Menabrak seseorang

Akhirnya ke empat anak murid perempuan yang saling bersahabat, berlari memutar lapangan di sekolah. Mereka menjadi pusat perhatian seluruh murid yang melihatnya.

Setelah memutar lapang sepuluh kali, Indira dan teman temannya pun beristirahat di bawah pohon dekat lapangan.

"Gila bener, rasanya nih kaki kaki gue, kaya mau copot dari tempat nya." Kata Gea memegangi kakinya.

"Iya betul, nafas gue sampe Senin Kamis. hosh hosh hosh ..." Hanna dengan nafas yang tersengal-sengal.

"Lagian kalian ngapain coba ngikutin gue, dihukum segala. Kalian semua 'kan mengerjakan tugas dari pak Dedy, kenapa ikutan gue, jadinya begini." Indira pun terlihat lelah, tapi dirinya juga tak tega melihat teman-temannya.

"Santai aja apa Dir! kita sama-sama di hukumnya. Kalau elo doang yang di hukum, gak asyik, lebih seru kalau bareng-bareng kaya gini 'kan asyik, Ya kan guys?" tanya Alin yang di angguki oleh Hanna dan Gea.

"Yupz! betul banget yang di bilang Alin. Santai aja, kita cape dan haus mah biasa. Kita tinggal ke kantin aja, iya gak teman-teman?" jawab Gea yang di angguki oleh Alin dan Hanna.

"Waah benar-benar kalian sakit ya! Kalau emang kaya gitu, ayo dah kita ke kantin, hahaha .... " ucap Indira yang penuh semangat 45.

Semuanya pun ikut tertawa, dan berdiri. Mereka jalan bersama menuju kantin untuk membeli minuman. Setelah sampai kantin. Indira dan teman-temannya memesan minuman di kantin bu Kokom.

Saat sudah berada di kantin, mereka mencari tempat duduk.

"Bu Kokom," panggil Alin.

"Ya neng Alin, ada apa? ko kalian semuanya di sini, memangnya gak belajar neng?"

"Tidak Bu, kita sedang cuti belajar. Hihihi ...." Jawab Alin. "Eehh kalian mau pesan apa? mumpung Bu Kokom kesini,"

"Cuti belajar gimana si neng, ' Kan baru masuk tiga puluh menit yang lalu?" tanya bu Kokom yang belum paham maksud dari ucapan Alin.

Indira dan temannya hanya cekikikan, melihat bu Kokom ke bingungan.

"Kalian orang tua nanya serius, jawab nya ko bercanda! Maafin teman teman Dira ya Bu." Kata Indira, Indira pun tersenyum dan menjawabnya. "Bu Kokom, kami ini habis di hukum, muterin lapangan karena tidak mengerjakan tugas. Sebenarnya bukan mereka, hanya saya saja, tapi mereka ikutan gak ngumpulin tugas, akhirnya ikutan kena deh! mangkanya kami kesini tenggorokan terasa haus."

"Oooh gitu ya neng Dira? kalian habis di hukum, kasian banget si kalian. Yasudah kalian mau pesan apa nih?"

"Kami pesan es jeruk empat ya Bu!" kata Gea.

"Semuanya es jeruk nih neng?" tanya Bu Kokom untuk memastikan lagi.

"Iya Bu Kokom yang cantik," goda Gea, membuat Bu Kokom tersenyum. Indira, Alin Gea dan Hanna pun tertawa.

Setelah minuman nya pun sudah jadi dan diantar. Indira dan teman temannya kini menikmati minuman nya.

"Eehh... Kalian kemarin dengar gak,? Kalau pak Alamsyah, guru olahraga kita sudah mengundurkan diri. Dan kata nya, guru nya mau di ganti sama yang lebih muda guys." Alin membuka obrolannya

"Masa sih, jadi pak Alamsyah beneran mengundurkan diri ya? sayang banget loh, padahal asyik," Hanna pun juga tak mau kalah kepo nya.

"Kalian tuh salah informasi! yang betul itu, pak Alamsyah minta cuti, untuk pengobatan ibunya," ucap Gea.

"Masa si Ge? ko elo tau, kalau pak Alamsyah cuti untuk pengobatan ibunya?" Hanna pun kembali kepo.

"Ya tau lah, kalian lupa ya. Kalau kakek gue, kan pemilik sekolah ini."

"Kenapa kita lupa ya, kalau si Gea cucunya pak hartawan, pemilik sekolah ini," Timpal Alin.

"Apa pak Alamsyah akan balik ngajar di sini lagi Ge?" tanya Hanna.

"Maybe yes, maybe not?" Gea menaikkan kedua bahunya. "Kata bokap gue, ada guru baru yang akan mengajar di sini, gantikan pak Alamsyah,"

"Masa si, elo tau gak siapa guru nya?" tanya Indira, Gea hanya menaikkan kedua bahunya saja.

Teeeeeeettttt .....

Terdengar bunyi bel, tanda jam pelajaran sudah berganti. Indira, Gea, Hanna dan Alin, kini sudah berada di dalam kelas. Pelajaran berikutnya semua murid murid belajar dengan tenang, dan mengerjakan tugasnya seperti biasa.

Di saat pelajaran ketiga selesai, di mana waktu yang di nantikan seluruh murid untuk istirahat. Seluruh anak-anak mendatangi kantin, membeli makanan. Ada bakso, mie ayam, Indomie, dan jajanan minuman. Semuanya di jual murah, untuk yang bersekolah di sana.

Kini Indira dan teman-temannya sedang menikmati makannya, di mana diatas meja mereka ada bakso dan mie ayam. Di saat itu juga datang lah Aldo, dan temannya.

Aldo Syarif dia murid kelas tiga, pria yang memiliki hubungan dengan Indira. Dia mempunyai dua teman yang bernama Dika dan Tyo, kemanapun mereka selalu bertiga, kecuali ke toilet dan ke rumah. Mereka pun pulang kerumahnya masing-masing.

Next.

"Hai semuanya," sapa Aldo

"Hai juga Do," sapa Indira dan teman temannya.

"Boleh ikut gabung kan?" ucap Aldo yang sudah duduk di samping Indira.

"Tanpa lo izin, elo udah duduk di samping Dira," jawab Gea dengan ketus.

Aldo tidak menanggapi ucapannya, justru Aldo hanya tersenyum mendengar. Gea hanya dapat kode dari Alin untuk tidak melanjutkan kata-katanya.

"Ooh iya, tadi aku liat kamu dan teman-temanmu dihukum ya?" Indira mengangguk. "Ko bisa kalian dihukum, memangnya kenapa?"

"Buku tugas ku ketinggalan di rumah, aku tidak bawa. Padahal aku sudah beresin loh semalam, pakai ketinggalan segala. Nyebelin banget tau gak sih Do! jadinya aku kena hukuman lari mengelilingi lapangan," kata Dira dengan mengadu ke Aldo

"Uuuhhh! kasian nya pacar aku." kata Aldo sambil menyentuh pipinya Indira.

Mendengar Aldo mengatakan seperti itu kepada Indira. Gea yang mendengar hanya mencebikkan bibirnya ke arah lain.

Sedangkan Alin yang melihatnya hanya terkekeh geli. Hanna yang tak mengerti melihat Alin dan Gea terkekeh hanya hanya bisa menggaruk kepalanya saja yang tak gatal.

Kini Aldo dan Indira berada di halaman sekolah, sedang duduk di teras sekolah.

"Yank ... kita jalan yuk sehabis pulang sekolah!" Ajak Aldo.

"Eeemmmm ... Bagaimana ya ka, aku bareng adikku. Jadi aku tidak bisa kemana mana, Sorry! next time aja ya ka?" tanya Dira merasa tak enak hati.

Raut wajah Aldo menunjukkan wajah kekecewaan, Indira pun sebenarnya merasa tak tega.

"Kalau malam, apa kamu bisa? aku jemput kamu jam tujuh," pinta Aldo.

"Ka, kalau malam aku tidak bisa maaf. Soalnya ada papah ku, kalau sudah malam gak boleh." Lagi lagi Aldo kecewa mendengar penolakan Indira.

"Ck! Bisa nya kapan si Dir? susah banget si mau ngajak kamu jalan aja!" Aldo sedikit kesal.

"Ya ampun Do! kenapa kamu harus marah si,aku gak bisa keluar karena ada alasannya!" jawab Dira dengan kesal. "Aku juga ada tugas dari pak Toro, yang harus di selesaikan lusa! Seharusnya kamu bisa mengerti aku dong!" Aldo hanya diam, Indira semakin kesal dengan Aldo.

Indira pun berdiri dari duduknya. "Terserah lah, yang jelas aku tidak bisa jalan denganmu. Aku mau mengerjakan tugas kelompok lebih dulu, bagaimana pun aku ingin nilai sekolahku baik! Seperti nya memang tidak ada lagi yang harus dilakukan bicarakan, lebih baik aku kembali ke kelas,"

Tanpa banyak bicara, Indira langsung meninggalkan Aldo yang masih diam di tempat.

"Egois banget si," Dumel Indira sepanjang jalan menuju lorong sekolah. Karena Indira terus saja ngedumel dengan mata nya terus saja menunduk.

Tiba tiba saja Indira menabrak tubuh seseorang.

Buuuuggghhh ... aaww!

"Aduuh liat- liat ke kalau jalan, punya mata tuh di pake buat liat jalanan! Bukannya meleng jadi nabrak gue." Kata Indira yang terus nyerocos, Dira pun terkejut saat melihat di depannya seorang pria berwajah tampan, dengan gaya cool nya.

Indira tercengang dan diam mematung saat melihat pria tersebut. Dengan mulutnya yang menganga, membuat pria itu berusaha menahan senyumnya.

"Ekhem!" Pria itu berdehem. Indira pun tersadar, dan segera menutup mulutnya.

"Upz! Sorry, saya kira kamu murid sekolah disini, maaf banget ya!" Indira merasa tak enak hati.

Pria itu masih menatap nya tanpa ekspresi.

"Tidak masalah, jangan diulang lagi! Saya ingatkan kamu, gunanya mata itu untuk melihat, gunakan dengan benar! Satu lagi gunanya mulut itu untuk bicara dengan baik. Jangan gunakan mulutmu untuk ngedumel dan bicara tak jelas sendirian. Masuk kelas sana! sepuluh menit lagi masuk kelas, jangan berkeliaran di halaman sekolah." Setelah berbicara seperti itu, pria itu langsung pergi meninggalkan Indira yang masih diam mematung.

Indira menganga melihat pria itu berjalan tanpa rasa bersalah.

"Sombong banget si tuh orang! nyesel jadinya gue minta maaf tadi. Semuanya ini gara gara Aldo, kalau aja dia gak bikin gue kesel, gak mungkin gue nubruk tuh orang sombong." Indira pun menaiki anak tangga nya, menuju kelasnya yang berada di lantai dua.

Episodes
1 Perkenalan Tokoh Cerita
2 Menabrak seseorang
3 Kejahilan Adam
4 Keributan di malam hari
5 Perkenalan
6 Tertidur di perpustakaan
7 Putus
8 Bertemu kembali
9 Membayar buku buku
10 Di antar pulang
11 Ke Vila
12 Protes
13 Begal
14 Di arak warga
15 Datang nya para keluarga
16 Menjadi seorang istri
17 Sarapan pagi bersama
18 Tante kecil
19 Tak tega
20 Naluri seorang ibu
21 Kedatangan Winda
22 Menonton Film
23 Menginap
24 Kopi buatan Indira
25 Makan malam
26 Menang di pertandingan
27 Rasa cemburu
28 Isi hatinya
29 Pentas seni
30 Pemenang
31 Ember bocor
32 Indira sakit
33 Semangat
34 Mantan kamu
35 I Love You
36 Liburan ke pantai
37 Perasaan Gilang
38 Cemburu
39 Om bangga
40 Bertemu Teman Lama
41 Papah Benny bernyanyi
42 Wahana permainan
43 Mengobati Luka
44 Untuk Indira
45 Sweet Seventeen
46 Marah
47 Sedih
48 Sambal buatan Dira
49 Memulai sekarang
50 Ulah Abhimanyu
51 Perjodohan Aldo
52 Dira sakit
53 Dira berkata jujur
54 Ulang tahun Abhi
55 Istri yang menggemaskan
56 Janji seorang pria
57 Dira menangis
58 Tidak Ingin Mendengar
59 Kejujuran
60 Cerita isi hati Hanna
61 Winda dan Indira
62 Tidur Di Luar
63 Raja dan Ratu
64 Kakak dan adik ipar
65 Curhatan Faisal
66 Faisal gelisah
67 Isi hati Faisal
68 Perasaannya terbalas
69 Adik yang bawel
70 Sikap Indira yang aneh
71 Kecelakaan
72 Kehilangan
73 Apa yang sudah terjadi
74 Kondisi Indira
75 Tertangkap
76 Indira pulang ke rumah
77 Pengumuman Novel baru
78 Kedatangan Gilang
79 Ular sanca
80 Bali
81 Kebingungan
82 Kabar bahagia
83 Ke pasar
84 Abhi ngidam
85 Pasrah di makeover
86 Melahirkan
87 Baby Shira menangis
88 Dirumah Gea
89 Gilang salah tingkah
90 Dira merasa kesal
91 Pernikahan Faisal dan Hanna
92 Aldo
93 Abhi cemburu
94 Dokter Yoga dan Gea
95 Oke Kita Jadian
96 Abhimanyu frustasi
97 Berbaikan
98 Alin dan Aldo
99 Anak laki-laki
100 Kecewa
101 Aku takut kamu marah
102 Mama Anissa marah
103 Hidup bahagia
104 Pengumuman Novel baru gaes
105 Pengumuman Karya baru
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Perkenalan Tokoh Cerita
2
Menabrak seseorang
3
Kejahilan Adam
4
Keributan di malam hari
5
Perkenalan
6
Tertidur di perpustakaan
7
Putus
8
Bertemu kembali
9
Membayar buku buku
10
Di antar pulang
11
Ke Vila
12
Protes
13
Begal
14
Di arak warga
15
Datang nya para keluarga
16
Menjadi seorang istri
17
Sarapan pagi bersama
18
Tante kecil
19
Tak tega
20
Naluri seorang ibu
21
Kedatangan Winda
22
Menonton Film
23
Menginap
24
Kopi buatan Indira
25
Makan malam
26
Menang di pertandingan
27
Rasa cemburu
28
Isi hatinya
29
Pentas seni
30
Pemenang
31
Ember bocor
32
Indira sakit
33
Semangat
34
Mantan kamu
35
I Love You
36
Liburan ke pantai
37
Perasaan Gilang
38
Cemburu
39
Om bangga
40
Bertemu Teman Lama
41
Papah Benny bernyanyi
42
Wahana permainan
43
Mengobati Luka
44
Untuk Indira
45
Sweet Seventeen
46
Marah
47
Sedih
48
Sambal buatan Dira
49
Memulai sekarang
50
Ulah Abhimanyu
51
Perjodohan Aldo
52
Dira sakit
53
Dira berkata jujur
54
Ulang tahun Abhi
55
Istri yang menggemaskan
56
Janji seorang pria
57
Dira menangis
58
Tidak Ingin Mendengar
59
Kejujuran
60
Cerita isi hati Hanna
61
Winda dan Indira
62
Tidur Di Luar
63
Raja dan Ratu
64
Kakak dan adik ipar
65
Curhatan Faisal
66
Faisal gelisah
67
Isi hati Faisal
68
Perasaannya terbalas
69
Adik yang bawel
70
Sikap Indira yang aneh
71
Kecelakaan
72
Kehilangan
73
Apa yang sudah terjadi
74
Kondisi Indira
75
Tertangkap
76
Indira pulang ke rumah
77
Pengumuman Novel baru
78
Kedatangan Gilang
79
Ular sanca
80
Bali
81
Kebingungan
82
Kabar bahagia
83
Ke pasar
84
Abhi ngidam
85
Pasrah di makeover
86
Melahirkan
87
Baby Shira menangis
88
Dirumah Gea
89
Gilang salah tingkah
90
Dira merasa kesal
91
Pernikahan Faisal dan Hanna
92
Aldo
93
Abhi cemburu
94
Dokter Yoga dan Gea
95
Oke Kita Jadian
96
Abhimanyu frustasi
97
Berbaikan
98
Alin dan Aldo
99
Anak laki-laki
100
Kecewa
101
Aku takut kamu marah
102
Mama Anissa marah
103
Hidup bahagia
104
Pengumuman Novel baru gaes
105
Pengumuman Karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!