Begitu lah isinya pesan mereka. Isi pesannya tidak berfaedah. Hanya untuk sekedar seru seruan. Ada kalanya mereka menjalani dengan keseriusan, itu kalau lagi belajar dan masalah lainnya.
Ketika malam pun datang.
Saat Indira sedang asyik menonton drama kesukaannya di sebuah aplikasi. Tiba-tiba datang pengacau yang berniat ingin menjahili Indira.
Uuuusssssttttt.... Uuuusssssttttt.... Tok tok tok.... Terdengar suara dari luar kamar Indira.
"Masuk aja aku gak kunci ko,"
Uuuusssssttttt uuuusssssttttt. Tok tok tok, lagi lagi Indira mendengar suara seseorang dan ketukan pintu.
Dengan terpaksa, Indira pun menghentikan menonton film nya. Lalu Indira membuka pintu kamarnya, alangkah terkejutnya saat di buka pintu, ternyata ada seseorang menggunakan topeng berwajah menyeramkan.
Aaaaaa.... Indira pun berteriak ketakutan melihat topeng itu. Tanpa pikir panjang, Indira segera mendorong orang yang menggunakan topeng itu sampai terjatuh. Lalu Indira mengambil sebuah penggaris panjang di atas meja belajarnya. Lalu penggaris itu di gunakan untuk mem*kul orang itu.
Indira terus memukul nya tanpa ampun, bahkan orang itu sampai tersungkur ke lantai pun masih saja di pukuli oleh Indira.
Aduuhh... Aduuh.. Suara orang berteriak dari balik topeng.
"Siapa Lo, mau maling ya,?"
Papah Benny dan mamah Diana pun datang, untuk melihat apa yang terjadi.
"Dira, ada apa ini.?" Papah Benny melihat Indira yang sedang memukuli seseorang.
"Pah ada maling masuk ke rumah kita lihat nih," Indira pun memberitahu orang itu masih menggunakan topeng.
Papah dan mamah pun terkejut melihat seseorang memakai topeng menyeramkan. Mamah Diana pun mengumpat di balik badan papah Benny. Papah Benny pun akhirnya turun tangan, Papah Benny menarik kerah baju orang bertopeng itu.
Sebelum itu, Adam datang dengan tergesa-gesa. "Ada apa Mah,?"
"Itu lihat nak," Adam pun terkejut melihat ada manusia bertopeng itu.
"Siapa kamu hah.! Berani beraninya kamu masuk ke rumah saya.!" Ucap papah Benny, yang sudah mengepalkan tangannya, yang siap meninju wajah manusia bertopeng.
"Papah ampun Pah, ini Ical, please jangan pukul aku Pah.!" Semuanya pun terkejut mendengar suara nya kalau itu Faisal.
.
"Ka Ical,, Faisal, " ucap sekeluarga.
"Iya ini Kaka, iya Pah Mah ini aku," kata Faisal dengan ketakutan.
Papah Benny pun melepaskan cengkraman tangannya, lalu Faisal di biarkan duduk. Faisal pun akhirnya membuka topeng di wajahnya.
"Apa apaan kamu Faisal, bercanda kamu tidak lucu tau gak. Membuat keributan di malam hari. Hampir saja Papah lepas kendali, kalau tidak sudah habis kamu sama Papah." Ucap papah Benny dengan emosi.
"Faisal, kamu itu sudah dewasa, anak pertama pula, kenapa bercanda nya seperti itu. Tidak lucu tau gak, kalau sampai Papah tadi kelepasan memukul kamu bagaimana.?" Kata mamah Diana yang juga marah melihat kelakuan putra sulungnya itu.
"Ya mangkanya aku berteriak berhenti. Maaf, Mah Pah." Faisal dengan rasa bersalahnya." Tanpa papah hajar aku, aku sudah mendapatkan nya dari Indira."
Indira dengan wajah kesal karena emosi. Menatap ke arah kakak nya dengan mata yang sudah memerah, dan mengembun. Mungkin hanya tinggal turun saja air mata itu dari matanya.
"Enggak lucu tau gak, bercanda Kakak keterlaluan,"ucap Indira sambil marah. Setelah itu Indira masuk dengan menutup pintunya dengan keras.
Faisal melihat adiknya menangis seperti itu. Sebenarnya merasa tak tega, Faisal pun hanya bisa menyesal dengan ulah nya sendiri.
"Minta maaf kamu sama adik kamu, keterlaluan kamu bercanda nya. Papah gak suka bercanda kamu seperti itu, kamu sudah besar, harusnya kamu bisa memberikan contoh yang baik untuk adik kamu, bukan membuat keributan di malam hari.!" Kata papah Benny dengan wajah merah dan Faisal hanya mengangguk kan kepalanya.
"Iya Pah, aku juga akan minta maaf sama Dira."
Setelah mengatakan itu, papa Benny dan mamah Diana pun pergi meninggalkan Faisal. Hanya Adam lah yang masih di sana.
"Kakak itu, sudah berumur ko masih kaya bocah. Hadeeuh.... Yang begini nih kalau teman ku bilang, enggak ingat umur," Setelah mengatakan itu, Adam pun juga langsung meninggalkan kakak nya.
Hanya Faisal yang masih berada di depan kamar Indira, berdiri termenung.
Tok tok tok. Faisal mengetuk pintu kamar Indira, tidak ada jawaban dari adiknya, Faisal pun akhirnya membuka pintu kamar, lalu melihat adiknya sedang berbaring menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.
"Dira.... " Tidak ada jawaban dari adiknya, yang di dengar hanya suara isak tangis dari Indira.
"Kakak mau ngapain di sini.!" Hiks, hiks hiks, terdengar jelas Indira menangis.
"Kakak kesini mau minta maaf sama kamu. Kakak akui, bercanda kakak kelewatan, mangkanya kakak ingin minta maaf sama kamu." Mendengar kata-kata kakaknya, Indira pun langsung memposisikan dirinya untuk duduk.
Faisal melihat mata adiknya sembab efek menangis. Bibir Indira pun terlihat cemberut, sungguh Faisal ingin sekali tertawa melihat raut wajah adiknya yang sangat lucu. Namun Faisal harus berusaha menahan tawanya, agar dapat di maafkan adiknya.
"Kakak minta maaf ya, jujur Kaka menyesal sudah membuat suasana rumah jadi rame karena kakak. Kakak juga minta maaf ya sama kamu, kakak mengaku salah."
"Tapi kakak jangan ulangi lagi ya ka,!" sambil menghapus air matanya, Faisal benar benar melihat Indira itu seperti anak kecil.
"Janji, kakak tidak akan mengulangi lagi," kata Faisal dengan tersenyum, dan mengarahkan jari kelingking nya ke arah Indira. Dan Indira pun akhirnya mengulur kan jari kelingkingnya ke kelingking kakak.
Faisal pun tersenyum akhirnya di maafkan oleh adiknya. "Kakak di maafin gak.?" Indira pun mengangguk kan kepalanya, Faisal pun tersenyum. "Terimakasih adik ku yang cantik, sudah mau memaafkan kakak mu yang nyebelin ini,"
"Iya kakak memang nyebelin, pake banget. Dan 100% nyebeliiiiinn.!" Faisal mendengar nya justru terkekeh.
"Waduh nyebelin nya sampai 100%. Gak bisa dikurangi dikit gitu, dapet potongan dong persen nya itu,?" Indira justru tersenyum mendengarnya.
"Memangnya aku pedagang pakaian, dapat potongan harga,"
"Eeh senyum adik kakak, gitu dong, Maafin kakak ya Dir. Kaka ngerasa bersalah banget, apalagi sampai kamu nangis dan marah seperti tadi, Kakak bener bener ngerasa bersalah."
Setelah berbaikan, hubungan kakak beradik itu kembali seperti biasanya. Bercanda tertawa, justru Faisal dan Indira itu saling berbagi cerita.
Seperti saat ini, Faisal mendengar kan ceritanya Indira yang di suruh mengisi acara di sekolah.
"Keren dong dek, kamu jadi vokalis nya. Nanti kakak liat kamu nge-band ya?"
"Iya ka, awal nya aku juga malas ka. Cuma demi nama baik sekolah juga ka, dan di tambah lagi ada hadiahnya, langsung aja aku jadi tertarik,"
"Yee dasar, gak boleh denger hadiah langsung berubah haluan," Indira pun terkekeh.
Indira pun menutup mulutnya, karena menguap. "Kamu ngantuk?" Indira mengangguk. "Yasudah kamu istirahat, kakak juga ingin istirahat,"
"Yasudah, Kakak juga beristirahat ya."
" Iya," Faisal pun akhirnya keluar kamar Indira.
🍀
🍀
🍀
🍀
Di tempat lain seorang pria justru sedang memperhatikan sebuah foto bersama seorang wanita yang sudah lama dia simpan .
"Jika saja kamu tidak berkhianat di belakang ku, mungkin saja saat ini kita sudah menikah dan memiliki keluarga,"
Saat itu terdengar ketukan pintu, pria itu langsung menyimpan foto itu kembali.
"Iya masuk,!" jawab nya.
Saat melihat yang masuk adalah seorang gadis, yang tak lain keponakan nya pria itu pun tersenyum.
"Kamu belum tidur Ge,?" Gadis itu menggelengkan kepalanya
"Belum bisa tidur, Om lagi ngapain.?"
"Lagi melihat pelajaran mana yang sudah di ajarkan oleh guru sebelumnya,"
"Jadi beneran Om Abhi yang akan mengajar di sekolah ku, mengganti kan pak Alamsyah." Abhi pun mengangguk.
"Waah,, asyik dong, kalau Om Abhi mengajar di sana,?"
"Hei, kita harus profesional ya. Kalau di rumah, kita ini Om dan keponakan. Tapi di sana, Om ini adalah guru kamu. Jadi tetap kalau kamu salah, akan Om hukum nanti.!"
"Siap Om. Tapi Om jangan heran ya, kalau kelakuan keponakan mu ini receh kalau di sekolah. Hahahah...."
Abhimanyu pun tersenyum melihat keponakan kesayangan nya itu bicara.
"Kamu itu, mau di sekolah atau di rumah kelakuan kamu itu sama absurd nya. Jadi apa bedanya kamu di sini atau di sana,"
"Hahahaha.... Iya ya Om, ya sudah kalau begitu Gea tidur dulu ya Om." Abhimanyu pun mengangguk. "Selamat malam Om ,"
"Malam Ge ,"
Gea pun keluar kamar, dan Abhimanyu pun akhirnya berbaring di tempat tidurnya, setelah Gea keluar kamar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments