Ep. 3

"Pagi dayang Bong, hari ini bisa antar aku ke pasar?" tanya Nara semangat

"Puteri mau beli apa?" tanya dayang Bong

"Hmm.. Sepertinya aku perlu vas baru dan beberapa keperluan lain." ucap Nara

"Baiklah puteri, kapan mau berangkat ke pasarnya?" tanya dayang Bong.

"Sekarang, ayooo dayang Bong." ucap Nara sambil menarik tangan dayang Bong.

Seperti biasa Nara sangat bersemangat jika keluar dari istana dan bisa bertemu dengan orang baru. Semenjak Ratu meninggal puteri Nara sangat merasa bosan tinggal di istana, sehingga setiap ada kesempatan untuk pergi maka dia akan lakukan.

"Tuan puteri, saya akan mencari beberapa keperluan puteri di toko sana." ucap dayang Bong sambil menunjuk ke arah toko yang dimaksud dayang Bong.

"Baiklah, nanti ketemu di toko bunga ya dayang Bong." ucap Nara sedikit berbisik lalu pergi jalan ke beberapa toko.

Nara kembali ke toko bunga nenek Jung.

"Selamat datang Agassi, mau beli bunga apa?" tanya nenek Jung ramah

"Annyeonghaseyo Helmoni.." sapa Nara tersenyum ramah

"Hmm.. Bunga lili apakah ada nek?" tanya Nara

Nenek Jung tersenyum mendengar pertanyaan Nara.

"Nona, kau sepertinya baru pertama kali ke pasar ya, bunga lili dapat kau beli 1 minggu 2 kali, jadi kau bisa kembali lagi ke sini lusa ya." jelas nenek Jung

"Sayang sekali, baiklah nenek, terima kasih infonya." ucap Nara lalu kembali melihat-lihat bunga lainnya.

Nenek Jung memperhatikan Nara yang sedang melihat bunga-bunga.

"Nek, apakah bunga teratai ini di jual?" tanya Nara sambil menunjuk ke arah bunga itu

Nenek Jung tersenyum dan terdiam sejenak.

"Nona cantik tertarik dengan bunga ini?" tanya nenek Jung

Nara menganggukan kepalanya sambil memperhatikan bunga itu.

"Sejujurnya ini tidak dijual, tetapi karena nona sangat tertarik dengan teratai ini, baiklah saya akan berikan kepada nona." ucap nenek Jung

"Oh ya? Apakah tidak apa-apa diberikan kepada saya?" tanya Nara kembali

"Tidak masalah nona, karena saya yakin nona pasti akan merawatnya dan lagi hanya nona yang memperhatikan bunga teratai ini dan mau membelinya." ucap nenek Jung sambil tertawa

Nara tersenyum mendengar ucapan nenek Jung.

"Agassi, tidak usah bayar. Bunga itu saya berikan secara gratis." ucap nenek Jung lalu memberikan bunga itu kepada Nara.

"Tapi.. Seharusnya saya bayar, jangan seperti itu nenek, saya harus membayar bunga ini, karena nenek sudah membawa dan menaruh di tempat ini. Jadi terimalah nek. Jangan menolak ya, saya akan sedih." ucap Nara sambil tersenyum.

"Terima kasih nona, saya terima uangnya ya." ucap nenek Jung.

Setelah Nara memberikan uang itu kepada pemilik toko bunga, Nara bergegas mencari barang lainnya.

"Ryeon, siapa wanita cantik yang baru saja pergi dari toko bunga nenek Jung?" tanya Eunji.

Ryeon hanya mengangkat bahu dan tidak memusingkan pertanyaan Eunji.

"Nenek Jung, apa kabar?" sapa Eunji.

"Tuan muda, kemana saja? Mana yang lain?" tanya nenek Jung

"Hanya aku dan tuan muda ini nek, gimana kabar nenek?" tanya Eunji ramah

"Kau lihat, aku tampak semakin muda kan?" ucap nenek Jung sambil tertawa

"Tentu saja, sehat dan cantik seperti bunga...." Eunji belum selesai berkata sesuatu kepada nenek tiba-tiba Ryeon seperti kebingungan mencari sesuatu.

"Nek, nek.. Bunga yang disini mana?" tanya Ryeon terlihat bingung mencari bunga.

"Anak muda ini, datang-datang malah tanya bunga, sudah ku kasih ke orang lain. Kau tidak niat memeliharanya." ucap nenek Jung

"Nekk.. aku kan kalo kesini selalu merawat, dan..." Ryeon belum menyelesaikan ucapannya nenek Jung memotong pembicaraan.

"Rumahmu besar, kenapa tidak kau bawa pulang? Menyusahkan saja." ucap nenek Jung kesal

Eunji yang tidak mengerti bunga apa yang dimaksud Ryeon dan yang diributkan hanya duduk terdiam dan terlihat bingung.

"Nekkk.. Jahat sekali!" ucap Ryeon kesal.

Nenek Jung menghampiri Ryeon lalu menepuk pundaknya.

"Tenang saja, bungamu itu pasti akan dirawat dan lebih disayang oleh pemilik barunya." ucap nenek Jung sambil tertawa.

"Nenek!!!" teriak Ryeon kesal

"Yaa.. Sudahlah Ryeon, pelihara saja bunga yang lain atau kita cari bunga itu, lagi pula sejak kapan kau pelihara bunga??" tanya Eunji

Ryeon hanya menatap dingin Eunji tanpa menjawab ucapannya.

"Kalian mau cari apa kesini?" tanya nenek Jung.

"Nek, bunganya??" tanya Ryeon kembali

"Kau!!" nenek berteriak

Eunji segera mengalihkan pembicaraan.

"Nek, kami kesini mau menengok nenek dan membeli beberapa bunga mawar ini." ucap Eunji.

"Ooh, baiklah.. Akan ku siapkan." ucap nenek Jung.

Setelah mereka mengobrol sebentar dan membeli beberapa bunga, mereka pun pamit untuk melanjutkan perjalanan.

"Heii anak muda, jangan marah lama-lama, kau akan bahagia karena bunga itu ada ditangan yang tepat." ucap nenek Jung tersenyum

Ryeon tidak merespon, lalu segera pergi meninggalkan toko nenek Jung.

"Ryeon, memangnya bunga apa sih?" tanya Eunji.

"Sudahlah.. ayo pulang." ucap Ryeon

"Yaaa.. Ryeon'a." ucap Eunji

"Kalian baru pulang, sini sebentar ada surat dari istana pusat." ucap Min Ho

Empat pangeran berkumpul dan pangeran Min Ho membacakan surat dari istana. Raja mengundang para pangeran untuk hadir dalam acara jamuan musim panas sore ini dan membahas keadaan disetiap perbatasan kota.

Mereka pun bersiap dan bergegas memenuhi undangan raja. Mereka tiba di istana dan berjalan menuju ke ruang tunggu tamu raja.

"Anakku, bisakah sedikit patuh kepada ayahmu?" tanya raja Haneul

"Aku hanya jalan-jalan ke luar, aku bosan di istana saja ayah." ucap Nara

"Tapi kalo kau pergi tanpa pengawal dan ada hal buruk menimpahmu bagaimana?" ucap raja Haneul

"Baginda raja, maafkan saya. Tolong jangan salahkan dayang Bong. Kedepannya saya akan memberitahu tuan Nam atau kepala Hae bila ingin pergi." ucap Nara

"Puteri, ini yang terakhir. Semenjak ratu tidak ada sikapmu sangat sulit ku mengerti." keluh raja Haneul

Nara membungkukkan badannya lalu berjalan mundur dan meninggalkan ruangan.

Ternyata empat pangeran itu tidak sengaja mendengar percakapan raja dan mereka berpapasan dengan Nara. Nara terlihat biasa saja lalu memberikan salam dan pergi. Ryeon memperhatikan bunga yang dipegang Nara, dan bunga itu seperti miliknya.

Tuan Hae, memanggil para pangeran masuk dan menunggu raja. Para pangeran tanpa bingung karena tidak sengaja mendengar percakapan raja dengan puterinya.

"Baginda memasuki ruangan." ucap kepala Hae.

Semua pangeran berdiri dan memberi salam.

"Maaf sudah menunggu dan terima kasih kalian menyiapkan waktu untuk ikut jamuan ini. Tapi sebelum kita menikmati jamuan ini, saya akan membahas soal keadaan di perbatasan kota." ucap raja Haneul.

Tok..tok..

"Puteri, boleh saya masuk." ucap paman Hae.

"Silahkan." ucap Nara

"Puteri.. Maaf kalo paman harus berkata yang mungkin akan membuatmu kesal, tetapi tolong pahami maksud tujuan raja, baginda sangat kuatir dengan puteri dan berharap puteri bahagia." ucap Kepala Hae

"Paman, ayah... Maksudku raja selalu ungkit soal ibu, aku... Aku hanya ingin mencari hiburan dan melihat sesuatu yang baru, dengan aku pergi ke pasar, setidaknya aku belajar hal baru tentang para penduduk, apakah mereka mengeluh tentang raja, atau mereka ada kesulitan. Makanya aku senang kalo keluar. Tapi ya sudahlah.. Paman pasti akan berpihak pada ayah." ucap Nara lalu menghela nafas panjang.

"Puteri.." ucapan kepala Hae terhenti

"Tenang paman, aku akan bersiap dan duduk ikut jamuan yang diadakan raja." ucap Nara tersenyum

Kepala Hae pamit lalu meninggalkan kamar Nara.

Nara segera bersiap dan berdandan untuk ikut jamuan musim panas yang diadakan sore ini oleh raja bersama para pangeran dan para petinggi.

"Puteri, apakah sudah siap?" tanya dayang Bong.

"Sepertinya sudah dayang Bong." ucap Nara

Dayang Bong lalu masuk ke kamar Nara dan sangat senang melihat Nara.

"Puteri, saya terharu.. Puteri punya hati yang baik dan sangat cantik." ucap dayang Bong sambil menghapus air matanya.

Nara memeluk dayang Bong.

"Maaf ya dayang Bong, gara-gara aku dayang Bong jadi kena masalah." ucap Nara

"Tidak puteri, saya tidak apa-apa. Raja tidak menghukum kok." ucap dayang Bong.

"Syukurlah.." ucap Nara lalu melepas pelukannya.

"Ayo puteri, buat para tamu dan para pangeran terpana melihat puteri dari raja Haneul." ucap dayang Bong.

Nara berjalan dengan anggun dan semua tamu yang baru berdatangan melihat dan memperhatikan puteri Nara. Nara memberi salam dan mempersilakan para tamu untuk duduk.

Saat Nara tiba di taman tempat jamuan musim panas diadakan, raja tersenyum melihat puteri Nara dan memanggilnya untuk duduk di samping raja. Para tamu yang sudah hadir dan para pangeran berdiri dan memberi salam kepada puteri Nara. Semua berbisik dan kagum akan kecantikan dan keanggunan puteri Nara.

"Yeoppeo.." ucap Eunji.

"Hei, jaga ucapanmu." ucap Min Ho

Ye Jun hanya tersenyum melihat tingkah temannya sedangkan Ryeon seperti biasa hanya diam membatu.

Selesai jamuan, raja mempersilakan para tamu untuk menikmati jamuan penutup sambil menikmati pemandangan taman raja.

"Ayah, aku izin untuk jalan-jalan sebentar ke taman." ucap Nara berbisik ke raja Haneul.

Raja Haneul menganggukan kepala menyetujui keinginan puterinya.

Nara bangkit berdiri lalu berpamitan kepada para tamu.

"Puteri mau kemana?" tanya dayang Bong

"Aku hanya ingin duduk sebentar di taman dekat kolam. Dayang Bong pergi makan dulu saja, aku tunggu disana." ucap Nara

"Tapi Puteri.."

Tenang dayang Bong, raja mengizinkan kok." ucap Nara tersenyum.

"Baik puteri." ucap dayang Bong lalu pamit pergi untuk makan.

Disaat Nara sedang ingin bangkit berdiri dari duduknya dan ingin berjalan tiba-tiba pakaiannya yang panjang tersangkut dan membuat Nara hampir terjatuh.

"Sepertinya masalahmu hanya pada pakaianmu ya." ucap seseorang yang membantu Nara untuk tidak jatuh.

Nara segera berdiri lalu merapikan pakaiannya dan melihat siapa yang membantunya dan berkata seperti itu.

Ternyata salah satu pangeran yang menolongnya. Ryeon.

"Terima kasih sudah membantu." ucap Nara

Ryeon terdiam sesaat lalu tiba-tiba ingat akan sesuatu lalu bertanya kepada Nara.

"Tunggu.. Apakah hari ini kau pergi ke toko bunga?" tanya Ryeon

Nara terlihat bingung karena kenapa Ryeon tau kalo hari ini Nara ke toko bunga.

"Iya, memang kenapa?" tanya Nara

"Hmm.. Apakah penjual bunga itu memberikan sesuatu secara cuma-cuma?" tanya Ryeon

"Maksudmu?" tanya Nara kembali

"Hmm.. Apakah nenek Jung memberikan atau menjual bunga teratai kepadamu?" tanya Ryeon

Nara terdiam sejenak..

"Iyaa, kata nenek itu aku boleh...." Nara belum selesai menjelaskan tiba-tiba Ryeon memotong pembicaraan.

"Baiklah, bisakah kau kembalikan padaku?"tanya Ryeon

"Tunggu.. Kembalikan? Memangnya sejak kapan aku mengambil milikmu dan apa? kembalikan??" tanya Nara terlihat semakin bingung.

Ryeon menarik nafas panjang..

"Temui aku minggu depan dan bawa bunga itu ke toko nenek Jung." ucap Ryeon

Ryeon belum jauh pergi meninggalkan Nara tiba-tiba.. Breeekkk..suara pakaian robek.

Ryeon menghentikan langkahnya.

"Dayang Bong, bajuku..." ucap Nara terlihat bingung dan malu.

Ryeon berjalan mundur, lalu melepas jasnya dan memakaikannya kepada Nara.

"Ayoo aku antar, disini tidak terlalu banyak orang." ucap Ryeon lembut.

Nara menerima pertolongan yang diberikan Ryeon dan Ryeon mengantar Nara ke kamarnya.

"Terima kasih.. Maaf. Tapi tolong bisa panggilkan dayang Bong." ucap Nara

Ryeon menatap Nara, seketika Nara terlihat cantik dan menarik di mata Ryeon. Lalu Ryeon sadar lalu mengalihkan pandangannya lalu pergi.

"Puteri, ada apa? Ada yang luka?" tanya dayang Bong.

"Tidak ada, tolong bantu aku berganti pakaian yang baru bibi Bong, kalo aku tidak segera ke tempat jamuan, raja akan mengirim pengawal untuk mencariku." ucap Nara cemas

"Baik tuan puteri." ucap dayang Bong

"Oh iya, puteri, ini jas siapa? Seperti jas..." ucapan dayang Bong terhenti karena Nara sudah memanggilnya kembali

"Ayooo dayang Bong, aku harus segera kesana." ucap Nara

"Ba..baik tuan puteri." ucap dayang Bong lalu segera menyusul Nara.

Nara kembali ke tempat jamuan dan disana raja belum terlihat mencari Nara. Nara melihat pangeran yang membantunya sudah duduk di tempat semula dan Nara kembali duduk di samping raja.

Jamuan musim panas pun selesai dan para tamu sudah berpamitan untuk pulang. Nara sesekali menatap Ryeon, mengingat sesuatu tapi Nara lupa.

"Oh iya, jasnya.." ucap Nara

Nara menyalami para pangeran dan mengajak berbicara sebelum Nara kembali ke kamarnya.

Saat Nara berhadapan dengan Ryeon, Nara hanya menatapnya lalu tersenyum dan pergi.

Para pangeran segera pamit dan meninggalkan istana. Tetapi tiba-tiba dayang Bong menghampiri pangeran Ryeon yang sedang berdiri menunggu teman-temannya yang masih berada di tempat jamuan.

"Selamat malam pangeran Ryeon. Maaf mengganggu." ucap dayang Bong.

"Selamat malam, tidak apa-apa dayang Bong. ada yang bisa saya bantu?" tanya Ryeon ramah.

"Hmm.. Saya ingin memberi ini dari puteri Nara." ucap dayang Bong lalu pamit dan meninggalkan Ryeon.

Sesampai di istana kerajaan Gyeoul, Ryeon segera membersihkan diri lalu beristirahat lalu teringat kertas yang diberikan dayang Bong. Ryeon segera membacanya.

Isi suratnya adalah...

"Annyeong..

Hmm.. Terima kasih untuk hari ini sudah membantu, kalo tidak ada dirimu disana mungkin.. Pasti akan kacau dan aku akan membuat malu raja, dan setelah itu akan ada gosip dimana-mana. Hahhaa.. Ups maaf.

Oh iya, untuk jasmu, maaf akan ku kembalikan minggu depan sekaligus bertemu di toko bunga ya.

sekali lagi terima kasih untuk hari ini. Dan kejadian tadi di taman itu menjadi rahasia kita berdua.

Jangan sampai teman para pangeranmu mengetahui. ingat hanya kita berdua saja."

Nara

Ryeon terlihat tersenyum membaca surat dari Nara.

"Puteri aneh." ucap Ryeon lalu tersenyum.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!