"Bapak!" Cassandra menoleh ke arah Abdul. Air matanya tak kuasa menetes di pipi. Dia merasa sudah mengecewakan ayahnya.
"Ada apa ini? Kenapa bapak-bapak dan ibu-ibu ngumpul di sini?" tanya Abdul. Dia heran kenapa semua warga berkumpul di Balai Warga. Apalagi ada Cassandra dan laki-laki asing yang duduk bersampingan.
"Pak Abdul, Cassandra tuh berzina di dalam mobil."
"Iya, kita semua saksinya."
"Betul!" Warga lainnya ikut membetulkan.
"Berzina? Tidak mungkin, Cassandra putriku anak baik-baik tidak mungkin berzina," elak Abdul. Tahu betul seperti apa putri kesayangannya. Cassandra anak sholeha dan baik hati tidak mungkin berbuat zina yang melanggar agama dan peraturan yang ada.
"Pak Abdul, kita semua melihat sendiri. Anak bapak ada di dalam mobil dengan laki-laki itu." Salah satu warga menjelaskan kronologis yang terjadi saat penggerebekan itu.
"Iya, sudahlah Pak Abdul jangan membela Cassandra. Jelas-jelas dia salah."
"Jangan tertipu dengan kepolosan Cassandra!"
"Iya betul!" Sorak seluruh warga. Mereka satu persatu memberi cemoohan. Tidak ada pujian yang dulu selalu diucapkan untuk guru cantik itu. Nila setitik rusak susu sebelanga. Kebaikan Cassandra selama ini hancur karena kesalahan satu malam yang tidak pernah diperbuat olehnya.
"Sudah-sudah bapak-bapak, ibu-ibu, tenang dulu. Biar Pak Abdul menjadi wali nikah Cassandra," ucap Pak RT berusaha menenangkan warga. Seketika warga kembali tenang.
"Cassandra, apa ini benar?" tanya Abdul pada putri kesayangannya itu. Dia menatap sendu anak gadisnya. Dia tidak percaya dengan apa yang dikatakan warga.
Cassandra mengelengkan kepalanya. Air matanya menetes di pipinya.
"Sudahlah Pak! Kita semua saksinya. Anak kita sudah berzina dengan laki-laki itu!" ucap Monika. Dia gemas ingin Cassandra segera menikah dengan Agam. Biar tidak ada lagi yang menghalangi langkah putrinya untuk menikah dengan Fahri.
"Iya Pak, semalam aku sendiri yang melihat kakak keluar rumah. Bahkan sampai pagi belum kunjung kembali. Ternyata ada di dalam mobil tanpa busana dan bermesraan dengan laki-laki yang bukan mahromnya," tambah Khanza. Hatinya begitu senang. Akhirnya dia bisa menjebak Cassandra dalam pernikahan paksa itu.
"Betul! Betul!" Warga kembali bersorak.
"Sudah-sudah!" Pak RT mendamaikan.
Abdul menundukkan kepalanya. Bukan malu tapi dia sangat kecewa. Putri yang selama ini selalu dibanggakannya sudah mencoreng kepercayaannya. Dan mempermalukan keluarganya di depan umum.
"Pak, semua ini tidak benar. Bapak percaya padaku kan?" ucap Cassandra. Dia sudah berusaha meyakinkan semua orang. Tapi tak satupun yang percaya pada penjelasannya. Cassandra berharap ayahnya percaya padanya.
Abdul mengepalkan tangannya. Gurat kesedihan mewarnai wajahnya.
"Pak!" panggil Cassandra.
"Kau harus menikah! Pertanggungjawaban perbuatanmu dan bertobatlah!" sahut Abdul.
Deg ...
Jantung Cassandra berdebar kencang. Ternyata ayahnya sendiri tidak percaya atas apa yang terjadi padanya. Padahal Cassandra sangat berharap dukungan dan kepercayaan ayahnya pada dirinya.
"Heh! Kau lihat! Ayahmu sendiri tidak percaya padamu. Dasar orang miskin!" ketus Agam. Dia memang kerap menghina Cassandra. Tapi dia percaya wanita miskin itu tidak mungkin melakukan perbuatan maksiat itu. Sebaliknya ayahnya sendiri tidak percaya padanya.
Mata Cassandra berlinang air mata. Mau tak mau dia harus menikah dengan Agam.
"Ya Allah apa ini takdir untukku? Jika benar, hamba ikhlas. Kuatkan lah hamba Ya Allah! Hamba hanya manusia lemah dan tak berdaya," batin Cassandra.
"Sial! Kenapa aku harus menikahimu?" gerutu Agam. Dia tidak bisa kabur apalagi menolak. Bisa babak belur diamuk massa. Agam hanya mengepalkan tangannya. Warga sudah duduk di balai warga. Mereka siap menyaksikan pernikahan dadakan itu.
"Sudah siap anak muda?" tanya Pak RT.
Agam hanya memalingkan wajahnya. Dia benar-benar terpaksa.
"Masa gak siap? Kau kan sudah nyoblos duluan. Kecuali dirimu golput dari awal." Salah satu warga berkomentar.
"Betul!" warga lain membenarkan.
"Sudah-sudah acara ini tidak akan berjalan lancar kalau bapak-bapak dan ibu-ibu tidak satu visi dan misi," ucap Pak RT.
Warga langsung diam.
"Ijab qobulnya akan dimulai. Harap tenang selama proses ini berlangsung agar tercipta kerukunan bermasyarakat dan bernegara!" ucap Pak RT.
"Hore!" Warga bersorak.
Agam terdiam. Seharusnya hari ini dia menikahi Elena. Tapi justru harus menikahi Cassandra. Wanita miskin yang ingin dilempar jauh dari hidupnya dan keluarganya. Justru akan jadi bagian terpenting dalam hidupnya.
"Nak Agam, kau ingin memberi calon istrimu mas kawin apa?" tanya Pak RT.
"Bunga bank."
"Kunci mobil."
"Rumah tiga lantai."
"Sudah-sudah jangan sebutkan impian kalian semua di sini!" Pak RT kembali menenangkan warga.
"Nak Agam, taruh mas kawinnya di atas meja!" titah Pak RT.
Agam terdiam. Kunci mobilnya ada di dalam mobil begitupun dompetnya. Mau tak mau dia mengeluarkan selembar uang seratus ribu yang terselip di kantong celananya.
"Itu, cukupkan untuk wanita miskin ini!" ucap Agam sambil menunjuk ke arah uang seratus ribu di atas meja.
"Cukup! Mas kawin harus diberikan dengan cara yang benar dan ikhlas. Berapapun asal tidak memberatkan. Menurut surat ..." Pak RT berceramah.
"Pak RT kapan akad nikah diselenggarakan? Kami mau ke pasar."
"Aku juga mau ke kantor. Sayang kalau dilewatkan."
Pak RT geleng-geleng kepala. Seharusnya ini acara menegangkan dan penuh harus kenapa jadi tontonan gratis.
"Silahkan Pak Abdul duduk di depan Agam!" titah Pak RT.
Abdul mengangguk. Dia duduk di depan Agam. Dua warga siap jadi saksi termasuk RT setempat.
"Nak Agam, ulurkan tanganmu!" titah Abdul.
Awalnya Agam malas tapi ultimatum warga yang akan memfoto, memvideokan dan menyebar luaskan pernikahan dadakan itu membuat Agam terpaksa menurut. Dia mengulurkan tangannya. Menyalami laki-laki paruh baya di depannya.
"Saya nikahkan dan kawinkan engkau Agam Maheswara bin Renaldi Maheswara dengan putriku Cassandra Ghania binti Abdul Aziz dengan mas kawin uang seratus ribu dibayar tunai," ucap Abdul.
"Saya terima nikah dan kawinnya Cassandra Ghania binti Abdul Aziz dengan mas kawin tersebut dibayar tunai," sahut Agam dengan lantang dan benar. Meskipun tangannya gemetaran karena menikah dengan wanita yang tidak dicintainya.
"Sah?" tanya Pak RT.
"Sah." Semua warga bersorak. Mereka senang akhirnya pasangan yang ditemukan di mobil sedang berduaan itu menikah juga.
"Alhamdulillah," ucap semua orang.
Semua warga mulai bubar. Mereka senang masalah pagi itu sudah selesai.
Cassandra menghampiri ayahnya. Dia duduk di depannya dan ingin mencium tangannya untuk minta maaf tapi ayahnya menampik tangannya.
"Ayah," ucap Cassandra.
"Sekarang kau sudah menjadi istrinya Agam. Tinggallah bersama suamimu!" sahut Abdul.
"Tapi ayah, aku ingin tinggal bersama ayah. Aku ..." Cassandra merasa ayahnya kecewa padanya.
"Jangan pulang ke rumah lagi kecuali kau hanya bertamu! Sekarang kau istrinya Agam. Ikutlah bersamanya kemanapun! Dia imammu sekarang. Jangan kecewakan aku lagi!" ujar Abdul. Matanya berkaca-kaca. Dia benar-benar kecewa bukan main.
Cassandra terdiam. Kepalanya menunduk.
"Maafkan aku ayah," ucap Cassandra.
Abdul tidak menjawab permintaan maaf Casandra.
"Ayo Pak kita pulang! Aku malu di sini. Semua orang mempermalukan keluarga kita," ucap Monika.
"Iya Pak, kehormatan keluarga kita benar-benar tercoreng. Aku sampai malu untuk keluar rumah dan bertemu orang lain. Padahal bukan aku yang berzina," tambah Khanza.
Abdul hanya diam. Dia bangun dan meninggalkan tempat itu.
"Pak!" panggil Cassandra.
Abdul tak menggubris. Dia meninggalkan tempat itu bersama Monika dan Khanza. Tinggal Cassandra dan Agam di balai warga.
"Pernikahanku," ucap Agam. Dia baru ingat hari ini dia akan menikahi Elena. Bergegas Agam bangun. Dia meninggalkan tempat itu. Namun Cassandra mengikutinya.
Agam menghentikan langkah kakinya dan menoleh ke belakang.
"Untuk apa kau mengikutiku?" tanya Agam.
"Sekarang aku istrimu. Kemanapun kau pergi aku akan ikut," jawab Cassandra.
Agam membuang nafas gusarnya. Dia lupa kalau Cassandra sekarang istrinya. Dia mengepalkan tangannya dan berbalik.
"Aku akan menceraikanmu. Lagi pula kita tidak selevel. Aku akan memberi uang tunjangan perceraian. Bereskan?" ujar Agam.
"Aku tidak ingin bercerai! Aku tidak butuh tunjangan!" tegas Cassandra.
Agam mendekati Cassandra dan menatap wajah sendunya.
"Kau itu miskin. Seharusnya kau tahu aku tidak mungkin menikah dengan wanita miskin!" sahut Agam.
"Siapa bilang? Kita sudah menikah. Dengan begitu aku harus mengikutimu kemanapun dan berada di sisimu sampai kapanpun," jawab Casandra. Meski tidak cinta tapi takdir sudah menjadikan mereka suami istri.
"Kau gila? Sebelumnya kau itu calon istri adikku. Apa kata keluargaku kalau aku membawamu sebagai istriku?" ujar Agam. Dia benar-benar menjilat ludahnya sendiri. Agam mengacak rambut di kepalanya.
"Aku akan tetap ikut!" tegas Cassandra. Ayahnya akan semakin marah kalau Cassandra pulang ke rumah. Dia harus mengikuti pesan ayahnya.
"Kau suka padaku? Oh ..., jangan-jangan targetmu sebenarnya aku bukan adikku?" sahut Agam.
Cassandra hanya diam. Dia tidak punya harapan selain bersama Agam.
"Aku akan kehilangan segalanya kalau membawa wanita sepertimu pulang ke rumahku," ucap Agam.
Cassandra hanya diam. Dia juga sudah kehilangan segalanya karena kejadian ini.
"Lebih baik kita bercerai. Kau bisa hidup bahagia dengan laki-laki yang selevel denganmu. Dan aku pun begitu. Jangan serakah! Aku tahu kau miskin dan ingin kaya dengan cara instan," ujar Agam.
Cassandra terdiam. Dia sudah tidak peduli makian Agam.
"Aku yakin kalau aku miskin belum tentu kau mau denganku. Paling kau akan meninggalkanku dan mencari laki-laki kaya untuk menjadi suamimu," celetuk Agam.
"Aku akan tetap bersamamu," jawab Cassandra.
Agam terkejut dengan jawaban Cassandra.
"Sepertinya aku yang gila. Menikahi gadis miskin sepertimu," ucap Agam. Dia kembali berjalan ke depan. Meninggalkan tempat itu. Cassandra tetap mengikuti Agam di belakangnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
manda_
jahat bgt si agam nanti kamu bucin loh
2023-02-01
1
🌷💚SITI.R💚🌷
setelah menikah sm casandra apa agam akan tetap nikah sm elena..jangan smp casandra di poligami ya thoor kasian..
2023-01-15
0
Far~ hidayu❤️😘🇵🇸
lanjutin
2023-01-14
0