Pasangan Muda

Pasangan Muda

Awal

Namaku Rya Tsania, Hari ini aku pergi ke sekolah seperti biasanya. Aku adalah siswi kelas dua belas di salah satu sekolah favorite di jakarta. Aku bergabung bersama teman-teman ku, aku terkenal cantik dan pintar namun sedikit tomboy.

Aku mudah bergaul dengan siapa saja karna aku senang punya banyak teman, aku bisa tertawa dan bercerita. Berbeda dengan suasana rumahku, orang tua ku selalu sibuk bekerja, kakak dan adik ku juga sibuk dengan dunia nya masing-masing.

Terkadang aku merasa seperti orang asing dirumah ku sendiri. Kami hanya bertemu di meja makan, saat jam makan tiba. itupun jika memang anggota keluarga sedang dirumah, terkadang kami tidak bertemu sama sekali karna setelah selesai aktifitas kami masuk ke kamar masing-masing.

Lama kelamaan aku menjadi bosan, aku semakin berani mencoba hal baru karna menurutku semuanya bebas saja, siapa yang peduli.

 

#Di sekolah

"Heyy!!" seseorang menepuk pundakku, aku menoleh menatap orang di belakangku dan ternyata itu Boy, teman ku yang selalu ada untukku. Boy adalah tempat ku berkeluh kesah, menceritakan semua beban di otakku.

"Hey, kemana aja baru nongol?" kata ku sambil menoleh dan menyunggingkan senyum tipis.

"Ada aja.. kenapa? lu kangen yaaaa?" dia tersenyum menggoda sambil memasang wajah so ganteng kepedean gitu.

"Dih apaan si lu, pede banget.." kata ku ketus sambil membereskan buku ke dalam tas.

"Fakta kali, penyakit ganteng gue kan Kronis jadi gak bisa di ganggu gugat haha." Sambil mencubit pinggang Rya pelan namun Rya hanya mengedik dan tidak menimpal candaan itu.

"Diem deh!!" Rya menepis tangan Boy yang usil mencubitnya.

"biasa aja kali sensi amat lg dateng belanda ya? hahaha."

Aku hanya menggelengkan kepala sambil sibuk dengan buku dan tasku.

" Udah makan belum? pulang bareng yuk.. kita makan di caffe X. gue yang telaktir." Boy membungkuk dan meraih pandanganya ke arah Rya yang sibuk tertunduk menutup tas nya.

"whaaa tumben ada angin apa nih.. Apaan sih lu senyum-senyum mulu gitu ish, bukanya ganteng malah serem tau!!"

"Dih di bilang memang ganteng, rugi amat sih mengakui.." Boy berdiri di samping Rya yang sudah menggendong ranselnya dan akan beranjak dari bangku nya namun Boy dengan sigap berdiri di depan Rya dan menahanya untuk pergi. "Marah-marah mulu tar cepet tua lho.. Gimana mau gak?" dia mencubit hidung Rya dengan gemas karna tidak menjawab pertanyaanya.

"Boy, lu kenapa sii godain gue mulu? gue lg gak mood bercanda!!" Nada bicara Rya meninggi dan langsung menyeringai memasang wajah kesal.

"Iya iya sorry, lagian daritadi lu manyun terus sih, gue cuma pengen ngehibur lu doang.. jelek tau.. Nih gini nih baru cakep.." Boy menarik dua ujung bibir Rya agar tersenyum

"Ish.." Rya menepis tangan usil Boy lagi.. "Sorry yaa gue jadi judes gini.. lu tau kan kalo gue gini berarti kenapa?"

"Its ok gue ngerti.. udah jangan manyun mulu, otewe yuk? laper nih.." Boy mengusap perutnya.

Aku mengangguk mengiyakan ajakan Boy. Dia menuntunku ke parkiran menuju mobil tanpa perduli dengan jutaan pasang mata yang selalu menatap ke arahnya.

Satu sekolah sudah tidak merasa aneh, sudah sejak lama mereka bergosip bahwa aku dan Boy berpacaran.

Bodo amat, aku gak merasa risih sama sekali..

Tak lama kemudian kita sampai di caffe X. aku tak berbicara sepatah kata pun sejak tadi, pandangan ku hanya melihat ke luar jendela saja.

.

.

.

#Di caffe

Setelah sampai di caffe kami langsung duduk dan memesan makanan. aku masi terdiam, mulutku seperti dikunci oleh pikiran ku yg sedang berantakan.

"heyy!!!" Boy menggoyangkan tanganku membuyarkan lamunanku.

"E-eh iya kenapa boy?" Rya memasang wajah bingung namun Boy hanya tertawa mengejek.

"daritadi gue liat muka lu kaya emak-emak yang lagi mikirin beras didapur habis tau gak!! hahaha" Boy masih tertawa dengan jokes recehnya itu.

"Please deh gak lucu!!" lagi lagi Rya menyeringai memasang wajah kesal.

"Kebiasaan deh kalo udah gini susah banget di bikin ketawanya.. hmm emang ada apa lagi sih? jangan dipikirin terus, ceritain aja gue siap dengerin kok." Boy tersenyum tipis menatap Rya dan mengusap punggung tangan Rya..

"Gue bosen sama hidup gue!" sambil menyilangkan tangan dan menarik tanganya yang sedang di genggam Boy.

"Maksud lo?"

"Lu tau kan keluarga gue gimana? Seakrang semuanya semakin monoton, gue bosen gue pengen suasana baru."

"Hmmm gitu.." Boy menyerap kalimat yang Rya lontarkan, kemudian sebuah ide muncul dikepalanya. Tenang aja yg penting sekarang lu makan dulu, abis itu gue sulap dan wujudin kemauan lu."

"Serius?"

Boy mengangguk dan tersenyum meyakinkan, sama hal nya dengan aku yang juga tersenyum menatap Boy, dia memang selalu dapat diandalkan.

.

.

.

Setelah selesai makan Boy mengajaku ke suatu tempat yang jauh sekali. Butuh beberapa jam untuk sampai karna kemacetan dan lain sebagainya.

"Huhh.." Rya menghembuskan nafasnya saat akhirnya tiba dikawasan puncak.

Boy membawa Rya ke sebuah villa milik mendiang kakek nya, villa yang cukup besar dan terawat. Kita langsung turun dan berjalan di halaman yang sangat luas.

"Gimana seneng gak gue ajak kesini?" dia tersemyum sambil mengusap rambutku.

"Keren, gue suka!!." aku tersenyum sambil melihat sekeliling.

"Duduk disana yuk.." sambil menunjuk gazebo ditengah taman.

Aku mengangguk dan kita berdua pun berjalan bersamaan menuju gazebo tersebut.

"Capek gak mau gue gendong?" Boy menghentikan langkahnya dan melihat ku.

"dih gue masi bisa jalan sendiri Boy!" kataku jutek sambil melihat malas.

"Udah sini cepetan!! kapan lg coba gue mau gendong elu?!"

Kemudian dia membungkuk didepan ku sambil menarik tangaku. Aku hanya menuruti sambil menyunggingkan senyum tipis. dalam hati ku berkata, kenapa gue seneng banget kalo lagi sama boy. walaupun hanya hal kecil yg dia lakuin, tapi itu selalu manis buat gue.

"Badan lu enteng banget sih. berat badan lu turun lagi yak?"

"Gak tau, tapi sama sih gue juga ngerasa kurus banget sekarang. Padahal lu tau sendiri kan kalo gue doyan makan".

Boy terdiam dan terus berjalan menuju gazebo, kemudian kita sampai dan duduk bersama.

"Rya.."

"Heeemm.."

"Lu gausah pikirin apa yang gak perlu dipikirin, tanpa sadar lu ngerusak diri lu sendiri. liat deh muka lu keliatn tua, badan lu jd krempeng. itu semua gara gara lu mikir terlalu keras.." Kata Boy sambil menyisipkan rambut Rya di belakang daun kuping nya.

Aku hanya diam dan menatap pemandangan taman dengan tatapan kosong.

"Lu gaboleh ngerasa sendirian, gue selalu ada disini buat lu. Mulai sekarangjangan pernah jadiin apapun sebagai beban.. oke.." Boy menggoyangkan lengan ku dan membuat tatapan kami bertemu.

"Gue cuma mau kayak org lain Boy, keluarga gue utuh tapi gue ngerasa gak punya siapa-siapa. gue pengen punya suasana rumah selayaknya keluarga, gimana sih keluarga? gue punya keluarga kan?."

Aku menatap Boy dan berbicara sambil menahan emosi yg ingin meledak. Entah kenapa amarahku memanas jika bicara soal ini.

"Iya gue ngerti, tapi semua nya gak bakal selesai cuma dengan dipikirin. Yang ada tar lama lama lu bisa stress, depresi.. Amit amit dah gue punya temen cantik tapi gila haha." Boy terkekeh sendiri.

"Trus gue harus gimana?"

"Gue tau beban lu Rya, cuma gue gak mau ngeliat lu ngerasa terbebani. makanya gue selalu siap dengerin lu, nampung semua keluh kesah lu. se-enggak nya biar lu bisa berbagi, biar lu gak menanggung beban itu sendirian." Boy mengusap air mataku yang tiba-tiba menetes lalu memeluk ku.

"Lho kok mewek sih.. udah ah jangan nangis, jelek tau. nih gue ajarin gimana caranya ngeluarin power di dalam diri lu.. Mau gak?" Boy mengusap punggungku pelan, mencoba menenangkan ku.

"Sekarang lu duduk disitu. posisi meditasi lu tau kan? sekarang lu merem dan rileks serileks mungkin. tenang aja ini bukan hipnotis kok."

Aku hanya mengangguk mengiyakan. Setelah melakukan apa yang Boy katakan dan beberapa saat kemudian aku merasa sedang berada di dimensi lain.

Namun meskipun begitu aku masih bisa mengontrol kesadaranku. Tak lama kemudian aku mendengar suara, suara yg tak asing. Boy. yaaaa boy.

"Rya, sekarang lu dengerin gue. Didalam diri lu itu ada rya yg lain, coba deh lu ajak hati dan pikiran lu kerjasama. Panggil semuanya, kumpulin semua rasa itu. Sedih, sakit, kecewa, senang, bahagia. Ajak mereka buat ngumpul di diri lu. bersahabat lah dgn rasa yg ada di diri lu terutama sm senang dan bahagia."

Aku hanya mendengar dan melakukan apa yg boy katakan, aku melatih semua rasa yg ada didalam diriku dan yaa benar saja aku menjadi lebih baik. beban dikepala dan hatiku terasa lebih ringan.

Terpopuler

Comments

LanLan

LanLan

jutaan? emang satu sekolah bs diisi brp ratus siswa? 😅

2021-11-29

0

Anjar Real

Anjar Real

good

2021-06-09

0

Anjar Real

Anjar Real

good

2021-05-20

0

lihat semua
Episodes
1 Awal
2 Racun
3 Fly
4 Mang U
5 Mahkota
6 Jagung bakar
7 Bete
8 Rumah katanya
9 Toxic family
10 Dijenguk
11 Nginep aja
12 Ketahuan
13 Panik
14 Tegang
15 Siapa gue?
16 Sakit
17 Siapa kenapa kemana
18 Ke hotel
19 Mabuk
20 Ngungsi
21 Graduation
22 Mine
23 Dosa terindah
24 Tanda-tanda
25 Positif
26 Tanggung jawab
27 Minta restu
28 Manja
29 Manjaaa.
30 Bakso
31 Minta restuuu
32 Restu
33 Menjelang pernikahan
34 Pertemuan
35 Pernikahan
36 Malam pertama
37 Hidup baru
38 Ketakutan
39 Gelisah
40 Surat merah
41 Babymoon
42 Tik tok tik tok
43 Rumit
44 Problematika
45 Problematika 2
46 Tanda tanya
47 Trouble
48 Yagitudeh
49 Kemana
50 Drama
51 Bentak
52 Maaf
53 Senyuman
54 Makan malam
55 Kzl
56 kzl II
57 Menerka-nerka
58 Dine & Mytha
59 Dine & Mytha (2)
60 Labil
61 Hangout
62 dari Nol
63 Istana
64 strugle
65 -
66 perang dingin
67 Hidup dan mati
68 little Boy
69 New lyfe
70 Nama
71 Nama II
72 Planing
73 kafe
74 -
75 Melow
76 Aktifitas
77 Hayoooo
78 Hoyaa
79 Ea Ea
80 ({})
81 Gituan
82 Morning
83 ILMU
84 Ibu
85 Mertua
86 Mood
87 Awur-awur
88 -
89 Keadaan
90 Apa ajalah
91 End
92 Honeymoon
93 -
94 New lyfe
95 Mulai lagi
96 Tangis
97 Firasat
98 Papah
99 Pergi
100 Inpoh
101 Sebal
102 Gatot
103 Macan ternak
104 Ghibah
105 Kamu kenapa?
106 Spy katanya
107 Jeng jeng
108 Maafin
109 Pendarahan
110 Tidur
111 Kembali utuh
112 Usai
113 Epilog
114 Inpoh
Episodes

Updated 114 Episodes

1
Awal
2
Racun
3
Fly
4
Mang U
5
Mahkota
6
Jagung bakar
7
Bete
8
Rumah katanya
9
Toxic family
10
Dijenguk
11
Nginep aja
12
Ketahuan
13
Panik
14
Tegang
15
Siapa gue?
16
Sakit
17
Siapa kenapa kemana
18
Ke hotel
19
Mabuk
20
Ngungsi
21
Graduation
22
Mine
23
Dosa terindah
24
Tanda-tanda
25
Positif
26
Tanggung jawab
27
Minta restu
28
Manja
29
Manjaaa.
30
Bakso
31
Minta restuuu
32
Restu
33
Menjelang pernikahan
34
Pertemuan
35
Pernikahan
36
Malam pertama
37
Hidup baru
38
Ketakutan
39
Gelisah
40
Surat merah
41
Babymoon
42
Tik tok tik tok
43
Rumit
44
Problematika
45
Problematika 2
46
Tanda tanya
47
Trouble
48
Yagitudeh
49
Kemana
50
Drama
51
Bentak
52
Maaf
53
Senyuman
54
Makan malam
55
Kzl
56
kzl II
57
Menerka-nerka
58
Dine & Mytha
59
Dine & Mytha (2)
60
Labil
61
Hangout
62
dari Nol
63
Istana
64
strugle
65
-
66
perang dingin
67
Hidup dan mati
68
little Boy
69
New lyfe
70
Nama
71
Nama II
72
Planing
73
kafe
74
-
75
Melow
76
Aktifitas
77
Hayoooo
78
Hoyaa
79
Ea Ea
80
({})
81
Gituan
82
Morning
83
ILMU
84
Ibu
85
Mertua
86
Mood
87
Awur-awur
88
-
89
Keadaan
90
Apa ajalah
91
End
92
Honeymoon
93
-
94
New lyfe
95
Mulai lagi
96
Tangis
97
Firasat
98
Papah
99
Pergi
100
Inpoh
101
Sebal
102
Gatot
103
Macan ternak
104
Ghibah
105
Kamu kenapa?
106
Spy katanya
107
Jeng jeng
108
Maafin
109
Pendarahan
110
Tidur
111
Kembali utuh
112
Usai
113
Epilog
114
Inpoh

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!