Tok..tok..
"Puteri, ini saya dayang Bong." ucapnya
"Masuklah." ucap Nara lalu berjalan ke arah dayang Bong dengan wajah penasaran.
"Apakah surat itu sudah diberikan ke Rye.. Maksudku pangeran Gyeoul?" tanya Nara
"Sudah puteri, sudah saya berikan." ucap dayang Bong.
"Syukurlah.. Oh iya, untuk jasnya biar ku bantu mencucinya, kalo tidak nanti terlalu mencolok jika dayang Bong sendiri yang mencucinya." ucap Nara
"Hmm.. Sepertinya puteri.. Baiklah puteri." ucap dayang Bong tersenyum.
"Dayang Bong, tolong jangan berpikir macam-macam. Aku hanya ingin memastikan tidak ada gossip yang timbul gara-gara salah satu jas pangeran itu ada di istana." ucap Nara
"Baik puteri." ucap dayang Bong
"Oh iya puteri, hampir saja lupa. yang mulia raja memanggil puteri untuk datang ke ruang kerjanya." ucap dayang Bong.
"Baik, aku akan kesana. Terima kasih dayang Bong." ucap Nara
Tok..Tok..
"Masuklah anakku." ucap raja Haneul.
"Ada apa raja memanggilku kesini?" tanya Nara
Raja Haneul tersenyum lalu memeluk Nara
"Puteriku, maafkan ayah kalo hari ini ada kata-kata ayah yang melukai hatimu." ucap raja Haneul.
"Tidak yang mulia raja.. Saya yang salah." ucap Nara
"Dengar puteri Nara, ayah tidak ingin kamu terlihat murung dan sedih. Mulai hari ini apapun yang kamu ingin lakukan akan ayah izinkan. Tetapi dengan catatan harus ada 1 atau 2 pengawal yang menemanimu." ucap raja Haneul
"Ayahh.. Terima kasih sudah memahamiku." ucap Nara lalu kembali memeluk ayahnya.
mereka duduk bersama dan berbincang mengenai apa yang ingin dilakukan selama ini dan raja mendukung.
"Ayah, minggu depan apakah aku boleh kembali ke pasar? Karena aku ikut membeli sesuatu sekaligus ingin bertemu dengan orang-orang baru dan mendengar perbincangan mereka." ucap Nara bersemangat.
Raja menghela nafas...
"Baiklah.. Tapi biar 1 atau 2 pengawal ikut denganmu, paham?" ucap raja Haneul.
"Baik yang mulia raja, terima kasih atas kebaikan hati yang mulia." ucap Nara lalu pamit untuk beristirahat.
Keesokan paginya..
"Puteri, biarkan saya saja yang mencucinya." ucap dayang Bong terlihat cemas melihat Nara melakukan pekerjaan para dayang.
"Dayang Bong, tenang. Biar aku yang lakukan. Ini sudah hampir selesai." ucap Nara
Dan akhirnya...
"Fiuuhhh.. Akhirnya selesai juga, ini akan ku jemur di beranda kamarku, agar tidak ada yang melihat." ucap Nara
"Baik puteri, tetapi pakai dulu pelembut untuk tangan puteri." ucap dayang Bong cemas
Hari itu pun tiba...
"Dayang Bong, jas ini sudah wangi kan? Dan tolong ambilkan tas untuk membawanya." ucap Nara
"Jas ini seperti milik puteri, karena wangi pengharum puteri." ucap dayang Bong sembil memberikan tas yang diminta oleh Nara.
"Ayoo berangkat." ucap Nara semangat
"Tunggu, bunga teratai kemarin, dayang Bong tolong itu dibawa juga ya." ucap Nara
Mereka pun berangkat dengan didampingi dua pengawal khusus, yaitu tuan Nam dan Dusik
"Paman Nam, cukup awasi aku disini, aku akan ke toko bunga itu dan tolong jangan kesana ya." ucap Nara
"Tapi puteri..." ucap tuan Nam
"Tenang paman Nam, dengan jarak seperti ini paman pasti akan datang kalo ada yang tidak beres. Lagi pula kalo paman kesana mereka akan curiga kalo aku bagian dari kerajaan Gyejeol." ucap Nara lalu pergi meninggalkan tuan nam dan Dusik.
Tring!! Suara pintu terbuka
"Selamat pagi nona cantik, mau membeli bunga lili ya?" tanya nenek Jung
"Pagi nek." ucap Nara lalu tersenyum
"Lho, kenapa bunga teratai itu dibawa kembali?" tanya nenek Jung heran
Nara hanya tersenyum
Tring! Pintu toko terbuka.
"Selamat datang.." sapa nenek Jung
Nenek Jung terlihat kaget melihat Ryeon datang ke toko pagi-pagi.
Nara belum menyadari kalo Ryeon sudah datang.
"Nek, beri aku waktu sebentar, bisakah aku pinjam taman di belakang itu nenek?" ucap Ryeon.
"Apaa?? Anak ini.. Baiklah, aku paham. Ku pikir kau pendiam dan dingin ternyata tertarik juga dengan wanita." ucap nenek Jung.
"Agassi, silahkan pilih-pilih dulu ya.. Nenek pergi sebentar." ucap nenek Jung
"Nek, tunggu.." Nara terlihat kaget karena Ryeon sudah ada di belakangnya. Nara lalu menjauhkan tubuhnya lalu mundur sedikit.
"Annyeong.." sapa Nara ramah
"Eung.. Kenapa bunga itu.." ucap Ryeon sambil menunjuk ke arah bunga teratainya
"Oh iya, ini jasmu sudah ku bersihkan dan ini bunganya ku kambalikan, sepertinya ini milikmu." ucap Nara tersenyum
Seketika Ryeon terdiam menatap cantiknya Nara tersenyum.
Nara menatap Ryeon yang terlihat terdiam dan mencoba memanggilnya.
"Mian.. Hmm, terima kasih untuk jasnya dan ambil saja bunga itu, sepertinya akan lebih indah bila yang merawat adalah dirimu langsung." ucap Ryeon
"Maksudnya, nenek Jung juga sudah memberikan kepadamu, terimalah dan rawat saja." jelas Ryeon
Nara tersenyum..
"Baiklah kalo begitu, bunga ini akan ku bawa lagi." ucap Nara
"Oh iya, ingat isi surat kemarin ya, dan terima kasih untuk kemarin." ucap Nara
"Eung.." ucap Ryeon singkat
"Oh iya, nenek Jung kemana ya? Aku ingin membeli bunga lili ini." ucap Nara
"Ambil saja." ucap Ryeon
Nara mengerutkan keningnya lalu tertawa kecil.
"Nenek Jung itu kan jualan, masa aku bersikap seperti itu. Baiklah... Bunga ini ku kembalikan lagi, lusa saja aku kesini." ucap Nara lalu menaruh kembali bunga lili itu.
"Agassi, mau beli bunga ini?" ucap nenek Jung tiba-tiba muncul dari arah belakang.
"Nek.. Aduhh.. Mengagetkan. Iya tolong bungkus nek. Ini uangnya." ucap Nara lalu segera pergi.
"Tuan mudaku terlihat berbeda hari ini, apakah kau tertarik dengan agassi itu. Dia sangat cantik dan baik hati." ucap nenek Jung
"Nek, aku pamit dulu." ucap Ryeon.
"Yaa.. Anak ini." ucap nenek Jung.
Di kediaman Ryeon kerajaan Gyeoul.
Ryeon merebahkan dirinya lalu menatap tas yang diberikan Nara di toko bunga tadi.
"Wanginya seperti... Wangi.." ucapan Ryeon terhenti lalu wajah Ryeon terlihat memerah lalu segera menaruh jasnya.
Tok..tok..
"Kak Ryeon.. Hmm.. wangi apa ini?" tanya Ae Ri adik sepupu Ryeon.
Segera Ryeon mengambil jasnya lalu memasukan jas itu ke dalam tasnya.
"Ada apa?" tanya Ryeon
"Kak.. Kamarmu wangi sekali, seperti wangi parfum wanita kerajaan, wanginya manis dan anggun. Aku belum pernah mencium aroma ini." ucap Ae Ri
"Sudahlah Ae Ri, jangan mencari hal-hal yang tidak perlu. Aku bawakan bunga lili pesananmu." ucap Ryeon lalu memberikan bunga itu
"Kamsahamnida oppa." ucap Ae Ri
"Kak, sepertinya kau sedang dekat dengan seseorang ya, tumben sekalo pergi mengambil bunga di hari ini." ucap Ae Ri dengan menatap tajam Ryeon
Ryeon tidak menjawab ucapan Ae Ri, lalu Ryeon segera membalikan badan Ae Ri dan mengarahkan Ae Ri untuk keluar dari kamarnya.
"Kak Ryeooonn.. baiklah, terima kasih bunganya dan semoga hubungannya lancar." ucap Ae Ri menggoda Ryeon.
Ryeon menarik nafas panjang mendengar ucapan adik sepupunya itu.
"Wanita itu, apakah jas ini direndam dengan parfumnya?" ucap Ryeon dan tanpa disengaja Ryeon mencium-cium jasnya lalu segera sadar dan menjauhkan jasnya kembali.
"Ayolah Ryeon, itu hanya jas dan wajar kalo hanya mencium aroma dari jas itu." ucap Ryeon untuk menyadarkan dirinya.
"Tapi jasku jadi wangi aroma dia." ucap Ryeon kembali.
Akhirnya Ryeon pun tertidur dengan memeluk jasnya. Aroma parfumnya sangat menenangkan dan manis sehingga membuat siapapun yang mencium aroma parfum itu akan nyaman.
Ryeon terbangun dan menyadari kalo dia bisa tertidur.
"Berkat ini, aku baru merasakan tidur dengan lelap. Terima kasih." ucap Ryeon.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments