasar
84 Abhi ngidam
85 Pasrah di makeover
86 Melahirkan
87 Baby Shira menangis
88 Dirumah Gea
89 Gilang salah tingkah
90 Dira merasa kesal
91 Pernikahan Faisal dan Hanna
92 Aldo
93 Abhi cemburu
94 Dokter Yoga dan Gea
95 Oke Kita Jadian
96 Abhimanyu frustasi
97 Berbaikan
98 Alin dan Aldo
99 Anak laki-laki
100 Kecewa
101 Aku takut kamu marah
102 Mama Anissa marah
103 Hidup bahagia
104 Pengumuman Novel baru gaes
105 Pengumuman Karya baru
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Perkenalan Tokoh Cerita
2
Menabrak seseorang
3
Kejahilan Adam
4
Keributan di malam hari
5
Perkenalan
6
Tertidur di perpustakaan
7
Putus
8
Bertemu kembali
9
Membayar buku buku
10
Di antar pulang
11
Ke Vila
12
Protes
13
Begal
14
Di arak warga
15
Datang nya para keluarga
16
Menjadi seorang istri
17
Sarapan pagi bersama
18
Tante kecil
19
Tak tega
20
Naluri seorang ibu
21
Kedatangan Winda
22
Menonton Film
23
Menginap
24
Kopi buatan Indira
25
Makan malam
26
Menang di pertandingan
27
Rasa cemburu
28
Isi hatinya
29
Pentas seni
30
Pemenang
31
Ember bocor
32
Indira sakit
33
Semangat
34
Mantan kamu
35
I Love You
36
Liburan ke pantai
37
Perasaan Gilang
38
Cemburu
39
Om bangga
40
Bertemu Teman Lama
41
Papah Benny bernyanyi
42
Wahana permainan
43
Mengobati Luka
44
Untuk Indira
45
Sweet Seventeen
46
Marah
47
Sedih
48
Sambal buatan Dira
49
Memulai sekarang
50
Ulah Abhimanyu
51
Perjodohan Aldo
52
Dira sakit
53
Dira berkata jujur
54
Ulang tahun Abhi
55
Istri yang menggemaskan
56
Janji seorang pria
57
Dira menangis
58
Tidak Ingin Mendengar
59
Kejujuran
60
Cerita isi hati Hanna
61
Winda dan Indira
62
Tidur Di Luar
63
Raja dan Ratu
64
Kakak dan adik ipar
65
Curhatan Faisal
66
Faisal gelisah
67
Isi hati Faisal
68
Perasaannya terbalas
69
Adik yang bawel
70
Sikap Indira yang aneh
71
Kecelakaan
72
Kehilangan
73
Apa yang sudah terjadi
74
Kondisi Indira
75
Tertangkap
76
Indira pulang ke rumah
77
Pengumuman Novel baru
78
Kedatangan Gilang
79
Ular sanca
80
Bali
81
Kebingungan
82
Kabar bahagia
83
Ke pasar
84
Abhi ngidam
85
Pasrah di makeover
86
Melahirkan
87
Baby Shira menangis
88
Dirumah Gea
89
Gilang salah tingkah
90
Dira merasa kesal
91
Pernikahan Faisal dan Hanna
92
Aldo
93
Abhi cemburu
94
Dokter Yoga dan Gea
95
Oke Kita Jadian
96
Abhimanyu frustasi
97
Berbaikan
98
Alin dan Aldo
99
Anak laki-laki
100
Kecewa
101
Aku takut kamu marah
102
Mama Anissa marah
103
Hidup bahagia
104
Pengumuman Novel baru gaes
105
Pengumuman Karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!