Racun

@30 menit kemudian@

"Oke, sekarang buka mata lu tapi lu harus janji terutama sama diri lu sendiri buat ngebebasin pikiran lu.. lu harus bahagia Rya."

Aku menyerap setiap kalimat yg Boy katakan dan kemudian perlahan membuka mata. Aku mengerjapkan mata mencoba menyesuaikan cahaya yang menyeruak lalu aku menatap Boy dan tersenyum.

"Boy makasii banyak yaa, gue ngerasa lebih baik sekarang." ujar Rya sambil tersenyum.

Tak terasa hari sudah mulai gelap, langit terlihat mendung dan benar saja hujan pun turun.

"Ujanya gede baget, ayo cepet kita masuk!!" ucap Boy sambil menarik tanganku dan kita berdua pun lari menuju villa, karna hujan yang sangat deras kita berjalan sedikit menunduk dan menempatkan satu tangan didahi mencoba menembus pandangan dari air yg berjatuhan itu.

Tanpa sengaja Boy menabrak seseorang dan ternyata orang itu adalah mang udin si penjaga villa. dia terlihat sudah memakai mantel dan membawakan payung.

"Haduuuh den, maaf telat abis hujanya tiba tiba dan langsung deras gini." ucap mang udin sambil membuka payung dan memberikan nya kepada Boy.

"ia gapapa mang, yaudah ayo.. cepetan kita masuk.. kasian Rya kedinginan." ucap Boy sambil mengajaku lanjut berjalan.

Setelah sampai didalam villa, Boy menyuruh mang udin untuk menyiapkan makan malam, Kemudian Boy mengajaku ke lantai atas menuju kamar utama.

"Hmmm, ciaaaan.. Jadi basah, maaf yaa." ucap Boy sambil mengerucutkan bibir dan tertawa sok gemes.

"ia dingin tau, didalem ada alat mandi gak?" tanya Rya sambil memeluk tubuhnya sendiri.

"ada."

"air panas?"

"ada."

"baju?"

"ada gak yaaaaaaaa?"

Boy hanya menjawab asal setiap pertanyaanku sambil terus berjalan menuju kamar. Menyebalkan sekali. Sampai akhirnya kita berdua menemukan sebuah pintu yang besar dan kita berdua menghentikan langkah. Boy membuka kan pintu dan mempersilahkan ku masuk.

"tadaaaa here we are.. baju buat ganti ada dilemari, alat mandi ada didalem." ucapnya so asique.

"Alay!!" kataku judes.

"udah sana cepetan mandi tar masuk angin, gue nunggu dibawah ya.." ucap Boy sambil tersenyum dan seperti biasanya dia mengusap rambutku meskipun basah.Aku hanya membalas senyuman Boy lalu menutup pintu dan segera masuk kamar mandi.

.

.

.

Setelah selesai mandi aku melihat sekeliling kamar, terlihat mewah, rapi dan terawat. aku berjalan sambil sesekali melihat potret keluarga Boy.

Boy adalah anak dari seorang pengusaha sukses. Dia adalah anak tunggal, kekayaan sangat melimpah tapi dia termasuk orang yg baik hati. Boy mudah bergaul dengan siapa saja tanpa melihat class. tak salah bila di sekolah dia selalu jd sorotan apalagi dikalangan para siswi.

Aku terus berjalan menelusuri kamar itu, seolah terpana dengan desain kamarnya dan tanpa sadar aku belum berbusana, aku hanya mengunakan handuk yg melilit tubuhku.

Lalu detik selanjutnya aku mendengar suara ketukan pintu, siapa lg kalo bukan Boy? yaa, aku lupa mengunci pintu sehingga Boy langsung masuk begitu saja dan membuat ku terkejut.

"Aaaaaa!!!!" aku berteriak sambil menutupi dada dan bagian bawahku saking kaget, padahal kedua bagian itu sudah tertutupi handuk.

"Sorry-sorry gue cuma takut lu kenapa-napa.. Lagian lu mandi doang kayak umroh, lama banget!" ucap Boy sambil celingukan.

"Udah sana.. gue mau pake baju dulu!" ucapku mengusir Boy.

"Ia ia, cepetan yak.. makanan nya uda siap tuh, gue nunggu dimeja makan." ucap Boy sambil tersenyum lalu pergi keluar dan menutup pintunya lagi.

Setelah itu aku berjalan ke arah lemari dan membukanya. And What?!!! aku terkejut melihat baju-baju yg ada dilemari itu.

Bagaimana tidak? semuanya berbentuk dress dan sangat pendek, Banyak lingerie transparan juga. sementara aku bukan gadis feminim dan kurang menyukai itu. apa Boy sengaja mempersiapkan baju seperti itu? gumamku sendiri.

Namun apa boleh buat kalo aku gak mau memakai nya masa ia aku harus keluar mengenakan handuk saja? Akhirnya pilihan ku jatuh pada sebuah baju berwarna hitam lalu mengenakanya.

Aku terkejut melihat diri sendiri di cermin, karna ini kali pertama aku menggunakan baju seperti ini. Dress mini berwarna hitam yg hanya membalut dada sampai lutut dengan tali berukuran satu jari di bahu.. bagaimana bisa didaerah puncak seperti ini mereka menyediakan baju seperti ini? pikirku. Aku mencari lagi sesuatu untuk menutupi bahu dan lenganku. lalu aku menemukan sebuah blazer dan mengenakanya. Setelah berpakaian, aku hanya menyisir rambut lalu bergegas menuju Boy yg sudah sejak tadi menungguku di meja makan.

"Wooww.." ucap Boy sambil menatapku aneh.

"Kenapa? ada yg salah?" tanya ku sambil memperhatikan penampilanku juga.

"Kok lu jadi cantik banget? tumben mau pake baju cewek haha.." dia tertawa konyol, entah memuji atau mengejek yang jelas aku tidak perduli, sekarang ini aku lapar, aku ingin makan.

"Dih emang cewek kali! lu kira selama ini gue apa? shemale? hahaha" timpalku kepada Boy.

"Eh tapi gue serius, lu cantik pake ini.." ucap Boy sambil tersenyum menatapku.

"Lu abis makan tumis biyawak ya? atau kadal rica-rica? perasaan lu makin lama makin alay deh.." ucapku sambil tertawa.

"Kali ini gue serius Rya.. lu kan pengen suasana baru nih. coba deh mulai sekarang lu ubah penampilan lu. feminim gini bagus tau."

"Gue gak pede, ah..!"

"Kan belum dicoba! udah kita bahas nanti, sekarang kita makan dulu.. Cobain nih masakan istrinya mang udin.. gue jamin lu bakal ketagihan.." ucap Boy sambil memperlihatkan beberpa hidangan.

"Ia gue udah laper nih, lu malah ngoceh mulu!"

Kita berdua duduk berhadapan sambil melahap makanan yang disajikan istri mang udin itu, dan benar saja masakan itu memang sangat-sangat lezat, membuat keduanya kalap.

"Gimana? enak kan?" tanya Boy di sela acara mengunyah.

"Iya nih, enak banget.. Gue sampe nambah.." jawabku sambil mengambil lauk lagi.

"Jih, Lu kan emang doyan makan!" sinis Boy. "Btw lu bisa masak gak?" tambahnya.

"Bisaaa, masak aer." jawabku sambil tertawa.

"Gue nanya serius pea." ucap Boy sambil mendelik kearahku.

"Gue gak bisa masak, tar aja kalo gue uda nikah.. gue pasti jago masak, belajar bareng sama suami.." kataku asal sambil tersenyum kilas.

"Nikah?" tiba tiba Boy tersedak dan menatapku.

"Enak sih enak tp pelan pelan aja kali gak bakal gue abisin kok!" ucapku sambil memberikan segelas air minum.

"Ini bocah udah mikirin nikah aja. emang lu mau nikah muda?" tanya Boy sewot.

"Nggak juga sii, pacar aja gue gak punya. Trus mau nikah sama siapa? Gorila?" ucapku santuy.

Boy hanya tertawa mendengar celetukan ku. Kita berdua lanjut makan dan sesekali bercanda ringan. Lalu setelah selesai makan Boy mengajaku ke sebuah balkon dilantai atas, kita berdua nongki dan disuguhkan pemandangan indah yang semakin indah karena ditambah bintang-bintang yang berkilauan.

Seperti sebelumnya kita terus berbicara ke kanan ke kiri, bercanda tak tentu arah tp sungguh itu adalah sebuah perasaan yg tak aku dapatkan dari siapapun. yaa hanya dengan Boy.

Hanya dengan dia aku bisa tertawa terbahak bahak bahkan sampai perut ku sakit. Padahal aku berteman dekat dengan Boy baru hitungan bulan, berbeda dengn keluargaku. padahal mereka bersamaku sejak aku lahir, tp yaaa ah sudahlah. Aku tak ingin memikirkanya. Aku hanya ingin menikmati masa masa ini. tertawa, tertawa, tertawa..

Hari semakin malam dan udara semakin dingin, Boy mengajaku masuk kedalam.

"Masuk yuk, dingin." ucap Boy sambil memeluk dirinya dan menggosok-gosok kulitnya dan aku hanya mengangguk mengiyakan.

"Hmm.. Lu mau minum gak? gue punya anggur." ucap Bou sedikit berbisik.

"Jus anggur?" tanyaku dengan polos.

"hahaha.. ada ya gadis tomboy kayak lu tapi polos kaya pantat bayi! hahaha" Boy tertawa sebegitu ngakaknya atas pertanyaanku barusan.

"Terus apa? sumpah gue gak ngerti?" ucapku sambil menggaruk ceruk leher, ya karna aku memang benar-benar tidak mengerti maksud Boy.

"Ampuuuun deh, Lu tuh bener-bener yaa.." ucap Boy dengan seringai gemas. "Tunggu bentar, gue ambil dulu." tambahnya.

Aku hanya mematung menyaksikan punggung Boy yang perlahan menjauh. Aku belum mengerti apa yang sebenarnya Boy maksud. Lalu tidak lama kemudian Boy sudah kembali ke tempatku mematung tadi, terlihat Boy membawa beberapa botol minuman ditangannya.

Boy terlihat sibuk menata botol, gelas, membuka tutup botol dan menuangkan minuman itu kedalam gelas.

"Sini.." ajak Boy mengajakku duduk di karpet. "nih cobain.." tambahnya sambil memberikan gelas yang sudah diisi.

"Itu u apaan Boy? minuman rasa anggur?" tanyaku sambil memperhatikan minuman itu.

"Huuh.. dasar payah.. masa lu gatau? ini alkohol pea!" jawab Boy sambil mengisi gelas yang masih kosong.

"Alkohol? dih lu mau ngeracun gue yaa?" tanyaku sambil memasang ekspresi apa yaaa namanya😅

"Kalo mau ngeracun, gue ngasihnya sianida, bukan anggur!" jawabnya sambil mengambil toples berisi kacang kulit.

"Yaudah gue gak mau!!" ucapku sambil memalingkan wajah dan menekuknya mirip bocah yang merajuk.

"Gak usah so ngambekan gitu deh! jelek tau.. marah-marah mulu tar cepet tua! tenang aja ini cuma bikin lo relax kok, biar tidur lu nyenyak.." jelas Boy.

"Katanya kalo minum ini tar gue bisa gak sadar!?" tangaku lagi.

"Iya kalo lu minumnya segalon."

"Bener nih aman?"

"Djamin, pakek asuransi! haha."

Setelah berdebat cukup sengit akhirnya aku menyetujui untuk meminum minuman itu. Boy memberiku segelas anggur dan tanpa ragu aku langsung meminumnya dan astagaaaaa... rasanya aneh. Pahit, menyengat dan pokoknya gaenak.

Terpopuler

Comments

Nur Santri Sihaloho

Nur Santri Sihaloho

padahal minumannya gk enak,tapi orang kok doyan ya 🤔

2021-03-23

0

Ghea

Ghea

Berarti masih Enakan marjan ya Wkwkwkw

2020-11-16

0

Nayla Ramadhani

Nayla Ramadhani

crtanya ringan seringan kapas make up gua....

2020-09-09

0

lihat semua
Episodes
1 Awal
2 Racun
3 Fly
4 Mang U
5 Mahkota
6 Jagung bakar
7 Bete
8 Rumah katanya
9 Toxic family
10 Dijenguk
11 Nginep aja
12 Ketahuan
13 Panik
14 Tegang
15 Siapa gue?
16 Sakit
17 Siapa kenapa kemana
18 Ke hotel
19 Mabuk
20 Ngungsi
21 Graduation
22 Mine
23 Dosa terindah
24 Tanda-tanda
25 Positif
26 Tanggung jawab
27 Minta restu
28 Manja
29 Manjaaa.
30 Bakso
31 Minta restuuu
32 Restu
33 Menjelang pernikahan
34 Pertemuan
35 Pernikahan
36 Malam pertama
37 Hidup baru
38 Ketakutan
39 Gelisah
40 Surat merah
41 Babymoon
42 Tik tok tik tok
43 Rumit
44 Problematika
45 Problematika 2
46 Tanda tanya
47 Trouble
48 Yagitudeh
49 Kemana
50 Drama
51 Bentak
52 Maaf
53 Senyuman
54 Makan malam
55 Kzl
56 kzl II
57 Menerka-nerka
58 Dine & Mytha
59 Dine & Mytha (2)
60 Labil
61 Hangout
62 dari Nol
63 Istana
64 strugle
65 -
66 perang dingin
67 Hidup dan mati
68 little Boy
69 New lyfe
70 Nama
71 Nama II
72 Planing
73 kafe
74 -
75 Melow
76 Aktifitas
77 Hayoooo
78 Hoyaa
79 Ea Ea
80 ({})
81 Gituan
82 Morning
83 ILMU
84 Ibu
85 Mertua
86 Mood
87 Awur-awur
88 -
89 Keadaan
90 Apa ajalah
91 End
92 Honeymoon
93 -
94 New lyfe
95 Mulai lagi
96 Tangis
97 Firasat
98 Papah
99 Pergi
100 Inpoh
101 Sebal
102 Gatot
103 Macan ternak
104 Ghibah
105 Kamu kenapa?
106 Spy katanya
107 Jeng jeng
108 Maafin
109 Pendarahan
110 Tidur
111 Kembali utuh
112 Usai
113 Epilog
114 Inpoh
Episodes

Updated 114 Episodes

1
Awal
2
Racun
3
Fly
4
Mang U
5
Mahkota
6
Jagung bakar
7
Bete
8
Rumah katanya
9
Toxic family
10
Dijenguk
11
Nginep aja
12
Ketahuan
13
Panik
14
Tegang
15
Siapa gue?
16
Sakit
17
Siapa kenapa kemana
18
Ke hotel
19
Mabuk
20
Ngungsi
21
Graduation
22
Mine
23
Dosa terindah
24
Tanda-tanda
25
Positif
26
Tanggung jawab
27
Minta restu
28
Manja
29
Manjaaa.
30
Bakso
31
Minta restuuu
32
Restu
33
Menjelang pernikahan
34
Pertemuan
35
Pernikahan
36
Malam pertama
37
Hidup baru
38
Ketakutan
39
Gelisah
40
Surat merah
41
Babymoon
42
Tik tok tik tok
43
Rumit
44
Problematika
45
Problematika 2
46
Tanda tanya
47
Trouble
48
Yagitudeh
49
Kemana
50
Drama
51
Bentak
52
Maaf
53
Senyuman
54
Makan malam
55
Kzl
56
kzl II
57
Menerka-nerka
58
Dine & Mytha
59
Dine & Mytha (2)
60
Labil
61
Hangout
62
dari Nol
63
Istana
64
strugle
65
-
66
perang dingin
67
Hidup dan mati
68
little Boy
69
New lyfe
70
Nama
71
Nama II
72
Planing
73
kafe
74
-
75
Melow
76
Aktifitas
77
Hayoooo
78
Hoyaa
79
Ea Ea
80
({})
81
Gituan
82
Morning
83
ILMU
84
Ibu
85
Mertua
86
Mood
87
Awur-awur
88
-
89
Keadaan
90
Apa ajalah
91
End
92
Honeymoon
93
-
94
New lyfe
95
Mulai lagi
96
Tangis
97
Firasat
98
Papah
99
Pergi
100
Inpoh
101
Sebal
102
Gatot
103
Macan ternak
104
Ghibah
105
Kamu kenapa?
106
Spy katanya
107
Jeng jeng
108
Maafin
109
Pendarahan
110
Tidur
111
Kembali utuh
112
Usai
113
Epilog
114
Inpoh

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!