Di pagi yang cerah puteri Nara sudah bersiap untuk jalan-jalan ke desa untuk mencari bunga dan menemani kepala dayang Bong mencari bahan untuk membuat ramuan mandi.
"Tuan puteri, tolong pakai ini. Agar tidak mencolok saat kita ke pasar nanti." ucap dayang Bong
"Baiklah, sudah ya bibi Bong." ucap Nara menggoda
"Puteri, jangan memanggil seperti itu di istana." ucap dayang Bong.
"Baiklah kepala dayang Bong, ayo kita berangkat." ucap Nara
Saat di pasar, Nara sangat menikmati dan senang melihat warganya yang begitu rukun dan terlihat bahagia.
"Puteri, tunggu disini sebentar ya, saya mau membeli ramuannya di toko sebelah sana. Tolong jangan pergi kemana-mana." ucap Kepala dayang Bong
"Iya, dayang Bong." ucap Nara sambil tersenyum
Saat dayang Bong pergi ke toko membeli ramuan, Nara tidak bisa menahan diri untuk melihat toko penjual bunga, akhirnya Nara memutuskan untuk pergi melihat bunga yang dijual toko itu.
"Selamat pagi nona, sedang mencari bunga apa?" sapa penjual itu ramah
"Pagi nenek, saya mau lihat-lihat dahulu ya, karena bunganya cantik-cantik semua." ucap Nara bersemangat sambil melihat-lihat bunga
"Silahkan nona cantik, pilihlah yang benar-benar ingin kau pilih dan membuatmu bahagia." ucap nenek penjual bunga
Saat Nara sedang memilih bunga apa saja yang akan dibeli, dan saat ingin mengambil bunga Lili ternyata seseorang sudah mendahului Nara.
"Berapa ini nek?" tanya seseorang itu kepada nenek penjual bunga
"Selamat pagi anak tampan, kemana saja, kok baru mampir ke toko nenek, ini untuk siapa? Kekasihmu?" tanya nenek menggoda pria itu
Nara hanya memperhatikan mereka berdua dan memutuskan untuk membeli bunga yang lain.
"Nona cantik, sudah putuskan untuk membeli bunga apa?" tanya nenek penjual bunga
"Lho, bukannya nona sudah mau ambil bunga Lili itu? Maaf ya sudah dibeli orang lain." ucap nenek penjual bunga.
"Tidak apa-apa nek, saya sudah putuskan untuk memilih yang lain, hmm.., tolong siapkan bunga teratai ini saja." ucap Nara
Pria yang membeli bunga Lili itu memperhatikan Nara, seperti pernah melihat dan mendengar suara itu.
"Terima kasih nek, semoga usaha nenek semakin lancar ya." ucap Nara lalu pergi.
"Ada apa tuan muda? Kok diam saja, tidak pernah melihat wanita cantik ya? Atau kau kaget karena dia memilih bunga teratai?" ucap nenek penjual bunga
"Aku pamit dulu nek." ucap Pria itu
"Dasar anak muda, tidak bisa melihat bunga cantik dan harum.
"Nona, kemana saja, saya mencari berkeliling kemana-mana." ucap dayang Bong.
"Maaf dayang Bong, aku tidak tahan melihat bunga-bunga yang dijual disana." ucap Nara
"Lalu nona beli bunga apa?" tanya dayang Bong
"Ini, teratai." ucap Nara sambil tersenyum
"Ya sudah, mari kita pulang puteri." ucap dayang Bong
Di perjalanan pulang tiba-tiba mereka melihat seorang anak kecil menangis. Nara langsung menghampiri anak itu.
"Haii, kenapa menangis? Dimana orang tuamu?" tanya Nara ramah
Anak itu menatap Nara lalu menangis kembali
"Tenang ya, ini coklat untukmu lalu bertahu kakak kenapa kamu menangis disini?" ucap Nara
Anak itu menerima coklat yang diberikan Nara lalu menghapus airmatanya. Lalu menceritakan yang terjadi.
"Jadi kamu terpisah oleh orang tuamu di pasar ya, kalo gitu mari kakak bantu cari orang tuamu." ucap Nara sambil mengulurkan tangannya.
Nara membawa anak itu kembali ke pasar lalu mencari toko dimana anak itu berpisah dengan orang tuanya. Nara meminta tolong kepada orang sekitar untuk membantu mencarikan orang tua anak itu.
Tiba-tiba seorang wanita menghampiri Nara dan anak perempuan yang kehilangan orang tuanya.
"Boram, kamu gak apa-apa?" tanya seorang wanita
"Omma." anak itu memanggil wanita itu
"Terima kasih nona sudah membantu kami." ucap wanita itu kepada Nara
Boram dan ibunya berpamitan lalu ke arah pria yang ada di toko bunga dan terlihat wanita dan anak perempuan itu berterima kasih kepadanya.
"Nona, mari kita pulang." ucap dayang Bong
"Iyaa, bungaku dimana dayang Bong?" tanya Nara
"Nona, bunganya.. Nona maaf sepertinya ketinggalan disana." ucap dayang Bong
Nara menghela nafas..
"Hmm.. Sepertinya kalo kita kembali kesana, bunga itu pasti sudah hilang. kita pulang saja dayang Bong." ucap Nara terdengar sedih
"Baik puteri." ucap dayang Bong
Saat mereka hendak kembali pulang dan meninggalkan pasar tiba-tiba seseorang memanggil mereka.
"Jeogiyo (permisi)!!" Seseorang memanggil
Nara menghentikan langkahnya dan mencari tahu siapa yang memanggilnya. Ternyata pria yang membeli bunga Lili, dan sedang memegang bunga teratai Nara.
"Terataiku.." ucap Nara sambil menunjuk ke arah bunganya
"Oh iya, ini milikmu." ucap pria itu sambil menyerahkan bunga teratainya.
"Kamsahamnida." ucap Nara dan segera pergi meninggalkan pria itu.
"Jamsimanyo.. Ini untukmu." ucap pria itu lalu menyerahkan bunga yang ada ditangannya dan pergi begitu saja.
"Nona, sepertinya saya pernah melihat pria itu. Wajahnya sangat tidak asing." ucap dayang Bong.
"Hmm.. Begitu ya, ya sudahlah.. Ayo kita pulang." ucap Nara
"Baik puteri." ucap dayang Bong
Dalam perjalanan pulang ke istana Nara terus berpikir tentang pria yang memberikan bunga padanya.
"Hmm.. Sepertinya dia adalah salah satu pangeran kemarin, tapi untuk apa pergi ke pasar?" ucap Nara dalam hati.
"Puteri, bunga-bunganya mau ditaruh dimana?" tanya dayang Bong
"Oh, tolong taruh di kamarku saja dayang Bong." ucap Nara
"Baik puteri, sekarang silahkan istirahatlah. Hari ini puteri pasti lelah." ucap dayang Bong.
"Baiklah, terima kasih dayang Bong." ucap Nara
Di tempat lain..
"Tuan muda tampan, kenapa kembali lagi ke sini?" tanya nenek penjual bunga.
"Tidak apa-apa nenek Jung." ucap Ryeon
"Tapi dimana bunga yang kau beli tadi?" tanya Nenek Jung
"Ku berikan kepada seseorang yang sangat menginginkannya." ucap Ryeon asal
"Omoo, jangan bilang kau berikan untuk wanita yang tadi ya? Sepertinya wanita itu dari keluarga bangsawan, gaya bahasa dan caranya bersikap sangat berbeda." ucap Nenek Jung
Ryeon hanya diam dan membantu nenek Jung merapikan bunga-bunga yang baru tiba di tokonya.
"Nenek Jung, bolehkah bunga ini untukku?" tanya Ryeon.
Nenek Jung mengerutkan keningnya dan menatap Ryeon.
"Tumben sekali, ya sudah, ambil saja." ucap Nenek Jung
Ryeon kembali ke istana dan membawakan makanan yang dibelinya di pasar lalu memberikannya ke teman-temannya.
"Wahh.. Kau habis jalan-jalan ke pasar lagi?" tanya Eunji
"Oh iya, tadi aku melihat kau sedang memberikan bunga lili kepada siapa Ryeon?" tanya Min Ho
"Daebakkk..Ryeon kau punya kekasih?" ucap Eunji
"Ya.. Jinjja?" tanya Min Ho
Ryeon menghela nafas panjang mendengar ucapan teman-temannya.
"Ryeon, sejak kapan kau bawa bunga ke rumah, dan teratai?" tanya Eunji
"Sejak kalian sering main ke rumahku." ucap Ryeon lalu kembali melakukan aktivitasnya
"Sudahlah Min Ho, Eunji.. kalian mengganggu Ryeon saja." ucap Ye Jun
"Oh iya, menurut kalian tentang puteri Nara seperti apa?" tanya Eunji
"Yeppeo." ucap Min Ho
"Geurae, yeppeo." ucap Eunji
"Menurutmu gimana Ye Jun?" tanya Eunji
Ye Jun hanya tersenyum
"Ryeon, menurutmu seperti apa?" tanya Eunji
"Saram." ucap Ryeon
"Yaa, semua juga tau kalo puteri Nara manusia." ucap Eunji terlihat tidak puas dengan ucapan Ryeon.
"Yeppeo? Apanya yang cantik. Ada-ada saja mereka." ucap Ryeon dalam pikirannya lalu pergi meninggalkan teman-temannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments