BAB 5 "Ndaftar UKM"

Seminggu berlalu sekarang aku resmi jadi mahasiswa di Unsoed (Universitas Jenderal Soedirman). Aku dan Budi selalu berangkat bersama menggunakan sepeda yang ramah lingkungan. Sekarang di kampus sedang ada pengumuman bagi mahasiswa baru untuk memilih Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) sesuai keinginannya. Aku berencana masuk ke UKM Pencinta Alam. Aku mengajak teman-teman untuk ikut mendaftarkan diri juga ke komunitas tersebut.

Di Ruang Kelas FMIPA.

Sebelumnya aku dan temen-temen sudah dibagikan lembar formulir pilihan UKM yang bertujuan agar mahasiswa dapat memilih kegiatan sesuai minatnya. Tapi temen-temen masih bingung, aku pun ngajakin mereka untuk daftar ke UKM Pencinta Alam saja. Kita berlima duduk berkelompok saling berhadapan.

"Kalian pada arep melu apa? Aku bingung gyeh. Lam ko melu apa?". Si Frank gundah gulana gara-gara bingung ikut UKM apa, dirinya jadi bertanya padaku.

"Aku, aku tah kayaknya mau ikut UKM Pencinta Alam wae. Soalnya aku pengin ngelindungi alam sekitar," jawabku.

"Heh Bud, kanca-kanca melu kiye wae karo aku," usulku sambil menunjukkan formulir yang bertuliskan pilihan UKM lalu aku mengajak temen-temen untuk ikut memilih UKM Pencinta Alam yang tertera disana.

"Iya yah aku be cinta karo alam juga," pikir Budi menyetujui usulku yang berujung kesalahpahaman.

"Bud kowe seneng karo Alam?" si Sinta sedikit terkejut mendengar kata-kata si Budi. Entah apa yang membuat Si Sinta berpikiran aneh seperti itu.

"Hush udu kuwe, alam alam semesta dudu Alam kanca ku. Aku esih waras ya," bantah si Budi yang maksud dengan ucapannya itu mengarah kemana.

"Mbok kan kaget aku," ucap si Sinta lega.

"Sama Sin aku juga terkejut ku pikir...," si Clara tak melanjutkan kata-katanya karena langsung dihentikan oleh ku.

"Et...ngawur masa Budi nyimpang wong Budi be seneng deleng na wong ayu koh," bantahku sedikit kesal sambil menjelaskan agar tak ada ke salah pahaman lagi.

"Kalian berdua ini pikirnya aneh-aneh saja," si Frank sampai terheran-heran dengan jalan pikiran si Sinta dan Clara. Dia bahkan sampai menggeleng-gelengkan kepala karenanya.

"Oh aku ikut juga lah gabung ngelindungi alam sekitar kan bagus," ucap si Clara yang mengajukan diri untuk ikut memilih UKM yang sama. Dirinya lalu mencentang UKM pilihannya.

"Bener. Eh tapi Clar ko kan takut kotor?" tanya si Sinta pada Clara karena menyadari kalau dirinya takut dengan kotor. Si Sinta juga memberikan tanda cawang pada UKM Pencinta Alam.

"Halah belih kotor, demi buat alam bersih kenapa tidak," jawabnya yang lalu ikut mencentang ke jenis UKM yang sama.

"Bener aku setuju, ora masalah aku be wong sugih gelem nek kon ngelindungi alam dari virus penyakit kaya si Samsul," timpal si Frank yang ikut setuju sambil menyinggung si Samsul.

"Heh kalian sedang ngomongin aku ya." Orang yang baru dibicarakan ternyata nongol tiba-tiba entah darimana.

"Heh Samsung aja ge er pede temen kita ngomongin kamu," teriak si Budi padanya.

"Macam mana pula masa kau disamain sama merek Bos," temannya mengadu pada si Samsul karena tak terima Bosnya dikatain seperti itu. Temen-temen si Samsul biasa memanggil dirinya dengan sebutan Bos.

Kenalkan bocah rada sawo matang itu namanya Domu Daevan. Dia bocah Batak yang sekolah disini dan anteknya si Samsul.

"Gak tahu rada aneh emang dengan pelafalannya," jawabnya sambil mengejek si Budi.

"Sana pergi kita gak ngomong sama kamu," usir si Sinta padanya.

"Oh begitu ya sudah," jawab si Samsul santai.

"Ayo cabut," ajaknya pada antek-anteknya.

"Bos lapar, kantin yah," pinta antek keduanya.

Sementara bocah yang sedikit putih itu namanya Made Aldian asalnya dari Bali. Dia si antek keduanya Samsul.

"Hayu aku traktir kalian makan sepuasnya di kantin," ajaknya setuju dan bersikap pamer kepadaku dan temen-temen.

"Makasih Bos," ucap Domu dan Made kompak karena senang.

Si Samsul dan antek-anteknya pergi meninggalkan kelas dan menyisakan aku dan teman-teman yang masih disana.

"Huh sombongnya," ucap si Clara kesal dengan tingkah si Samsul tadi.

"Apa iri?" tanya si Frank padanya.

"Aku traktir juga deh," tawarnya.

"Ra usah aku wis wareg," jawab si Clara ketus.

"Oh," ucapnya singkat.

"Eh hayu ke ruang UKM Pencinta Alam numpuk kiye. Wis di isi mbok?" ajak ku untuk pergi mengumpulkan formulir pilihan UKM kesana.

"Udah dong tadi kan sambil ngobrol sambil nulis juga," jawab si Frank mewakili.

"Ya wis cus lah," ajak ku lagi.

...🌳🌳🌳🌳🌳🌳...

Di depan Ruang UKM Pencinta Alam.

"Lam aku wedi," ucap si Budi sambil memegangi bajuku dari belakang.

"Wedi apa Bud?" tanyaku.

"Aku wedi Bang Kris mbok medeni," jawabnya yang masih memegangi bajuku.

"Ye.. Cemen banget kamu Bud meng Bang Kris aja takut," ledek si Frank pada si Budi.

Si Sinta dan Clara hanya tertawa kecil menertawakan sifat penakut Budi yang muncul.

"Wis ra usah wedi, Bang Kris udu medi," kataku menenangkan si Budi agar tak takut lagi.

Seperti biasa orang yang dibicarakan selalu nongol. Oh iya kami memutuskan memanggil Kak Kris sekarang jadi Bang Kris. Soalnya terkesan lebih cocok untuknya. Bang Kris datang bersama Mba Lili wakilnya.

"Sedang apa kalian disini?" suaranya tiba-tiba mengagetkan kami berlima.

"Enggak Bang, kami disini mau nyerahin formulir UKM. Kita mau ikut UKM Pencinta Alam ini." Aku menunjukkan formulir pilihan UKM padanya.

"Oh kalian mau daftar UKM ini. Baguslah," ucap Mba Lili yang mengerti niatan kami berlima.

"Ya sudah masuk dulu," Bang Kris mempersilahkan kami berlima masuk.

Aku dan temen-temen masuk ke dalam. Ruang UKM Pencinta Alam sangat bagus dan rapi. Berjejer beberapa alat-alat pendakian gunung, bahkan alat menyelam pun ada.

"Kris, Lili, mereka ini siapa taye?" tanya pemuda dengan logat bahasanya yang khas yang sudah ada didalam. Ia bertanya tentang kami.

"Mereka junior kita yang mendaftar ke UKM kita," jawab Bang Kris.

"Oh begitu toh," ucapnya mengerti.

Kami tersenyum menundukkan kepala ke pemuda tersebut.

"Duduk kalian!" suruh Bang Kris pada kami. Kami berlima duduk setelah dipersilakan.

"Heh junior baru ku selamat bergabung," panggil seorang perempuan yang berambut keriting pada kami sambil memberikan selamat. Perempuan itu terlihat mirip dengan pria yang disebelahnya.

"Ok kakak akan memperkenalkan pada kalian beberapa anggota disini," Bang Kris mulai memperkenalkan kami pada anggotanya yang ada disana.

"Yang tadi itu yang berlogat Madura namanya Rafik Hidayatullah dia di bagian divisi yang sama denganku yaitu divisi jalur darat," jelasnya sambil menunjuk ke arah pemuda tadi.

"Te sa te salam kenal taye, panggil aku bang Opik taye dari divisi gunung hutan," ucapnya memperkenalkan diri dengan logat Madura nya.

"Hallo Bang Opik," sapa kami berlima sambil melambaikan tangan ke arahnya.

"Bang Opik dagang sate?" tanya si Budi tiba-tiba dengan raut muka bingungnya.

"Beh be be beh bukan taye," jawabnya.

"Lah tadi itu...," si Budi teringat dengan dirinya yang mengatakan sate di awal kata tadi.

"Bukan taye itu hanya ciri khas Abang taye," jawabnya lagi.

"Oh gitu Bang," ucap si Budi yang sudah paham.

"Sedangkan dua orang kembar disana namanya Betrus Widiyanto dan Betti Widiyanti mereka berdua dijuluki si kembar dari Flores. Mereka ini bertugas di divisi jalur air." Bang Kris melanjutkan memperkenalkan anggotanya lagi. Kali ini ia memperkenalkan kami pada dua remaja kembar berambut keriting dan berwajah sedikit hitam seperti si Frank.

"Salam kenal junior ku, aku Betrus, kakaknya Betti," ucapnya memperkenalkan dirinya pada kami berlima.

"Dan aku Betti, adiknya Bang Betrus," sambung adiknya yang memperkenalkan diri juga.

"Kita dari divisi rawa laut dan arum jeram," ucap mereka berdua kompak. Bang Betrus dan Mba Betti terlihat sangat kompak memperkenalkan divisinya pada kami.

"Salam kenal Kaka," sapa kami menirukan logat mereka.

"Iya jadi di sini itu sebenarnya ada 6 divisi. Enam divisi tersebut diantaranya Gunung Hutan (Mountaineering), Panjat Tebing (Rock Climbing), Penelusuran gua (Caving), Rawa Laut (Swamping), Arung Jeram (Rafting), dan Konservasi (Coservation)," jelas bang Kris pada kami kembali.

"Sedangkan Kakak sendiri mengambil 3 divisi darat sekaligus yaitu gunung hutan, panjat tebing dan penelusuran gua," Bang Kris memperkenalkan divisi miliknya pada kami.

"Kalau boleh tau Bang, asal Abang darimana?" tanyaku ingin tahu.

"Kota asalku ada di Sleman, Yogyakarta," jawabnya.

Aku manggut-manggut setelah mendengar jawaban Bang Kris.

"Kalau Mba Lili sendiri di divisi apa?" tanya si Clara yang juga ingin tahu.

"Sama dengan Kak Kris," jawabnya sambil tersenyum ke arah Bang Kris.

"Oh Mba Lili asalnya dari mana toh? Aku penasaran," si Frank ikut mengajukan pertanyaan padanya.

"Oh Teteh dari Garut Jawa barat," jawabnya alus.

"Mantes Teh Lili geulis pisan," si Frank langsung menggodanya dengan logat daerahnya.

"Hatur nuhun," jawab Mba Lili tersipu malu sambil merapatkan kedua tangannya.

Bang Kris entah kenapa memandang tajam ke arah si Frank. Seperti ada perasaan cemburu padanya.

'Siang hari langit membiru,

Angin kencang suara menderu.

Selamat datang mahasiswa baru,

Betapa bahagia kita bertemu.'

Tiba-tiba suara seseorang melantunkan pantun kepada kami datang dari arah pintu.

"Hey Kris mereka mahasiswa baru yang daftar UKM kita?" tanyanya langsung.

"Iya Doel," seketika mata Bang Kris berhenti memandangi si Frank dan beralih menengok padanya untuk menjawab.

Kami semua tercengang dengan lantunan pantunnya yang merdu.

"Itu siapa Mba?" tanyaku pada Mba Lili karena penasaran.

"Dia anggota disini juga namanya Doel Abdullah dan di divisi yang sama dengan si kembar dan dia itu anak Betawi," jawabnya.

"Oh begitu," ucapku karena sudah tahu. Temen-temen hanya manggut-manggut saja ikut mengerti.

"Halo Kak Doel." Kami berlima menyapanya.

"Halo juga junior ku, selamat bergabung," balasnya riang disambung mengucapkan selamat pada kami.

"Eh kawan darimana saja kau kawan?" tanya Mba Betti padanya.

"Iya kawan habis nempelin formulir UKM di Mading kawan," jawab Kak Doel terpengaruh bahasanya.

"Kalian berlima jika ingin bergabung disini, kalian harus ikut tes dulu," Bang Kris tiba-tiba memberikan syarat kepada kami dan menyuruhnya mengikuti tes masuk.

"Tes apa Bang?" tanyaku ingin tahu.

"Kan disini ada 6 divisi kalian terserah mau ikut divisi yang mana?" jelas Mba Lili menggantikan Bang Kris.

"Oh begitu," kami berlima mengerti dan setuju.

"Kalian bisa isi di bagian formulir kalian," Kak Doel menyuruh kami untuk mengisi minat divisi kami di bagian yang tertera di isi formulir.

"Baik kak!" seru kami kompak dan mengerti.

Kami berlima mulai mengisi divisi yang kami inginkan.

...🌴🌴🌴🌴🌴🌴...

Ditengah kami sedang mengisi formulir tiba-tiba datang dua bule masuk kedalam.

"Hello Kris," sapa bule laki-laki padanya.

"Hai Jack," balasnya sambil mengangkat satu tangannya.

"Amy.. you come back," ucap Mba Lili terkejut melihat bule cantik tersebut.

"Yes Lily, siapa mereka ini?" jawabnya lalu bertanya.

"Junior junior ku Kakak akan perkenalkan kalian pada anggota luar kami disini," Mba Lili memanggil kami dengan tepukan tangannya. Seketika kami berhenti menulis dan pandangan mata kami menuju kearahnya.

"Ya cewek cantik berambut pirang ini namanya Amy Amelia, dia baru saja menyelesaikan misinya di luar negeri," Mba Lili memperkenalkan teman bulenya dengan gembira pada kami.

"Hai everyone! I'm Amy dari Belanda," sapa bule cewek pada kami sambil memperkenalkan diri. Karena belum lancar berbahasa Indonesia, dirinya berbicara menggunakan bahasa campuran Ingdo (Inggris-Indo).

"Hello Sis Amy!" sapa kami melambaikan tangan padanya.

"Wah bule Belanda Lam, ayu pula," bisik si Budi padaku terkagum-kagum.

"Hu...." Seketika aku menepuk formulir ku ke kepalanya agar sadar.

"Kalau Kakak yang putih dan juga berambut putih cepak ini namanya Jack Alexi Timothy," Bang Kris juga memperkenalkan bule satunya pada kami.

"Hallo guys I'm Jack dari negeri kangguru," sapanya yang juga menggunakan bahasa campuran.

"Bule Australia?" kataku terkejut dan kagum.

"Bro Jack kangguru disana masih banyak?" tanyaku tiba-tiba padanya dengan bahasa Indonesia.

"Masih tapi tak banyak seperti dulu. Banyak kangguru yang mati sebab pemburuan dan kehilangan habitat mereka," jawabnya yang masih dengan lidah kakunya. Bro Jack ini sudah sedikit lancar berbahasa Indonesia dan sedikit mengerti bahasa kami.

"Oh begitu Kak, sayang sekali," ucapku merasa prihatin pada habitat kangguru disana.

"Sis Amy di Belanda banyak bunga tulip ya? Aku suka bunga itu," si Clara memanggil Sis Amy dan bertanya tentang bunga tulip padanya.

"Yes dear tulips there are very many, tapi kemarin karena itu Corona petani disana jadi merugi," jawabnya yang masih menggunakan bahasa campuran.

"Ya ampun, sangat disayangkan" si Clara langsung terkejut mendengarnya.

"Oh ya kalau boleh tau Bro Jack dan sis Amy ini di divisi apa ya?" tanyaku pada mereka berdua.

"Bro Jack di divisi Conservation pastinya," jawabnya.

"Kalau me di divisi Arum jera, tapi sis juga ikut di bagian itu" sambung sis Amy.

"Conservation itu apa Kak?" tanyaku lagi karena kurang mengerti.

"Conservation itu kita mengamati langsung lingkungan yang ada. Kita semua juga melakukan itu dengan dipandu Bro Jack," jawab Bang Kris menjelaskan pada kami berlima

"Yes Kris, that right," ucap Bro Jack membenarkan.

"Oh ya me and Jack harus melapor ke Mr Ali tentang Conservation kita," celetuk Sis Amy tiba-tiba.

"Ok Kris, everyone bye," pamit Bro Jack pada semuanya

"Lili, all bye..." Sis Amy juga ikut pamit ke semuanya.

"Bye Bro Jack and Sis Amy," balas kami berlima melambaikan tangan pada mereka.

"Sis Amy see you," ucap si Budi tiba-tiba berbahasa Inggris mengatakan sampai jumpa sambil mengedipkan satu mata padanya.

Sis Amy hanya nyengir tipis melihat kearah si Budi.

"Kalian sudah isi formulirnya?" tanya Bang Kris pada kami berlima.

"Sudah Bang!" seru kami kompak.

Bang Kris melihat satu persatu formulir kami. Lalu membaginya ke Bang Betrus.

"Untuk Alam, Budi dan Sinta kalian ikut aku dan untuk tes," Bang Kris memanggil nama kita bertiga untuk ikut dengannya

"Baik Bang," jawabku, Budi, dan Sinta berbarengan.

"Sedangkan kau Frank dan Clara ikut Kaka," sambung Bang Betrus menyuruh kedua temanku untuk ikut dengannya.

"Siap Kaka," jawab si Frank dan Clara dengan senang.

Kami berlima melakukan tes wawancara secara terpisah.

Di bagian wawancaraku, Budi dan Sinta. Kami bertiga ditanyai oleh Bang Kris, Mba Lili dan Bang Opik

"Sinta karena kamu perempuan di sini kamu yang mulai duluan," suruh Mba Lili padanya. Ya si Sinta di wawancarai pertama oleh Mba Lili.

"Baik Kak," jawab si Sinta setuju.

"Ok. Jika kita sewaktu-waktu bertemu dengan hewan buas di hutan apa yang harus kamu lakukan?" Mba Lili melontarkan pertanyaan tes kepadanya.

"Yang pasti jaga jarak dengan hewan buas jika berpapasan. Mundur perlahan dan hindari kontak mata, bersikap tenang dan jangan panik karena jika panik akan memancing hewan tersebut mendekat ke kita," jawabnya

"Jika terdesak, segera berpura-pura mati atau ceburkan diri ke sungai atau memanjat pohon," tambahnya

"Bagus kamu lolos," ucap Mba Lili begitu saja.

Si Sinta tak bisa membendung perasaan senangnya sampai dia ingin beranjak dari kursinya lalu loncat.

"Tapi ingat jika kita di alam liar kita wajib membawa senjata tajam untuk perlindungan diri," Mba Lili memberi tahu penjelasan tambahan untuknya.

"Baik Kak mengerti," ucapnya sambil mengangguk.

Sekarang giliran Budi yang di wawancarai oleh Bang Opik.

"Budi namamu taye?" tanyanya.

"Iya Bang," jawabnya mengangguk.

"Jenengmu keren taye kayak pahlawan nasional taye," pujinya.

"Suwun Bang," ucap si Budi seneng.

"Ok langsung ke pertanyaan saja taye. Jika kamu pergi ke hutan taye apa persiapan mu taye?" Bang Opik memberikan sebuah pertanyaan padanya.

"Yang pertama mesti harus gawa obat P3 K, kaya plester karo salep antibiotik," jawabnya.

"Bukan itu saja taye ingat taye harus bawa alat P3 K lainnya seperti gunting, peniti, tisu dan antiseptik taye," Bang Opik melengkapi jawaban si Budi yang kurang.

"Oh ngerti aku saiki," katanya.

"Terus selain itu taye apalagi?" tanyanya lagi.

"Gawa botol air kon aja kehausan karo dehidrasi terus gawa walkie talkie nggo komunikasi, gawa senter nggo penerangan pas malam hari, tali ya perlu bisa nggo penanda Karo nggo penyelamat nyawa, jaket nek ra selimut nggo nganget na awak. Terus sing terakhir tas sing tahan air kon ora teles nek kena udan," jelas si Budi rinci.

"Selamat bergabung taye," ucap Bang Opik tiba-tiba.

"Aku lolos Bang?" tanyanya tak percaya.

"Iya taye," Bang Opik mengangguk. Si Budi seketika langsung menyalami Bang Opik.

Sekarang giliran ku yang diwawancarai oleh ketua komunitas sendiri. Aku sedikit degdegan takut tak bisa menjawabnya.

"Alam Setiawan pasti senang berhubungan dengan alam dan kini saatnya kakak uji kamu," katanya padaku dengan serius.

"Siap Bang silahkan," ucapku mempersilahkan Bang Kris untuk memulai ujian tesnya.

"Jikalau kamu tersesat saat menjelajahi hutan apa yang harus kamu lakukan pada saat itu?" tanyanya dengan muka serius yang membuat ku sedikit gugup ketika melihatnya.

"P--p--pastinya tetap tenang dan jangan panik usahakan cari tempat berlindung, tinggalkan tanda kayak ngiket tali di pohon apa ngenehi tanda x pada pohon sing dilewati, deleng arah matahari, sing terakhir temuk na sumber air atau makanan agar tak kelaparan," jawabku rada gugup diawal.

Bang Kris hanya manggut-manggut mendengar jawaban penjelasan ku.

"Baik kamu sepertinya sudah tahu ya. Sekiranya begitu. Baiklah kamu lolos," ucapnya menunjuk diriku.

"Terimakasih Bang. Terimakasih," kataku seneng.

Aku sangat senang mendengar aku lolos walau diawal tadi aku sempat gugup tapi akhirnya aku lancar juga menjelaskan jawabannya.

Disisi lain si Frank dan Clara diberi pertanyaan yang sama oleh Bang Betrus sedangkan Mba Betti dan Kak Doel hanya memerhatikan dan menyimaknya saja.

"Frank Clara kalian berdua bisa berenang dan menyelam kah?" tanya Bang Betrus pada mereka

"Bisa Kaka," jawab mereka kompak.

"Peralatan menyelam itu apa saja, coba jelaskan pada kakakmu ini?" tanyanya agar diberi penjelasan juga.

"Maaf Bang, tapi kami tak tau fungsinya yang kita tahu hanya peralatan berenang seperti baju renang, kaca mata renang serta sepatu renang." Si Clara tak bisa memberikan penjelasan mengenai pertanyaan yang diajukan Bang Betrus dan dirinya hanya bisa menjawab setahunya saja.

"Dan ditambah tabung oksigen Bang," ucap si Frank menambahkan.

"Oh begitu ternyata, tak apa lah kakak akan jelaskan nanti jika kita sedang berlatih menyelam," Bang Betrus memaklumi mereka berdua.

"Kalian berdua kita orang anggap lulus. Selamat untuk kalian." Melalui keputusan bersama Bang Betrus meluluskan mereka berdua.

Si Frank dan Clara tos bersama karena senang. "YEE..," kata mereka senang.

"Oh iya kita besok bertiga akan konservasi di Pantai Anakan Cilacap. Kalian berdua bergabung saja untuk latihan," ajak Kak Doel pada mereka.

"Baik Kak. Siap, terimakasih," jawab mereka senang.

"Kalian semua berkumpul dulu," Bang Kris memanggil kami dan anggota lainnya untuk ikut berkumpul.

Kami berlima kembali bersama. Aku dan lainnya sangat senang karena lima-limanya keterima semuanya.

"Kakak ucapnya selamat untuk Alam dan lainnya karena telah berhasil lulus wawancara dari kami. Maka aku umumkan selamat bergabung di UKM Pencinta Alam ini. Semoga kita bisa menyelamatkan alam dan melindungi bumi," Bang Kris ternyata mengumumkan masuknya kami berlima ke UKM nya pada semuanya.

"Kris sebentar, ngomong-ngomong diantara kalian ada yang di hukum kemarin gara-gara mempermalukan anak rektor ya?" tanya Kak Doel yang tiba-tiba saja mengungkit masalah hukumanku dan Budi kemarin.

"Iya Kak, aku dan Budi tapi kita berdua tak mempermalukan nya kita cuma mengingatkan dia agar tak membuang sampah dijalan dan dia dihukum oleh polisi disana," jawabku lalu menjelaskan kejadian yang sebenarnya.

"Oh begitu, baguslah. Kalian rela di hukum karena membela alam. Itu keren," Kak Doel ternyata malah memuji ku dan Budi.

"Terimakasih Kak Doel," ucapku dan Budi senang karena dipuji.

Kak Doel hanya mengangkat alisnya ke arah kita berdua.

"Oh iya untuk Alam, Budi dan Sinta kalian bertiga besok Minggu kita coba mendaki ke gunung selamet bersama," celetuk Bang Kris mengajakku, Budi dan Sinta untuk mendaki bersama.

"Siap Bang," jawab kami bertiga setuju.

Kita berlima merasa lega karena lolos dalam wawancara masuk ke UKM Pencinta Alam. Dan sekarang kami berlima resmi masuk menjadi anggota UKM Pencinta Alam.

...🌳🌳🌳🌳🌳🌳...

Kita berlima sudah berada di luar dan akan pergi menuju ke masjid karena ternyata sudah pukul 3 sore. Tapi saat kita menuju ke masjid, kami bertemu dengan Samsul and the gang di lahan parkir yang sedang merokok bukannya pergi ke masjid.

"Heh Samsung kowe ra denger adzan shalat, apa kowe Kristen?" tegur si Budi padanya sambil menyindir.

"Halah berisik, sana pergi aja," si Samsul malah mengusir kami.

"Ya ampun Sul kamu anak rektor kok ngerokok di area kampus," ucap si Sinta terkejut dengan kelakuan si Samsul yang tak pantas karena dirinya anak seorang Rektor.

"Wis 2 batang lagi ish ish," si Clara menggelengkan kepalanya melihat 2 putung rokok yang berserakan di bawah mereka.

"Heh Sul awas hati-hati penyakitan," sindir si Clara padanya.

"Hush Clar dia kan sudah penyakitan," senggol si Frank memberi tahu padanya sambil cengengesan.

"Hayu Sul yang lainnya juga jangan ngerokok, ke masjid hayu," suruhku pada mereka agar berhenti merokok dan mengajak mereka untuk pergi ke masjid bersama.

"Macam mana pula aku ini kristani masa di suruh kak masjid," ucap si Domu padaku.

"Emang aneh," bisik si Samsul pelan pada anteknya.

"Maaf juga aku juga gak sholat aku ini orang Hindu aku kan dari Bali," ucap si Made yang ternyata juga bukan Islam.

"Haduh parah kamu Sul, kamu juga gak melu sholat gara-gara kanca mu iku beda agama," duga si Frank sambil menepuk jidatnya lalu geleng-geleng melihat kelakuan si Samsul.

"Haduh parah kowe kebawa teman," timpal si Sinta yang ikut kesal.

"Berisik ya kalian semua, sana pergi jangan ganggu ketenangan orang," usirnya lagi pada kami berlima.

"Ya udah kita mah cuma ngingetin," jawab si Budi dengan mata julidnya.

"Em.... Sul dan temen-temennya, putung rokoknya nanti di buang yang bener ya takut terjadi kebakaran gara-gara putung rokok punyamu masih nyala," ucapku memperingati mereka bertiga.

"Halah iya tau sudah pergi peduli amat," bantah si Samsul lalu mengusirku.

"Ya sudah kita pergi dulu. Ingat ya!" jawabku menekankan kataku diakhir.

"Hem...," balasnya mengabaikan.

Kita berlima pergi meninggalkan mereka bertiga yang masih nongkrong di parkiran.

"Heh Bos kau tak ikut dengan mereka sholat?" tanya Domu padanya.

"Nggak ah males," jawabnya.

"Aduh Bos kita ini beda agama jangan terpengaruh oleh kita," ucap Made menasehati bosnya.

"Hah sudah lah ayo pergi," si Samsul membuang putung rokoknya sembarangan dan pergi.

"Kemana kau?" teriak Domu padanya.

"Ke masjid," teriak Made juga.

"Bukan, makan lapar," jawabnya.

"Haduh Bos gimana kau ni malah makan," si Domu malah jadi bingung dengan tingkah Bosnya.

"Heh ikut nggak," teriak si Samsul pada mereka berdua.

"Iya Bos iya," jawab mereka bersamaan.

Mereka berdua juga ikut membuang putung rokoknya ke semak-semak. Domu dan Made berlari menyusul bosnya.

Putung rokok yang dibuang mereka ternyata masih menyala apa yang terjadi selanjutnya?

Jawabannya ada di episode berikutnya✌️

Bersambung........🧗🧗🏊🏊

...----------------...

Kamus: Nyimpang: belok; wareg: kenyang; wedi: takut; medi: hantu; ngangetna: menghangatkan; jeneng: nama; ngiket: mengikat; ngenehi: Memberi; temukna: temukan.

Terpopuler

Comments

🔥⃞⃟ˢᶠᶻ𖤍ᴹᴿˢ᭄𝓐𝔂⃝❥AyJinda❀∂я

🔥⃞⃟ˢᶠᶻ𖤍ᴹᴿˢ᭄𝓐𝔂⃝❥AyJinda❀∂я

dasar kowe Sul di kandani koh angel temen tobat lah Sul Sul

2023-07-13

1

🔥⃞⃟ˢᶠᶻ𖤍ᴹᴿˢ᭄𝓐𝔂⃝❥AyJinda❀∂я

🔥⃞⃟ˢᶠᶻ𖤍ᴹᴿˢ᭄𝓐𝔂⃝❥AyJinda❀∂я

denger tuh mau kamu penyakitan kaya gambar yang ada di bungkus rokok

2023-07-13

1

🔥⃞⃟ˢᶠᶻ𖤍ᴹᴿˢ᭄𝓐𝔂⃝❥AyJinda❀∂я

🔥⃞⃟ˢᶠᶻ𖤍ᴹᴿˢ᭄𝓐𝔂⃝❥AyJinda❀∂я

wah dah hapal saja kamu Bud hebat ey

2023-07-13

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 "Pengenalan Tokoh dan Awal Pertemanan"
2 BAB 2 "Ketemu Senior Galak"
3 BAB 3 "Candaan Malam"
4 BAB 4 "Musuh Alam Mulai Muncul"
5 BAB 5 "Ndaftar UKM"
6 BAB 6 "Weladalah! Ada Aja Masalahnya"
7 BAB 7 "Malam Minggu"
8 BAB 8 "Jiwa Para Penjelajah"
9 BAB 9 "Akar Permasalahan Lingkungan"
10 BAB 10 "Kunjungan Desa Kranji"
11 BAB 11 "Perencanaan Bank Sampah"
12 Bab 12 "Warga Desa Mulai Aktif Mengumpulkan Sampahnya"
13 BAB 13 "Buat Dan Jual"
14 BAB 14 "STOP! Penebangan Liar"
15 BAB 15 "Hemat Listrik Dan Air Itu Penting"
16 BAB 16 "Kondisi Bumi Kita"
17 BAB 17 "Alam Di Landa Kebingungan"
18 BAB 18 "Marah Budi Padaku"
19 BAB 19 "Budi Dan Aku Baikan"
20 BAB 20 "Si Samsul Potek Ati dan Datangnya Saudara Onel"
21 BAB 21 "Liburan Semester"
22 BAB 22 "Kebakaran Hutan Pinus"
23 BAB 23 "Reboisasi"
24 BAB 24 "Kabar Angin Si Samsul Keluar Negeri"
25 BAB 25 "Badrol Si Perusuh Baru"
26 BAB 26 "Hari Bumi Sedunia"
27 BAB 27 "Camping"
28 BAB 28 "Prank Ala Frank dan Apesnya Geng Badrol"
29 BAB 29 "Gimana kabar Samsul???"
30 BAB 30 "Tugas Dadakan Ke Luar Kota"
31 BAB 31 "Memulai Kegiatan"
32 BAB 32 "Bank Sampah Diaktifkan Warga Protes"
33 Bab 33 "Balik Ke PWT"
34 BAB 34 "Bang Kris x Mba Lili"
35 BAB 35 "Frank Ditolak"
36 Bab 36 "Samsul Ikut Komunitas Pecinta Alam Di Singapura"
37 BAB 37 "Bang Kris dan Mba Lili Terciduk Lagi"
38 BAB 38 "Frank Sembuh Dari Patah Hati"
Episodes

Updated 38 Episodes

1
BAB 1 "Pengenalan Tokoh dan Awal Pertemanan"
2
BAB 2 "Ketemu Senior Galak"
3
BAB 3 "Candaan Malam"
4
BAB 4 "Musuh Alam Mulai Muncul"
5
BAB 5 "Ndaftar UKM"
6
BAB 6 "Weladalah! Ada Aja Masalahnya"
7
BAB 7 "Malam Minggu"
8
BAB 8 "Jiwa Para Penjelajah"
9
BAB 9 "Akar Permasalahan Lingkungan"
10
BAB 10 "Kunjungan Desa Kranji"
11
BAB 11 "Perencanaan Bank Sampah"
12
Bab 12 "Warga Desa Mulai Aktif Mengumpulkan Sampahnya"
13
BAB 13 "Buat Dan Jual"
14
BAB 14 "STOP! Penebangan Liar"
15
BAB 15 "Hemat Listrik Dan Air Itu Penting"
16
BAB 16 "Kondisi Bumi Kita"
17
BAB 17 "Alam Di Landa Kebingungan"
18
BAB 18 "Marah Budi Padaku"
19
BAB 19 "Budi Dan Aku Baikan"
20
BAB 20 "Si Samsul Potek Ati dan Datangnya Saudara Onel"
21
BAB 21 "Liburan Semester"
22
BAB 22 "Kebakaran Hutan Pinus"
23
BAB 23 "Reboisasi"
24
BAB 24 "Kabar Angin Si Samsul Keluar Negeri"
25
BAB 25 "Badrol Si Perusuh Baru"
26
BAB 26 "Hari Bumi Sedunia"
27
BAB 27 "Camping"
28
BAB 28 "Prank Ala Frank dan Apesnya Geng Badrol"
29
BAB 29 "Gimana kabar Samsul???"
30
BAB 30 "Tugas Dadakan Ke Luar Kota"
31
BAB 31 "Memulai Kegiatan"
32
BAB 32 "Bank Sampah Diaktifkan Warga Protes"
33
Bab 33 "Balik Ke PWT"
34
BAB 34 "Bang Kris x Mba Lili"
35
BAB 35 "Frank Ditolak"
36
Bab 36 "Samsul Ikut Komunitas Pecinta Alam Di Singapura"
37
BAB 37 "Bang Kris dan Mba Lili Terciduk Lagi"
38
BAB 38 "Frank Sembuh Dari Patah Hati"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!