Matahari mulai terbit. Cahayanya masih hangat kuku. Begitupun suara burung-burung bersiul silih berganti. Udara yang berhembus terasa menyejukkan, membuat siapapun masih ingin terlelap di dalam selimut tebal. Memejamkan mata dan bermalas-malasan. Namun pada kenyataannya segala aktivitas mulai dilakukan. Dari pergi ke kantor, berbelanja di pasar, berangkat ke sekolah, senam pagi, dan aktivitas lainnya.
Pagi itu beberapa warga sudah heboh mengerumuni mobil hitam yang terparkir di depan rumah yang berada di ujung gang. Mereka geram dengan dua orang yang ada di dalam mobil. Rasanya ingin segera mengarak mereka berdua. Untung saja ada Pak RT yang sudah ada di tempat itu berusaha menenangkan amuk massa itu.
Di dalam Cassandra baru saja membuka matanya. Dia masih belum sadar sepenuhnya, Cassandra mengumpulkan tenaga dan kesadarannya. Dia merasa aneh saat kedua netranya menatap ke sekelilingnya. Dia berada di dalam mobil. Saat Cassandra menoleh ke samping dia melihat seorang lelaki tampan sedang memeluknya. Kemudian kedua netranya menoleh ke bawah. Tubuhnya sudah tidak mengenakan baju tidur. Hanya celana dan baju bagian dalam yang masih terpasang rapi.
"Aaaaaa ...! Cassandra berteriak. Terperanjat melihat dirinya dan lelaki di sampingnya dalam posisi dan keadaan yang memalukan.
Seketika Agam terbangun mendengar teriakkan Cassandra. Matanya terbelalak mendapati dirinya memeluk wanita yang tampak seksi. Spontan Agam langsung melepaskan tangannya. Begitupun Cassandra yang menjauh dari tubuh Agam. Mereka berusaha mengambil pakaian mereka. Menutup bagian yang terbuka.
"Cassandra!" ucap Agam Dia tidak menyangka wanita berambut panjang dengan tubuh seksi itu Cassandra. Wanita yang sempat dihina dan dicaci maki olehnya.
Namun Cassandra hanya menangis dan berusaha memakai pakaiannya kembali. Dia terlihat malu dan merasa bersalah dengan apa yang sudah terjadi. Sesekali beristighfar. Dia merasa sangat berdosa. Auratnya sempat dilihat Agam. Cassandra benar-benar merasa sangat malu pada Allah.
Di luar bapak-bapak dan ibu-ibu mulai sulit ditenangkan Pak RT. Mereka mulai mengedor-gedor mobil. Meminta keduanya ke luar dari dalam mobil.
"Sial, ada apa lagi ini?" Agam kesal. Mengacak rambutnya dengan jemari tangannya. Tak hanya keadaan di dalam yang membingungkan dan memalukannya, keadaan di luar mobil juga di luar dugaan. Terlihat warga marah dan kesal dengan apa yang terjadi pada dirinya dan wanita di sampingnya.
"Kenapa jadi begini?" keluh Agam dengan suara pelan. Dia tidak tahu kenapa semua itu terjadi padanya. Benar-benar sesuatu yang tak pernah dibayangkan olehnya.
Sementara itu warga mulai berteriak memanggil mereka untuk ke luar. Mereka terus mengedor-gedor mobil dan menengok ke dalam.
"Ke luar kalian!"
"Pasangan mesum! Gak tahu malu!"
Khawatir warga akan anarkis, mereka berdua memutuskan ke luar. Warga langsung menangkap tangan Agam dan Cassandra. Seakan mereka pelaku kejahatan.
"Astagfirullah, Cassandra." Seorang ibu-ibu mengelus dadanya saat mengetahui yang mesum di dalam mobil itu Cassandra. Orang yang dianggap soleha dan menjadi panutan banyak orang.
"Huh! Guru kok mesum!" Salah satu warga kecewa. Selama ini selalu menghormati Cassandra sebagai guru teladan.
"Malu-maluin keluarga, mau ditaruh di mana muka ibu, Cassandra!" Monika mulai bersandiwara. Seolah dia baru tahu kalau Cassandra berbuat mesum.
"Maafkan aku Bu, tapi aku gak tahu kenapa ada di dalam mobil itu," ucap Cassandra menjelaskan. Dia benar-benar tidak tahu kenapa bisa di dalam mobil bersama seorang laki-laki.
"Ya ampun banyak alasan. Semua orang mesum pasti mengelak." Salah satu warga ikut berpendapat.
"Iya-iya bener," seru beberapa warga. Kebanyakan yang ketahuan mesum memang selalu mengelak disebut mesum.
"Kak, aku gak nyangka kakak mesum di dalam mobil. Selama ini aku selalu berpikir kakak tuh baik." Khanza berbicara seolah baru tahu apa yang dilakukan Cassandra. Padahal dialah dalang dibalik jebakan mesum itu.
"Khanza, semalamkan kamu tahu kakak ada di dalam kamarkan? Kakak mengoreksi tugas anak-anak, iyakan?" Cassandra tahu betul semalam Khanza sempat ke kamarnya dan melihat apa yang dilakukannya.
"Aku gak tahu tuh, bukannya semalam kakak ke luar ya setelah mengoreksi tugas anak-anak." Khanza membalikkan pertanyaan Cassandra. Membuat sebuah fitnah yang menjatuhkannya.
"Tuhkan udah ketahuan mesum masih aja gak ngaku."
"Iya. Arak aja!" Salah satu warga memberi usul sambil menunjuk ke arah dua orang yang ada di tengah-tengah kerumunan warga.
"Arak keliling kota! Arak keliling kota!" seru beberapa orang sambil mengacungkan tangannya naik turun ke udara.
Warga mulai ricuh. Satu per satu mengeluarkan perkataan kasar pada kedua pasangan yang dianggap mesum itu.
"Bapak-bapak, ibu-ibu, aku tidak berbuat mesum dengan Cassandra. Malah aku bingung kenapa Cassandra ada di mobilku," ujar Agam. Dia berusaha membela dirinya. Dia tahu betul semalam menuju arah pulang dan entah kenapa satu mobil dengan Cassandra.
"Mesum-mesum aja Mas, gak usah banyak alasan." Salah satu warga menyanggah ucapan Agam.
"Iya, paling situ pacarnya Cassandra. Makanya mesum di dalam mobil." Warga lainnya ikut menambahkan pendapat temannya.
"Sudah-sudah bapak-bapak, ibu-ibu, tenang dulu!" ujar Pak RT yang berusaha menenangkan warga yang mulai tak sabaran. Mereka ingin menghukum kedua pasangan yang mesum di perumahannya.
"Arak! Arak! Arak!" Warga berteriak kencang. Sebagian memvideokan kedua orang yang dianggap mesum untuk sebuah konten. Ada juga yang hanya jadi penonton dan penggosip.
Beberapa warga yang ricuh melempar kacang dan gorengan ke arah Cassandra dan Agam.
"Aw!" keluh Cassandra berusaha menutup wajahnya. Melihat itu Agam tak tega meskipun dia malas peduli. Dia maju ke depan menghalangi tubuh Cassandra dari kacang dan gorengan yang mengarah pada wanita berhijab itu.
Pluuuk ... pluuuk ... pluuuk ...
Agam terkena kacang dan gorengan yang mengarah padanya. Cassandra yang merasa tidak ada lagi kacang dan gorengan mengenai tubuhnya membuka tangannya. Dia melihat Agam di depannya.
"Agam," ucap Cassandra.
Laki-laki tampan dengan sikap arogan itu diam. Membiarkan warga menghakiminya.
"Sabar-sabar bapak-bapak, ibu-ibu semuanya, kita tidak bisa main hakim sendiri. Negara kita negara hukum. Kita selesaikan masalahnya dengan kepala dingin." Pak RT kembali menenangkan warga. Dia tahu warga bisa saja berbuat anarkis dan sesuka hatinya.
"Kalau gitu nikahin aja Pak, biar gak mesum lagi." Salah satu warga memberi usul.
"Iya, kalau nikah mereka gak berzina seenaknya lagi, udah halal mau sepuasnya juga." Warga lainnya menambahkan.
"Iya Pak RT nikahin aja."
"Nikahin! Nikahin! Nikahin!" Semua warga kompak menyuarakan hal yang sama. Mereka ingin Agam dan Cassandra dinikahkan agar tidak berbuat mesum lagi.
"Tidak, aku tidak mau!" elak Agam dengan suara keras. Dia tidak mau menikahi Cassandra karena hari ini dia akan menikahi Elena. Lagi pula seperti menjilat ludahnya sendiri kalau dia menikah dengan Cassandra.
"Huh! Mau enaknya doang gak mau tanggungjawab." Salah satu warga berseru pada Agam yang dianggap tak ingin bertanggung jawab.
"Pak RT, saya tidak mungkin menikah dengan Agam. Saya akan menikah dengan Fahri," ucap Cassandra menatap Pak RT yang berdiri di depannya. Seminggu lagi Cassandra akan menikah dengan Fahri tak mungkin dia menikah dengan Agam.
"Huh!" Warga berseru dengan ucapan Cassandra yang beralasan akan menikah dengan Fahri.
"Kak, kasihan Fahri kalau tahu seperti apa kakak," sahut Khanza sambil memangku tangannya.
"Iya, mau nikah kok udah nyoblos duluan sama orang lain." Salah satu ibu paruh baya menyindir Almira.
"Kasihan Fahri ya kalau jadi sama Cassandra, dapet sisaan." Ibu-ibu lain ikut nimbrung berpendapat sesuka hatinya.
Cassandra menggeleng. Semua orang memfitnahnya. Meskipun dia sendiri tidak tahu apa yang sudah terjadi semalam padanya. Dia juga tidak merasa melakukan yang dilarang oleh agama.
"Khanza percayalah kakak tidak melakukan hal seperti ini." Cassandra berusaha meyakinkan adi tirinya. Dia merasa tidak seperti apa yang dikatakan orang-orang padanya.
"Udah Pak RT jangan kelamaan, kita geram." Warga mulai tak sabaran. Jika dibiarkan semakin marak orang berzina dimana saja.
"Iya Pak RT, bawa ke Balai Warga. Nikahin di sana!" Warga lainnya menambahkan usulannya.
"Betul." Warga lainnya setuju.
"Baiklah bapak-bapak, ibu-ibu, dua orang ini kita bawa ke Balai Warga." Pak RT terpaksa mengambil keputusan sebelum warga memanas dan main hakim sendiri.
Akhirnya Agam dan Cassandra dibawa ke Balai Warga. Sebuah pendopo yang digunakan warga untuk bermusyawarah. Agam dan Cassandra duduk bersama. Mereka menatap penghulu yang ada di depannya. Sebuah meja kecil membatasi keduanya dengan penghulu.
"Siapa namamu anak muda?" Penghulu menanyakan identitas Agam secara lengkap.
"Agam Maheswara." Agam menjawab dengan datar.
"Sudah menikah sebelumnya?"
"Belum." Agam menjawab singkat. Pikirannya sudah makin kacau. Semuanya dadakan membuatnya bingung.
"Baik, selanjutnya siapa namu Nona?" Penghulu menanyakan identitas Cassandra.
"Cassandra Ghania." Cassandra a menjawab sambil menunduk. Dia tertekan dengan keadaan yang menyudutkannya. Sampai Cassandra tidak bisa membela diri.
"Sudah menikah sebelumnya?"
"Belum." Cassandra menjawab singkat. Tanpa sadar air matanya menetes ke lantai.
"Baiklah. Kalau begitu kalian bisa menikah, tinggal menunggu ..." Baru penghulu mau meneruskan perkataannya tapi suara terdengar memanggil calon pengantin wanita.
"Cassandra!" Seorang laki-laki paruh baya berdiri melihat semua warga mengerumuni Cassandra dan seorang lelaki yang duduk di sampingnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
manda_
lasihan bgt nasipnya casandra
2023-02-01
1
🌷💚SITI.R💚🌷
kasian casandra smg ini semua menjadi awal kebahagiaan dan kesulsesan kamu ya casandra walau yg pastiy ujiany tdk mudah..lanjuut
2023-01-15
0
🌷💚SITI.R💚🌷
typo lg..fokus say sm nama²y..😁
2023-01-15
0