Semenjak jas itu dikembalikan, Ryeon mengalami hal yang berbeda. setiap malam Ryeon bisa tertidur lelap dan gangguan tidurnya perlahan menghilang.
"Ryeon, minggu depan ada rapat besar di istana pusat." ucap Eunji
"Oh iya, sudah lama tidak lihat Ye -Jun, kemana dia?" tanya Min Ho
"Yaa, kau yang kemana saja, beberapa hari lalu Ye - Jun kesini untuk memberikan surat dari istana." ucap Eunji.
"Mian.. Hehehe." ucap Min Ho
"Annyeong.." sapa Ye - Jun
"Wahh.. Baru aja diomongin, orangnya udah datang." ucap Eunji
Mereka lanjut membahas pekerjaan mereka dan menyiapkan beberapa dokumen untuk dilaporkan saat rapat besar nanti.
Ryeon terlihat berbeda dan sesekali ikut tersenyum saat mendengar teman-teman bercanda.
"Hei, Ryeon.. Kau terlihat berbeda ya. Apakah tidurmu lelap?" tanya Min Ho
"Eung.. wae?" tanya Ryeon
"Omooo.. Baru kali ini mendengar Ryeon bertanya." ucap Eunji lalu tertawa
"Tidak apa-apa, syukurlah kalo kau sudah bisa tidur pulas." ucap Min Ho
"Oh iya, hari ini tidak bisa belajar seperti biasa, ada surat yang harus dikirim ke tuan Hae segera, jadi aku pamit teman-teman." ucap Ye Jun
"Wahh... Kalo ketemu dengan puteri cantik, tolong sampaikan salamku ya." ucap Eunji
"Nado, Ye Jun-a." ucap Min Ho
"Ryeon, kau gak ikut titip salam?" tanya Eunji
Ryeon hanya sibuk dengan bukunya dan tidak merespon pertanyaan Eunji.
"Yaaa.. Min Ho, kau lihat pangeran satu ini, terlalu dingin dan cuek." ucap Eunji menggoda Ryeon
"Ya sudah, aku pamit." ucap Ye-Jun
Di istana..
Ye-Jun sudah bertemu dengan tuan Hae dan memberikan dokumen serta surat pekerjaan yang diminta tuan Hae.
"Terima kasih pangeran Ye-Jun, saya kira hanya dikirim lewat pengawal, kenapa harus repot pangeran yang datang?" tanya tuan Hae
"Tidak apa-apa tuan Hae." ucap Ye-Jun tersenyum
Tuan Hae mengantar pangeran Ye-Jun untuk pulang dan saat mereka melewati taman, terlihat Nara sedang asik menata sendiri bunga-bunga di meja.
"Ahh.. Itu puteri Nara, karena pangeran sedang berkunjung, mari kita menyapa puteri." ucap tuan Hae
"Selamat sore puteri Nara." sapa tuan Hae
"Sore paman Hae, lihat apakah rangkaian bunganya sudah bagus paman?" tanya Nara tanpa melihat tuan Hae datang dengan siapa.
"Hmm.. Tuan puteri?" panggil tuan Hae
Nara segera melihat ke arah tuan Hae dan terlihat kaget karena pangeran Ye-Jun ada disana.
"Pangeran tunggu sebentar disini saya akan ambil sesuatu yang tertinggal untuk dititipkan." ucap tuan Hae.
"Anjeuseyo.." ucap Nara sambil mengarahkan dimana Ye-Jun duduk
"Terima kasih puteri." ucap Ye-Jun
Sesaat suasana menjadi hening dan Nara mulai tidak tahan dengan suasana ini, Nara mencoba untuk berbicara.
"Maaf kalo agak berantakan." ucap Nara
"Gak apa-apa, sepertinya kamu suka bunga ya?" tanya Ye-Jun
"Sangat, makanya jangan heran kalo melihat sekeliling istana banyak sekali taman bunga." jelas Nara semangat
"Akhirnya selesai, bagaimana menurutmu pangeran?" tanya Nara
Ye-Jun menatap Nara yang begitu anggun dan cantik, membuat Ye-Jun seketika terpana akan pribadi puteri Nara.
"Yeppeuda." ucap Ye-Jun
"Syukurlah.." ucap Nara lalu tersenyum puas
Tuan Hae menghampiri mereka dan memberikan beberapa berkas kepada pangeran Ye-Jun.
"Oh iya, pangeran Ye-Jun terima kasih sudah membantu menilai rangkaian bunga ini." ucap Nara
Ye-Jun tersenyum, lalu segera berpamitan.
"Puteri Nara, bagaimana menurutmu pangeran Ye-Jun?" tanya tuan Hae
"Hmm.. Baik dan sehat." ucap Nara lalu kembali fokus merangkai bunga.
"Puteri...., bukan itu maksud paman." ucap tuan Hae
Nara hanya tersenyum setelah mengerjai pamannya.
"Akhirnya selesai juga.. Oh iya, besok aku harus cari benih bunga baru dan ke toko bunga nenek Jung." ucap Nara
Keesokan harinya..
Pagi-pagi sekali Nara sudah datang ke ruangan raja Haneul untuk meminta izin.
"Ayah.. Maksudku.. Ah sudahlah.. Ayah, hari ini aku izin ya, aku mau ke pasar bersama dayang Bong." ucap Nara semangat
Raja Haneul tersenyum melihat anak satu-satunya bersikap seperti itu.
"Baiklah.. Tapi ingat harus ada pengawal yang ikut." ucap raja Haneul.
"Tentu ayah.. Terima kasih ayah." ucap Nara lalu berpamitan
Diperjalanan menuju pasar, Nara sangat bersemangat dan bisa bertemu dengan rakyat kerajaan Gyejeol.
"Dayang Bong, tolong belikan beberapa keperluanku ini dan aku akan ke toko bunga itu, nanti ketemu disana ya. Dan untuk para tuan pengawal, tolong jangan mengikutiku seperti itu, cukup perhatikan dari sini." ucap Nara tersenyum
"Baik, tuan puteri." ucap mereka mengikuti perintah Nara.
Di toko bunga nenek Jung.
"Selamat datang nona cantik." ucap nenek Jung
"Selamat pagi nenek Jung." ucap Nara
"Silahkan nona lihat bunga-bunganya. Kalo ada yang ingin dibantu, silahkan panggil nenek ya." ucap nenek Jung
Saat melihat bunga Nara terlihat memperhatikan yang lain, seperti mencari seseorang. Nenek Jung tau kalo Nara seperti sedang mencari sesuatu selain bunganya.
"Nona cantik, sedang mencari siapa?" tanya nenek Jung
"Apa? Maksudnya mencari apa nek?" tanya Nara
Nenek Jung tersenyum..
"Sepertinya tuan muda yang biasa bertemu nona tidak datang hari ini kesini. Sepertinya beliau sedang kurang sehat." ucap nenek Jung
"Ohh.. Apakah dia sakit?" tanya Nara penasaran
"Maksud nona tuan muda Rye?" tanya nenek Jung kembali
"Apa? Apakah aku mengatakan hal yang salah?" tanya Nara mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Nek, tolong bunga tulip ini dibungkus." ucap Nara lalu segera pergi.
sepanjang perjalanan Nara terlihat gelisah mendengar Ryeon kurang sehat.
"Kenapa aku harus memikirkannya? Ada apa denganku?" ucap Nara dalam hati
"Kepala keamanan Nam, tolong kirim kurir untuk mengirim berkas ini ke kerajaan Gyeoul." ucap kepala Hae.
Nara segera menghampiri kepala Hae.
"Paman.. Apakah aku boleh ikut?" ucap Nara tiba-tiba
"Maksud puteri? Ikut ke kerajaan Gyeoul?" ucap kepala Hae.
"Iya.. Aku ingin sekali-kali jalan-jalan dan belajar bersosialisasi dengan kerajaan lain. Apakah boleh kepala Hae?" tanya Nara
"Apa benar itu?" tanya raja Haneul
Nara menganggukan kepalanya
"Baiklah, ayah mengizinkanmu dan tentu kepala Nam yang akan mendampingi ya." ucap raja Haneul terlihat senang.
Nara segera mengganti pakaiannya lalu menyiapkan beberapa bunga yang dirangkainya untuk dibawa kesana sebagai hadiah.
Dalam perjalanan Nara terus memikirkan tindakannya yang tiba-tiba ingin ikut berkunjung dan alasan ingin bersosialissi dengan kerajaan lain sangat berbeda dari biasanya.
Mereka pun tiba di kerajaan Gyeoul, dan disambung hangat oleh pihak kerajaan Gyeoul. Nara terlihat memperhatikan sekeliling tapi sepertinya tidak melihat Ryeon.
"Tuan puteri, suatu kehormatan puteri berkunjung ke kerajaan Gyeoul, silahkan nikmati pemandangan disini." ucap raja Gyeoul
Nara menikmati pemandangan taman disana, sangat indah dan sejuk udaranya disini.
Nara menelusuri taman kerajaan Gyeoul dan tiba-tiba saja seseorang muncul di hadapannya, Nara terlihat kaget karena yang berdiri di hadapannya ada Ryeon.
"Oraenman-iya! Jaljinaetji? (Lama tidak bertemu! Bagaimana kabarmu?)" ucap Ryeon
"Annyeong.. Aku baik." ucap Nara
"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Ryeon
"Ne? Ahh.. Ini, ini.." Nara segera menyerahkan rangkaian bunganya.
"Untuk siapa?" tanya Ryeon
"Untukmu.." ucap Nara
"Karena?" tanya Ryeon kembali
"Karena.. Katanya kau sakit." ucap Nara terlihat kesal
"Nugu? Naega?" tanya Ryeon
"Mollayo." ucap Nara
Ryeon tersenyum melihat wajah Nara terlihat kesal
"Apakah hari ini berkunjung ke toko nenek Jung?" tanya Ryeon
"Iya.." ucap Nara
"Pasti nenek Jung bilang aku kurang sehat?" tanya Ryeon kembali
"Iyaa..." ucap Nara
"Aku baik-baik saja puteri, dan terima kasih sudah jauh-jauh berkunjung kesini dan membawakan hadiah ini. Akan ku simpan di kamarku nanti." ucap Ryeon
"Jangan salah paham.. Aku datang karena katanya kau sakit, dan sebagai seseorang yang mengetahui rahasia, sangat baik kalo aku memperhatikannya." ucap Nara
"Mengapa kamu menjelaskannya?" tanya Ryeon
Wajah Nara terlihat memerah dan kesal
Dayang Bong menghampiri Nara.
"Tuan puteri, sudah waktunya." ucap dayang Bong
Nara segera memberi salam lalu berpamitan dengan Ryeon.
"Oh iya tuan puteri.. Terima kasih buat bunga dan beberapa hal lainnya. Terima kasih." ucap Ryeon tersenyum.
Nara hanya membalas dengan tersenyum dan pergi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments